260 likes | 727 Views
Pajak Penghasilan Pasal 23. Definisi. Pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh dari: Penyerahan jasa Penggunaan modal Penyelenggaraan kegiatan. Pemotong PPh Pasal 23. Badan Pemerintah Subjek Pajak Badan Dalam Negeri Penyelenggara Kegiatan Bentuk Usaha Tetap
E N D
Definisi • Pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh dari: • Penyerahan jasa • Penggunaan modal • Penyelenggaraan kegiatan
Pemotong PPh Pasal 23 • Badan Pemerintah • Subjek Pajak Badan Dalam Negeri • Penyelenggara Kegiatan • Bentuk Usaha Tetap • Perwakilan Perusahaan di luar negeri lainnya • WP OP yang ditunjuk Kepala KPP (akuntan, arsitek, PPAT dll)
Tarif dan Objek PPh pasal 23 15% dari Penghasilan Brutto atau dari Perkiraan Penghasilan Netto • Tarif 15 % X PenghasilanBrutto, dikenakanpada: Dividen, Bunga, Royalti, HadiahdanPenghargaan, BungaSimpanan yang dibayarkoperasijika >Rp240.000 • Tarif 2% X PerkiraanPenghasilanNetto, dikenakan: padaSewaatashartabergerak, jasa-jasalainnya. • Dalamhal WP yang menerimapenghasilantersebuttidakmemilikiNomorPokokWajibPajak (NPWP), besarnyatarifpemotonganadalahlebihtinggi 100% daripadatarif yang sebenarnya
Contoh soal : Dividen • Pada tanggal 1 Juli 2011, PT. Rajawali membayarkan dividen tunai sebagai berikut :
Latihan soal : Dividen • Pada tanggal 1 Juli 2011, PT. Rajawali membayarkan dividen tunai sebagai berikut :
Contoh Royalti • Penerbit Salemba pada bulan Agustus membayarkan royalti kepada penulis sbb :
Tn Ali pada bulan Juli 2011, menerima bunga atas simpanan deposito di Bank Danamon senilai Rp.160.000.000,- • PPh psl 4 ayat (2) 20% x Rp.160 jt = Rp.32 jt
Tn Hakim adalah salah satu anggota koperasi Mandiri Sejahtera. Pada bulan Agustus 2011, menerima bunga simpanan dari Koperasi sebesar Rp.1.500.000 dan menerima pembagian SHU Koperasi sebesar Rp.3.500.000 • U/ SHU tidak dikenakan pajak, karena Koperasi termasuk dalam Bukan Objek Pajak • U/ pendapatan bunga dikenakan PPh psl 4 ayat (2) 20% x Rp.1.500.000,- = Rp.300.000,-
Saat Terutang, Penyetoran dan Pelaporan: • Terutang pada akhir bulan dilakukan pembayaran • Disetor paling lambat tgl 10 setelah Masa Pajak dilakukan pemotongan berakhir • Pelaporan ke KPP paling lambat tgl 20 setelah Masa Pajak berakhir • Pihak pemotong wajib memberi tanda bukti pemotongan kepada Orang Pribadi atau Badan yang terbebani
Pengecualian PPh Pasal 23: • Penghasilan yang terutang pada Bank • Sewa yang dibayarkan sewa guna usaha hak opsi • Bunga yang dibayar koperasi < Rp240.000/bulan • Dividen atau bagian laba yang diterima Perseroan Terbatas sebagai WP DN dari penyertaan modal pada badan usaha yang berkedudukan di Indonesia • DLL
PPh pasal 23 atas Jasa Angkutan • Termasuk sebagai sewa alat angkutan darat objek pemotongan PPh pasal 23, sbb: • a. Sewa kendaraan angkutan umum = Bus, Minibus, taksi yang disewa • b. Sewa kendaraan milik perusahaan persewaan mobil, perusahaan, bus wisata, WP pribadi atau WP Badan bukan kendaraan umum • c. Sewa kendaraan berupa truk, mobil derek, taksi milik OP atau perusahaan yg dicarter oleh perusahaan angkutan
PPh pasal 23 atas Jasa Angkutan Darat • 2. Termasuk sebagai jasa angkutan darat Bukan Objek PPh pasal 23: • Jasa taxi yang disewa sesuai dengan tarif argo • Jasa angkutan barang dari tempat pengiriman ke tempat tujuan berdasarkan KONTRAK • Jasa angkutan kereta api yang dilakukan oleh PT KAI
Soal PPh pasal 23 Wahyu seorang anggota Koperasi “Maju Makmur” pada 31 Agustus 2001 menerima bunga untuk bulan Agustus atas simpanan yang dimiliki sebesar Rp300.000. Hitung: besarnya PPh pasal 23 yang dipotong oleh Koperasi “ Maju Makmur” 15% X Rp300.000 = Rp45.000 Bersifat final.
Soal PPh pasal 23: Adjie adalah seorang desainer interior, pada tanggal 01 Juli 2001 mendapat order untuk mendesain interior gedung perkantoran di kawasan perumahan VILLA DAMAI Palembang dengan imbalan jasa sebesar Rp25.000.000. Hitung: Besarnya PPh pasal 23 15% X 40% Rp25.000.000 = Rp1.500.000