910 likes | 1.21k Views
Bab 11. Reliabilitas. ------------------------------------------------------------------------------ Reliabilitas ------------------------------------------------------------------------------. Bab 11 Reliabilitas Dasar Hakikat
E N D
Bab 11 Reliabilitas
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Bab 11 Reliabilitas • Dasar • Hakikat • Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan terhadap sekor atau tingkat kecocokan sekor dengan sekor sesungguhnya • Reliabilitas dicapai melalui tingkat kecocokan di antara sekor pada lebih dari sekali pengukuran • Reliabilitas dihitung pada hasil uji coba dan pada hasil uji sesungguhnya
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ • Kecocokan dengan sekor sesungguhnya • Makin cocok dengan sekor sesungguhnya makin tinggi reliabilitasnya • Sumber ketidakcocokan adalah kekeliruan acak
------------------------------------------------------------------------------Reliabilias------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilias------------------------------------------------------------------------------ 2. Fungsi Reliabilitas Pada konstruksi alat ukur • Perhitungan reliabilitas berguna untuk, jika perlu, melakukan perbaikan pada alat ukur yang dikonstruksi • Perbaikan alat ukur dilakukan melalui analisis butir untuk mengetahui butir mana yang perlu diperbaiki Pada pengukuran sesungguhnya • Perhitungan reliabilitas untuk memberi informasi tentang kualitas sekor hasil ukur kepada mereka yang memerlukannya
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 3. Perbaikan Alat Ukur Responden Uji coba Alat Ukur Baru Uji coba Responden Uji coba Alat Ukur Perbaikan Uji coba ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ Alat Ukur Semua uji coba dilakukan pada responden setara
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 4. Validasi Silang Validasi silang adalah uji coba kepada responden setara yang lain (bukan responden yang sudah dipakai untuk uji coba) Alat ukur baru Responden uji coba A Uji coba Responden uji coba A Alat ukur perbaikan Uji coba Validasi tidak silang Uji coba Responden uji coba B Validasi silang
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Validasi Tidak Silang dan Silang • Reliabilitas cenderung sangat tinggi pada validasi tidak silang dibandingkan dengan reliabilitas pada validasi silang karena responden sudah pernah mengalami alat ukur itu • Cara yang baik adalah menggunakan validasi silang • Makin banyak kali perbaikan alat ukur makin banyak kali uji coba sehingga makin banyak responden setara lain yang diperlukan pada konstruksi alat ukur • Konstruksi alat ukur yang betul baik adalah usaha yang cukup lama (dan memerlukan banyak biaya) apa lagi kalau responden terletak di wilayah yang berbeda-beda (untuk kerepresentatifan)
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 5. Indeks Reliabilitas dan Koefisien Reliabilitas A T K Indeks reliabilitas A T K Koefisien Reliabilitas K A T Koefisien Reliabilitas
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 6. Koefisien Reliabilitas • Indeks reliabilitas menggunakan simpangan baku sekor tulen T dan sekor amatan A; sekor tulen tidak diketahui, sehingga cara ini tidak praktis • Koefisien reliabilitas menggunakan variansi sekor tulen T dan sekor amatan A atau menggunakan variansi sekor keliru K dan sekor amatan A • Namun koefisien reliabilitas juga menggunakan koefisien korelasi di antara dua sekor (berasal dari kesamaan atau kesetaraan pada alat ukur), sehingga cara ini praktis dan banyak digunakan • Ada banyak macam koefisien reliabilitas bergantung kepada cara menggunakan kesamaan atau kesetaraan pada alat ukur • Dapat dianggap bahwa koefisien reliabilitas adalah koefisien korelasi dengan dirinya sendiri
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ B. Koefisien Reliabilias Stabilitas dan Ekivalensi • Ukur – Ukur ulang Dikenal juga sebagai uji – uji ulang (test-retest) untuk melihat kestabilan jawaban responden Pelaksanaan • Responden menempuh dua kali pengukuran pada alat ukur yang sama diselingi suatu selang waktu Ukur Selang waktu Ukur ulang X ----------------- X • Selang waktu tidak terlalu singkat karena responden masih mengingatnya dan tidak terlalu lama sehingga responden sempat berubah sekitar selang 3 minggu
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Koefisien Reliabilitas • Koefisien reliabilitas adalah koefisien korelasi linier di antara sekor ukur dengan sekor ukur ulang AA = ukur – ukur ulang Contoh 1 Respuji uji ulang 1 60 65 2 70 75 3 65 70 4 80 60 AA = 0,67 5 70 70 6 85 90 7 65 60 8 75 80 9 60 60 10 80 75 11 75 75 12 90 80
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 2 (a) (b) (c) Respujiuji ulangRespujiuji ulangRespuji uji ulang 1 45 41 1 5 5 1 5,4 5,1 2 40 38 2 7 8 2 9,1 8,0 3 25 27 3 6 6 3 9,5 9,7 4 15 19 4 9 7 4 10,4 9,8 5 17 20 5 7 10 5 5,8 7,7 6 20 25 6 5 6 6 10,3 9,5 7 42 39 7 8 9 7 7,9 8,3 8 38 35 8 7 5 8 11,5 9,5 9 39 43 9 6 8 9 9,8 10,3 10 2323 10 4 7 10 6,7 8,0 11 6 8 11 8,4 8,8 AA = 12 9 9 12 9,2 9,4 13 6 8 13 8,3 8,6 14 5 6 14 7,7 8,1 15 2 4 157,3 7,8 16 6 6 17 8 10 AA = 18 7 6 19 9 8 20 6 7 AA =
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Pembahasan • Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur ulang masih mirip dengan hasil ukur, apakah jawaban responden stabil sehingga dinamakan reliabilitas stabilitas • Korelasi dilakukan pada sekor responden saja tanpa memperhatikan komposisi butir • Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama • Misal Butir 1 tentang matematika Butir 2 tentang biologi Butir 3 tentang bahasa . . .
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 2. Ukur – Ukur Setara Dikenal juga sebagai uji – uji setara atau uji paralel untuk melihat ekivalensi dari kedua pengukuran itu Pelaksanaan • Responden menempuh dua pengukuran setara tanpa atau dengan selang waktu tanpa atau Ukur dengan ukur setara selang waktu X ----------------- X • Masalahnya adalah bagaimana menentukan kesetaraan pengukuran atau ujian
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Koefisien reliabilitas • Koefisien reliabilitas adalah koefisien korelasi linier di antara sekor ukur dengan sekor ukur setara AA = ukur-ukur setara Contoh 3. Resp uji uji setara 1 58 60 2 64 59 3 70 74 4 72 68 AA = 0,81 5 57 59 6 67 60 7 54 56 8 61 63 9 71 70 106567
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 4 (a) (b) (c) Respuji uji setaraRespujiuji setaraRespujiuji setara 1 55 57 1 60 65 1 50 55 2 68 73 2 50 60 2 60 70 3 62 64 3 75 69 3 70 68 4 50 52 4 65 70 4 60 65 5 66 61 5 55 64 5 75 80 6 69 72 6 60 55 6 60 60 7 56 58 7 63 70 7 55 60 8 60 62 8 70 75 8 62 56 9 63 65 9 62 62 9 50 55 10 5961 10 59 64 10 56 63 11 55 57 11 70 61 AA = 12 60 65 12 55 60 13 73 71 13 60 63 14 68 72 14 50 58 15 5764157477 AA = AA =
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Pembahasan • Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur setara masih mirip dengan hasil ukur, apakah jawaban responden ekivalen sehingga dinamakan reliabilitas ekivalen • Korelasi dilakukan pada sekor responden saja tanpa memperhatikan komposisi butir • Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama • Misal Butir 1 tentang matematika Butir 2 tentang biologi Butir 3 tentang bahasa . . .
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ C. Koefisien Reliabilitas Pilahan 1. Pilah Paruh (Spearman-Brown) Pelaksanaan • Butir dibuat setara secara pasangan yakni sepasang demi sepasang • Biasanya, nomor urut ganjil berpasangan dengan nomor urut genap (nomor urut 1 dengan nomor 2, nomor 3 dengan nomor 4, dan seterusnya) 1 3 5 7 . . . 2 4 6 8 . . . • Terdapat dua subsekor responden yakni Subsekor nomor urut ganjil Subsekor nomor urut genap
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Persyaratan • Pasangan butir harus betul-betul setara • Untuk menyederhanakan rumus koefisien reliabilitas (Spearman-Brown), variansi subsekor harus homogen (variansi sama) Perhitungan Pertama • Koefisien korelasi subsekor (nomor urut ganjil dan nomor urut genap) menghasilkan Koefisien korelasi paruh-paruh pp • Karena baru mencakup subsekor (separuh sekor), perhitungan koefisien reliabilitas perlu dilanjutkan dengan perhitungan kedua untuk seluruh sekor melalui
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Perhitungan kedua Sekor responden Untuk responden ke-g • Subsekor nomor urut ganjil Ag(gj) • Subsekor nomor urut genap Ag(gn) Koefisien korelasi linier paruh-paruh pp = A(gj)A(gn) Digunakan pada koefisien reliabilitas untuk menghitung 2T(gj+gn) dan 2A(gj+gn)
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Perhitungan 2T(gj+gn) Untuk M responden Pada saat variansi subsekor ganjil dan genap sama maka 2T(gj) = 2T(gn) dan T(gj)T(gn) = 1 sehingga 2T(gj+gn) = 2 2T(gj) + 2 2T(gj) = 4 2T(gj)
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Rumus koefisien reliabilitas berlaku juga untuk paruh-paruh, baik paruh ganjil maupun paruh genap sehingga
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Perhitungan 2A(gj+gn) Untuk M responden Pada saat variansi subsekor ganjil dan genap sama maka 2A(gj) = 2A(gn) sehingga 2A(gj+gn) = 2 2A(gj) + 2 pp 2A(gj) = 2 (1+ pp) 2A(gj)
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Koefisien Reliabilitas Sprearman-Brown Dengan syarat, paruh-paruh • adalah setara secara berpasangan • memiliki variansi yang sama (homogen), maka koefisien reliabilitas pilah paruh atau koefisien reliabilitas Spearman-Brown, SB adalah
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 5 Sekor pilah paruh nomor urut ganjil dan genap Respon- Butir Agj Butir Agn den 1 3 5 7 9 11 2 4 6 8 10 12 1 1 0 1 0 1 0 3 1 1 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 1 1 6 3 1 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 1 1 4 4 0 0 0 1 1 1 3 1 0 0 1 0 1 3 5 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 0 1 1 3 6 1 1 1 1 1 1 6 0 1 1 1 1 1 5 7 0 1 1 0 1 1 4 1 0 1 1 0 1 4 8 1 1 1 1 0 0 4 1 1 1 1 0 1 5 9 1 1 1 0 0 1 4 1 0 1 0 0 1 3 10 1 1 1 1 0 1 5 1 1 0 1 1 0 4 11 1 0 0 0 1 1 3 0 1 0 1 1 1 4 12 1 1 1 0 1 1 5 1 0 0 1 1 1 4 13 1 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 1 6 14 1 1 1 1 1 0 5 1 1 1 1 1 1 6 15 1 0 1 0 0 1 3 1 1 1 0 0 1 4 16 1 1 0 0 1 1 4 1 1 1 1 1 0 5 17 1 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 5 18 1 1 1 1 0 0 4 1 1 0 1 1 1 5 19 1 0 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 1 4 20 1 1 1 1 0 1 5 1 1 1 1 1 1 6
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Nomor urut ganjil dan nomor urut genap secara sepasang-sepasang adalah setara Variansi subsekor nomor urut ganjil dianggap sama dengan variansi subsekor nomor urut genap Koefisien korelasi linier subsekor adalah pp = 0,66 sehingga koefisien reliabilitas pilah paruh atau koefisien reliabilitas Spearman-Brown adalah
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 6 Hasil pengukuran pilah paruh menghasilkan subsekor ganjil Agj dan subsekor genap Agn Resp Agj Agn Resp Agj Agn 1 6 5 17 3 2 2 4 5 18 7 6 3 4 5 19 7 7 pp = 4 8 5 20 3 0 5 1 3 21 3 3 6 5 4 22 3 3 SB = 7 4 1 24 4 5 8 8 6 25 5 3 9 6 6 10 5 6 11 4 3 12 5 5 13 5 6 14 3 2 15 6 4 16 4 6
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 7 Anggap Contoh 1 sampai 8 di Bab 6 memenuhi syarat untuk reliabilitas pilah paruh. Hitunglah koefisien reliabilitas Spearman-Brown mereka (a) Contoh 1 pp = SB = (b) Contoh 2 pp = SB = (c) Contoh 3 pp = SB = (d) Contoh 4 pp = SB =
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ (e) Contoh 5 pp = SB = (f) Contoh 6 pp = SB = (g) Contoh 7 pp = SB = (h) Contoh 8 pp = SB =
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Pembahasan • Pada reliabilitas ini, ukur dan ukur setara disatukan di dalam satu alat ukur sehingga separuh alat ukur adalah ukur dan separuh lagi adalah ukur satara • Karena itu diperlukan syarat kedua pilahan itu harus setara sepasang demi sepasang serta variansi mereka harus sama • Karena korelasi di antara pilahan baru mencakup separuh sekor, maka koefisien reliabilitas perlu mencakup korelasi seluruh sekor • Komposisi butir sudah mulai diperhatikan, boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama, asal terjadi berpasangan • Misal: Butir 1 dan 2 tentang matematika Butir 3 dan 4 tentang biologi Butir 5 dan 6 tentang bahasa . . .
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 2. Pilah Paruh (Rulon) • Rulon menggunakan selisih di antara subsekor ganjil dan subsekor genap sebagai sumber kekeliruan • Variansi dari selisih subsekor merupakan bagian keliru dari variansi seluruh sekor • Jika selisih setiap subsekor adalah D, maka koefisien reliabilitas Rulon adalah • Koefisien reliabilitas ini lebih mudah digunakan jika dibandingkan dengan koefisien reliabilitas Spearman-Brown
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 8 Kita gunakan data berikut Responden Agj Agn AD 1 3 4 7 – 1 2 5 6 11 – 1pp = 0,72 3 2 3 5 – 1 4 3 3 6 0 (2)(0,72) 5 2 3 5 – 1 SB = --------------- 6 6 5 11 1 1 + 0,72 7 4 4 8 0 = 0,83 8 4 5 9 – 1 9 4 3 7 1 10 5 4 9 1 2D = 0,65 11 3 4 7 – 1 12 5 4 9 1 2A = 3,85 13 5 6 11 – 1 14 5 6 11 – 1 0,65 15 3 4 7 – 1 Rulon = 1 ------ 16 4 5 9 – 1 3,85 17 5 5 10 0 = 1 0,17 18 4 5 9 – 1 = 0,83 19 3 4 7 – 1 20 5 6 11 – 1
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas----------------------------------------------------------------------------- Contoh 9 Dengan data pada contoh 6, koefisien reliabilitas Rulon rulon = Contoh 10 Dengan data dari contoh 7, koefisien reliabilitas Rulon (a) Rulon = (b) Rulon = (c) Rulon = (d) Rulon = (e) Rulon = (f) Rulon = (g) Rulon = (h) Rulon =
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Pembahasan • Rulon menganggap bahwa variansi keliru terjadi pada selisih subsekor pilahan • Ini berarti seharusnya (jika tanpa keliru) tidak ada selisih pada subsekor pilahan yakni butir di dalam pilahan itu setara sepasang demi sepasang • Namun pasangan butir yang berbeda boleh saja memiliki sasaran yang berbeda • Misal Butir 1 dan 2 tentang matematika Butir 3 dan 4 tentang biologi Butir 5 dan 6 tentang bahasa . . .
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 2. Pilah L (Rumus ramalan Spearman-Brown) Alat ukur diperpanjang dengan pilah paruh yang setara sehingga menjadi pilah L Untuk responden ke-g, sekor responden pada alat ukur pilah L ini adalah Ag1 = Tg1 + Kg1 Ag2 = Tg2 + Kg2 . . . AgL = TgL + KgL 1 2 3 L
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Korelasi di antara dua pilahan berurutan terjadi di antara pilahan A1 dan A2 A2 dan A3 . . . AL-1 dan AL atau pada umumnya, di antara pilahan Ar dan As dengan r = 1, 2, . . . L-1 s = 2, 3, . . . L
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Karena semua pilahan adalah setara dan memiliki variansi sama, maka 2T1 = 2T2 = . . . = 2TL = 2Tr 2A1 = 2A2 = . . . = 2AL = 2Ar TrTs = 1 dan dari diperoleh sehingga 2Tr = ArAs 2Ar
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Koefisien reliabilitas Spearman-Brown Dari kita perhatikan 2T
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Selanjutnya kita perhatikan 2A sehingga koefisien reliabilitas (rumus ramalan Spearman-Brown) menjadi
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 11 Suatu hasil ukur model pilah paruh menghasilkan pp = 0,68 dan SB = 0,81 Alat ukur ini diperpanjang sampai pilah L = 5. Jika masih tetap pp = 0,68, maka koefisien reliabilitas Spearman-Brown berubah menjadi Terjadi kenaikan koefisien reliabilias dari 0,81 ke 0,91
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 12 Koef korelasi paruh-paruh = pp Perpanjangan alat ukur sampai = L pilah Koefisien reliabilitas SB = SB (a) pp = 0,33 L = 7 SB = (b) pp = 0,63 L = 3 SB = (c) pp = 0,52 L = 4 SB = (d) pp = 0,44 L = 5 SB = (e) pp = 0,55 L = 6 SB =
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Pembahasan • Alat ukur terdiri atas L pilahan dan semua pilahan adalah setara serta memiliki variansi yang sama • Kesetaraan dapat dicapai dengan membuat nomor urut butir yang sama pada semua pilahan adalah setara. Semua butir nomor 1 pada semua pilahan adalah setara. Demikian pula dengan butir nomor 2, 3, dan seterusnya. • Selain kesetaraan butir ini, komposisi butir boleh apa saja • Misal: Semua butir nomor 1 tentang matematika Semua butir nomor 2 tentang biologi Semua butir nomor 3 tentang bahasa . . . • Perpanjangan alat ukur seperti ini meningkatkan koefisien reliabilitas (diramalkan melalui rumus)
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ D. Koefisien Reliabilitas Konsistensi Internal 1. Pilah paruh Kombinasi Butir • Pada koefisien reliabilitas Spearman-Brown, pilah paruh hanya pada nomor urut ganjil dan genap • Kita dapat menyusun berbagai macam pilah paruh melalui kombinasi nomor urut butir. Misalnya untuk 6 butir, pilah paruh adalah Paruh pertama paruh kedua 1 2 3 4 5 6 1 2 4 3 5 6 1 2 5 3 4 6 1 2 6 3 4 5 1 3 4 2 5 6 1 3 5 2 4 6 1 3 6 2 4 5 1 4 5 2 3 6 1 4 6 2 3 5 1 5 6 2 3 4 ganjil genap
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ • Pasangan pada setiap pilah paruh adalah setara serta variansi kedua paruhan adalah sama • Karena semua kombinasi pilah paruh digunakan, maka semua butir harus setara. Semua butir setara sehingga dikenal sebagai konsistensi internal • Koefisien reliabilitas dari semua pilah paruhan direratakan menghasilkan koefisien reliabilitas konsistensi internal • Di sini dibicarakan dua macam koefisien reliabilitas konsistensi internal yakni Koefisien reliabilitas alpha Cronbach Koefisien reliabilitas Kuder-Richardson
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ 2. Koefisien Reliabilitas Konsistensi Internal (alpha Cronbach) Dengan mensubstitusikan L 2Ar = Σ 2Ar ke rumus 2A, kita peroleh 2A = L 2Ar + L(L–1)ArAs 2Ar = Σ 2Ar + (L–1)ArAsΣ 2Ar 2A – Σ 2Ar = (L–1)ArAsΣ 2Ar sehingga koefisien korelasi setiap pasang pilahan menjadi
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Karena ada, katakan saja, L pilahan setara dengan variansi sama, maka melalui koefisien reliabilitas Spearman-Brown, koefisien reliabilitas seluruh sekor adalah
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas----------------------------------------------------------------------------- Kini setiap pilahan dibuat berisikan satu butir saja yakni butir ke-i, sehingga variansi 2Ar = 2i Dan selanjutnya alat ukur mengandung N butir, sehingga jumlah pilahan sama dengan jumlah butir L = N Dengan demikian, semua butir adalah setara, dan koefisien reliabilitas (dikenal sebagai alpha Cronbach) menjadi
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 13 Dari suatu matriks sekor diperoleh Respon- Butir Ag den g 1 2 3 4 5 1 8 5 9 3 6 31 2 3 6 4 5 3 21 Variansi 3 9 10 8 7 8 42 sekor 4 4 5 3 6 4 22 responden 5 8 8 5 9 7 37 6 9 4 8 4 5 30 2A = 52,36 7 4 6 6 7 6 29 8 7 4 7 6 7 31 9 4 3 5 1 3 16 10 6 3 8 7 5 29 Variansi butir Butir Variansi Koefisien reliabilitas 1 4,76 2 4,44 3 3,61 4 4,85 5 2,64 Σ2i = 20,30
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 14 Dari suatu matriks sekor diperoleh Respon- Butir Ag den g 1 2 3 4 5 1 6 7 5 8 7 2 9 4 7 5 6 Variansi 3 3 5 3 6 4 sekor 4 6 6 4 7 5 responden 5 7 5 6 4 8 6 4 9 8 5 6 2A = 7 3 5 4 5 4 8 7 3 6 3 5 9 4 9 8 7 8 10 3 5 3 5 3 Variansi butir Butir Variansi Koefisien reliabilitas 1 2 3 4 5 Σ2i =
------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reliabilitas------------------------------------------------------------------------------ Contoh 15 Dari suatu matriks sekor diperoleh Respon- Butir Ag den g 1 2 3 4 5 1 8 7 8 10 9 2 4 5 3 6 5 Variansi 3 6 8 7 7 8 sekor 4 3 5 4 3 4 responden 5 8 6 9 7 6 6 7 5 6 4 7 2A = 7 5 6 3 5 5 8 7 4 7 5 6 9 4 7 5 7 4 10 7 5 8 6 7 Variansi butir Butir Variansi Koefisien reliabilitas 1 2 3 4 5 Σ2i =