160 likes | 499 Views
PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER BIOGRAFI DENGAN PENDEKATAN DIRECT CINEMA ATAU OBSERVATORY, FREE CINEMA BERJUDUL “THE TRAFFIC ARTIS” Rendy Yuda Pramana 07510160014 rendyuda@yahoo.com. ABSTRAK.
E N D
PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER BIOGRAFI DENGAN PENDEKATAN DIRECT CINEMA ATAU OBSERVATORY, FREE CINEMABERJUDUL “THE TRAFFIC ARTIS”Rendy Yuda Pramana07510160014rendyuda@yahoo.com
ABSTRAK Polisi cepekmerupakankiasan atau sebutan yang menggambarkan dari seseorang yang mengantur jalanan di setiap sudut jalan raya. Sebutan tersebut muncul karana suatu kebiasaan para pengguna jalan memberikan uang receh kepada para pengatur liar ini. Bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan menjadi polisi cepek merupakan alternatif penghasilan. Hal ini tidak bagi Sutrisno salah satu polisi cepek di daerah kutisari yang mengaku menjadi polisi cepek adalah panggilan dari hati. Hal ini terjadi pada saat Sutrisno melihat pertengkaran yang terjadi di pertigaan kutisari. Seketika itu juga Sutrisno mempunyai ide untuk mulai mengatur dan meninggalkan oekerjaan lamanya. Ide menggunakan kostum pada saat mengatur Sutrisno gunakan untuk memberikan hiburan bagi para pengguna jalan. Hampir setiap hari Sutrismo membuat kostum dari bahan dan peralatan sederhana. Sutrisno tidak ragu menggunakan uang hasil menyepeknya untuk membeli barang barang baru demi untuk membuat kostum yang baru. Dalam berkostum Sutrisno selalu memberikan makna kepada ciptaannya. Dengan gayanya yang unik Sutrisno dikenal sebagai sosok humoris, sangking terlalu humoris tidak sedikit warga yang mengiranya gila. Namun sebenarnya Sutrisno emimiliki wawasan yang sangat luas. Dikarnakan Sutrisnno memiliki kebiasaan membaca dan mendengarkan radio berita. Selain itu Sutrisno memiliki pemahaman yang luas terhadap agamanya sendiri maupun orang lain. Melihat fenomena tersebut penulis berusaha menampilkan Sutrisno dalam bentuk film dokumenter. Film dipilih karna dapatmembentukdan “menghadirkankembali” realitasberdasarkankode-kode, konvensi-konvensi, danideologidarikebudayaan. Sedangkan dokumenter dipilih karena mampu memberikan pemaparan secara fakta dan objektif kepada khalayak umum. Genre dokumenter ini mnggunakan bigrafi dengan pendekata direct cinema atau observatory dan free cinema. Dikarnakan penekatan tersebut membeirkan fleksibilitas dalam proses produksi maupun kebebasan mengeksplorasi gaya dalam pasca produksi.dalam vidio ini penulis berusaha menampilkan keseharian Sutrisno meliputi mencari bahan kostum, membuat kostum, merias wajah, dan mengatur dijalan. Sedangkan penekanan sudut pandang terletak pada aspek pekerjaan meliputi kreatifitas, idealisme, dan lingkup sosial. Dalam vidio ini menampilkan Sutrisno sebagai narasumber utama dengan didukung beberapa narasumber lain sebagai pendukung data. KataKunci: Polisi Cepek, Film, Dokumenter
LATAR BELAKANG • Sudahmenjadirahasiaumumbahwakemacetanlalu-lintaskinimenjadipemandangansehari - haridikotabesar. Sehingga, menjadipersoalanpembangunan yang relatifsulituntuk diselesaikan. Baikditingkatlokaldaerahmaupunnasional. Surabaya sebagaikota metropolitan dancukupproduktifdibidangindustri, dapatmemicuadanyatingkatkebutuhankendaraanbermotor yang tinggi. Oleh sebab itu, hal ini menjadisalahsatufaktormeningkatnya volume kendaraan yang menyebabkanterjadikemacetandibeberaparuasjalan Surabaya. • Dari segifinansial, menjadipolisicepek, sangatcepatmemberikankeuntungan, semakinbanyakkendaraan yang melewatisemakinbanyakjugapendapatan yang diterima. Banyaksekaliwarga yang memanfaatkanhalinidanmelalaikantujuanutamanyayaituuntukmengaturlalulintas. Fenomenaini, berbandingterbalikdenganSutrisnoseorangpolisicepekdipertigaanKutisari. Sutrisnorelameninggalkanpekerjaanlamanyademimengabdikandirisebagaipengaturlalulintas. Sutrisnomemutuskanmeninggalkanpekerjaansebagaikulibangunan, ketikamelihatsuatukeributandipertigaanKutisari yang dipicuolehmenumpukanyakendaraan. Melihatkejadiantersebut, Sutrisnomerasapendapatpangilanhatiuntukmengaturdipertigaan tersebut dansemenjakitulahSutrisnomulaidikenalsebagaipolisicepek yang nyentrik.
Komunikasi • Padaawalnyakomunikasiantarduaorangmerupakanperkembanganmetodetentangekspresi yang dibangunselamaberabad-abad. Isyaratatautanda yang merupakanpengembanganbahasa, dankebutuhanuntukberikutsertadalamseluruhperbuatan yang dilakukan. Melihathalinidalampenyampaiannyakomunikasitidakbisaterlepasdaripenggunaansimbolatautanda. Komunikasitelah ProsesKomunikasi • DalambukuAtepAdyaBarata(2003 : 55) komunikasimerupakansuatuproses yang mempunyaikomponendasarantara lain, Pengirimpesan, penerimapesandanpesan. Makadariituskemadariproseskomunikasidapatdigambarkansepertidibawahini : SimbolatauIsyarat • Padatahapinipengirimpesanmembuatkodeatausimbolsehinggapesannyadapatdipahamiolehorang lain. Tujuanpenyampaianpesanadalahuntukmengajak, membujuk, mengubahsikap, perilakuataumenunjukkanarahtertentu. Media atauPenghubung • Adalahalatuntukpenyampaianpesanseperti, televisi, radio suratkabar, papanpengumuman, telefon danlainnya. Pemilihan media inidapatdipengaruhiolehisipesan yang akandisampaikan, jumlahpenerimapesan, situasidansebagainya
MengartikanKodeatauIsyarat • Setelahpesanditerimamelaluiindera (telinga, matadanseterusnya) makasipenerimapesanharusdapatmengartikan symbol ataukodedaripesantersebut, sehinggadapatdimengertidandipahami. • PenerimaPesan • Penerimapesanadalahorang yang dapatmemahamipesandaripengirimKomunikasidalamIlmuSinematorgafi • Menurut Joseph M.Boggs(dalamAsrulSani, (1986: 91), komunikasisinematografimeimilikiunsur visual yang merupakan “alat” utamauntukberkomunikasi. Makabahasa yang digunakandalamsinematografiadalahsuaturangkaiangambar yang bergerak, dimanadalampembuatannyaperlumemperhatikanketajamangambar, latargambar, durasisetiapgambar yang ditampilkan, iramadansebagainya. Semuanyamerupakanalatkomunikasi non verbal. Disampingituunsur - unsur yang lain seperti, kualitascerita, editing, illustrasimusik, efeksuara, dialog danaktorjugadapatmemepengaruhinilaisebuahtayangan.
PengertianSinematografi • SinematografiadalahkataserapandaribahasaInggrisCinematography yang berasaldaribahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografisebagaiilmuterapanmerupakanbidangilmu yang membahastentangteknikmenangkapgambardanmenggabung-gabungkangambartersebutsehinggamenjadirangkaiangambar yang dapatmenyampaikanide (dapatmengembancerita). Sinematografimemilikiobjek yang samadenganfotografiyaknimenangkappantulancahayapadabenda. Perbedaannya, terletakpadagambar yang ditangkap. • Sejarah Film • Film yang kitakenalsekaranginimerupakanperkembangandarifotografi yang diciptakanoleh JosephNicephoreNiepcedariPerancispadatahun 1826. Biladikaitkandengangambarbergerak, makaterciptanya film bermuladarisuatupertanyaanunik, “Apakahkeempat kaki kudapadasuatusaatberadapadaposisimelayangsecarabersamaanketikaberlari? Untukmenjawabpertanyaanini, tahun 1878 Edward Muybridge dariStandford University, Inggris, membuatserentetan 16 foto(frame)kuda yang sedangberlari. Kemudian, ketikafotokudaberlaritersebutdilihatsecaraberurutandalamkecepatantertentuterjadilahgerakankudaberlari. Berdasarkanciptaannyaini, Edward Muybridge disebutsebagaipenciptagambarrekamanbergerak/film pertama(motion picture).
Film Dokumenter • Dokumenteradalahsebutan yang diberikanuntuk film pertamakaryaLumierebersaudara yang berkisahtentangperjalanan (travelogues) yang dibuatsekitartahun 1890-an. Tigapuluhenamtahunkemudian, kata ‘dokumenter’ kembalidigunakanolehpembuat film dankritikus film asalInggris John Griersonuntuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Griersonberpendapatdokumentermerupakansebuah “laporanaktual yang kreatif” (creative treatment of actuality) Gerzone R. Ayawaila (2009: 11) • Genre Film Dokumeter • Istilah genre berasaldaribahasaPerancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”. Film semakinberkembangdarimasakemasa, demikian pula genre film itusendirijugaikutberkembang. Setiap Negara memilikiberbagai genre tersendiri, bahkanadaketidaksamaanantar Negara satudengan yang lainnya. Fungsidari genre itusendiriadalahuntukmemudahkanklasifikasisebuah film, film yang telahdiproduksisejakperkembangansinemahinggakinidapatmungkinjumlahnyasudahjutaanlebihjumlahnya. Genre dapatmembantukitadalammemilah film-film dandapatmembantudalammemasarkan film tersebut. • Expository • Dokumenterdalamkategoriini, menampilkanpesannyakepadapenontonsecaralangsung, baikmelalui presenter ataupundalambentuknarasi. Keduabentuktersebuttentunyaakanberbicarasebagaiorangketigakepadapenontonsecaralangsung (adakesadaranbahwamerekasedangmenghadapipenontonataubanyakorang). Merekajugacenderungterpisahdariceritadalam film. Merekacenderungmemberikankomentarterhadapapa yang sedangterjadidalamadegan, ketimbangmenjadibagiandarinya. perilakukomunikasi. • Observatory atau Direct Cinema, Free Cinema • Suatuteoridankonseppendekatan film dokumenter yang dianggapmampumempertenghkanrealita visual secarasederhanadanapaadanya, karnadapatmempertahankanataumenjagaspontanitasaksidankaraktersesuairealita(Gerzon 2008:15).Aliraninimunculsebagaibentukketidakpuasanparapembuat film dokumenterterhadap model sebelumnya yang telahdiuraikandiatas. Pendekatan yang bersifatobservasiiniutamanyainginmerekamkejadiansecaraspontan, natural dantidakdibuat-buat. Itusebabnya, pendekataninimenekankanpadakegiatan shooting yang informal tanpatatalampukhususataupunpersiapan-persiapan yang telahdirancangsebelumnya. Kekuatanmerekaadalahkesabaranuntukmenunggukejadian-kejadian yang signifikanberlangsungdihadapankamera.
Reflexive • Berbedadengankaum observer yang cenderungtidakmaumelakukanintervensidancenderungmenunggukrisisterjadi, kalanganCinema veritejustrusecaraaktifmelakukanintervensidanmenggunakankamerasebagaialatpemicuuntukmemunculkankrisis. Dalamaliranini, pembuat film cenderungsecarasengajamemprovokasiuntukmemunculkankejadian-kejadiantakterduga. perilakukomunikasi. • JenisDokumenter • Bilasebelumnyamenjelaskanbentuk film dokumentermenurutperkembangansejarah, Grezonjugamembagi genre menjadiduabelasjenis yang dikelompokanlagimenuruttingkatkepopulerannya. Antara lain : • LaporanPerjalanan • Jenisiniawalnyaadalahdokumentasiantropologidariparaahlietnologatauetnografi. Namundalamperkembangannyabisamembahasbanyakhaldari yang paling pentinghingga yang ringan, sesuaidenganpesandangaya yang dibuat. Istilah lain yang seringdigunakanuntukjenisdokumenteriniadalah travelogue, travel film, travel documentary dan adventures film. Salahsatunya film Nanook of the North (1922) karyaRobert Flahertyolehbanyakpengamatdianggapsebagai film perjalanan yang awal.
Sejarah • Dalam film dokumenter, genre sejarahmenjadisalahsatu yang sangatkentalaspekreferential meaning-nya (makna yang sangatbergantungpadareferensiperistiwanya) sebabkeakuratan data sangatdijagadanhampirtidakbolehada yang salahbaikpemaparandatanyamaupunpenafsirannya. • IlmuPengetahuan • Film dokumenter genre inisesungguhnya yang paling dekatdenganmasyarakat Indonesia, misalnyasajapadamasaOrdeBaru, TVRI seringmemutar program berjudul Dari DesakeDesaataupun film luar yang banyakdikenaldengannama Flora dan Fauna. Tapisebenarnya film ilmupengetahuansangatbanyakvariasinyalihatsajaakhirtahun 1980-an ketika RCTI memutar program Beyond 2000, yaitu film ilmupengetahuan yang berhubungandenganteknologimasadepan • TokohatauBiografi • Sesuaidengannamanya, jenisinilebihberkaitandengansosokseseorang. Mereka yang diangkatmenjaditemautamabiasanyaseseorang yang dikenalluas – diduniaataumasyarakattertentu – atauseseorang yang biasanamunmemilikikehebatan, keunikanataupunaspek lain yang menarik. Adabeberapaistilah yang merujukkepadahal yang samauntukmenggolongkannya. Pertama, potretyaitu film dokumenter yang mengupasaspek human interest dariseseorang. Plot yang diambilbiasanyaadalahhanyaperistiwa–peristiwa yang dianggappentingdankrusialdariorangtersebut. isinyabisaberupasanjungan, • simpati, krtitikpedasataubahkanpemikiran sang tokoh.
Dokudrama • Film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung direkonstruksi. Ruang (tempat) akan dicari yang mirip dengan tempat aslinya bahkan bila memungkinkan dibangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut. Begitu pula dengan tokoh, pastinya akan dimainkan oleh aktor yang sebisa mungkin dibuat mirip dengan tokoh aslinya. Contoh dari film dokudrama adalah ini adalah JFK (Oliver Stone), G30S/PKI (Arifin C. Noer), All The President’s Men (Alan J. Pakula). • Proses Pra - Produksi • Dalam pembuatan film dokumenter yang didasari oleh realita atau fakta perlihal pengalaman hidup atau seorang mengenai peristiwa. Untuk mendapatkan suatu ide, dibutuhkan kepekaan dokumetaris terhadap lingkungan sosial, budaya, politik, dan alam semesta dengan cara melakukan riset atau observasi. • Study Existing atau Perbandingan • Sebelum melakukan penyusunan ide dan konsep penulis melakukan Study existing guna meperdalam dan memperjelas konsep film dokumenter ini. Beberapa film yang menjadi pembanding adalah The Chobott Engenering, Intimidator dan N.Y. Adorned “Tradition”. • The Chobott Engenering • Film dokumenter berdurasi tiga menit karya (2010) ini mencoba mengambil prespektif dari seorang montir sepeda montor custom (Shinya Kimura). Tentang bagai mana Kimura menerjemahkan kesenangan dan filosofinya terhadap sepeda motor. Henrik Hansen mencoba menampilkan dokumenter yang lebih aristik dengan memberikan visual yang menyergarkan, dimana dengan menggunakan kamera DSLR Henrik Hansen dapat memanfaatkan freaming dengan baik. • The Intimidator • Film dokumenter karya Jim Quattrocki(2010) yang menceritakan seorang montir dan pemilik bengkel (Bart Hickey) dengan keterbatasan fisik. Sama seperti Henrik Hansen film ini menata visual dan audio secara apik sehingga penonton memiliki kenyamanan dalam melihat. Dalam tekniknya Jim Quattrockimencoba menggunakan Bart Hickey sebagai aktor dan nara sumber utama. Tanpa menampilkan sebuah pertanyaan seolah – olah Bart Hickey yang menceritakan semuannya. salah satu keunggulan dari film ini adalah dapat mengambil simpati audience dikarnakan apa yang disampaikan oleh Bart Hickey sungguh apa adanya dan sangat sensitive.
N.Y. Adorned “Tradition” DokumenterkaryaEvan Dennis inimenceritakantentang tattoo sebagai “tradisi”. Evan Dennis berhasilmenyimpulkansuatuopininyadengantatanan visual yang menyegarkan. Perbedaannyadalam film ini Evan Dennis tidakmenggunakanaktorataunarasumbersebagaitokohsentral, melainkanmenggunakasorang narrator yang berperanmenerangngkanisidari film ini. secara visual film iniberhasilmenampilkansemiotika-semiotika yang dapatmemanjakan audience Setelahmealakuan study perbandinganterhadapbeberpa film dokumenter. Penulismenariksuatukesimpulanbahwadalam film dokumenterHenrik Hansen, Evan Dennis, Jim Quattrockidapatmemberikanwarnabaruterhadap film dokumenter yang selamainidikenalseriusdanmembosankan. Melaluipenataan visual merekatakhanyasekedarmemberikaninformasimelainkanhiburan. Penyusunanmateri yang sederhanamampumewakilikeingintahuanpenonton. Kesamaandaribeberapa film iniadalahsetiapkomentaratauopinimengandungemosipribadidarinarasumberatau narrator (pembuat). Bilamelihatdarisegimateridanteknik yang digunakan Film karyaHenrik Hansen, Evan Dennis, Jim Quattrockiinidapatdikategorikansebagai film dokumenterbentukObservatoryatau Direct Cinema, Free Cinema.karenamampudianggapmengetengahkanrealita visual secarasederhanadanapaadanya, yang diyakinidapatmenampilkanataumenjagaspontanitasaksidankarekterobjek Dengankesimpulandiatas film the traffic artismencobamengambilpendekatanserupabaikdariidedankonsepsecaramaterimaupunsecarateknisdenganpenambahan yang disesuaikan target penonton.
KonsepdanIde • Sutrisno • Setelahmelakukanobservasidanstudiperbandingan. Film The traffic artisberusahamengangkatsuatufenomenaSutrisnosebagaipolisicepeknyentrikdipertigaankutisari. didapatkanberbagaihal yang bisadikajiantara lain adalahsifatkreatifitas. KreatifitasSutrisnodapatdilihatdariberbagaimacamkostum yang telahdibuatnya. SealainituadalahkarakterSutrisno yang unikdalammenyikapiberbagaimasalah. DisampingituSutrisnodikenalmemilikiwawasan yang luasdarihal – halringansampaike yang lebihseriussepertipolitikdan agama. Denganbermodalkan radio kecilsutrisnoselalumengikutiberbagaiberita yang terjadidi Indonesia. Kegemaranmembacabuku, Koran danmenoton film menjadidasarwawasanSutrisnodalammembuatkostum yang terbilangup to date. • Secarakhusussudutpandangdalam film the traffic artismenekankanpadaaspekpekerjaandariseorangSutrisnosebagaipolisicepeknyentrik. MeliputikreatifitasdanpengabdiandariSutrisno. Dimanasebagaipenyeimbang film The traffic artist jugamenampilkanpihakkeduagunamemperkuatdanmenambahmaterisehinggaapa yang dipaparkanolehnarasumberutama (Sutrisno) adalahsuatufenomena yang benarterjadi. Film The traffic artist inidiharapkandapatmemperkenalkanSutrisnosebagaipribadi yang unikdenganmensugestinilai - nilaiatauinspirasidalamaspekpekerjaan • Film DokumenterBiografidenganbentuk Observatory atau Direct Cinema, Free Cinema • Dalampenyajiaannya film The traffic artismenggunakanSutrisnosebagainarasumberutamaataukomunikan. Sehingga film the traficartismenggunakan genre documenter biografikarenaSutrisnoadalahsosok yang telahdikenalluas, memilikikeunikan yang tidakdimilikiorang lain. • Secaratehknik film the traffic artismengambilpendekatandokumenterbentuk Observatory atau Direct Cinema, Free Cinema dimanapengambilangambarnyadilakukanpadaprosesobservasi. Sehinggadalampenyampaiannya Observatory atau Direct Cinema, Free Cinema dapatmenjagaataumempertengahkanspontanitasaksidankarakterobjek. Sederhananyasubjek (Sutrisno) secaraspontanmenyampaikansecaralangsungpersoalan yang dihadapi. Tidaksajamelaluiucapanlangsung
Produksi • Setelah melakukan persiapan dalam proses • pra produksi, dimulainya tahap observasi dan pengambilan gambar yang dilakuan secara bersamaan. Penulis berusaha melakukan pendekatan intens terhadap Sutrisno agar terciptanya keakraban dalam proses produksi. Dalam tahap observasi sekaligus pengambilan gambar juga dilakukan wawancara ringan guna mengembangkan dan melengkapi data. Proses observasi secara mendalam dilakuakan juga di Banyuwangi tempat asal Sutrisno. Di Banyuwangi juga dilakukan observasi terhadap keluarga dan lingkungan sosial yang masih mengenal sutrisno. Akibat kedekatan yang sudah terjalin penulis ikut menemani sutrisno ke Jakarta karena mendapat undangan dari dalam program acara Bukan Empat Mata (TRANS7) (ditayangkan pada tanggal 27 juni 2011). Melihat ini dilakukan juga pengambilan gambar secara candid guna menambah variasi data. • Dalam teknis wawancara dilakukan penyetingan guna memperoleh audio secara maksimal. selain itu hal ini juga bertujuan untuk menfokuskan materi yang ingin di sampaikan secara sederhana namun lugas.
Proses Pasca produksi • Pada tahapan pasca produksi ini sebelum proses editing dan spesial efek ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: • Proses pemilihan vidio • Proses awal dimana menyeleksi beberapa stock shoot yang telah diambil semalam 3 bulan. Materi pemilihan berdasarkan kelayakan gambar secara visual dan audio. • Proses Penataan stock shoot • Proses ini dilakukan dengan bantuan program editing vidio. Setelah melakuan pemilihan vidio stock shoot, Proses selanjutnya melakukan penataan yang mengacu kepada tretment. • Proses Colour Grading • Dalam proses ini adalah proses merubah atau memodifikasi warna terhadap gambar sehingga menimbulkan kesan tertentu. pemilihan warna sesungguhnya tidak didasari oleh teori khusus melainkan hanya untuk menajamkan dan memberikan nilai estetika tersendiri. • Sound Editing • Dalam proses ini penambahan backsound dilakukan guna mendukung tatanan visual. Proses sound editing pada film the traffict artis menggunakan musik free lisence yang didapat dari berbagai situs musik di internet. Pada prosesnya sound dalam film the traffict artis terbagi menjadi 2 chanel dimana chanel pertama berisikan suara asli yang dihasilkan dari gambar dan chanel kedua adalah suara tambahan yang diberikan.
Rendering • Adalahproses akir dari pasca produksi dimana semua proses editing stock shoot disatukan menjadi sebuah format media. Dalam proses rendering memiliki pengaturan tersendiri sesuai hasil yang diinginkan. Sedangkan dalam film dokumenter berjudul the traffic artis menggunakan format media AVI. • Mastering • Mastering merupakanprosesdimana file yang telahdi render dipindahkankedalam media kaset, VCD, DVD atau media lainya. Film dokumenterinimenggunakan media DVD. • Publikasi • Setelahselesaimengolahseluruhhasil film, makapenulismelakukanpublikasi. Media yang digunakanpenulisuntukpublikasiadalah poster danDVD. • Kemudiandiimplementasikankedalambentukcetakberupa poster dan DVD (cover wajahdan cover cakram) sepertigambardibawahini :
DAFTAR PUSTAKA • DAFTAR PUSTAKA • Askurifai, Baksin. 2003. Membuat Film Indie ItuGampang. Bandung: Katarsis. • Askurifai, Baksin. (2009). PengantarVidiografi. Bandung: WidyaPadjadjaran. • Ayawaila, Gerson. R (2008). DokumenterdariIdesampaiProduksi. Jakarta: Fakultas Film danTelevisi, IKJ Press.. • Effendi, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga. • Pratista, Himawan (2008) Memahami Film. Yogyakarta : HomerianPustaka. • Nurudin. (2009) PengantarKomunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pres. • Baran, Stanley (2011) Komunikasi Massa Literasi Media danBudaya. Jakarta: salembaHumanika • OnongUchjanaEffendy, (1989) MA, KamusKomunikasi. Bandung: MandarMaju • RosadyRuslan, SH, MM, (2004) MetodePenelitian PR danKomunikasi, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada • Drs. JalaluddinRakhmat (1990), Teori-teoriKomunikasi, Bandung: PT RemajaRosdakarya, • AtepAdyaBarata.(2003). Dasar-dasarPelayanan Prima. Jakarta: PT GramediaPustaka • Sumber internet: • (http://books.google.co.id/books?id=0wfQnzlfnwMC&pg=PA55&dq=proses+komunikasi&hl=id&ei=C_uBTvvEGYPNrQfBsvTlDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDYQ6AEwAw#v=onepage&q=proses%20komunikasi&f=false) diakses pada tanggal 10 september 2011( proseskomunikasi) • (http://www.anneahira.com/film-635.htm) diakses pada tanggal 09 september 2011( jenis-jenis film) • (http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=3267) diakses pada tanggal 20 september 2011 (betuk documenter) • urtasanartikeldari Presentation of Self in Everyday Life (1959), karyagoffman