180 likes | 355 Views
Belajar dari Kehidupan Para Imam. Belajar dari Biografi Para Imam Besar. “... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan .” ( Al- Mujadilah : 11).
E N D
BelajardariBiografi Para Imam Besar “...niscaya Allah akanmeninggikanorang-orang yang berimandiantaramudanorang-orang yang diberiilmupengetahuanbeberapaderajat. Dan Allah MahaMengetahuiapa yang kamukerjakan.” ( Al-Mujadilah: 11)
BelajardariBiografi Para Imam Besar Abu Hanifan An-Nu’man Mercusuarilmupengetahuandanfakihternama “….Sesungguhnyaorang yang paling muliadiantarakamudisisi Allah ialahorang yang paling taqwadiantarakamu…” (Al-Hujurat: 13)
BelajardariBiografi Para Imam Besar KelahirandanNasab Iabernama Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit bin An-Nu’man bin Al-Marziban, dilahirkandikotaKufah-Iraq tahun 80 H. Hobiutamanyaadalahmemperbanyakmembaca al-Qur’an, sehinggaparaperawisecaraberlebihanmenyebutkanbahwaiaterbiasamengkhatamkan al-Qur’an sebanyakenampuluh kali dibulanRamadhan Berprofesisebagaipedagang.
BelajardariBiografi Para Imam Besar Belajar Selama 18 tahunpenuh, Abu Hanifahmenimbailmudarigurunya; SyaikhHammad bin AbiSulaiman (Bashrah), saatituiamasihberusia 22 tahun. Ketikaberumur 40 tahun,iamendudukiposisigurunyaSyaikhHammad yang telahwafat. Para gurunya yang lain adalah: Imam Malik bin Anas, Zaid bin Ali bin Zainal bin Abidin, Ja’far As-Shadiq, sertaparaulamalainnya
BelajardariBiografi Para Imam Besar KonsepFiqih Abu Hanifah Abu Hanifahbisadisebutsebagaiulamapertamapenulisilmufiqih. Abu Hanifahmenulisdanmenyusundalambab-bab yang sistematis. Beliaumemulaitulisannyadenganthaharah, shalat, zakat, puasakemudianhaji. Kemudianpindahkepembahasanmuamalat, hudud (pidana), danditutupdenganpembahasanwarisan. sampaisekarangbelumditemukansatubuku yang langsungditulisoleh Abu Hanifah, adapunbuku yang dimaksuddenganbuku-bukukaranganbeliauadalahapa yang ditulisolehmurid-muridnyalalumerekamembacakandihadapanbeliau.
BelajardariBiografi Para Imam Besar Kecerdasan Abu Hanifah Muhammad bin Muqatilberkata; “ Seoranglaki-lakitakdikenaldatangmenemui Abu Hanifah, untukmemngujikekuatanpemahamandankecerdasannya, Laki-lakitersebutberkata; “Apapendapatmutentangseoranglaki-laki yang tidakmengharapkansurga, tidaktakutneraka, tidaktakut Allah, memakanbangkai, shalattanparuku’ dansujud, iamenjadisaksiatasapa-apa yang tidakialihat, membencikebenaran, senangterhadapfitnah, laridarirahmah, sertamempercayaiYahudidanNasrani?”
BelajardariBiografi Para Imam Besar Abu Hanifahberkata; ”Bahwaiatidakmengharapkansurga, dantidaktakutpadaneraka, itukarenaiamengharapkanpemiliksurgasertatakutkepadapemilikneraka. Adapunperkataanmu; bahwaiatidaktakutkepada Allah, itukarenaiatidaktakutbahwa Allah akanberbuattidakadilkepadanya, sebagaimanadinyatakanoleh Allah SWT, “…dansekali-kali tidaklahRabb-mu menganiayahamba-hambaNya…”(Fushshilat:46) .
BelajardariBiografi Para Imam Besar Adapunperkataanmubahwaiamakanbangkai, itukarenaiamakanikan. Adapunperkataanmubahwaiashalattanparuku’ dansujud, ituartinyaiamengucapkanshalawatkepadaNabiSaw, atausholatjenazah. Perkataanmubahwaiabersaksiterhadapapa yang yangiatidaklihat, ituartinyaiabersaksibahwatidakadaTuhanselain Allah dan Muhammad ituhambadanRasul-Nya. Adapunperkataanmubahwaiamembencikebenaranituartinyaiamembencikematian, karenakematianmerupakankebenaran, iajugamencintaikeabadiansehinggaiamentaati Allah Ta’ala, sebagaimanadifirmankan “Dan datanglahsakaratulmautdengansebenar-benarnya..”(Qaf: 19) Adapunperkataanmubahwaiamenyukaifitnah, ituartinyaiamencintaihartadananak, sebagaimanafirman Allah’ “Sesungguhnyahartamudananak-anakmuhanyalahfitnah…”. (At-Taghaabun: 15)
BelajardariBiografi Para Imam Besar Adapunperkataanmubahwaialaridarirahmat, maksudnyaadalahlaridarihujan. Adapunperkataanmubahwaiamempercayaiyahudidannasrani, maksudnyaadalahsebagaimana yang difirmankan, “Dan orang-orangYahudiberkata: "Orang-orangNasraniitutidakmempunyaisuatupegangan", danorang-orangNasraniberkata: "Orang-orangYahuditidakmempunyaisesuatupegangan….” (Al-Baqarah: 113) Laki-lakiitukemudianberdiri, lalumenciumikening Abu Hanifah.
BelajardariBiografi Para Imam Besar Baktikepadaibunda Abu Hanifahsangatmencintaiibunya, iaselalutaatdanberbaktikepadanya, sertatidakpernahsedikitpunmenolakperintahnya, walaupun yang diperintahkanitusangatberatdantidakmudahdikerjakan. Setiap kali mendapatkanujiankarenadakwah, dandisiksakarenanya. Iaselaluberkata; “Demi Allah bukanpukulancambuk yang menyakitkanku, namuncucuran air mataibundaku yang membuathatikuterluka.”
BelajardariBiografi Para Imam Besar Teladan dalam bertetangga Abu Hanifahsangatbaikdalambertetangga, dalamhaliniiaselalumeneladaniRasulullahSaw dalamberinteraksidengantetangga-tetanggabeliau, sepertimemperlakukanmerekadenganbaikdanselalumemaafkan yang berbuatjelekkepadanya.
BelajardariBiografi Para Imam Besar Kelembutankepadamurid Abu Hanifahsangatmencintaimurid-muridnya, berlemahlembut, membantumerekasejauh yang iamampu, sampai-sampaidalamseminggubeliaumenyediakansuatuharikhususyaituharijum’atuntukmereka. Padahariitu, beliaumengumpulkanmereka, memasakmakananuntukmereka, sertamelayanimerekakarenainginmendapatkanridha Allah Ta’alasemata.
BelajardariBiografi Para Imam Besar Teladandalambisnis Dalammembagiwaktuantarailmudanbisnis, ternyata Abu Hanifahmelakukannyadengansangatproposional. Walaupuniamempunyaikolegadalambisnis yang dikeloladenganHafshah bin Abdu Ar=Rahman, namundemikianiasering kali turunkelapanganuntukmengontrolperkembanganbisnisnya. Abu Hanifahtelahmemberikanteladanbagaimanaseharusnyamenjadiseorangpedagang, iajugatelahmenjelaskanbahwakejujuranmerupakanbarangdaganganparapedagang yang utama. Sekaligusmenjadisaranauntukmendapatkan yang halal, jauhdarisifatoportunistis, dankeuntungan yang haram.
BelajardariBiografi Para Imam Besar Wasiatemas Abu Hanifahmemilikimuridbernama Yusuf bin Khalid As-Simani. Berikutiniwasiatemassebagaipembekalantersebut, paraulamamenamakannyasebgai “wasiatemas” “Jikakamusalahdalamberinteraksidenganmasyarakat, merekaakanmenjadimusuhmu, sekalipunmerekabapakdanibumu, tapijikakamuberinteraksidenganbaiksekalipunmerekabukankerabatmuakanmenjadibapakdanibumu.”
BelajardariBiografi Para Imam Besar Kepergian Al Imam Semenjak Abu Hanifahmasihdalamtawananrumah (masakhalifah Abu Ja’far Al-Mansur daridinastiAbbasiah), kehidupannyatidakberlanjut lama, beliausakitdanwafatpadausiatelahmenginjak 70 tahun. Beritakematiaannyamenyebar, ketika Al-Manshurmendegarberitaitu, diaberkata; “Siapa yang bisamemaafkankudarimuketikahidupmaupunmati”. Beliaudishalatkanolehjumlah yang sagatbanyaksekalilebihdari 50.000 orang.
BelajardariBiografi Para Imam Besar Bagaimanadengankehidupan Para Imam Besar yang lainnya??? Mari terusbelajardanberjuangdemitegaknyaSyariahdanKhilafah !!!
BelajardariBiografi Para Imam Besar ALHAMDULILLAH Sumberrujukan:Khayatul al Ulama (Syaikh M. Hasan Al-Jamal, KairoMesir)