440 likes | 750 Views
PEMBENTUKAN FTA REGIONAL DAN BILATERAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA. Oleh *) : KASAN KEPALA PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN.
E N D
PEMBENTUKAN FTA REGIONAL DAN BILATERAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA Oleh*) : KASAN KEPALA PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN *) Disampaikan pada acara Knowledge Sharing-di BPPKP, Kementerian Perdagangan, Jakarta, Nopember 2010
OUTLINE • PERKEMBANGAN RTAs DI PASAR GLOBAL • TREND PERDAGANGAN DI PASAR GLOBAL • IMPLEMENTASI KERJASAMA FTA REGIONAL DAN BILATERAL INDONESIA • FAKTA EMPIRIS KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI DENGAN NEGARA MITRA RTAs • PENUTUP
Regional Trade Agreements (RTAs) antar negara Berkembang Terus Bertambah 5
NAFTA Population: 445 million GDP: US$15.857 trillion FTARegional Utama JAPAN Population: 127 million GDP PPP: US$ 4.29 trillion EU Population: 491 million GDP: US$ 14.38 trillion CHINA Population: 1.330 billion GDP PPP: US$ 6.991 trillion Japan-Korea-China FTA (under negotiation) FTA Canada – Chile 1997 FTA : Chile – Mexico 1999 FTA : USA – Chile 2004 FTA : USA – Singapore 2004 FTA : USA – Australia 2005 FTA : Mexico – Japan 2005 FTA : Chile – Brunei – NZ – Singapore 2006 Japan-Korea FTA (under negotiation) EU 25 countries Japan-Mexico EPA (signed agreement) expanding to Eastern Europe NAFTA U.S.A., Canada, Mexico EU-MEXICO FTA ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) ACP-EU Countries in Africa and the Caribbean (approx. 70 countries) expanding to Latin America Japan-Mexico EPA (signed agreement) under negotiation SAPTA Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal, Pakistan, Sri Lanka • Japan’s Bilaterals: • Japan-Singapore EPA • Japan-Philippines EPA • Japan-Thailand EPA • Japan-Malaysia EPA • Japan-Indonesia EPA FTAA AFTA Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, Cambodia (by 2005) MERCOSUR Argentina, Brazil, Paraguay, Uruguay India - ASEAN FTA ASEAN Population: 575.5 million GDP: US$ 3.431 billion China - ASEAN FTA Australia-New Zealand-ASEAN FTA Korea - ASEAN FTA Sumber : CIA Factbook
FTA Regional di Beberapa Kawasan EU NAFTA ASEAN - China ASEAN - Korea ASEAN - India COMESA ASEAN - ANZ MERCOSUR SACU
Keterangan: FTA Negara Maju – Berkembang FTA antar Negara Maju FTA Negara Maju – Negara Berkembangmendominasikerjasamaperdagangandunia.
FTA Regional dan Bilateral diKawasan Asia Pasifik CAFTA-DR Costa Rica, Guatemala, El Salvador, Honduras, Nicaragua & Dominican Republic SAFTA Bangkok Bhutan Nepal Maldives Pakistan Bangladesh Sri Lanka APEC NAFTA United States CanadaMexico India Peru China, Korea Japan ANZCERTA ASEAN (AFTA) Brunei PhilippinesVietnam Malaysia Thailand Singapore Indonesia Australia New Zealand Chile Laos Cambodia Myanmar Sumber: KatiSuominen, 2008
Beberapa FTA Regional dan Bilateral yang SedangDinegosiasikan
Beberapa FTA Regional dan Bilateral yang SedangDinegosiasikan (lanjutan) Sumber: WTO, 2010
PETA PERDAGANGAN DUNIA MENGALAMI PERGESEARN Growth of World Total Trade by Region Share of World Total Trade by Region Sumber: WTO dan IFS (diolah) • World Trade Organization (WTO) memperkirakan pertumbuhan volume perdagangan dunia naik 9.5% pada 2010. • Pangsa perdagangan dunia mengalami pergeseran dari kawasan Eropa dan Amerika Utara ke Asia
Ekspor dari Kawasan Asia ke Dunia Meningkat Pangsa Ekspor Menurut Kawasan Penurunan ekspor dunia pada 2009 dipengaruhi oleh merosotnya permintaan dunia yang diikuti oleh finansial global yang dimulai sejak akhir kuartal III 2008. Sumber: WTO dan IFS (diolah)
Pangsa Impor Dunia dari Kawasan Asia Meningkat Import Share by Region Source: WTO and IFS (calculated)
Ada Korealasi Yang Signfikan antara Perubahan Pangsa GDP Dunia dengan Peningkatan Jumlah RTA Pangsa GDP Dunia Menurut Kawasan Jumlah RTA Dunia
Terdapat Korelasi antara Perubahan Pangsa Perdagangan Dunia dan Peningkatan Jumlah RTA Pangsa Perdagangan Total Dunia Menurut Kawasan Jumlah RTA Dunia
3. IMPLEMENTASI KERJASAMA FTA REGIONAL DAN BILATERAL INDONESIA
6. ASEAN – China FTA • ASEAN-China FTA ditandatangani pada 29 November 2004 dan mulai berlaku efektif 1 Juli 2005. TAHAPAN PENGHAPUSAN TARIF BEA MASUK • Tahap I: Early Harvest Program (EHP) • Chapter 01 sampaidengan Chapter 08 yaitu: Binatanghidup, Ikan, Dairy product, Tumbuhan, Sayuran, danbuah-buahan. • Kesepakatan Bilateral (produkspesifik) antara lain kopi, MinyakKelapa/CPO, Coklat, barangdarikaret, danperabotan • Tarifakanmenjadi 0% padatahun 2006 Tahap II: Normal Track I dan II - Normal Track I Tarifakanmenjadi 0% padatahun 2010 - Normal Track II Tarifakanmenjadi 0% padatahun 2012
TAHAPAN PENGHAPUSAN TARIF BEA MASUK (lanjutan) Tahap III : Sensitive / Highly Sensitive List - Sensitive List : • Tahun 2012 = max 20% ; • Penguranganmenjadi 0-5% padatahun 2018 dengan 304 Produk (HS 6 digit) antara lain BarangJadiKulit: tas, dompet; Alas kaki : Sepatu, Casual, Kulit; Kacamata; AlatMusik; Tiup, petik, gesek; Mainan: Boneka; AlatOlah Raga; AlatTulis; Besidan Baja; Spare part; Alatangkut; Glokasidadan Alkaloid Nabati; SenyawaOrganik; Antibiotik; Kaca; Barang-barangPlastik. • Highly Sensitive List : Tahun2015 tarifnyamaksimum 50% dengan 47 Produk (HS 6 digit), yang antara lain terdiridariProdukPertanian, sepertiBeras, Gula, JagungdanKedelai; ProdukIndustriTekstildanprodukTekstil (ITPT);ProdukOtomotif; Produk Ceramic Tableware.
7. Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) • IJ-EPA ditandatangani oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Jepang pada 20 Agusutus 2007 di Jakarta, dan mulai berlaku efektif sejak 1 Juli 2008.
SCOPE OF IJEPA:Three Pillars of the IJEPA Cooperation: a distinctive feature of the EPA is that Japan and Indonesia have agreed to cooperate in many areas beyond just trade and that Japan will commit substantial resources to capacity-building activities for Indonesia. Liberalization:reduction or removal of border and behind the border obstacles to trade (simplified licensing and business regulations) Facilitation: improved cooperation & transparency in various areas: customs procedures, competition policy, IPR, etc.
IJEPA is Comprehensive and WTO plus • Trade in Goods • Trade in Services • Rules of Origin • Investment • Improvement of Business Confidence • Trade is Services • Movement of Natural Persons • Energy and Mineral Resources • Customs Procedures • IPR • Competition Policy • Technical Cooperation and Capacity Building • General Provisions • Government Procurement
IJEPA Modality Cover 93% from entirety tariff line (92% of Japan export value to Indonesia) Cover more than 90% from entirety tariff line (99% of Indonesian export value to Japan) Japan Tariff line = 9275 tariff line Indonesia Export to Japan 2006 = US$ 21 billion Indonesia Tariff line = 11163 tariff line Japan Export to Indonesia 2006 = US$ 5,5 billion
Tahapan Pembentukan dan Pelaksanaan FTA • Adanyadasarhukumpelaksanaan Joint Feasibility Study FTA • JointAnnoucement tentangkesepakatanmelakukanscoping studies of a Free Trade Agreement (FTA)yang ditandatanganioleh H.E President SusiloBambangYudhoyonodanPerdanaMenteri John Howard pada 27 Juli 2007. • Indonesia dan Chile sepakatmelakukanstudikelayakan FTA bilateral padabulan November 2008. • Pelaksanaan Joint Feasibility Study • Indonesia – EFTA: Joint Study Group Comprehensive EFTA-Indonesia Trade Agreement (CEITA) telahselesaipadatahun 2007 • Indonesia – Australia: Joint Study Group Indonesia-Australia Free Trade Agreement (IAFTA) telahselesaipadabulanMaret 2009 • Indonesia – India: Joint Study Group Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) telahselesaipadabulan September 2009 • Indonesia – Chile: Indonesia dan Chile telahmenyelesaikanstudikelayakanpembentukan FTA padabulan November 2009
Tahapan Pembentukan dan Pelaksanaan FTA(lanjutan.........) • KesepakatanNegosiasiPembentukan FTA dengan Negara Mitra • ProsesNegosiasi • PenandaTanganan FTA • Implementasi FTA • Fast Track/Early Harvest Program • Normal Track • Sensitive List • High Sensitive List • Exclusions List • KERJASAMA FTA BILATERAL YANG AKAN MULAI DINEGOSIASIKAN: • COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNETSHIP AGREMENT INDONESIA-EFTA • 2. INDONESIA-AUSTRALIA ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (I-AEPA)
Prioritas Nasional Perdagangan Luar Negeri Arah kebijakan perdagangan luar negeri dalam lima tahun ke depan adalah “Meningkatkan daya saing produk ekspor nonmigas untuk mendorong peningkatan diversivikasi pasar tujuan ekspor serta peningkatan keberagaman, kualitas, dan citra produk ekspor”. Adapun strategi yang perlu dilakukan selama periode 2010 – 2014 adalah: • Meningkatkan produk ......... • Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa ..........
Prioritas Nasional Perdagangan Luar Negeri (lanjt.) • Mengupayakan diversivikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada negara tertentu dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara tujuan akhir dimana produk akan dikonsumsi. • Mendorong pemanfaatan berbagai preferensi perdagangan dan kerjasama perdagangan internasional yang lebih menguntungkan kepentingan nasional. • Mendorong pengembangan ........ • Memperkuat kelembagaan ..........
Arah Kebijakan Kementerian Perdagangan Menghadapi Persaingan Global Arah kebijakan pembangunan Perdagangan Nasional ke depan secara konsisten akan mengacu kepada arah pembangunan dalam RPJMN 2010-2014. Arah kebijakan perdagangan dapat dijabarkan menjadi pokok-pokok pikiran sebagai berikut: • Mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di fora internasional dengan senatiasa menjaga kepentingan nasional. Integritas wilayah dan pengamanan kekayaan SDA nasional. • Menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. • Menurunnya kesenjangan kesejahteraan antarkelompok masyarakat dan antar daerah. • Memantapkan nilai – nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya dan karakter bangsa. • Menata kelembagaan perdagangan yang mendorong prakarsa masyarakat dalam kegiatan perekonomian.
4. FAKTA EMPIRIS KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI DENGAN NEGARA MITRA RTAs
Trade Restrictiveness Index(2006-2008 terbaru) Sumber: World Trade Indicator 2008, World Bank Perdagangan Indonesia lebih liberal dibandingkandengan India, Jepang, Malaysia, Korea jikadilihatberdasarkan Overall Trade Restrictiveness Index (OTRI).
Trade Dependence Index Notes: The trade dependence index, also termed the openness index, measures the ratio of international trade (export and import) to the total value of net output (gross domestic product or GDP). Source: Statistics Indonesia (processed)
Percentage Distribution of GDP by Expenditure Source: World Bank and BPS The role of Household consumption and foreign trade (export and import), and investment (PMTB) are more important sector in contribution to the GDP by expenditure.
EKSPOR NON MIGAS INDONESIA DENGAN NEGARA MITRA FTA MENINGKAT SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR Sumber: BPS diolah Puska Daglu, BPPKP Pangsa ekspor non migas Indonesia ke negara-negara mitra FTA yaitu ASEAN, Jepang, Korsel dan RRT meningkat dari 46% pada tahun 2005 menjadi 52,5% pada tahun 2010 (Januari-Agustus).
INDEKS NILAI EKSPOR NON MIGAS Sumber: BPS (Diolah) Indeks nilai ekspor non migas ke negara mitra FTA terutama RRT, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia meningkat pesat setelah krisis global 2009, sedangkan ke Singapura dan Jepang bergerak lamban.
INDEKS PANGSA EKSPOR NON MIGAS Sumber: BPS (Diolah) Peranan RRT dan Korea Selatan sebagai mitra dagang terus meningkat, demikian pula India. Sementara peranan Amerika Serikat, Singapura, Belanda dan Australia terus menurun.
INDEKS NILAI IMPOR NON MIGAS *) Jan-Agst Sumber: BPS (diolah)
Realisasi PemanfaatanSKA Meningkat Menunjukkan FTA Membawa Manfaat Bagi Eksportir
5. PENUTUP Selama 60 tahun terakhir, jumlah RTAs terus bertambah, terutama antar sesama negara berkembang (south-south) Kawasan Asia mengalami peningkatan jumlah RTAs yang signifikan selama lima tahun terkahir, yang diikuti oleh meningkatanya peranan kawasan tsb dalam perdagangan global. Peranan Kawasan Asia dalam perdagangan dunia (ekspor dan impor ) terus meningkat, sementara kawasan Eropa dan Amerika Utara menurun. Indeks keterbukaan perdagangan Indonesia selama satu dekade masih relatif rendah yaitu berkisar antara 0,54 – 0,40, namun demikian secara absolut nilai perdagangan luar negeri terus meningkat selama satu dekade tersebut. Implementasi RTAs Indonesia telah meningkatkan pangsa perdagangan (non migas) dengan negara mitra RTAs . Pemanfaatan RTAs baik Regional maupun Bilateral masih perlu ditingkatkan (Rata-rata 32,4% selama Jan-Sep 2010) melalui sosialisasi atau diseminasi kepada pelaku usaha (eksportir).
TERIMA KASIH www.depdag.go.id