170 likes | 468 Views
Pemanfaatan Informasi Iklim untuk Menyusun Strategi Budidaya Tanaman Pangan. Rizaldi Boer Laboratorium Klimatologi Departemen Geomet, FMIPA-IPB Bogor E-mail: rizaldiboer@yahoo.com HP: 0811117660. Pendahuluan.
E N D
Pemanfaatan Informasi Iklim untuk Menyusun Strategi Budidaya Tanaman Pangan Rizaldi Boer Laboratorium Klimatologi Departemen Geomet, FMIPA-IPB Bogor E-mail: rizaldiboer@yahoo.com HP: 0811117660
Pendahuluan • Keragaman hasil tanaman pangan dari musim ke musim sangat erat kaitannya dengan keragaman iklim • Perlu memahami faktor apa yang sangat mempengaruhi keragaman iklim • Kejadian iklim ekstrim di Indonesia sangat erat kaitannya dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscillation) • Data dari tahun 1844 menunjukkan bahwa telah terjadi kekeringan sebanyak 43 kali dan hanya 6 kejadian yang tidak berkaitan dengan El-Nino • Oleh karena itu, indikator ENSO sering digunakan dalam menduga dampak kejadian iklim ekstrim di Indonesia
Applikasi Informasi Iklim dalam Budidaya Tanaman Pangan • Untuk bisa memanfaatkan informasi ramalan iklim untuk menentukan strategi budidaya tanaman hortikultura terlebih dahulu harus memahami: • Sistem usahatani dan masalah iklim yang sering mempengaruhi usahatani tersebut • Langkah-langkah yang harus diambil sesuai dengan masalah yang dihadapi. Pengetahun tentang hal-hal berikut akan sangat membantu dalam menentukan langkah-langkah yang harus diambil seperti: • Memahami sifat musim yang mempengaruhi pemilihan strategi budidaya • Memahami bagaimana perubahan sifat iklim akan mempengaruhi pola tanam atau pertumbuhan tanaman Sifat iklim yang mempengaruhi hasil tanaman • Memahami faktor-faktor yang menentukan keragaman musim dan iklim dan mempelajari bentuk hubungannya
Risiko kekeringan (false rain atau AMH mundur) Risiko Banjir Risiko kekeringan/ Kebakaran Irigasi teknis padi bera padi Irigasi pedesaan/ Tadah hujan Sayuran/bera padi sayuran Palawija padi Sayuran/bera Sayuran/bera Jagung Jagung Lahan kering Memahami Bagaimana Iklim Mempengaruhi SUT • Bentuk risiko iklim di • Pola tanam lahan sawah • Padi-1 risiko terkena banjir di beberapa daerah (Jan-Feb) • Padi-2 risiko terkena kekeringan (AMK lebih cepat) • Jagung risiko terkena kekeringan (deret hari kering panjang awal MH) • Bentuk risiko iklim di • Pola tanam lahan kering • Jagung/kacang-kacangan • risiko terkena kekeringan • (deret hari kering pada • awal MH dan AMK lebih • cepat • Jagung risiko terkena • angin kencang (Jan-Feb)
DS rainfalls were far below normal Ganti Pola Tanam Prakiraan diberikan Contoh Applikasi Informasi Iklim: Kasus Indramayu Source: Boer et al., 2003
BENTUK INFORMASI IKLIM YANG DIBUTUHKAN • Waktu masuknya musim hujan (AMH) • Waktu masuknya musim kemarau atau akhir musim hujan (AMK) • Lama musim kemarau atau kemungkinan terjadinya deret hari kering panjang atau long dry spell yang akan meningkatkan risiko kebakaran
Contoh Analisis: Keragaman Awal MH dan Lama MH di Oekabiti, Kupang
Hubungan SOI September dengan Awal MH dan Lama MH di Oekabiti, Kupang Akhir Nov, Awal Des Lama MH: 4 bulan Apabila SOI September sekitar nol (normal) awal masuk musim hujan sekitar akhir November atau awal Desember. Apabila nilai SOI naik 10 dari nol, maka awal MH akan maju sekitar 11 hari, sebaliknya kalau turun 10, awal MH mundur sekitar 11 hari Apabila SOI September sekitar nol (normal) lama musim hujan diperkirakan sekitar 4 bulan (120 hari). Apabila nilai SOI naik 10 dari nol, maka lama MH akan lebih panjang sekitar 12 hari, sebaliknya kalau turun 10, lama MH akan lebih singkat 12 hari
Prediksi Peluang Awal Masuk MH dan Lama MH berdasarkan Fase SOI September di Oekabiti, Kupang • Apabila pada bulan September Fase SOI masuk kategori 1 atau 3 (El-Nino), maka peluang awal MH akan mundur menjadi besar dan lama MH relatif menjadi lebih singkat dibanding fase lain (normal atau La-Nina) • Sebaliknya apabila Fase SOI bulan September masuk kategori 2 dan 4 (La-Nina), maka peluang terjadinya MH yang lebih panjang lebih besar dibanding fase lain (normal atau El-Nino)
Hubungan Peluang Deret Hari Kering dan Hujan Bulanan p(x10) = 1/[1+exp(-0.26880+ 0.00745 X)] p(x 15) = 1/[1+exp(0.22913+ 0.00831 X)]
Memetakan wilayah kemungkinan terkena dampak dan langkah operasional yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya: Contoh Kasus Flores-NTT untuk pertanaman kedelai Sumber: Boer et al. (2000)
Periode Rawan Kebakaran: Bulan yang peluang kejadian DHK (>15) melebihi 50% • Pelaksanaan langkah antisipatif: • Menghindari penanaman MK • Membuat sekat-sekat bakar • Dan lain-lain
Penutup • Untuk bisa memanfaatan informasi iklim dalam menyusun strategi budidaya tanaman, sangat perlu memahami dengan baik hal-hal berikut: • Bagaimana sifat hujan mempengaruhi kegiatan usahatani • Apakah ada model yang andal yang dapat memprakiraan perubahan sifat musim/hujan • Wilayah mana saja yang sangat mungkin terkena dampak • Apakah sudah disiapkan atau tersedia cara, teknik atau metode untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyimpangan iklim tersebut • Bagaimana mekanisme kelembagaan dalam melaksanakan langkah-langkah antisipasi tersebut