280 likes | 853 Views
Apakah Etika Itu?. Ethos, Etika, dan Moral. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal memiliki sejumlah arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir Dalam bentuk jamak ( ta etha ) berarti: adat kebiasaan
E N D
Ethos, Etika, dan Moral • Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal memiliki sejumlah arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berpikir • Dalam bentuk jamak (ta etha) berarti: adat kebiasaan • Dari asal-usul kata-kata ini, “etika” berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan • Kata yang cukup dekat dengan “etika” adalah “moral”, yang berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores), yang juga bermakna: kebiasaan, adat
Tiga Makna Etika • Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya (“sistem nilai”) • Kumpulan asas atau normal moral (kode etik) • Ilmu tentang yang baik atau buruk (filsafat moral) • Moral sama dengan etika: Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya • Moralitas: sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk
Amoral dan Immoral • Amoral: tidak berhubungan dengan konteks moral, di luar suasana etis, non-moral • Immoral: bertentangan dengan moralitas yang baik, secara moral buruk, tidak etis • Jadi, kata amoral sebaiknya diartikan sebagai “netral dari sudut moral” atau “tidak memiliki relevansi etis”
Etika dan Etiket (1) • Etika berarti moral • Etiket berarti tata krama atau sopan santun • Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia • Etika maupun etiket mengatur perilaku manusia secara normatif • Artinya: memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan
Etika dan Etiket (2) • Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia; etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri • Etiket hanya berlaku dalam pergaulan; etika tidak tergantung pada kehadiran orang lain • Etiket bersifat relatif; etika jauh lebih absolut • Etiket bersifat lahiriah; etika menyangkut manusia dari segi dalam
Moralitas: Ciri Khas Manusia • Moralitas: ciri khas manusia yang tidak dapat ditemukan pada makhluk di bawah tingkat manusia • Keharusan alamiah dan keharusan moral • Hukum moral tidak dijalankan “dengan sendirinya” • Hukum moral merupakan semacam imbauan kepada kemauan manusia • Hukum moral mengarahkan diri kepada kemauan manusia dengan menyuruh dia untuk melakukan sesuatu • Keharusan moral adalah kewajiban • Moralitas selalu mengandaikan adanya kebebasan
Etika: Ilmu tentang Moralitas • Etika: ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas • Etika: ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral • Tiga pendekatan yang dipakai: • Etika deskriptif • Etika normatif • Metaetika
Etika Deskriptif • Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan, anggapan tentang baik-buruk, tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan • Etika deskriptif hanya melukiskan, tidak memberi penilaian • Etika deskriptif termasuk ilmu pengetahuan empiris, dan bukan filsafat
Etika Normatif • Etika normatif meninggalkan sikap netral dengan mendasarkan pendiriannya atas norma • Norma-norma yang diterima suatu masyarakat atau diterima seorang filosof berani ditanyakan: apakah norma-norma itu benar atau tidak? • Etika normatif bersifat preskriptif (memerintahkan), tidak melukiskan melainkan menentukan benar-tidaknya tingkah laku atau anggapan moral • Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktik
Etika Normatif: Etika Umum dan Etika Khusus • Etika umum memandang tema-tema umum, seperti: apa itu norma etis? Jika ada banyak norma etis, bagaimana hubungannya satu sama lain? • Etika khusus berusaha menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum atas wilayah perilaku manusia yang khusus • Dalam etika khusus, premis normatif dikaitkan dengan premis faktual untuk sampai pada suatu kesimpulan etis yang bersifat normatif juga → etika terapan • Contoh: • Dilarang keras membunuh manusia yang tidak bersalah • Abortus provocatus adalah pembunuhan terhadap manusia yang tidak bersalah • Jadi, abortus provocatus dilarang keras
Metaetika (1) • Hal yang dibahas bukan moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang moralitas • Metaetika seolah-olah bergerak lebih tinggi daripada perilaku etis, yakni taraf “bahasa etis” atau bahasa yang dipergunakan dalam bidang moral (etika analitis) • The is/ought question: apakah ucapan normatif dapat diturunkan dari ucapan faktual • Jika sesuatu ada atau sesuatu kenyataan (is: faktual), apakah dapat disimpulkan sesuatu harus atau boleh dilakukan (ought: normatif)
Metaetika (2) • Dengan menggunakan peristilahan logika dapat dapat ditanyakan juga apakah dari dua premis deskriptif bisa ditarik suatu kesimpulan preskriptif • Kalau satu premis preskriptif dan premis lain deskriptif, kesimpulannya pasti preskriptif • Contoh: • Setiap manusia harus menghormati orang tuanya (premis preskriptif) • Lelaki ini adalah orang tua saya (presmis deskriptif) • Jadi, lelaki ini harus saya hormati (kesimpulan preskriptif)
Konklusi • Pendekatan non-filosofis adalah etika deskriptif • Pendekatan filosofis bisa sebagai etika normatif dan bisa juga sebagai metaetika atau etika analitis • Dalam pendekatan normatif, diambil suatu posisi (standpoint moral) → terjadi dalam etika normatif (umum/khusus) • Dalam pendekatan non-normatif, si peneliti tinggal netral terhadap setiap posisi moral, terjadi dalam etika deskriptif dan metaetika
Hakikat Etika Filosofis • Pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain • Etika adalah refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku manusia sejauh berkaitan dengan norma • Etika: refleksi ilmiah tentang tingkah laku manusia dari sudut norma-norma atau dari sudut baik dan buruk • Etika adalah ilmu, tapi sebagai filsafat ia tidak merupakan suatu ilmu empiris
Peranan Etika dalam Dunia Modern • Ada tiga ciri menonjol dalam dunia modern, yakini: • Adanya pluralisme moral • Timbulnya masalah-masalah etis baru, terutama disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu biomedis • Kepedulian etis yang bersifat universal
Moral dan Agama • Di bidang moral kesepakatan antar-agama jauh lebih mudah tercapai daripada di bidang dogmatik (pendangan tentang Allah, tentang hubungan antara Allah dan dunia, dan seterusnya) • Munculnya sekularisasi • Dostoyevski: “Seandainya Allah tidak ada, semuanya diperbolehkan.” • Jean-Paul Sartre (1905-1980) menolak perkataan Dostoyevski itu • Tidak benar bahwa bagi orang yang tidak beragama semua diperbolehkan
Moral dan Hukum (1) • Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dituliskan dan secara kurang lebih sistematis disusun dalam kitab undang-undang • Norma moral lebih bersifat subyektif dan akibatnya lebih banyak “diganggu” oleh diskusi-diskusi yang mencari kejelasan tentang yang harus dianggap etis atau tidak etis • Hukum maupun moral mengatur tingkah laku manusia • Namun hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja (legalitas) • Moral menyangkut juga sikap batin seseorang (moralitas)
Moral dan Hukum (2) • Sanksi yang berasal dari hukum sebagian terbesar dapat dipaksakan • Norma-norma etis tidak dapat dipaksakan, sebab paksaan hanya mampu menyentuh bagian luar, sedangkan perbuatan-perbuatan etis justru berasal dari dalam • Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara • Moralitas didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi kalangan individu dan masyarakat • Masalah etika tidak bisa diputuskan dengan suara terbanyak • Moral menilai hukum, dan bukan sebaliknya