1 / 41

KONSEP DAN STRATEGI IMPLENTASI PBKL DI SMA

KONSEP DAN STRATEGI IMPLENTASI PBKL DI SMA. Landasan Filosofis. Teori Konstruktivisme, bahwa yang ada di sekitar kita akan membantu mempercepat untuk mengkonstruksi pemikiran menjadi suatu pengetahuan yang bermakna.

hoang
Download Presentation

KONSEP DAN STRATEGI IMPLENTASI PBKL DI SMA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KONSEP DAN STRATEGI IMPLENTASI PBKL DI SMA

  2. Landasan Filosofis • Teori Konstruktivisme, bahwa yang ada di sekitar kita akan membantu mempercepat untuk mengkonstruksi pemikiran menjadi suatu pengetahuan yang bermakna. • Prinsip pembelajaran menyenangkan (joyful learning), bila terkait dengan bakat dan minat siswa. • Pembelajaran kontekstual (CTL), yaitu pembelajaran bermanfaat bagi masa depan. • Prinsip MBS (keterbukaan, kejujuran, akuntabilitas)

  3. Landasan Empiris • Perubahan paradigmatik, orientasi dan kebijakan pendidikan yang melahirkan pendidikan berorientasi kecakapan hidup dengan pendekatan pendidikan berbasis luas (BBE-LS). • Pengembangan life skill (vocasional), di daerah pantai dan pesisir dalam bentuk SMA BKLK (Berbasis Keunggulan Lokal Kelautan) • Kelemahan kedua program tersebut, adalah pembelajarannya bukan merupakan bagian dari struktur kulrikulum.

  4. Landasan Yuridis • UU RI No. 22/1999 ttg Pemerintah Pusat dan Daerah. • UU RI No. 25/1999 ttg Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. • UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. BAB III ps.4 ayat (1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

  5. PP No. 25/2000 tentang Otonomi Daerah yang mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. • PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. BAB III ps. 14 (1) SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal;

  6. BAB IV pasal 17 ayat (1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. • Pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

  7. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. • Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. • Permendiknas Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permen 22 dan 23 tahun 2006 • Permendiknas Nomor 6 thn 2007 tentang perubahan permen nomor 24 tahun 2006 • Permendiknas nomor 12,13,16,18,tahun 2007 tentang pendidik dan tenaga kependidikan . • Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan • Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Sarana • Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan • Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses • Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan • Renstra Depdiknas tahun 2005 – 2009.

  8. Tujuan PBKLMemberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pendidikan di sekolahnya dengan memasukkan kajian materi keunggulan lokal sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah. Sedangkan secara khusus PBKL bertujuan agar peserta didik : • mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah dimana siswa berada; • memiliki bekal pengetahuan mengenai lingkungan daerah yang berguna untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; • Memiliki bekal keterampilan yang berguna bagi dirinya, masyarakat dan negara; • memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional; • berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.

  9. Pengertian Keunggulan Lokal adalah : • Segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. • Hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,2007). • Suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif.

  10. Pengertian PBKL Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi daerah yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi peserta didik.

  11. Acuan Pengembangan PBKL • Sumber Daya Alam • Sumber Daya Manusia • Budaya • Geografis • Historis Potensi daerah atau keunggulan lokal merupakan potensi kontekstual yang dapat diangkat sebagai bahan pembelajaran yang menarik

  12. 1. Sumber Daya Alam Potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Bidang perkebunan: karet, tebu, tembakau, sawit, coklat dll; Bidang peternakan: unggas, kambing, sapi dll; Bidang perikanan: ikan laut, ikan air tawar, rumput laut, tambak, dll

  13. 2. Potensi Sumber Daya Manusia Manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan (Wikipedia, 2006). Adaptif artinya mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK dan perubahan sosial budaya. Transformatif artinya mampu memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman.

  14. KEKUATAN BANGSA(Judul Asli “A Nation’s Strength’) Bukan emas dan bukan pula uang, tetapi manusianyalah yang mampu membuat suatu bangsa menjadi besar Manusia-manusia yang demi kebenaran dan kehormatan bertekad dan bersedia menderita lama Manusia-manusia perkasa, yang bekerja keras ketika orang-orang lain tidur yang berani mengambil resiko ketika yang lain mundur Merekalah yang membangun sokoguru bangsa begitu dalamnya dan membawa martabat bangsa menjulang ke angkasa

  15. 3. Potensi Geografis Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer Pendekatan itu meliputi; (1) pendekatan keruangan (spatial approach), (2) pendekatan lingkungan (ecological approach) dan (3) pendekatan kompleks wilayah (integrated approach).

  16. 4. Potensi Budaya Ciri khas budaya masing-masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal Contoh: Sekatenan di Yogyakarta dan Solo Musik Albanjari (Hadrah) Kesenian Ludruk Besutan di Jawa Timur Upacara Ngaben di Bali Ngeuyeuk Seureuh di Jawa Barat

  17. 5. Potensi Historis Konsep historis merupakan potensi sejarah dalam bentuk peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan, apabila dioptimalkan akan menjadi tujuan wisata yang menjadi keunggulan lokal di daerah tersebut. Contoh: Berbagai candi (Borobudur, mendut, prambanan, kalasan, dll) Berbagai mesjid (Demak, Serang, Cirebon, dll) Berbagai museum (Ahmad Yani, Satria Mandala, Museum Daerah)

  18. Strategi Pelaksanaan Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran estetika atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olah raga dan kesehatan(PP 19/2005 Ps. 14)

  19. Bahan kajian keunggulan lokal dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu yang relevan dengan SK/KD mata pelajaran tersebut. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengkaji SK/KD mata pelajaran yang terkait dihubungkan dengan hasil analisis keunggulan lokal. Hasil pengkajian SK/KD Langkah-langkah: 1. Melaksanakan identifikasi SK/KD 2. Menyempurnakan Silabus mata pelajaran. 3. Menyempurnakan rencana pelaksanaan pembelajaran. 4. Membuat bahan ajar (modul,LKS dll) 5. Membuat bahan/perangkat ujian 1. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran

  20. 2. Mata Pelajaran Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah. Langkah-langkah: Menyusun SK/KD Menyusun RPP Menyusun bahan ajar Menyusun instrumen penilaian

  21. 3. Mata Pelajaran Keterampilan. Menyajikan materi atau substansi keunggulan lokal secara berdiri sendiri, bukan terintegrasi dengan mata pelajaran. Langkah-langkah: Menyusun SK/KD atau menggunakan yang ada Menyusun RPP Menyusun bahan ajar Menyusun instrumen penilaian

  22. Identifikasi Kondisi dan Kebutuhan Daerah • Rencana pembangunan daerah, termasuk prioritas pembangunan daerah, baik jangka pendek, jangka panjang, maupun pemb. berkelanjutan (sustainable development); • Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang diperlukan; • Aspirasi masyarakat mengenai konservasi alam dan pengembangan daerah.

  23. Data yang dikumpulkan • Kondisi sosial (hubungan kemasyarakatan antar-penduduk, kerukunan antarumat beragama, dsb.); • Kondisi ekonomi (mata pencaharian penduduk, rata-rata penghasilan, dsb.) • Aspek budaya (etika sopan santun, kesenian daerah, bahasa, dsb.); • Kekayaan alam (pertambangan, perikanan, perkebunan, dsb.) • Makanan khas daerah (gado-gado Jakarta, asinan Bogor, gudeg Yogya, rendang Padang, dsb.); • Prioritas pembangunan daerah (pendidikan, kesehatan, pertanian, perkebunan, pengentasan kemiskinan, dsb.); • Kepedulian masyarakat akan konservasi dan pengembangan daerah; • Jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan daerah (sebagai kota jasa, kota perdagangan, dan kota pariwisata), seperti kemampuan berbahasa asing, keterampilan komputer, dll.

  24. Identifikasi Potensi Satuan Pendidikan • Lingkungan, sarana dan prasarana, • Ketersediaan sumber dana, • Sumber daya manusia (pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik), • Dukungan Komite Sekolah dan masyarakat setempat, • Dukungan unsur lain seperti dunia usaha/ndustri, • Kemungkinan perkembangan sekolah.

  25. Identifikasi Jenis Keunggulan Lokal • Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik (fisik, psikis, dan sosial); • Ketersediaan pendidik yang diperlukan; • Ketersediaan sarana dan prasarana; • Ketersediaan sumber dana; • Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa; • Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan; • Diperlukan oleh lingkungan sekitar.

  26. Kerjasama dengan Unsur Lain • Tim Pengembang Kurikulum tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, • Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), • Perguruan Tinggi, dan • Instansi/lembaga lain misalnya dunia usaha/industri, • Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), • Pendidikan Luar Sekolah (PLS) dan Dinas lain yang terkait.

  27. Jenis Keunggulan Lokal • Kesenian daerah; • Tata busana, tata boga, perawatan tubuh, dan sejenisnya; • Elektronika (perakitan, perawatan, dan perbaikan alat-alat elektronik); • Kewirausahaan, industri kecil (penyiapan, produksi, dan pemasaran); • Pendayagunaan potensi kelautan; • Lingkungan hidup (pengelolaan dan pelestarian); • Pembinaan karakter (etika dan pemberian layanan prima); • Komputer (yang tidak termasuk dalam SK/KD mata pelajaran TIK), misalnya perakitan & perbaikan komputer, desain grafis, komputer akuntansi, dan sejenisnya; • Bahasa Asing (yang tidak termasuk dalam struktur kurikulum mata pelajaran bahasa Asing).

  28. Penilaian PBKL • Terintegrasi dalam mata pelajaran, maka penilaiannya menyatu dengan SK dan KD mata pelajaran yang terkait. • Menjadi mata pelajaran keterampilan, maka penilaiannya dilakukan secara mandiri sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan. • Menjadi muatan lokal, maka penilaiannya dilakukan secara mandiri sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan, sama halnya seperti pada mata pelajaran keterampilan.

  29. Prinsip Penilaian • Sahih (didasarkan data yang mencerminkan kemampuan yang diukur) • Objektif (prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas). • Adil (tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik) • Terpadu (penilaian merupakan salah satu komponen kegiatan pembelajaran) • Terbuka (prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan) • Menyeluruh dan berkesinambungan (penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai). • Sistematis (berencana, bertahap,sesuai prosedur)

  30. Doa Peneguh Hati Ya Allah … • Bulatkanlah tekadku agar dapat mengabdi padamu melalui kerja berkualitas, • Bukalah pikiranku agar aku mensyukuri nikmatnya kerja secara tulus, • Kuatkan-sehatkan badan dan jiwaku agar dapat bekerja penuh tanggung jawab, • Bukalah mata hatiku agar dapat bekerja keras penuh integritas, Ya Allah … • Angkatlah derajatku melalui kerja tekun mendapat keunggulan, • Tajamkan perasaanku agar aku mampu mencapai kepuasan hati, • Gugahlah naluriku supaya kerjaku kreatif sehingga mampu membangkitkan potensiku agar dapat melayani kepentingan pendidikan dengan penuh kasih sayang.

  31. Terima kasih

  32. PROFIL SMA RINTISAN PBKL • Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan: • KTSP mengakomodasi PBKL; • Program PBKL disusun melalui analisis potensi daerah (SDA, SDM, geografis, budaya, historis), penelusuran bakat dan minat peserta didik, penjajagan kemitraan, dan kesiapan sekolah; • Pengembangan silabus memperhatikan SK/KD yang telah mengintegrasikan materi keunggulan lokal pada mata pelajaran yang relevan.

  33. Lanjutan profil PBKL • Standar Proses a. Proses Pembelajaran PBKL diselenggarakan melalui: * Pengintegrasian bahan kajian keunggulan lokal ke dalam mata pelajaran wajib, atau * Muatan lokal (sebagai mata pelajaran tersendiri), atau * Mata pelajaran keterampilan. b. Proses pembelajaran PBKL harus dapat membekali peserta didik dengan pengetahuan dan sikap menghargai sumberdaya dan potensi daerah setempat, serta mampu menggalidan memanfaatkannya agar dapat digunakan sebagai bekalhidup di masa datang.

  34. Lanjutan Standar Proses • Proses Pembelajaran PBKL: * Seluruh pembelajaran dilaksanakan di sekolah yang bersangkutan, atau * Sebagian pembelajaran dilaksanakan di satuan pendidikan formal lain, atau * Sebagian pembelajaran dilaksanakan di lembaga pendidikan nonformal.

  35. Lanjutan Profil PBKL 3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan * Melakukan analisis kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung PBKL * Adanya pendidik yang memiliki kualifikasi keahlian dan kompetensi sesuai dengan PBKL yang diselenggarakan * Adanya tenaga ahli dari satuan pendidikan formal lain atau lembaga pendidikan non formal di lingkungan setempat, yang dapat membantu pelaksanaan PBKL di sekolah

  36. Lanjutan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan • Adanya program peningkatan kualifikasi dan spesialisasi/kompetensi pendidiksesuai dengan jenis program PBKL yang diselenggarakan, • Peningkatan kemampuan guru dalam pengkajian substansi keunggulan lokal menjadi SK, KD dan materi pembelajaran pada mata pelajaran yang relevan

  37. Lanjutan Profil PBKL 4. Standar sarana dan prasarana * Melaksanakan program pemberdayaan sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan program rintisan PBKL * Menyusun program dan melaksanakan program kemitraandengan satuan pendidikan formal lain atau lembaga non formal dalam rangka pemanfaatansarana prasarana untuk mendukung pelaksanaanprogram rintisan PBKL

  38. Lanjutan Profil PBKL 5. Standar Pengelolaan Menyusun program pemberdayaan/kemitraan guru dari satuan pendidikan formal lain atau lembaga non formal untuk pelaksanaan program rintisan PBKL

  39. Lanjutan Profil … • Standar Pembiayaan 1. Pembiayaan Sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja tahunan meliputi investasi, operasional, bahan atau peralatan dan biaya personal. 2. Sumber pembiayaan sekolah dapat berasal orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donatur lainnya. 3. Penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan dan dikelola secara transparan dan akuntabel.

  40. Lanjutan Profil … 7. Standar Penilaian Penilaian disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran PBKL, apabila: • terintegrasi dalam mata pelajaran, penilaiannya menyatu dengan SK dan KD mata pelajaran terkait. • menjadi mata pelajaran keterampilan atau menjadi muatan lokal, penilaiannya dilakukan secara mandiri sesuai dengan jenis program yang diselenggarakan.

  41. Terima kasih

More Related