470 likes | 982 Views
Reaksi Hipersensitivitas. RAVEINAL Sub Bagian Alergi Imunologi Klinik Ilmu Penyakit Dalam FK UNAND / RS M Jamil Padang. REAKSI HIPERSENSITIFITAS. Hipersensitifitas : reaksi imun yg patologik tjd akibat respon imun yg berlebihanmenimbulkan kerusakan jaringan tubuh
E N D
ReaksiHipersensitivitas RAVEINAL Sub Bagian Alergi Imunologi Klinik Ilmu Penyakit Dalam FK UNAND / RS M Jamil Padang
REAKSI HIPERSENSITIFITAS Hipersensitifitas : reaksi imun yg patologiktjd akibat respon imun yg berlebihanmenimbulkan kerusakan jaringan tubuh Jenis penyakit hipersensitifitas tdr atas kelainan yg heterogen Penyakit hipersensitifitas dibagi mnrt tipe respon imun & mekanisme efektor yg menimbulkan kerusakan sel & jaringan
A. Reaksi cepat • Tjd dlm hitungan detik,menghilang dlm 2 jam. • Antigen yg diikat IgE pd permk sel mast menginduksi penglepasan mediator vasoaktif. • Manifestasi : anafilaksis sistemik a/ anafilaksis lokal spt pilek,bersin, asma, urtikaria & eksim
B. Reaksi intermediat • Tjd bbrp jam & menghilang 24 jam • Pembentukan kompleks imun IgG & kerusakan jar mell aktivasi komplemen & sel NKADCC • Manifestasi brp : * rx tranfusi drh,eritroblastosis fetalis,AIAH * rx arthus lokal & rx sistemik spt serum sicknes,vaskulitis nekrotis,glomerulonefritis, artritis reumatoid,LES *NKADCC : Natural Killer Antibody Dependent Cell Cytotxicity
C. Reaksi lambat • Tjd stlh 48 jamakibat aktivasi sel Th • Pada DTH yg berperan adalah sitokin yg dilepas sel T yg mengaktifkan makrofag & menimbulkan kerusakan jaringan • Contoh : dermatitis kontak, rx TB, rx penolakan tandur
II.PEMBAGIAN REAKSI HIPERSENSITIFITAS MENURUT MEKANISME • Reaksi hipersensitivitas oleh Robert Coombs dan Philip HH Gell (1963) dibagi 4 tipe rx berdasarkan kecepatan dan mekanisme imun yang terjadi: Tipe I, II, III, IV. • Tahun 1995, Janeway dan Travers merevisi tipe IV Gell dan Coombs menjadi IVa dan IVb.
Urutan kejadian rx Tipe I : • Fase sensitisasi: wkt yg dibutuhkan u/ pembtkan IgE smp diikat oleh reseptor spesifik (Fce-R) pd permukaan sel mast & basofil • Fase aktivasi: waktu yg diperlukan antara pajanan ulang dg antigen spesifik & sel mast melepas isinya yg berisi granul yg menimbulkan reaksi • Fase efektor: waktu terjadi respons kompleks (anafilaksis) sbg efek mediator yg dilepas sel mast dg aktivitas farmakologik
B. Reaksi Hipersensitivitas Gell dan Coombs Tipe II • Disebut juga sitotoksik atau sitolitik tjd karena dibentuk antibodi jenis IgG atau IgM
C. Reaksi Hipersensitivitas Gell dan Coombs Tipe III • Disebut juga reaksi kompleks imun tjd bila kompleks antigen-antibodi ditemukan dalam sirkulasi, dinding pembuluh darah dan jaringan • Mengaktifkan komplemenmelepas anafilatoksin (C3a,C5a)memacu sel masthistamin • Menimbulkan agregasi trombosit membentuk mikrotrombi & melepas amin vasoaktif • Mengaktifkan makrofag yg melepas IL-1
Makrofag yg diaktifkan belum dapat menyingkirkan kompleks imun sehingga makrofag dirangsang terus untuk melepas bahan yg dapat merusak jaringan
1.Kompleks imun menetap • Normal kompleks imun dlm sirkulasi diikat & diangkut eritrosit ke hati,limpadimus nahkan oleh sel fagosit mononuklear • Kompleks yg besar mudah dimusnahkan,yg kecil & larut sulitdpt lbh lama berada dlm sirkulasi • Gangguan faktor fagosit salah satu sebab kompleks sulit dimusnahkan
2.Kompleks imun mengendap di jaringan • Terjadi krn ukuran kompleks imun yg kecil & permeabilitas vaskular meningkat
3.Bentuk reaksi : reaksi tipe III ada 2 bentuk a.Reaksi arthus (btk lokal)
Rx Arthus dpt tjd di dnding bronkus a/ alveol & menimbulkan rx asma lambat yg tjd 7-8 jam stlh inhalasi antigenasma akibat kerja • Rx Arthus memerlukn antibodi & antigen dlm jumlah besarantigen yg disuntikkan akn membtk kompleks yg tdk larut & msk ke dalam sirkulasi a/ mengendap pd dinding pembuluh darah • Bila agregat mjd besar, komplemen ml diaktifkan. C3a & C5a (anafilatoksin) yg terbtk meningkatkan permeabilitas pemblh darah & menjadi udem
C3a & C5a berfungsi sbg faktor kemotaktik • Netrofil & trombosit mulai dikerahkan di tempat rxtimbul stasis & obstruksi total aliran darah • Netrofil yg diaktifkan memakan kompleks imun & bersama dg trombosit yg digumpalkan melepas protease, kolagenase & bhn vasoaktiftjd perdarahan yg disertai nekrosis jaringn setempat.
b.Reaksi serum sickness (bentuk sistemik) • Kerusakan patologis pd infeksi korinobak terium & klostridium disebabkan eksotoksin yg dilepas sedang kumannya sendiri tdk invasif & tdk berarti • 1-2 minggu stlh serum kuda diberikan timbul panas & gatal,bengkak,kemerahan, rasa skt di sendi & KGB
4.Penyakit kompleks imun • Kompleks imun lbh mdh diendapkan di tmpt dg tekanan drh yg meninggi disertai putaran arus,mis:kapiler glomerulus,bifur kasi pblh drh,pleksus koroid & korpus silier mata • Pd LES,artritis reumatoid, sel plasma dalam sinovium membtk anti-IgG (FR berupa IgM) & menimbulkan kompleks imun di sendi
D. Rx Hipersensitivitas Gell & Coombs Tipe IV • Rx hipersensitivitas tipe IV telah dibagi dlm DTH yg tjd melalui sel CD4+ & T cell mediated cytolysis yg tjd melalui sel CD8+
1. Delayed Type Hypersensitivity • Pd DTH, sel CD4+ Th1 mengaktifkan makrofag yg berperan sbg sel efektor. • Pd DTH, kerusakan jaringan disebabkan oleh produk makrofag yg diaktifkan seperti enzim hidrolitik, oksigen reaktif intermediat, oksida nitrat, sitokin proinflamasi • DTH dpt jg tjd sbg respon thd bahan yg tdk berbahaya dlm lingkungan seperti nikel yg menimbulkan dermatitis kontak
Rx khas DTH mempunyai 2 fase yg dpt dibedakan yaitu sensitasi & respon imun yg ditingkatkan
2. T cell mediated cytolysis • Kerusakan terjadi melalui sel CD8+/CTL/Tc yg langsung membunuh sel sasaran. • Sel CD8+ yg spesifik untuk antigen adalah sel autologus dpt membunuh sel langsung • Peny autoimun yg tjd melalui mekanisme seluler biasany ditemukan sel CD4+ maupun CD8+ spesifik untk self antigen & kedua jenis sel tsb menimbulkan kerusakan