680 likes | 797 Views
PENYUSUNAN ANGGARAN. Kerangka Aktivitas Organisasi. Kerangka Aktivitas Organisasi (Cont’d). Strategi : dituangkan dalam sebuah visi dan misi tersebut diterjemahkan dalam tujuan-tujuan yang bersifat rinci untuk dicapai dalam jangka waktu satu tahun.
E N D
PENYUSUNAN ANGGARAN
KerangkaAktivitasOrganisasi (Cont’d) Strategi : dituangkan dalam sebuah visi dan misi tersebut diterjemahkan dalam tujuan-tujuan yang bersifat rinci untuk dicapai dalam jangka waktu satu tahun. Tujuan : tujuan organisasi diformulasikan dalam pernyataan-pernyataan kualitatif. Anggaran: dibuat untuk menyatakan tujuan-tujuan tersebut dalam sebuah pernyataan kualitatif. Aktivitas : dibuatberdasarkan tujuan dan anggaran yang telah dibuat.
KerangkaLogisPenyusunan Program TahapanPenyusunan
1. Penetapan Strategi Organisasi (visi dan misi) Visi dan misi cara pandang yang jauh ke depan yang memberi gambaran tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh sebuah organisasi. Dari sudut pandang lain, visi dan misi organisasi harus dapat: Mencerminkan apa yang ingin dicapai; Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas; Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis; Memiliki orientasi masa depan; Menumbuhkan seluruh unsur organisasi; dan Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.
2. Pembuatan Tujuan Tujuan Hal yang akandicapaidalam kurun waktu satu tahun TujuanOperasional TujuanOperasional turunanvisidanmisi dasaralokasisumberdayauntukaktivitashariansertapemberianreward and punishment
TujuanOperasional Karakteristik: Merepresentasikan hasil akhir (true ends/outcome) bukan keluaran (output). Dapat diukur untuk menentukan apakah hasil akhir (outcome) yang diharapkan telah dicapai. Dapat diukur dalam jangka pendek agar tindakan koreksi (corrective action). Harus tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang kecil untuk menimbulkan interpretasi individu.
3. Penetapan Aktivitas Menjadidasarpenyusunananggaran terutamadalampendekatan PPBS Aktivitas dipilih berdasarkan strategi organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan
4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan Melibatkanreviudanpenentuanranking. Penentuankriteriaranking berdasarkanstandarbakuorganisasiataukebebasanmasing-masing unit.
Agenda 1 2 3 Pelaksanaan Pertanggungjawaban Diskusi ProsesPenyusunan APBN
AnggaranPendapatandanBelanja Negara PEMERINTAH Hak Kewajiban RENCANA YANG MENJADI PEDOMAN Untuksetiapkegiatantermasukkeuangan
AnggaranPendapatandanBelanja Negara Memuatrencanapenerimaandanbelanjaataupengeluarandalamsatutahun. Penyusuanannyamelibatkanbanyakpihak: • Departemen • Lembaga • DPR otoritaspengawasaruskeluardana APBN
RuangLingkup APBN SaatpertanggungjawabanAPBN, seluruhrealisasipenerimaandanpengeluarandalamrekeningharusdikonsolidasikankedalamrekening BUN. Semuapenerimaandanpengeluaran yang telahdimasukkandalamrekening BUN penerimaandanpengeluaran “on budget”
Perkiraan APBN • penerimaan • pengeluaran • transfer surplus/defisit • pembiayaan
Sejarah Format APBN TA 1969/70 sampaidengan 1999/2000 APBN T-account. KelemahanT-account: tidakmemberikaninformasi yang jelasmengenaipengendaliandefisit ; dan kurangtransparan. Mulai TA 2000 format APBN I-account, disesuaikandenganGovernment Finance Statistics (GFS)
TujuanPerubahan Format APBN Meningkatkantransparansi ; Mempermudahanalisis, pemantauan, danpengendaliandalampelaksanaandanpengelolaan APBN; Mempermudahanalisiskomparasi (perbandingan); dan Mempermudahperhitungandanaperimbangan yang lebihtransparan yang didistribusikanolehpemeritahpusatkepemerintahdaerah UU No.25/1999 tentangPerimbanganKeuanganPusat Daerah.
T-Account Penerimaandanpengeluarandipisahkandikolom yang berbeda. Mengikutianggarandan format anggaran yang berimbangdandinamis. Berimbangdandinamis: Penerimaan = Pengeluaran JikaPengeluaran > Penerimaan pembiayaandaridalamatauluarnegeri.
T-Account (Cont’d) Pemda Tidakmenunjukkankomposisianggaran yang dikelolaPemdadanPusat Anggaranterpusat Pengeluaran APBN Pusat Pinjamanluarnegeri penerimaanpembangunan Pembayarancicilanpinjamanluarnegeri pengeluaranrutin
I-Account Penerimaandanpengeluarandalamsatukolom. Menerapkananggarandefisit/surplus: Perubahan – perubahanitudenganjelasnyadigambarkanolehposisioverall balance Defisit/Surplus SelisihPenerimaan + HibahdenganPengeluaran Defisit Pengeluaran > Penerimaan + Hibah Pembiayaandaridalamdanluarnegeri Surplus Pengeluaran < Penerimaan + Hibah
I-Account (Cont’d) Pemda Menunjukkankomposisipengeluaran yang dikelolaPemda Pengeluaran APBN Pusat Pinjamanluarnegeridancicilan pembiayaananggaran utang jumlahnyaharussekecilmungkin
Format I-Account APBN A. PendapatandanHibah I. PenerimaanDalamNegeri 1. PenerimaanPajak 2. PenerimaanBukanPajak II. Hibah B. Belanja Negara I. AnggaranBelanjaPemerintahPusat 1. PengeluaranRutin 2. Pengeluaran Pembangunan II. Dana Perimbangan III. Dana OtonomiKhususdanPenyeimbang C. Keseimbangan Primer D. Surplus/DefisitAnggaran (A-B) E. Pembiayaan I. DalamNegeri II. LuarNegeri
Komposisi APBN Penerimaan
Komposisi APBN Pengeluaran • Target yang tidakbolehdilampaui. • Pengeluaran yang dilakukanpadasuatutahunanggaranharusditutupdenganpenerimaanpadatahunanggaran yang sama. Tahapanprosesterjadinya: KewenanganAnggaran PelimpahanKewenanganAnggaran Kewajiban RelasisasiPengeluaran (outlays)
Komposisi APBN Dana Perimbangan Merupakan transfer daripemerintahpusatkepadapemerintahdaerahdalamrangka program desentralisasi Dana BagiHasilPenerimaan Dana AlokasiUmum Dana AlokasiKhusus
Komposisi APBN Dana OtonomiKhusus Diberikankepadadaerah yang memilikikarakteristikkhusus yang membedakandengandaerah lain Tujuan untukmeningkatkankesejahteraanmasyarakatnyadanmengurangiketertinggalandaripropinsilainnya.
Komposisi APBN Defisitdan Surplus Merupakanselisihantarapenerimaandanpengeluaran Pegeluaran > Penerimaan Defisit Pegeluaran < Penerimaan Surplus
Penjelasan Komposisi APBN Keseimbangan Keseimbangan Primer total penerimaandikurangibelanjatidaktermasukpembayaranbunga DefisitAnggaran KeseimbanganUmum total penerimaandikurangi total pengeluarantermasukpembayaranbunga
Komposisi APBN Pembiayaan Untukmenutupdefisitanggaran Pembiayaan DN obligasi, panjualanaset, privatisasi Pembiayaan LN meliputipinjamanproyek, pembayarankembaliutang, pinjaman program danpenjadwalankembaliutang
Penyusunan APBN AtasnamaPresiden MenteriKeuangan BadanPerencanaanNasional Mengkoordinasikanpenyusunan APBN MenteriKeuangan Mengkoordinasikanpenyusunankonsepanggaranbelanjarutin BappenasdanMenteriKeuangan Mengkoordinasikanpenyusunananggaranbelanjapembangunan
Penyusunan APBN PembicaraanPendahuluan
Penyusunan APBN Pengajuan, Pembahasan, danPenetapan APBN Dilakukanoleh: • MenteriKeuangandenganPanitiaAnggaran • KomisidenganDepartemen Hasil UU APBN yang memuatalokasidana per satuan
Penyusunan APBN Pengajuan, Pembahasan, danPenetapan APBN (Cont’d) Satuan 3 (alokasidana per departemen/lembaga, sektor, sub sektor, program dankegiatan) DirjenAnggarandanMenterimembahas detail pengeluaranrutin Pengeluaranpembangunan DirjenAnggaran, Bappenas, danMenteriteknismembahas detail pengeluaranuntuksetiapkegiatan
Penyusunan APBN Pengajuan, Pembahasan, danPenetapan APBN (Cont’d) Jika DPR menolak RAPBN yang diajukanPemerintahmenggunakan APBN tahunsebelumnya Pengeluarantahuninimaksimalsamadenganpengeluarantahunlalu
Penyusunan APBN Pengajuan, Pembahasan, danPenetapan APBN (Cont’d) Hasilpembahasandidokumentasikandalam: • DaftarIsianKegiatan otorisasipengeluaranrutin unit organisasi. • DaftarIsianProyekotorisasipengeluaranpembangunanproyekpada unit organisasi. • SuratPengesahanAlokasiAnggaranRutin (SPAAR) besaranalokasianggaranrutinuntuksetiapkantor/satuankerjadidaerah dibahasoleh Kantor Wilayah DJA danInstansiVertikalDepartemen/ Lembaga DIK.
Penyusunan APBN • SuratPengesahanAlokasiAnggaran Pembangunan (SPAAP) menetapkanbesaranalokasianggaranpembangunanuntuksetiapproyek/bagianproyekdibahasoleh Kantor wilayah DJA denganinstansivertikal/dinas DIP. • SuratKeputusanOtorisasi (SKO) otorisasiuntukpenyediaandanakepadadepartemen/lembaga/pemerintahdaerahdanpihak lain yang berhakbaikuntukrutinmaupunpembangunan.
PeraturanPelaksanaan • PPNo. 20 Tahun 2004 tentangRencanaKerjaPemerintah (RKP) • PP No. 21 Tahun 2004 tentangRencanaKerjaAnggaranKementerian/Lembaga (RKA-KL) Tahun 2005 • PP No. 24 Tahun 2005 tentangStandarAkuntansiPemerintahan • PMK Nomor 571/PMK.06/2004 tentangPetunjukTeknisPenyelesaianDaftarIsianPelaksanaanAnggaran (DIPA) • PMK Nomor 606/PMK.06/2004 tentangPedomanPembayarandalamPelaksanaanAnggaranPendapatandanBelanja Negara Tahun 2005 • PMK Nomor 54/PMK. 02/2005 tentangPetunjukTeknisPenyusunandanPenelaahan RKA-KL
Perubahan Format AnggaranBelanjaPemerintahPusat • Penerapansistempenganggaranterpadu(unified budged) penyatuananggaranbelanjarutindananggaranbelanjapembangunan; dan • Reklasifikasirincianbelanjanegaramenurutorganisasi, fungsidanjenisbelanja.
SasaranPerubahanFormat AnggaranBelanja Negara • Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan belanja negara, melalui: • Minimalisasiduplikasirencanakerjadanpenganggarandalambelanjanegara • Meningkatkanketerkaitanantarakeluaran(output)danhasil(outcomes) yang dicapaidenganpenganggaranorganisasi • Penyesuaiandenganklasifikasiinternasional
Penyusunan RKA-KL dan DIPA • Kementerian Keuangan cq. DJAPK menelaah kesesuaian RKA-KL dengan pagu sementara, standar biaya, dan prakiraan maju; dan • Bappenas menelaahsinkronisasi program dalam RKA-KL dengan RKP. • KementerianKeuangancqDJPbnmenelaahkesesuaianantara DIPA denganKepprestentangRincian APBN • Penelaahan RKA-KL olehKementerianKeuangan(cq DJAPK)danBappenas • PenerbitanKepprestentangRincian APBN • Pengajuankonsep DIPA olehkementerian/lembaga • KementerianKeuangancqDirekturJenderalPerbendaharaanmenelaahkesesuaianantarakonsep DIPA olehkementerian/lembagadenganKepprestentangRincian APBN • PengesahanDaftarIsianPelaksanaanAnggaran • Pelaksanaan APBN
ReformasiPenganggaran • Unifikasianggaran konsolidasipengeluaranrutindanpengeluaranpembangunan; • Penerapankerangka pengeluaran jangka menengah(medium term expediture framework/MTEF) mempereratperencanaandanpenganggaransertameningkatkanderajatprediksikemampuananggaranjangkamenengah; dan • Penerapan penganggaran berbasis kinerja meningkatkanefisiensidanefektifitaspelayananpemerintah.
DasarPerundangan APBD BerbasisKinerja UU No. 22/99 ttg Pemerintahan Daerah UU No. 25/99 ttg Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Anggaran Berbasis Kinerja PP 105/2000 ttg pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah KepMen DN No.29/2000 ttg keuangan daerah& APBD
Perubahan Penganggaran Line Item Budgeting Performance Budgeting • Tidakdapatdinilaiefisiensidanefektifitas program • Berorientasijangkapendek • Belummengaitkansetiappengeluarandenganmanfaatnya • Mengaitkansetiappengeluarandenganmanfaatnya • dapatdinilaiefisiensidanefektifitas program • Berorientasijangkapanjang
PROSES PENYUSUNAN APBD Penyusunan Anggaran Kinerja 1. Kegiatan Pendahuluan Penetapan strategi organisasi (visi dan misi) 2. Arah dan Kebijakan Umum APBD Penetapan Aktivitas 3. Strategi & Prioritas APBD 4. Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) Pembuatan Tujuan operasional 5. Evaluasi dan seleksi RASK 6. Pembahasan RAPBD • Review dan Ranking APBD
Proses Penyusunan APBD • Langkahpenyusunan APBD dilakukandenganberdasarpadaRencanaStrategis Daerah (RENSTRADA) dokumenstrategijangkapanjang (strategic planning) yang dimilikiPemda • Siklus RENSTRADA biasanya lima tahunan yang akandijabarkandalambentuktujuanoperasional yang bersifattahunan