80 likes | 266 Views
Pembelajaran dari Rencana Pembangunan di bidang Energi . Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Workshop “Upaya Mengentaskan Kemiskinan Energi di Indonesia: Hambatan dan Solusi” Jakarta, 7 Juni 2012 . Energi dan Ekonomi.
E N D
Pembelajaran dari Rencana Pembangunan di bidang Energi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Workshop “Upaya Mengentaskan Kemiskinan Energi di Indonesia: Hambatan dan Solusi” Jakarta, 7 Juni 2012
Energi dan Ekonomi • Energi adalah “mesin” pertumbuhan ekonomi. GDP (agregat) Indonesia sekarang no. 17 di dunia, namun GDP/Capita kita masih relatif rendah. • Agar ekonomi dapat tumbuh (GDP membesar) lebih banyak energi harus disediakan. • Konsumsi energi perkapita Indonesia masih sangat rendah. Untuk mencapai tingkat kemakmuran tertentu (tidak miskin secara ekonomi), dibutuhkan tingkat konsumsi energi per kapita tertentu.
Energi dan Indeks Pembangunan Manusia • Bukan hanya ekonomi yang mengharuskan pasokan energi memadai, tapi juga juga kegiatan pembangunan manusia secara keseluruhan (dicerminkan dalam HDI) • HDI Indonesia sekarang no. 124 di dunia, atau masih sangat buruk. Untuk mencapai tingkat HDI yang lebih baik, Indonesia membutuhkan energi lebih banyak. • Pasokan energi harus diamankan, “kemiskinan energi” dikurangi!
Konsumsi Energi/Kapita: Perbandingan By region? • Konsumsi energi perkapita Indonesia termasuk yang masih sangat rendah (masih miskin energi). Ini pun masih terdistribusi secara tidak merata, dengan Jawa memiliki konsumsi energi/kapita terbesar. Banyak wilayah masih sangat miskin energi.
Perencanaan energi INDONESIA: Situasi “Kemarin” • Target “jelas”, relatif mudah dicapai (contoh listrik desa) • Permintaan terhadap energi relatip tidak besar, belum meningkat cepat. • Konflik permintaan DN dan LN tidak besar (contoh gas). • Mengandalkan perencanaan terpusat (sentralisasi). • Perencanaan dan penganggaran terkait erat. • Peranan BUMN Energi sangat besar. • Peranan Pemerintah (Daerah) kecil
INDONESIA: Situasi “Sekarang” • Otonomi Daerah: aspirasi terhadap energi meningkat. • Medan makin sulit (pelosok, pulau terpencil), permintaan energi meningkat. • Deregulasi industri energi: UU Energi, UU Listrik, UU Panas Bumi transformasi menuju ke sistem baru berjalan lambat. • Kaitan perencanaan dan penganggaran melemah. • Peranan Pemda dituntut. • Ada peluang-peluang baru: program-program Poverty, Climate Change, dll. Ke depan: Permintaan energi makin meningkat, medan makin sulit , investasi/MTOE makin besar … Perencanaan dan kordinasi makin rumit?
Usulan Solusi (Strategis) Percepat penyusunan RUEN – RUED Perkuat hubungan Pusat-Daerah dalam penyusunan dan implementasi rencana pembangunan energi: Kerja Sama Peningkatan Kapasitas(termasuk masyarakat) Manfaatkan isu-isu strategis yang sedang berkembang di dunia: Climate Change, Poverty, Millenium Development Goals, SEFA (?) Manfaatkan peluang yang ada dalam APBN: DAK CSR untuk pembangunan energi lokal? “Subsidy shifting”: Jawa ke luar Jawa, kaya energi ke miskin energi. APBN: prioritas untuk wilayah miskin energi Prioritas sumber energi lokal.
Terima kasih atas perhatian Anda … nugrohohn@bappenas.go.id Discover the wonders of natural gas