600 likes | 612 Views
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI Workshop Diseminasi Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi. DASAR HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI. Dr. H. Asep Iwan Iriawan , S.H., M.Hum. GORONTALO, MATARAM, SEMARANG, YOGYAKARTA, MAKASSAR. TEMPAT. MATERI TIPIKOR. TPK. AD HOC. KODIFIKASI. PMH.
E N D
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI Workshop DiseminasiPendidikanAntikorupsi di PerguruanTinggi DASAR HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI Dr. H.AsepIwanIriawan, S.H., M.Hum. GORONTALO, MATARAM, SEMARANG, YOGYAKARTA, MAKASSAR TEMPAT
MATERI TIPIKOR TPK • AD HOC • KODIFIKASI • PMH • UNCAC 2003 • KORPORASI • DISKRESI
TINDAK PIDANA KORUPSI Korupsi = Busuk, Rusak, Bejat, tidakjujur, amoral UU No. 31 Th. 1999 jo UU No. 20 Th. 2001 TIPIKOR Kepolisian, Kejaksaan, KPK PengadilanTipikor LP Sukamiskin, LP Sukamiskin
CIRI-CIRI KORUPSI DILAKUKAN LEBIH DARI SATU ORANG MERAHASIAKAN MOTIF, ADA KEUNTUNGAN YANG INGIN DIRAIH BERHUBUNGAN DENGAN KEKUASAAN/KEWENANGAN TERTENTU BERLINDUNG DIBALIK PEMBENARAN HUKUM MELANGGAR KAIDAH KEJUJURAN DAN NORMA HUKUM MENGKHIANATI KEPERCAYAAN
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI PENEGAKKAN HUKUM TIDAK KONSISTEN • PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN/WEWENANG • LANGKA NYA LINGKUNGAN YANG ANTI KORUP • RENDAHNYA PENDAPATAN PENYELENGGARA NEGARA • KEMISKINAN, KESERAKAHAN • BUDAYA MEMBERI UPETI • BUDAYA PERMISIF/SERTA MEMBOLEHKAN • GAGALNYA PENDIDIKAN AGAMA DAN ETIKA
ISI UUPTPK MATERIEL Pasal : 2, 3, 4, 5, 6 , 7, 8, 9, 10, 11, 12, 12B, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 38B FORMIL Pasal : 19, 20, 25, 26 , 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
TINDAK PIDANA KORUPSI KERUGIAN NEGARA • PERSONAL DAN INSTITUSIONAL • SUAP MENYUAP • PENGGELAPAN DLM JABATAN • Kepentinganumumterlayani • Negara tidakdirugikan • Tidakmenerimasesuatu • PEMERASAN • PERBUATAN CURANG • GRATIFIKASI • BENTURAN KEPENTINGAN DLM PENGADAAN
TP BERHUBUNGAN DENGAN TIPIKOR JenisTindakPidana Lain yang berkaitandengantindakpidanakorupsi : 1. Merintangi Proses pemeriksaanperkarakorupsi : - Pasal 21 2. Tidakmemberiketeranganataumemberiketerangan yang tidakbenar - Pasal 22 joPasal 28 3. Bank yang tidakmemberikanketeranganrekeningtersangka - Pasal 22 joPasal 29 4. Saksiatauahli yang tidakmemberiketeranganataumemberikanketeranganPalsu - Pasal 22 joPasal 35 5. Orang yang memegangrahasiajabatantidakmemberikanketeranganataumemberiketeranganpalsu - Pasal 22 joPasal 36 6. Saksi yang membukaidentitaspelapor - Pasal 24 joPasal 31
PERBUATAN MELAWAN HUKUM • Perbuatanhukum: perbuatan (kehendakdanpernyataankehendak) yang menimbulkanakibathukum (hakdankewajiban) • Perbuatanmelawanhukum: perbuatan yang bertentangandengantataperbuatanmasyarakatdanketertiban yang dikehendakihukum, sifatnyamerugikanmasyarakat • MelawanHukumUmum : Salah satuetemen yang terdapatdalamperbuatanpidana. Selainmelawanhukum, elemenperbuatanpidanatainnyaadatahmemenuhiunsurdelikdansifatdapatdicelanyaperbuatan. • MelawanHukumKhusus :Melawanhukumsebagaisyarattertulisuntukdapatdipidananyasuatuperbuatan. Biasanya kata "melawanhukum" ditulisdalamrumusandelik. • MelawanHukumFormil :Memenuhisemuaunsurdelik yang adadalamundang-undang. • MelawanHukumMateriil :Perbuatan yang otehmasyarakatdianggapsebagaiperbuatantercelameskipuntidakmemenuhiunsurdetik yang adadatamundang-undang.
UNCAC 2003 KRIMINALISASI • Bribery of national public officials (penyuapanpejabatpubliknasional) • Bribery of foreign public officials and officials of public international organizations (penyuapanpejabatpublikasingdanpejabatorganisasiinternasionalpublik • Embezzlement, misappropriation or other diversion of property by a public official (penggelapan, penyelewenganataupengalihankekayaan lain olehseorangpejabatpublik) • Trading in influence (memperdagangkanpengaruh) • Abuse of functions (penyalahgunaanfungsijabatanatauwewenang) • Illicit Enrichment (memperkayadirisecaratidaksah). • Bribery in the private sector (penyuapan di sektorprivat). • Embezzlement of property in the private sector (penggelapankekayaan di sektorprivat)
UNCAC 2003 LANDASAN HUKUM • Obstruction of justice (penghalanganjalannya proses peradilan) • Liability of legal persons (tanggungjawabbadan-badanhukum) • Prosecution, adjudication and sanctions (penuntutan, pengadilandansaksi-saksi) • Cooperation with law enforcement authorities (kerjasamadenganbadan-badanpenegakhukum).
KORPORASI SEBAGAI SUBYEK HUKUM PIDANA (1) Perbuatanpidanadapatdilakukanolehperorangandanolehbadanhukum (2) Apabilasuatutindakpidanadilakukanolehbadanhukum, makapenuntutanpidanajikadianggapperludapatdijatuhkanpidanadantindakan yang tercantumdalamUndang-Undangterhadap : 1) badanhukum; atau 2) terhadapmereka yang memerintahkanmelakukanperbuatanitu, demikian pula terhadapmereka yang bertindaksebagaipimpinanmelakukantindakan yang dilarangitu; atau 3) terhadap 1 dan 2 melakukanperbuatanterlarangitusecarabersama-sama. Pasal 51 Wetboek van StrfrechtBelandamenyatakan:
SOLUSI MENGURAIKAN KESALAHAN • kesalahan (schuld, mensrea) fungsionarispimpinandanpegawaikorporasididistribusikanpadakorporasisesuaidenganstrukturorganisasi internal korporasi. • (Jan Rammelink) • Pertanggungjawabanpidanadiperluaskepada yang memberikanperintahataupimpinandalamsuatubadanhukum yang secarafisikbukanlahsbgpelakutindakpidana (fysiekedaderschaps). Ajaraninimemberiruang yang lebihluasbagipenerapanasasgeenstrafzonderschuld, karenakesalahanindividupimpinanataupenguruskorporasi yang memberiperintahpadasuatubadanhukumatau yang menjalankanperintah (pelakufisik) didistribusikansebagaikesalahankorporasitsb.. • (Rolling)
MEMBUKTIKAN PERTANGGNGJAWABAN PIDANA KORPORASI Tidakdapatdilihatdengansudutpandangbiasakarenatindakpidanakorporasiseringkalimerupakanwhite collar crime • Penentuansubyekhukum yang dipertanggungjawabkansecarapidanaberkaitandengankesalahankorporasi • Penentuankesalahan (schuld, mensrea) korporasitidakmudah, terdapathubungan yang kompleksdalamtindakpidanaterorganisasi (organizational crime), eksekutifdan manager disatusisidanperusahaaninduk (parent corporations), divisi-divisiperusahaan (corporate divisions), dancabang-cabangperusahaan (subsidiaries)
PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI Dalammembedakandapatdipidananyaperbuatandengandapatdipidananyaorang yang melakukanperbuatan, ataumembedakanperbuatanpidanadenganpertanggungjawabanpidanaataukesalahandalamartiseluas-luasnya, asasgeenstrafzonderschuldtidakmutlakberlaku. Tegasnya, dalampertanggungjawabankorporasi, tidakharusselalumemperhatikankesalahanpembuat, tapicukupdenganmendasarkanpadaadagium res ipsaloquitur, bahwafaktasudahberbicaradengansendirinya. Padafaktanya, kerugiandanbahaya yang ditimbulkanolehperbuatanpidanakorporasisangatbesar, baiksecarafisik, ekonomi, maupunsocial cost yang manakorbanmencakup pula masyarakatdannegara RoeslanSaleh :
PARAMETER MEMIDANA KORPORASI • Lu SudirmandanFeronica Undang-Undangtelahmengaturdengantegasbahwasubyektindakpidananyatermasukkorporasi (asaslegalitas) Korporasidapatdisertakansebagaitersangkajikapenyidiktelahmenentukanbahwatersangkapersonalnyaialahdirekturatau manager yang menjadidirecting mind and will • Korporasitidakdapatdikenakanpertanggungjawabanpidanaapabiladirecting mind and will korporasimelakukantindakpidanaterhadapkorporasimerekasendiridankorporasi yang bersangkutantelahmelakukanpenuntutanterhadaptindakandirecting mind and will-nya.
MODEL PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI Penguruskorporasisebagaipembuatdanpengurus yang bertanggungjawab • Korporasisebagaipembuatdanpengurus yang bertanggungjawab • Korporasisebagaipembuatdanjugabertanggungjawab
PERMA Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara PenangananPerkaraTindakPidanaolehKorporasi Penggabungan Peleburan Korporasi Pemisahan Pembubaran
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA KORPORASI Tindakpidanaolehkorporasiadalahtindakpidana yang dapatdimintakanpertanggungjawabanpidanakepadakorporasisesuaidenganUndang-Undang yang mengaturkorporasi (Pasal 1 angka 8) • Tindakpidanaolehkorporasimerupakantindakpidana yang dilakukanolehorangberdasarkanhubungankerja, atauberdasarkanhubungan lain, baiksendiri-sendirimaupunbersama-sama yang bertindakuntukdanatasnamakorporasididalammaupundiluarlingkungankorporasi (Pasal 3) Menjatuhkanpidanaterhadapkorporasi, hakim dapatmenilaikesalahankorporasiantara lain (Pasal 4): Korporasidapatmemperolehkeuntunganataumanfaat Korporasimembiarkanterjadinyatindakpidana Korporasitidakmelakukanlangkah-langkahpencegahandampak yang lebihbesar
STRATEGI NASIONAL TINDAKAN ANTI KORUPSI PENCEGAHAN PENEGAKAN HUKUM HARMONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KERJASAMA INTERNASIONAL DAN PENYELAMATAN ASET HASIL TINDAK PIDANA PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI MEKANISME PELAPORAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN KORUPSI
LANGKAH ANTI KORUPSI PerbaikanManusianya • Moral Manusiasebagaiumatberiman • Moral sebagaisatubangsa • Kesadaranhukum • Sosialisasidanpendidikan anti korupsi • Mengentaskankemiskinan • Meningkatkankesejahteraan • Memilihpemimpinbersih, jujur, anti korupsi PerbaikanSistem • PeraturanPerundang-undangan • Cara kerjapemerintahan • Pemisahanasetnegaradanpribadi • Menegakkanetikaprofesidansanksitegas • Prinsipgoodgovernance • Optimalisasipemanfaatanteknologi
STRANAS PENCEGAHAN KORUPSI PERPRES 54/2018AREA RAWAN KORUPSI PERENCANAAN ANGGARAN • PENDAPATAN DAERAH • HIBAH DAN BANSOS PERJALANAN DINAS • PERIZINAN • MUTASI PNS • PENGADAAN BARANG DAN JASA
POTRET KORUPSI APH 2016 PENGGELAPAN: 514 KASUS • MARK UP : 399 KASUS • PROYEK FIKTIF: 61 KASUS LAPORAN FIKTIF: 139 KASUS • SUAP/GRATIFIKASI: 68 KASUS • PENYALAHGUNAAN WEWENANG: • 514 KASUS • PENYALAHGUNAAN ANGGARAN: 229 KASUS
TANTANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI DAERAH Rendahnyakomitmendanintegritaspenyelenggaradaerahdalammencegahdanmemberantaskorupsi Pengawasan internal yang belumefektif Regulasi yang belumharmonisasidansinkron, misalpadasektorperizinan Kecenderunganpolitikbiayatinggi yang mengakibatkanterjadinyasuapmenyuapmisalpadasektorperizinan Partaipolitik yang belumberintegritas, memilikikodeetikdantransparandalampengelolaandanaPartaiPolitik
GAMBARAN TIPIKOR 2004-2018 DPR & DPRD: 205 POLISI: 2 • KEPALA K/L: 25 PENGACARA: 10 • DUTA B ESAR: 4 SWASTA: 198 KOMISIONER: 7 KORPORASI: 4 • GUBERNUR: 19 LAINNYA: 85 JAKSA: 7 • ESELON I/ II/ III HAKIM: 18 WALIKOTA/BUPATI & WAKIL: 84
PERIZINAN DAN TATA NIAGA PeningkatanPelayanandanKepatuhanPerizinandanPenanaman Modal PerbaikanTataKelola Data danKepatuhanSektorEkstratif, KehutanandanPerkebunan PenguatanManajemen Basis Data Petani IntegrasidanSinkronisasi Data ImporPanganStrategis PenerapanManajemen Anti SuapdiSektorSwasta
KEUANGAN NEGARA PeningkatanSistemPerencanaan, Penganggaran, Penatalaksanaan (termasukpengadaan) danPelaporanBerbasisElektronik PeningkatanprofesionalitasdanmodernisasiPengadaanBarangdanJasa OptimalisasiPenerimaan Negara dariPenerimaanPajakdan Non-Pajak
PENEGAKAN HUKUM DAN RB PenguatanPelaksanaanReformasiBirokrasi ImplementasiGrand DesignStrategiPengawasanDesa PerbaikanTataKelolaSistemPeradilanPidanaTerpadu
JENIS TIPIKOR KERUGIAN NEGARA • SUAP MENYUAP • PENGGELAPAN DLM JABATAN • PEMERASAN • PERBUATAN CURANG • GRATIFIKASI • BENTURAN KEPENTINGAN DLM PENGADAAN
KERUGIAN NEGARA • Pasal 2 • Pasal 3
SUAP MENYUAP Pasal 5 ayat (1) hurufa dan b Pasal 11 • Pasal 13 Pasal 6 ayat (1) hurufa dan b • Pasal 5 ayat (2) • Pasal 6 ayat (2) • Pasal 12 hurufa dan b Pasal 12 hurufc dan d
PENGGELAPAN DALAM JABATAN • Pasal 8 • Pasal 10 huruf a • Pasal 10 huruf b • Pasal 9 • Pasal 10 huruf c
PEMERASAN • Pasal 12 huruf a • Pasal 12 huruf f • Pasal 12 huruf g
PERBUATAN CURANG Pasal7 ayat (1) huruf a Pasal 7 ayat (2) Pasal 7 ayat (1) huruf b Pasal 12 hurufh Pasal 7 ayat (1) huruf c Pasal 7 ayat (1) huruf d
BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN Pasal 12 huruf i
GRATIFIKASI Pasal 12 B jo. Pasal 12 C
UU NOMOR 5 TAHUN 2014 (ASN) • TUPOKSI • ALASAN YURIDIS • PERINTAH JABATAN
PERMASALAHAN • Pejabatpengadaandanpembuatkomitmentersangkutmasalahhukum TuntutanpidanaterkaitkeputusanBadan/Pejabat • Sikapdantindakandalammemberikanperlindunganhukumatastuntutanpidanaterhadap ASN dalampelaksanaantugasnya
PEMBAHASAN • Tuntutanpidanaterhadap ASN wajibdidampingipenasehathukumdenganbiayanegara ApakahprodukhukumpejabatsesuaidenganTupoksi Tuntutanpidanaharusmemilikiasaslegalitas • Pejabatterimasesuatuatautidak, • Kepentinganumumterlayaniatautidak, • Negara dirugikanatautidak
PENGATURAN BANTUAN HUKUM • Pengaturanmengenaipenyediaananggaran • Siapa yang berhakdanberwenangmemberikanbantuanhukum • Perangkatorganisasiapa yang dibutuhkanuntukmemberikanperlindunganhukumdanbantuanhukum • Perludiaturruanglingkupdanbatasanpemberianperlindungandanbantuanhukum
PERLINDUNGAN HUKUM ASN Pasal 3 huruf f • Pasal 6 (2) i, j, UU 30/2014 • Memperolehperlindunganhukumsertabantuanhukum Pasal 21 huruf d • PerlindunganBantuanHukum • BantuanHukumdalamperkara yang dihadapi di Pengadilanterkaitpelaksanaantugasnya Pasal 92
PERLINDUNGAN HUKUM Personal • PROSEDURAL • Perdata • Institusional • Pidana • Tipikor • TUN
PERLINDUNGAN HUKUM • Pasal 24A (5) UUD 1945 • Susunan, Kedudukan, KeanggotaandanHukumAcaraMahkamahAgungsertaBadanPeradilan di bawahnyaDiaturdenganUndang-Undang • Pasal 3 KUHAP • PeradilanDilakukanMenurut Cara yang DiaturdalamUndang-Undangini
DISKRESI DALAM UU NOMOR 30 TAHUN 2014 Pasal 1 • Angka 5 Wewenang • Angka 6 Kewenangan • Angka 7 KeputusanAdministrasiPemerintahan • Angka 8 TindakanAdministrasiPemerintahan • Angka 9 Diskresi • Angka 17 Asas-asasUmumPemerintahan yang Baik
DISKRESI Pasal 22 s.d Pasal 32 UU No. 30 Tahun 2014 • Pasal 22 ayat (2) : Tujuan Diskresi • Pasal 23 : Lingkup Diskresi • Pasal 24 – 25 : PersyaratanDiskresi • Pasal 26 – 29 : ProsedurPenggunaanDiskresi • Pasal 30 – 32 : AkibatHukumDiskresi
BATASAN DISKRESI • Diskresibisamenjadisebuahsaranauntukmengisikekosonganaturandalamsebuahmekanismetertentu, namundisisi lain diskresijugabisamenjadibiangmalapetakajikadigunakanuntuktujuan-tujuan yang menyimpangkarenakewenangandalamsebuahjabatanbagaikankemudi yang bisadiarahkankemanapunsesuai yang diinginkanolehsipengemudi, sehinggauntukmenjagapenyelenggaraankewenanganitusecarabenardiperlukanadanyakearifandankejujurandarisipemegangkewenangan. • diskresidibagimenjadiduaantara lain diskresiterikatdandiskresibebas. • Diskresiterikatpadadasarnyatimbulkarenaundang-undangsendiritelahmemberikankebebasankepadasipejabatuntukmemilihkebijakan yang akandiambildaribeberapaalternatif yang disediakanolehundang-undang. • Dalamdiskresiterikatseorangpejabattidakdapatmengambilkeputusandiluardariapa yang telahdisediakanolehaturan, iahanyabisamemilihnyadiantarabeberapakemungkinan yang telahtersedia.
SYARAT DISKRESI • Diskresimemilikitigasyaratantara lain : • demi kepentinganumum, • masihdalamlingkupkewenangannyadan • tidakmelanggarasas-asasumumpemerintahan yang baik. • Diskresimunculkarenaterdapattujuankehidupanbernegara yang harusdicapai yang antara lain untukmenciptakankesejahteraanrakyatdanmenegakkanhukumberorientasipadakebijakanhukumkeadilandankemanfaatanhukum.
KONSEKUENSI HUKUM • Pengertiankebijakanbaikdariperspektifhukumadminisitrasi Negara, hukumperdatamaupunhukumpidanaadalahmerupakanpengertian yang beradadiwilayahabu-abu (grey area). • Keputusanpejabat Negara baikdalamrangkabeleid (vrijbestuur) maupundiskresi (kebijaksanaan-discretionary power) maupunkerangkaprivaatrechtelijkehinggasaatinimasihmenjadiajangkajianakademis, baikmenyangkutalasanpenolakanmaupunjustifikasipemidanaan. • Perspektifhukumadministrasi Negara memang yang menjadi parameter, membatasigerakbebaskewenanganaparatur Negara (discretionary power)adalahpenyalahgunaanwewenang(detournement de pouvoir) dansewenang-wenang (abus de droit) dandalam area hukumpidanakriteria yang membatasigerakbebaskewenanganaparatur Negara disebutsebagaimelawanhukum (wederchtelijkheid) danmenyalahgunakankewenangan
TINDAK PIDANA • Suatuperbuatantelahdinyatakanmenjadisuatutindakpidana, makakonsekuensilogistentunyaolehundang-undangdapatdikenakansanksipidana. • Pasal 1 ayat 1 KitabUndang-UndangHukumPidana (KUHP) yaitutidakadaperbuatan yang dapatdipidanatanpaperbuatanitusebelumnyaditetapkansebagaitindakpidanaitusebelumnyaditetapkansebagaitindakpidanadalamundang-undang. • Von Feuerbach yang menyatakan: • Setiappenggunaanpidanahanyadapatdilakukanberdasarkanhukumpidana (nullapoena sine lege) • Pengunaanpidanahanyamungkindilakukanjikaterjadiperbuatan yang diancampidanaolehundang-undang (nullapoena sine crimine) • Perbuatan yang diancamdenganpidanamenurutundang-undangmembawaakibathukumbahwapidana yang diancamkanolehundang-undang yang diancamkan (nullumcrimen sine poenalegali).
PEMIDANAAN • Pertanyaannyasekarangapa yang sebenarnyadapatmembuatsuatukebijakandipidana? Jikadapatdipidana, yang dapatdipidanaapakahperbuatankebijakannyaatauorang yang membuatkebijakantersebut? • Syaratpemidanaanharuslahmemenuhi criteria adanya: • Actus Reus berupa: kesalahan (schuld) danmelawanhukum (wederrechtelijkheid) • Mens Rea berupa: perbuatantersebutdapatdipertanggungjawabkansecarapidana. • Syaratpemidanaanituharuslahmemenuhisyaratadaasasactusreusdanmensreasehinggadalampemidanaan yang harusdigunakanadalahunsurmelawanhukum formal, artinyaadaatautidakdalamperbuatantersebuthal-hal yang bertentangandenganhukumpositiftertulis