350 likes | 627 Views
PENDAHULUAN : ALJABAR ABSTRAK. OUTLINE. Himpunan Operasi Biner Hukum-hukum aljabar. Himpunan. Himpunan : suatu kumpulan obyek ( kongkrit maupun abstrak ) yang didefinisikan dengan jelas . Obyek-obyek dalam himpunan tersebut dinamakan anggota himpunan . Contoh I.1 :
E N D
OUTLINE • Himpunan • OperasiBiner • Hukum-hukumaljabar
Himpunan • Himpunan : suatukumpulanobyek (kongkritmaupunabstrak) yang didefinisikandenganjelas. • Obyek-obyekdalamhimpunantersebutdinamakananggotahimpunan. Contoh I.1 : • 1. Himpunanbilangan 0, 1, 2 dan 3. • 2. Himpunan : pena, pensil, buku, penghapus, penggaris. • 3. Himpunan : Negara-negaraanggota ASEAN.
NotasiHimpunan • Secaramatematik, himpunandapatdinyatakandengantandakurungkurawaldandigunakannotasihurufbesar. • Hal ituberarti, himpunandiatasditulissecaramatematikyaitu : 1. A = { 0, 1, 2, 3 }. 2. B = { pena, pensil, buku, penghapus, penggaris }. 3. C = { Negara-negara ASEAN }.
Untukmembentukhimpunan, salahsatumetode yang dapatdigunakanadalahmetode Roster (tabelaris) yaitudenganmenyebutataumendaftarsemuaanggota, sepertipadahimpunanAdanBsedangkanmetodelainnyaadalahmetode Rule yaitudenganmenyebutsyaratkeanggotaannya. Sebagaicontoh, penggunaanmetode Rule adalah C = { x | xnegara-negara ASEAN }. Kalimatdibelakanggaristegak ( | ) menyatakansyaratkeanggotaan.
Apabilasuatuobyekmerupakananggotadarisuatuhimpunanmakaobyekitudinamakanelemendannotasi yang digunakanadalah. • Sebaliknyaapabilabukanmerupakananggotadinamakanbukanelemen, dannotasi yang digunakanadalah. • Sebagaicontoh, jikahimpunanA = {0, 1, 2, 3 } maka 2 Asedangkan 4 A. • BanyaknyaelemendarihimpunanAdikenaldengannamabilangan cardinal dandisimbolkandengann(A). Berartipadacontohdiatasn(A) = 4.
HimpunanAdikatakanekuivalendenganhimpunanBjikan(A) = n(B), danbiasadisimbolkandenganAB. • BerartijikaAdanBekuivalenmakadapatdibuatperkawanansatu-satudarihimpunanA kehimpunanBdansebaliknya. • PadacontohdiatashimpunanA = {0, 1, 2, 3 } ekuivalendenganhimpunanE = {2, 4, 6, 8}.
Himpunansemesta (universal set) adalahhimpunansemuaobyek yang dibicarakan. • HimpunansemestadinotasikanSatauU. SebagaicontohjikaA ={0, 1, 2, 3} makadapatdiambilhimpunansemestanyaU = { bilanganbulat } atauU = { himpunanbilangancacah }, dll. • Himpunankosongadalahhimpunan yang tidakmempunyaianggota, dalamhalinidigunakannotasiatau { }. • Sebagaicontohjika D = { bilanganganjil yang habisdibagidua } makaD = atauD = { }.
Diagram Venn : diagram untukmenggambarkansuatuhimpunanataurelasiantarhimpunan. • Himpunan yang digambarkannyabiasanyadalambentuklingkarandananggotanyaberupatitikdalamlingkarandanhimpunansemestanyadalambentukpersegipanjang. • Sebagaicontohjikadiketahuihimpunan E = { 2, 4, 6, 8 } danhimpunansemestanyaadalahhimpunanbilangangenapUdapatdigambarkandengan diagram Venn.
MisalkandiketahuihimpunanAdanB. Himpunan A dikatakanhimpunanbagian (subset) jikadanhanyajikasetiapelemendariAmerupakanelemendariB. • Notasi yang biasadigunakanadalahABatau BA. NotasiAB dibacaAhimpunanbagiandariBatauAtermuatdalam B, sedangkannotasiBAdibacaBmemuatA. Contoh I.2 : Himpunan { 0 } { 0, 1, 2, 3 } sedangkan 0 { 0, 1, 2, 3 }.
Duahimpunandikatakansamajikadanhanyajikakeduanyamengandungelemen yang tepatsama. • Hal ituberartibahwaA = BjikadanhanyajikasetiapanggotaAjugamenjadianggotaBdansebaliknyasetiapanggotaBjugamenjadianggotaA. • UntukmembuktikanA = BmakaharuslahdibuktikanbahwaABdanBA. • SebagaicontohA = { 0, 1, 2, 3 } samadenganhimpunanB = { 1, 0, 2, 3 }. PerludicatatbahwahimpunankosongmerupakanhimpunanbagiandarisebaranghimpunansehinggaA.
JikaAdanBhimpunanmaka A dikatakanhimpunanbagiansejati (proper subset) BjikadanhanyajikaABdanA ≠ B. • Notasi yang biasadigunakanadalahAB. Sebagaicontoh {1, 2, 4 } { 1, 2, 3, 4, 5 }. • HimpunanA = { 0, 1, 2, 3 } bukanhimpunanbagianhimpunanG = {1, 3, 6, 8} atauAGkarenaadaanggotaA (misalnya 2) yang bukananggotaG.
Dari suatuhimpunan A dapatdibuathimpunankuasa (power set) yaituhimpunan yang anggota-anggotanyaadalahhimpunanbagiandarihimpunanAdannotasi yang digunakanadalah 2A. • Sebagaicontoh, himpunanH = { 1, 2 } maka 2H= { , {1}, {2}, {1,2} }. Dalamhalinin(2H) =2n(H) = 22 = 4. • DuahimpunanAdanBdikatakansalingasingjikamasing-masingtidakkosongdanAB = . SebagaicontohhimpunanA = { 0, 1, 2, 3 } salingasingdenganhimpunanE = { 5, 6, 7, 8 }.
KomplemenhimpunanAadalahsemuaanggotadalamsemesta yang bukananggotaA. NotasikomplemenAadalahAC. • Secaramatematikdapatditulissebagai AC={ x | xUdanxA }. • SebagaicontohjikaU = { 1, 2, 3,…, 10 } danA = { 3, 5, 7 } maka AC={1, 2, 4, 6, 8, 9,10}. • RelasiantarahimpunanAdankomplemennyayaituACdapatdinyatakandalam diagram Venn. • DalamhaliniUC = danC = U.
Gabungan(union)duahimpunanAdanBadalahsuatuhimpunan yang anggota-anggotanyaterdiriatassemuaanggotadarihimpunanAatauB. Notasi yang digunakanadalahAB. • SecaramatematikaAB = { x | x AatauxB }. Sebagaicontohjika A = { a, i, e } danB = { i, e, o, u } makaAB = { a, i, e, o, u }. • DalamhaliniberlakusifatbahwaA (AB} dan B (AB} danjugaAAC = U.
Irisan (intersection) dariduahimpunanAdanBadalahsuatuhimpunan yang anggotanyaterdiriatasanggotahimpunanA yang jugamerupakananggotahimpunanB. • DalamhalinidigunakannotasiAB. SecaramatematikAB = { x | xAdanxB }. SebagaicontohjikaA = { 2, 3, 5, 7} danB ={ 2, 4, 6, 8 } makaAB ={ 2 }. • Dalamoperasiirisanberlakubahwa (AB) Adan (AB) BdanjugaAAC= .
SelisihantarahimpunanAdanhimpunanBadalahanggotaA yang bukanB. • Notasi yang digunakanadalahA-B. SecaramatematikA-B = { x | xAdanxB }. • Sebagaicontohjika A = {0, 1, 2, 3} dan B = { 3, 4, 5 } makaA-B = { 0, 1, 2 }. Diagram Venn untukselisihdapatdigambarkan.
JumlahanhimpunanAdanBadalahhimpunanAsajaatauhimpunanBsajatetapibukananggotaAdanB. DalamhalinidigunakannotasiA + B. • Secaramatematikdapatdinyatakansebagai A + B = { x | x (AB) tetapix (AB) }. SebagaicontohjikaA = { 1, 2, 3, 4, 5 } danB ={ 2, 4, 6 } makaA + B = { 1, 3, 5, 6 }. Diagram Venn darioperasipenjumlahandapatdigambarkan. Catatanbahwa : A + B = (AB) - (AB) atauA + B = (A - B) (B - A).
Hukumkomutatif : AB = BA, AB = BA. Bukti: KarenaAB = { x | x AdanxB } maka AB = { x | x BdanxA } = BA. KarenaAB = { x | x AatauxB } maka AB = { x | x BatauxA } = BA.
Hukumassosiatif: A (BC) = (AB) C, A (BC) = (AB) C. Hukumidempoten: AA = A, AA = A.
Hukumdistributif : A (BC) = (AB) (AC), A (BC) = (AB) (AC). Hukum de Morgan : (AB)c = AcBc, (AB)c = AcBc. JikaABmakaAB = AdanAB = B.
Himpunanbilangan Himpunanbilanganasli (natural number) N = { 1, 2, 3, 4, 5, …. }. Himpunanbilangan prima (prime number) P = { 2, 3, 5, 7, 11, 13, …. }. HimpunanbilangancacahC = { 0, 1, 2, 3, 4, …. }. Himpunanbilanganbulat (integer) Z = {…., -3, -2, -1, 0, 1,2, 3, …. }. Himpunanbilangan real (real number) Radalahhimpunan yang memuatsemuabilangananggotagarisbilangan. Himpunanbilanganrasional (rational number) Q = { a/b | a, bZdanb 0 } HimpunanbilanganirrasionalR – Q = Qc = { xR | xQ }.
OperasiBiner Definisi I.1 • MisalkanAhimpunantidakkosong. • Operasibiner * padaAadalahpemetaandarisetiappasanganberurutanx, ydalamAdengantepatsatuanggotax * ydalamA. • HimpunanbilanganbulatZmempunyaiduaoperasibiner yang dikenakanpadanyayaitupenjumlahan (+) danpergandaan (.). • DalamhaliniuntuksetiappasanganxdanydalamZ, x+ydanx.ydikawankansecaratunggaldengansuatuanggotadalamZ.
Operasibinermempunyaiduabagiandaridefinisiyaitu: • terdefinisikandenganbaik (well-defined) yaituuntuksetiappasanganberurutanx, ydalamAdikawankandengantepatsatunilaix*y. • A tertutupdibawahoperasi * yaituuntuksetiapx, ydalamAmakax*ymasihdalamA.
Contoh I.3: • DiketahuiNhimpunansemuabilanganbulatpositif. • Didefinisikan * denganaturanx*y = x-y. • Karena 3, 5 dalamNdan 3*5 = 3-5 = -2 tidakberadadalamNmakaNtidaktertutupdibawahoperasi * sehingga * bukanoperasibinerpadaN.
Contoh I.4: • Didefinisikanoperasi # denganaturanx # y = x +2ydenganx, ydalam N = {1, 2, 3, … }. • Akanditunjukkanbahwa # merupakanoperasibiner. • Jelasbahwa # terdefinisikandenganbaikkarenarumusx+2ymemberikanhasiltunggaluntuksetiapx, ydalamN. • Untuksebarang x, ydalamNmakajelasbahwax+2ymasihmerupakanbilanganbulatpositif. • Lebihjauh 2y + x > 0 jikax > 0 dany > 0. • Berartihasildarix+2ymasihmerupakanbilanganpositifdanakibatnyaN tertutupdibawahoperasi #.
Hukum-hukumAljabar • Suatusistimaljabarterdiridarihimpunanobyekdengansatuataulebihoperasi yang didefinisikanpadanya. Bersamadenganhukum-hukum yang dibutuhkandalamoperasi. Definisi I.2 Misalkan * operasibinerpadahimpunanA. (1) operasi * assosiatifjika (a*b)*c = a*(b*c) untuksemuaa, b, cdalamA. (2) operasi * komutatifjikaa*b = b*auntuksemuaa, bdalamA. Dalampembahasanselanjutnyahukum-hukumdasaraljabaruntukpenjumlahandanpergandaan yang didefinisikanpadabilanganbulatZdanbilangan real Rsebagaiaksioma (axioms) yaituditerimatanpabukti.
Contoh I.5: • Operasi * didefinisikanpadahimpunanbilangan real R dengana*b = (1/2)ab. • Akanditunjukkanbahwa * assosiatifdankomutatif.
UntukselanjutnyadalamtulisaniniR2 dimaksudkanhimpunansemuapasanganberurutandaribilangan real R2 = { (a,b) | a, bdalamR }. Contoh I.7: • Misalkanmempunyaiaturan (a,b) (c,d) = (a+c, b+d). • AkanditunjukkanbahwaR2tertutupdibawahoperasi . • Untuksebarang (a,b) dan (c,d) dalamR2 berlaku (a,b) (c,d) = (a+c,b+d) dengana+cdanb+ddalamRsehingga (a+c,b+d) dalamR2. • Olehkarenaituhasilnyamerupakanpasanganberurutandantertutupdibawahoperasi.
Definisi I.3: • < A,* > memenuhihukumidentitasasalkanA mengandungsuatuanggotaesehinggae*a = a*e = auntuksemuaadalamA. AnggotaA yang mempunyaisifatdemikiandinamakanidentitasuntuk < A,* >. • < A, * > memenuhihukuminversasalkanAmengandungsuatuidentitaseuntukoperasi * danuntuksebarangadalamAterdapatsuatuanggotaadalamA yang memenuhia*a = a*a = e. • Elemena yang memenuhisifatdiatasdinamakaninversdaria.
Sebagaicontoh, Zmengandungidentitas 0 untukoperasipenjumlahandanuntuksetiapadalamZ, anggota –amemenuhia+(-a) = (-a)+a = 0 sehinggaamempunyaiinversterhadapoperasipenjumlahandan < Z, + > memenuhihukuminvers. • Di sampingituZmengandungidentitas 1 terhadapoperasipergandaantetapiZtidakmengandunginversterhadappergandaankecuali 1 dan -1.
Untukmembuktikanhukumidentitasdilakukandenganmendugaanggotatertentu e dalamhimpunan yang berlakusebagaiidentitasdankemudianmengujiapakah e*a = a dan a*e = a untuksebarang a dalamhimpunan. • Untukmembuktikanhukuminversdilakukandengansebaranganggota x dalamhimpunan yang mempunyaiidentitas e danmendugainversdari x yaitu xdalamhimpunandankemudianmengujiapakah x*x = e dan x*x = e.
Contoh I.8: • BilaoperasididefinisikansepertipadaContoh I.6 makaakandibuktikanbahwahukuminversdanhukumidentitasberlaku. • Didugabahwa (0,0) merupakananggotaidentitas. • Karenauntuksebarang (a,b) dalamR2berlaku (0,0)+(a,b) = (0+a, 0+b) = (a,b) dan (a,b) + (0,0) = (a+0, b+0) = (a,b) maka (0,0) identitasdalamR2. • Biladiberikansebarang (a,b) dalamR2 makaakanditunjukkan (-a,-b) dalamR2merupakaninversnya. Karena –adan –bdalamRmaka (-a,-b) dalamR2. Lebihjauhlagi, (a,b) (-a,-b) = (a-a,b-b) = (0,0) dan (-a,-b) (a,b) = (-a+a,-b+b) = (0,0) sehingga (-a,-b) merupakaninversdari (a,b) dalamR2 .