360 likes | 729 Views
AGAMA ISLAM III (Rekonstruksi- Ilmu). Dr.Ir. H. Soedarsono, M.Si. Dosen F Teknik Unissula. MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN.
E N D
AGAMA ISLAM III(Rekonstruksi- Ilmu) Dr.Ir. H. Soedarsono, M.Si. Dosen F Teknik Unissula
MUKJIZAT ILMIAH DALAM AL-QUR’AN • I’jaz (mukjizat) secara etimologi dari kata al I’jaz merupakan masdar (abstract noun) dari kata a’jiza yang berarti mengungguli, Mukjizat menurut para ulama adalah suatu yang luar biasa dan tidak tertandingi. • Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuai berdasarkan sifat atau hakikatnya. Dengan sifat yang dicari bisa terungkap dengan jelas, yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah ilmu yang eksperimental. • Mukjizat ilmiah adalah pemberitaan Al-Qur’an tentang hakikat sesuatu yang dapat dibuktikan oleh ilmu eksperimental dan belum tercapai kesemuanya krena keterbatasan sarana manusia pada jaman Rasullullah
Ilmu Allah bersifat universal dan kebenaran yang mutlak ilmu manusia terbatas dan kebenarannya bersifat relatf. KAIDAH-KAIDAH KAJIAN MUKJIZAT ILMIAH • Tidak mungkin terjadi pertentangan antara yang pasti dari wahyu dan yang pasti dari ilmu eksperimental, apabila terjadi pertentangan pasti ada kesalahan dari menentukan kepastian salah satunya.
Nash-nash wahyu diturunkan lafaz yang luas yang mencakup segala konsep yang benar dalam topik yang terus menerus muncul dari lain generasi ke generasi selanjutnya. • Apabila terjadi pertentangan antara nash yang pasti dengan teori ilmiah maka teori itu harus ditolak, tetapi apabila terjadi kesesuaian maka nash merupakan pedoman atas kebenaran teori tersebut.
AL-QUR’AN MERANGSANG PERKEMBANGAN IPTEK • Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari bumi (tanah) agar manusia memakmurkannya. • “….Dialah telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) oleh menjadikanmu pemakmurnya” (Qs 11, 61). • Adam sebagai khalifah Allah untuk mengelola dunia dibekali dengan ilmu memahami sifat-sifat alam (science)
“ Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakan pada malaikat, lalu berfiman “Sebutkanlah kepadaku nama benda-benda atau jika kamu orang-orang yang benar (Qs 2, 31) Berdasarkan pemahaman itu umat Islam organisasi pertama sampai abad ke-5 Hijriah melakukan eksperimental science atau mengadakan penelitian dari Tobiah, (kealaman).
SUNATULLAH. (Ada yang tidak yang diwahyukan dan yang diwahyukan) • Sunatullah tidak diwahyukan prosesnya tidak melibatkan manusia. Ada tiga sifatnya yaitu: • Exact (Qs 25: 2 dan 65: 3) • Immutable (Qs 6: 115 dan 17: 77) • Obyektive (Qs 21: 115) • Sifat sanutullah Exact (pasti) Sifat alam yang pasti memberikan kemudahan bagi manusia untuk membuat rencana berdasarkan perhitungan. Misalnya titik didih 1000 C, grafitasi siklus hidrologi, fotosintesis dll.
Sifat sunatullah immutable (tidak berubah-ubah). • Dengan sifat sunatullah yang tetap, seorang ilmuwan dapat memperkirakan dan merencanakan setiap fenomena alam yang akan terjadi, setiap pakar IPTEK mudah memahami karena sifat alam yang konsisten. • Sifat sunatullah obyektif (tidak memihak) • Dapat kata tahawi siapa yang mematuhi sunatullah akan sukses sedangkan yang melangar atau tidak mengikuti sunatullah secara konsiste akan gagal. Misalnya sifat tangkal petir (lightning orrester). • Al-Qur’an bukan hanya menjadi inspirasi permasalahan IPTEK melainkan juga dapat mengilhami jawaban atau penjelasan ilmiah. Ada dua pendekatan antara Al-Qur’an dan temuan IPTEK, yaitu pendekatan ke hulu dan ke hilir.
Al-Qur’an TI TI TI TI Pendekatan ke hulu • TI: Temuan IPTEK
D C E Al-Qur’an B F * Permasalahan * Pernyataan * Peradikian * Epestimologi A Pendekatan ke hilir
Sunatullah yang diwahyukan. • Cirinya melibatkan manusia dan time responya panjang. Oleh karena itu banyak ayat dalam Al-Qur’an manusia diminta mempelajari sejarah masa lampau sebagai bahan perbandingan untuk menyakinkan manusia akan kebenaran hukum-hukum Allah (oils: QS 3; 173-138)
“Sesungguhnya telah berlaku sebelum kamu sunah Allah, karena itu berjalanlah di muka bumi dan perhatikan orang-orang yang mendustakan (rosul-rosul) Al-Qur’an ini adalah penerang bagi manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang taqwa (QS 3; 137-138)
Sebagai contoh sunatullah yang diwahyukan antara lain surat Nur ayat 58 dan 59 yang menunjukan agar setiap orang tua mendidik anak mereka yang di bawah umur, agar meminta ijin setiap kali akan masuk kamar tidur orang tua mereka pada tiga masa (sebelum sesudah, saat meninggalkan pakaian dan setelah isak).
AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN DAN KEALAMAN Surat Al Anbiya’ 30 :
Surat Yunus , 101 : Surat Al Qomar , 49 :
Surat Adz Dhariyat 47 : Surat Fushshilat 53 :
Ibnu Abdil Barr Ibnu Uda
An Naml 88 : An Naba’ 6,7 :