890 likes | 2.79k Views
MASALAH GIZI KURANG ENERGI PROTEIN. Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2012. GAMELAN JAWA.
E N D
MASALAH GIZI KURANG ENERGI PROTEIN Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2012
GAMELAN JAWA • Gamelan Jawaadalahjenis gamelan yang berkembang di kalangansukujawa, gamelan jawamemilikiirama yang lembuthalinidikarenakanfilosofimasyarakatjawa yang menjunjungtingginilainilaikeramahansertakeserasian. • Gamelan inibiasanyadipakaiuntukmengiringlagulagujawa, pentaspewayangan, pengiringtaritarianjawasertadigunakandalamrangkamemperingatiupacaraupacaratradisijawa. • Gamelan jawaterdiridariinstrumenberikut : kendang, bonang, bonangpenerus, demung, saron, peking, kenong, kethuk,slenthem, gender, pelog, gong, gambang, rebab, siter, dansuling.
ADA KESEIMBANGAN DALAM KEHIDUPAN
PETA K E P (GIZI BURUK & GIZI KURANG) DI JAWA TIMUR TH. 2005 ( BERDASARKAN INDEKS TB / U ) (Hasil PSG DinKesProp. tahun 2003 – 2005 • Hasil Survei tahun 2004 dan 2005 : • Stunted 42,8% - 51,3% (SKRT,2004) • Stunted 20,01% - 80,00% (Jatim,2005)
KecenderunganPrevalensiGiziBuruk, GiziKurang, dan K E P Di JawaTimur (Hasil PSG DinKesProp. tahun 2003 – 2005) %
MASALAH GIZI KONSUMSI ZAT GIZI INFEKSI PENYAKIT KETERSEDIAAN PANGAN DITINGKAT RUMAH TANGGA ASUHAN IBU DAN ANAK PELAYANAN KESEHATAN KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN KETERSEDIAAN PANGAN KESEMPATAN KERJA KRISIS EKONOMI DAN POLITIK
Marasmus Wajah spt orang tua Rambut masih hitam Atrofi otot, Lemak sangat tipis/habis Iga gambang, sangat kurus
MARASMUS • Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit • Wajah seperti orang tua • Cengeng dan rewel • Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit (baggy pant) • Perut cekung • Iga gambang • Sering disertai penyakit infeksi (kronis berulang),diare
Kwashiorkor Hepatomegali Edema
KWASHIORKOR • Edema, terutama pada kedua punggung kaki • Wajah membulat dan sembab (moon face) • Pandangan maya sayu • Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit. • Apatis dan rewel • Pembesaran hati • Otot mengecil (hipotofi) • Crazy pavement dermatosis • Sering disertai penyakit infeksi (akut), anemia dan diare
MASALAH GIZI • Genetik • Lingkungan • Faktor sosio budaya
Definisi Kurang Energi ProteinKurang Energi Protein adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
II. KEBUTUHAN GIZI Kapita Selekta Kedokteran (2000), kebutuhan gizi balita: 1. Energi Kebutuhan energi sehari pada tahun pertama 100-200 kkal/ kgBB. Untuk tiap 3 tahun pertambahan umur, kebutuhan energi turun 10 kkal/ kgBB. 2. Protein Protein merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim, hormon serta antibodi; mengganti sel-sel tubuh yang rusak; memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh dan sumber energi.
3. Air kehilangan air melalui kulit dan ginjal pada bayi dan anak lebihbesar daripada pada orang dewasa dan bayi dan anak akan lebih mudah terserang penyakit yang menyebabkan kehilangan air dalam jumlah banyak. Kebutuhan air sehari pada anak Sumber : Nelson. 1983. Textbook of Pediatrics. New York dalam Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Hal 566. Jakarta
4. Lemak Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak,dianjurkan 15-20% energi total berasal dari lemak. 5. Hidrat Arang Dianjurkan 60-70% energi total basal berasal dari hidrat arang.Pada ASI dan sebagian besar susu formula bayi, 40-50% kandungan kalori berasal dari hidrat arang terutama laktosa
Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan (per orang per balita) Sumber: Widya Karya Pangan dan Gizi. 1998. dalam Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Hal 567. Jakarta
Penyebab KEP : • Langsung : Penyakit infeksi Defisiensi energi dan protein • Tidak langsung : Tingkat pendidikan Tingkat pengetahuan gizi Tingkat pendapatan Pekerjaan orang tua Besar anggota keluarga Pola asuh Sosio budaya Pola penyapihan Pola pemberian makanan padat
INFEKSI • Hubungan antara KEP dan penyakit infeksi merupakan --- Synergistik • Penyakit infeksi yang menyebabkan KEP Cacar air Batuk rejang TBC Malaria Diare Cacing mis : Ascaris Lumbricoides • Orang yang menderita KEP mudah terkena infeksi dan akan memperberat kondisinya dan sebaliknya.
Konsumsi makan Kebutuhan energi aktivitas dan pertumbuhan yang cepat sehingga terjadinya KEP akan mempengaruhi pertumbuhannya.Maka bila jumlah energi dalam makanan sehari-hari kurang masukan protein akan digunakan sebagai energi sehingga mengurangi bagian yang diperlukan untuk pertumbuhan Kebutuhan prtoten sebagai bahan bakar selain sebagai zat pembangun dan zat pengatur Bayi ---- 2,5 – 3 gr/kgBB Balita - 1,5 – 2 gr/kgBB
Tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan gizi ibu • Tingkat pendidikan yang baik orang tua dapat menerima dengan baik segala informasi • Tingkat pengetahuan gizi yang baik merupakan pintu gerbang perbaikan gizi keluarga
Tingkat pendapatan danpekerjaan • Jenis pekerjaan menentukan perbedaab tingkat pendapatan • Tingkat pendapatan juga ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli • Tingkat pendapatan merupakan faktor penting bagi kualitas dan kuantitas makanan
Besar anggota keluarga • Jumlah anak banyak pada keluarga yang soseknya kurang Jumlah anak banyak pada keluarga yang keadaan soseknya cukup akan berkurang perhatian dan kasih sayang • akan berkurang perhatian dan kasih sayang juga kebutuhan primer seperti sandang dan pangan
Jarak antara kelahiran • Jarak kelahiran bayi yang satu dengan kehamilan berikutnya diharapkan paling tidak 18 bulan – 2 tahun agar para ibu sempat menyusui anaknya
Pola pemberian ASI • Pencernaan bayi sampai usia 6 bulan belum bekerja secara sempurna • Pada usia 0- 6 bulan mudah terserang infeksi • Penyapihan terlalu dini • Terlambat pengenalan makanan padat • Kegagalan menyususi
Kebutuhan Nutrisi TASTE BUDS Fungsi Normal P engecapan Mikrovilli Permukaan reseptor indera rasa pengecap Rangsangan suhu Tekstur Aroma Rasa Sinaps dengan dendrit neuron sensori Indera rasa pengecap Memberikan informasi ke otak Sel Reseptor Indera Pengecap Sensasi, Memori, Persepsi TASTE BUDS
TASTE AQUITY , TASTE MEMORY, TASTE BUDSPADA TINGKAT KONSUMSI BALITA
TASTE BUDS PADA TINGKAT KONSUMSI BALITA • Thatcher B.J.( 2006 ) gustin merupakan ikatan 1 molekul seng dan 1 molekul protein yang terdapat 3% pada saliva yang sangat mempengaruhi taste buds. • Taste buds merupakan neuroepitel, yaitu suatu epitel khusus yang terikat pada papila yang terdapat pada epitel lidah dan berisi sel reseptor pengecap/gustatori ( Afrose et al, 2003 dalam Sunariani J, 2006) • Bentuk taste buds seperti bawang, pada bagian apeks terdapat prosesus mikrovilli, mikrovilli ini dianggap sebagai permukaan reseptor indera rasa pengecap. • Seng mempengaruhi kontrol nafsu makan pada susunan syaraf pusat mengganggu perangsangan reseptor-reseptor epinefrin, dopamarin, setonin, gamma amino butiric dan opiat-opiat ( Xie, 1994)
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat badan optimal Membangun tinggi badan potensial (rapid increase in cell number) Membangun berat badan potensial (rapid increase in cell size) Butuh gizi mikro & protein Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro) secara seimbang Butuh Kalori MASA “EMAS” DAN KRITIS Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak Pertumbuhan otak Konsepsi 20 mg LAHIR 2 TAHUN
PertumbuhanNormal Berakhir beda Pertumbuhanterganggu Berawal sama
Mutu sumber daya manusia ditentukan pada usia balita (masa emas/kritis) Gizi cukup & sehat Gizi kurang & infeksi Tumbuh kembang otak “Tidak optimal” “Tak terpulihkan” Anak CERDAS dan PRODUKTIF MUTU SDM TINGGI MUTU SDM RENDAH ASET BEBAN Sumber : FKM UI & Unicef, 2002
Investasi tepat waktu PRIORITAS INTERVENSI PADA MASA “EMAS” DAN “KRITIS” Investasi terlambat , Mutu SDM rendah 100% 80% ASI Eksklusif Tumbuh kembang otak Surat Al Baqarah ayat 233 “Para ibu hendaklah menyusukan anak- anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan” ASI & MP-ASI umur lahir 6 bl 2 th 5 th Sumber: FKM-UI, Ascobat Gani
Pola pengenalan makanan padat • Pada fase pertumbuhan cepat bayi membutuhan makanan selain ASI • Diberikan secara bertahap tiap bulan • Agar anak mengenali tiap jenis makanan • Dapat mendeteksi secara dini jenis alergi yang diderita anak • Menyesuaikan keadaan saluran pencernaan bayi
Faktor geografi • Produk makanan terutama makanan pokok • Daerah terpencil,daerah tandus, subur • Musim hujan,kemarau
Anak tidak mau makan • SAKIT • MINTA PERHATIAN • BOSAN • ADA MASALAH • DLL
Pertumbuhan Perkembangan GIZI SEIMBANG Kecerdasan DIPERLUKAN UNTUK Pemeliharaankesehatan Aktivitas dan Lain-lain
Plot BB di KMS Ditimbang Ke posyandu Naik Bagaimana BB Tidak anak ? naik Dinilai perkembangan BB - nya BGM PemantauanPertumbuhanBalita Tumbuh baik Lakukan tindakan Lakukan Konfirmasi
Penyakitgizi lain yang menyertai KEP • Defisiensi vitamin A • Defisiensizatbesi,folatdan B12 • Defisiensi vitamin B2 • Defisiensiseng/Zn • Pada KEP beratselaludisertaikekurangan vitamin dan mineral
Penyakit infeksi penyerta KEP • Dermatosis: - hipo/hiperpigmentasi - deskwamasi(kulit mengelupas - lesi ulserasi eksudatif/menyerupai luka bakar - sering disertai infeksi sekunder • Parasit cacing • Diare • Tuberkulosis
Penentuan KEP dengan Antropometri • KEP ringan BB/U 70% - 80% WHO-NCHS • KEP sedang BB/U 60% - 70% WHO-NCHS • KEP berat BB/U < 60% WHO-NCHS
Klasifikasi Status Gizi • Klasifikasi Gomez • Klasifikasi Wellcome baku • Klasifikasi Waterlow Harvad • Klasifikasi Jellife • Klasifikasi Bengoa • Standar baku Nasional Indonesia • Standar baku BB/U WHO-NCHS
Pencegahan • Mempertahankan status gizi anak • Mengurangin resiko terjadinya infeksi • Meminimalkan akibat penyakit infeksi • Rehabilitasi penderita KEP yang masih dalam fase dini
Tatalaksana KEP berat 1.Pengobatan dan pencegahan hipoglikemia 2.Pengobatan dan pencegahan hipotermia 3.Pengobatan dan pencegahan dehidrasi 4.Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Tatalaksana KEP berat 5.Pengobatan dan pencegahan infeksi 6.Mulai pemberian makan 7.Masa tumbuh kejar 8.Koreksi defisiensi mikro nutrient 9.Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional 10.Tindak lanjut di rumah
Tata laksana diet pada KEP 1.Kebutuhan energi dari 100-200 kalori per Kg BB/hari 2.Kebutuhan protein 1 – 6 gr per kg BB/hari 3.Pemberian suplementasi vitamin dan mineral 4.Cara pemberian disesuaikan kemampuan penderita 5.Porsi kecil tapi sering 6.ASI tetap diteruskan 7.Bentuk makanan disesuaikan kemampuan
BERAT BADAN NAIK KEP BERAT / TANDA SAKIT POSYANDU PENIMBANGAN KONSELING SUPLEMENTASI GIZI PELAYANAN KESEHATAN DASAR KEP RINGAN / SEDANG KMS SELURUH KELUARGA (TERMASUK KELUARGA MISKIN) PPG PMT PEMULIHAN KONSELING KEP BERAT / TANDA SAKIT SEMBUH, PERLU PMT • PUSKESMAS • RUMAH SAKIT
Sumber : Patrick Webb and Beatrice Rogers. 2003 (dimodifikasi) • Konsumsi • Kecukupan Energi • Kecukupan Gizi • Diversifikasi Pangan • Keamanan Pangan • Falilitas dan Layanan Kesehatan • Fasilitas Kesehatan • Layanan Kesehatan • Sanitasi dan Ketersediaan air • Kecukupan Air Bersih • Sanitasi PENYERAPAN PANGAN • Pengetahuan Ibu RT • Pola Makan • Pola Asuh Kesehatan • Outcome Nutrisi dan Kesehatan • Harapan Hidup • Gizi Balita • Kematian Bayi
GUNUNGAN Gunungan juga melambangkan jalan hidup manusia. lambang awal dan akhir.ada awal dan ada akhir Masa kanak-kanak yg belum mengerti kebenaran, (selama bagian patet nem) dilambangkan dengan letak gunungan miring ke kiri. Masa dewasa yang sudah mempunyai kesadaran berbuat benar dan salah, (selama bagian patet sanga) dilambangkan letak gunungan tegak di tengah. Sedangkan masa tua yang mempunyai kemauan kuat untuk bertindak benar, (selama bagian patet manyura) dilambangkan letak gunungan miring ke kanan. sangkan paraning dumadi.