160 likes | 388 Views
Konsep Pengembangan R-SMA-BI. Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. LANDASAN KONSEPTUAL FILOSOFIS.
E N D
KonsepPengembangan R-SMA-BI DirektoratPembinaan SMA KementerianPendidikandanKebudayaan
LANDASAN KONSEPTUAL FILOSOFIS • Dalam era globalisasi/internasionalisasi diperlukan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif, mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. • Memperkuat jati diri bangsa yang berkarakter tanpa mengisolasi diri dari percaturan dunia. • Untuk itu diperlukan upaya peningkatan mutu dan relevansi pendidikan secara berkelanjutan sebagai sekolah rujukan(center of excellence) yang diawali dengan pemetaan mutu dari SPM, Sekolah Standar, SSN/Kategori Mandiri, RSBI dan SBI.
LANDASAN SOSIAL EKONOMI • Di era globalisasi mendorong timbulnya antusiasme masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang berstandar internasional di luar negeri yang berakibat mengalirnya devisa ke luar negeri. • Pemerintahperlumemfasilitasiadanyapendidikan yang bermutu agar mampu bersaing dengan sekolah internasional yang kemungkinan akan membanjiri Indonesia. • Untuk mencegah larinya devisa dan sekaligus melakukan pengendalian terhadap sekolah nasional plus dan sekolah internasional serta tetap mempertahankan nilai-nilai nasionalisme.
Refleksi dari Hasil TIMSS 2007 Reasoning Applying Knowing Hanya 5% siswa Indonesia yang dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori tinggi dan advance [memerlukan reasoning], sedangkan 71% siswa Korea sanggup. Dalam perspektif lain, 78% siswa Indonesia hanya dapat mengerjakan soal-soal dalam katagori rendah [hanya memerlukan knowing, atau hafalan] , sedangkan hanya 10% siswa Korea yang hanya dapat mengerjakan soa-soal semacam itu. Perlunya mengembangkan kurikulum yang menuntut penguatan reasoning
LandasanHukum R-SMA-BI UU Nomor 20/2003, Sisdiknas, Pasal 50 ayat 3 : Pemerintahdan/ataupemerintahdaerahmenyelenggarakansekurang-kurangnyasatusatuanpendidikanpadasemuajenjangpendidikanuntukdikembangkanmenjadisatuanpendidikan yang bertarafinternasional. PP Nomor 19/2005, SNP, Pasal 11, Ayat 2 dan 3: bahwa terhadap sekolah/madrasah yang telah masuk dalam kategori mandiri, pemerintah mendorongnya untuk secara bertahap mencapai taraf internasional. PP Nomor 17/2010 PenyelenggdanPengelolaanPendidikan Ps. 1 dan 143, dll Permendiknas No. 78/2009, Penyelenggaraan SBI PadaJenjangPendidikanDasardanMenengah R-SMA-BI MutuLulusan
PENDIDIKAN BERTARAF INTERNASIONAL (Definisimenurut PP No 17 tahun 2010) pasal 1: Pendidikan bertaraf internasional: adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. pasal 143 Satuan pendidikan bertaraf internasional merupakan satuan pendidikan yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju.
PRINSIP PENYELENGGARAAN • Program R-SMA-BI adalah program yang fokus pada peningkatan mutu lulusan sebagai learning outcome, dengan titik berat pada kualitas dan efektifitas proses pembelajaran. • R-SMA-BI adalah sekolah yang ramah sosial, bukan sekolah yang eksklusif-elit ataupun diskriminatif. • R-SMA-BI merupakan center of excellence (sebagai pusat pengembangan kemitraan), termasuk sebagai pusat pembudayaan karakter. • Program R-SMA-BI adalah suatu proses bertahap dan berkelanjutan untuk menuju SBI. • R-SMA-BI dikembangkan dalam kerangka penerapan MBS, yang mengedepankan prinsip-prinsip good governance. • Mengembangkan Program Keunggulan • Membina dan Mengembangkan Karakter Bangsa
PP 19/2005 : SNP R-SMA BI BerdasarkanWaktuPembinaan 363 R-SMA BI SMA BI 98 SMA 7 Thn 99 SMA ? 6 Thn 1 SMA 5Thn 124 SMA 4Thn 41 SMA 3Thn 2015 2011 2005 2006 2007 2008 2012 2009 2010 2013 2014
4 Prioritas Program R-SMA-BI 2012/2013 1. PeningkatanMutuSekolah 2. PengembanganKeunggulanSekolah 3. PengembanganKemitraan 4. PengembanganLayanan Ramah Sosial
1. PeningkatanMutuSekolah • 1. Program unggulanpeningkatanmutu (target jelasdanterukur) denganindikator: • Prestasihasilbelajarsiswameningkatsetiaptahun: NilaiRapordan UN minimal setaradan/ ataudiatas KKM Nasional (75,00); kriteriakelulusan UN diatasstandarkelulusannasional. • Tingkat keterserapanlulusankeperguruantinggi (PTN/PTLN/PTS) meningkatsecarasignifikandibandingkantahunsebelumnya. • Karyaprestatifsiswadalamberbagaikompetisilokal, nasionaldaninternasional (OSN, O2SN, FL2SN, KaryaInovatif, dan sebagainya), minimal memperoleh 1 medalitingkatnasionaldaninternasional. • Aktifitaspembelajaran yang menumbuhkankemampuanberfikirkritis, kreatifdaninovatif. • Aktifitaspembelajarandanlayananpendidikan yang menumbuhkankebiasaanpositifpesertadidikdalamkehidupannyata (displin, kejujuran, 18 karakterbangsa) • Pengakuanpihakeksternalterhadapkualitashasilbelajarpesertadidik.
2. Peningkatan kompetensi akademik dan strategi pembelajaran bagi pendidik melalui pelatihan internal, kelompok kerja (MKKS, MGMP) dan lembaga akademik lainnya (PT, P4TK, dan sebagainya). 3. Review dan penyempurnaan silabus/RPP sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik dan perkembangan IPTEK. 4. Pengembangan materi ajar dan instrumen penilaian hasil belajar berbasis TIK (e-learning) untuk semua mata pelajaran, khususnya mata pelajaran yang di UN-kan. 5. Pemenuhan sarana pembelajaran dan buku-buku rujukan (cetakan dan/atau digital) sesuai dengan kebutuhan belajar, karakteristik peserta didik dan perkembangan IPTEK. 7. Peningkatan frekuensi kompetisi mata pelajaran, seni budaya, dan olah raga di lingkungan sekolah sebagai bentuk aktifitas rekreatif dan pengembangan diri. 8. Peningkatan kualitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai media pembinaan karakter bangsa.
2. PengembanganKeunggulanSekolah Fokuskeunggulan : Pengembangankompetensipesertadidik Bentuk keunggulan :Bidangakademik, senidanbudaya, olahraga, dan kewirausahaan • Melakukan analisis kondisi internal dan eksternal sebagai bagian dari analisis konteks terhadap 8 SNP. Fokus analisis : potensi keunggulan dan tingkat kesiapan sumber daya yang dimilki. • Penentuan bidang keunggulan antara lain bidang akademis, olah raga, seni, budaya, atau kewirausahaan. • Penyusunan program atau kegiatan bidang keunggulan dengan memperhatikan; tujuan, sasaran, waktu pelaksanaan, personel yang bertanggungjawab, pembiayaan, sarana dan prasarana. • Sosialisasi program keunggulan keseluruh warga sekolah, orang tua, masyarakat, dinas/instansi terkait, atau dudin. • Pelaksanaan program keunggulan dengan melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, instansi lain, atau dunia usaha/industri. • Pengawasan dan Evaluasi untuk memantau keterlaksanaan serta hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan program keunggulan.
3. PengembanganKemitraan Kegiatankerjasamadenganprinsipsalingmenguntungkanantarasekolah yang mempunyaikeunggulandanprestasi (dikategorikansebagaimampumelakukanpendampingandanfasilitasi) dansekolah yang berpotensiuntukmencapaikeunggulandanprestasitersebut. A. Sasaran kemitraan tahun 2012: sekurang-kurangnya 5 SMA disekitarnya dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan jumlah SMA disekitarnya. B. Kegiatan meliputi: 1. Bidangakademik a. Workshop bersamapengembanganperangkatpembelajaran b. Workshop bersamapengembanganmateri ajar berbasis IT (e-learning) c. Workshop pengembangansistemdaninstrumenpenilaianhasilbelajar d. Workshop/lokakaryapengembangankeunggulanlokalsekolahmitra e. Pertukaranpesertadidikdanpendidiksesamasekolahmitra f. Olimpiadebidangakademikantarsekolahmitra, dll 2. Bidangnon akademik a. PelaksanaanLatihanDasarKepemimpinanSekolah (LDKS OSIS) bersama (outbound, motivasi, dll) b. Pertandinganpersahabatanbidangsenidanolah raga (pendidik/tenagakependidikandanpesertadidik) c. Pengembanganwawasantentangimplementasipendidikanabad 21 3. Manajemen a. Pelatihanpengembanganmateri ajar berbasis IT (e-learning) b. Pelatihanpeningkatankompetensimanajemenperkantoranberbasis IT (kepegawaian, tatapersuratan, dll)
4. PengembanganLayanan Ramah Sosial A. Mengalokasikan tempat bagi calon peserta didik berkewarganegaraan Indonesia, yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% dari jumlah keseluruhan peserta didik baru B. Menyediakan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik warga negara Indonesia yang memiliki potensi akademik tinggi tetapi kurang mampu secara ekonomi paling sedikit 20% dari jumlah seluruh peserta didik C. Pengembangan kultur sekolah meliputi: 1. Mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib, indah, rindang, aman, sehat, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan dan berbudaya akhlak mulia 2. Proses pendidikan berpusat pada pengembangan peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran, profesionalisme, harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu dan komunitas sosial warga sekolah 3. Mengembangkan budaya kompetitif dan kolaboratif serta jiwa kewirausahaan yang dilandasi oleh moral dan etika yang tinggi 4. Membangun kultur yang mengarah pada peningkatan kemampuan di bidang bahasa inggris dan/atau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, dan budaya lintas bangsa.