200 likes | 603 Views
Mendeskripsikan Produk. Tahap 2: Mendeskripsikan Produk. Nama produk Komposisi Karakteristik produk akhir struktur fisik/kimia (termasuk aw, pH, dll.) Metode pengawetan Pengemasan primer Pengemasan sekunder Pengiriman/pengapalan Kondisi penyimpanan Metode distribusi Masa simpan
E N D
Tahap 2: Mendeskripsikan Produk • Nama produk • Komposisi • Karakteristik produk akhir • struktur fisik/kimia (termasuk aw, pH, dll.) • Metode pengawetan • Pengemasan primer • Pengemasan sekunder • Pengiriman/pengapalan • Kondisi penyimpanan • Metode distribusi • Masa simpan • Pelabelan khusus • Persiapan oleh konsumen
Tahap 3. Identifikasi Pengguna Produk • Pengelompokan konsumen perlu dilakukan karena masing-masing produk memiliki tingkat resiko berbeda terhadap masing-masing konsumen • Tujuan identifikasi pengguna produk adalah memberikan informasi apakah produk tersebut dapat didistribusikan kepada semua populasi atau hanya populasi khusus yang sensitif • Lima kelompok populasi sensitif: • Manula • Bayi • Wanita hamil • Orang sakit • Orang dengan daya tahan terbatas (immunocompromised)
Tahap 4. Penyusunan diagram alir • Diagram alir harus disusun oleh tim HACCP • Seluruh proses sejak diterimanya bahan baku sampai dengan dihasilkannya produk jadi untuk disimpan • Pada beberapa jenis produk, terkadang disusun sampai pada cara pendistribusian • Manfaat diagram alir • Membantu pelaksanaan kerja tim HACCP • Memudahkan verifikasi
Diagram alir harus memperlihatkan secara jelas: • Rincian seluruh kegiatan proses termasuk inspeksi, transportasi, penyimpanan dan penundaan dalam proses. • Bahan-bahan yang dimasukkan kedalam proses seperti bahan baku, pengemasan, air dan bahan kimia. • Keluaran dan limbah proses.
Tahap 5. Verifikasi diagram alir di tempat • Tim HACCP harus melakukan peninjauan membuktikan ketepatan diagram alir yg dibuat • Verifikasi dilakukan dengan cara: • Mengamati aliran proses • Kegiatan pengambilan sampel • Wawancara • Operasi rutin/non-rutin
Tahap 6/Prinsip 1: Analisa Bahaya • Identifikasi potensi bahaya • Analisa bahaya • Pengembangan tindakan pencegahan
Identifikasi potensi bahaya • Biologis • Kimia • Fisik
Analisis bahaya mencakup: • Peluang terjadinya dan tingkat pengaruhnya terhadap kesehatan • Evaluasi kualitatif dan atau kuantitatif • Ketahanan hidup atau perkembangan bahaya mikroorganisme • Produksi atau keberadaan toksin, bahan kimia atau fisik dalam makanan, • Kondisi yang mempunyai tendensi menuju terjadinya bahaya.
Menetapkan signifikansi bahaya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan: • Tingkat resiko(risk) atau tingkat peluang kejadian bahaya • Tingkat keakutan (severity) dari bahaya
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menetapkan katagori resiko: • Apakah produk pangan mungkin mengandung dan atau mendukung pertumbuhan patogen potensial ? • Apakah produk akan mengalami proses pemanasan tambahan ? • Apakah kondisi penyimpanan yang akan datang akan memberi peluang untuk pertumbuhan patogen atau kontaminasi lebih lanjut ? • Apakah populasi yang mengkonsumsi makanan khususnya kelompok yang peka?
Daftar tingkat keakutan bahaya dari bakteri patogen yang dapat menyebabkan keracunan atau wabah penyakit
Pengelompokan keakutan bahaya fisik dan kimia: • Tingkat keakutan bahaya tinggi: Bahaya yang mengancam jiwa manusia. • Tingkat keakutan bahaya sedang: bahaya yang mempunyai potensi mengancam jiwa manusia. • Tingkat keakutan bahaya rendah: bahaya yang mengakibatkan pangan tidak layak konsumsi.
Matrik Analisa Signifikansi Bahaya Tingkat Resiko bahaya Tingkat Keakutan bahaya Signifikansi rendah Signifikansi sedang Signifikansi tinggi
Tingkat signifikansi → perkalian tingkat resiko dan keakutan → (R x K) • 100-1.000 = signifikansi rendah • 10.000 = signifikansi sedang • 100.000-1.000.000 = signifikansi tinggi • signifikansi 100.000-1.000.000 dapat langsung digunakan pada penetapan CCP
Pengembangan tindakan pencegahan • Tindakan pencegahan → setiap tindakan yang dapat menghambat timbulnya bahaya dalam produk yang mengacu pada prosedur operasi • Tindakan pencegahan dapat berupa pemberian bahan kimia, tindakan fisik atau lainnya yang dapat mengendalikan bahaya keamanan pangan • Tindakan pencegahan dalam mengatasi bahaya dapat lebih dari satu bila dibutuhkan • Contoh tindakan pencegahan • Pemisahan penyimpanan bahan baku dengan produk akhir • Menggunakan sumber air yang sudah bersertifikat • Menggunakan truck yang mempunyai kemampuan mengatur suhu, dll