430 likes | 632 Views
Laksono Trisnantoro, Fakultas Kedokteran UGM. Desentralisasi sebagai Dasar untuk meningkatkan kapasitas pembangunan kesehatan daerah. Isi. Pengantar: Kebijakan Desentralisasi di bidang Kesehatan 2000 – 2009. Manfaat kebijakan desentralisasi di bidang kesehatan Belum bermanfaat. Mengapa?
E N D
Laksono Trisnantoro, Fakultas Kedokteran UGM Desentralisasi sebagai Dasar untuk meningkatkan kapasitas pembangunan kesehatan daerah
Isi Pengantar: Kebijakan Desentralisasi di bidang Kesehatan 2000 – 2009. Manfaat kebijakan desentralisasi di bidang kesehatan Belum bermanfaat. Mengapa? Bagaimana ke depannya? Apakah desentralisasi dapat dijadikan dasar? • Komitmen pusat dan daerah untuk desentralisasi kesehatan • Konsep SPM dan pelaksanaanya • Kemauan daerah. Langkah-langkah strategis
Pengantar:Perkembangan Desentralisasi Mengayun jauh di tahun 1999 UU th 1999 centralization De-centralization
UU pemerintahan th 1974 • Nasional • Propinsi/ Daerah Tingkat I • Kabupaten/Kota- Daerah Tingkat II DepKes DepDagri
UU no 22 th 1999 Terjadi Restukturisasi Radikal di Propinsi dan Kab/Kota Departemen Kesehatan Pemerintah Pusat Dana desentralisasi Pemerintah Propinsi Pemerintah Kab/Kota DinKes Propinsi DinKes Kab/Kota
Tahun 2000: Terbit PP 25 yang membingungkan • 11 kewenangan pusat, 5 propinsi, dan selebihnya kabupaten/kota • Membingungkan dan tidak efektif • Terjadi segmentasi antar level
Pendulum: Mengayun kembali di tahun 2004 UU th 1999 UU th 2004 centralization De-centralization UU 32 2004: Secara hukum sektor kesehatan tetap terdesentralisasi
UU 32/2004: diikuti • PP no 38/2007, pengganti PP 25/2000 • PP 41 2007, pengganti PP 08/2003 • Apakah mungkin terjadi harmonisasi fungsi? • Bagaimana hubungan Dinas Kesehatan dan RSD?
Apakah Desentralisasi Bermanfaat untuk peningkatan status kesehatan?
Masalah Gizi Decentralization MoH Projection Source: Bappenas, 2008
Kematian di bawah lima tahun Decentralization Source: Bappenas, 2008
Kematian Bayi . Decentralization Source: Bappenas, 2008
Kematian Ibu Decentralization Source: Bappenas, 2008
Kelahiran yang didampingi tenaga terlatih Stagnant Decentralization
Pemaknaan data • Jawaban masih diperdebatkan Kebijakan desentralisasi terhadap status kesehatan belum memberikan hasil meyakinkan Hasil pertemuan monitoring desentralisasi di Bali (2007).
UU Desentralisasi UU Desentralisasi Harapan di tahun 2000 Kenyataan di tahun 2007 Status Kesehatan Status Kesehatan Terjadi kebingungan di berbagai lembaga pemerintah Memperkuat lembaga pemerintah di sektor kesehatan ? Input Input Sektor Swasta dan masyarakat Sektor Swasta dan masyarakat Faktor-faktor lain Faktor-faktor lain Harapan: Kenyataan
Periode 2000 - 2007 • dapat disebut sebagai periode kebingungan. • Merupakan periode transisi: UU dan PP masih berubah-ubah • Ada fenomena Change without significant change. Ada perubahan aturan hukum namun tidak ada perubahan bermakna.
Pemerintah Pusat + desentralisasi Situasi 2000-2007 4 1 Pemerintah Daerah - desentralisasi Pemerintah Daerah + dalam desentralisasi 3 2 Pemerintah Pusat -, desentralisasi
Periode 2000 - 2007:Desentralisasi setengah hati. • Terjadi situasi dimana Departemen Kesehatan dan DPR cenderung ingin sentralisasi, sementara pemerintah daerah berada dalam sistem yang semakin desentralisasi;
Apakah Desentralisasi dapat dipergunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kapasitas pembangunan kesehatan daerah • Ya ? • Tidak?
Pemerintah Pusat + desentralisasi Skenario yang Diharapkan? 4 1 Pemerintah Daerah - desentralisasi Pemerintah Daerah + dalam desentralisasi 3 2 Pemerintah Pusat -, desentralisasi
Implikasi • Pemerintah Pusat semangat desentralisasi • Daerah harus semangat untuk melaksanakan desentralisasi kesehatan, termasuk mendanai sektor kesehatan • Bagaimana faktanya saat ini?
Pemerintah Pusat • Presiden • MenkoKesra • Kementrian Kesehatan (2010 - ) • Bersemangat
Pemerintah Daerah: • Desentralisasi fiskal telah memberikan dampak berupa adanya daerah yang menjadi kuat kemampuan fiskalnya • Namun masih banyak pemda yang lemah
Gambaran APBD per KapitauntukKesehatan Random pattern
Pendanaan KIA 2008: Program MNCH Indonesia sangat bergantung pada sumber dana Pemerintah pusat,yang sebenarnya sulit diandalkan dan akan dihadapkan pada pendanaan yang rentan Alokasi Dana Pemerintah Daerah 14%
`TabelKomparasi Trend PembiayaanUntuk Program KesehatanIbuAnak7 Propinsi DHS, Tahun 2001-2006 (dalam Juta Rupiah) PropinsidenganKapasitasFiskalRendah PropinsidenganKapasitasFiskalTinggi
Pembiayaan kesehatan masih tergantung pusat • Dana dekonsentrasi meningkat tinggi (problem sering terlambat) • DAK terbatas pemakaiannya • Daerah kekurangan anggaran operasional
Peranankecil pemerintahdaerahdalampendanaankesehatan (misal KIA) menunjukkan adanya gejala tidak adanya ownership pemerintah daerah tentang program kesehatan. • Rendahnya pengeluaran kesehatan oleh APBD, dan bertumpu pada APBN (dana dekonsentrasi) pada tahun 2004-2007:
Situasi alokasi anggaran pemerintah pusat untuk kesehatan • Penggunaan formula masih terbatas • Kabupaten miskin dan kabupaten kaya masih dianggap sama. • Belum diberlakukan Standar Pelayanan Minimal
Prinsip SPM yang belum berjalan Dana dekonsentrasi, DAK dan pembantuan SPM Fasilitas Capacity Building untuk mencapai SPM bagi Daerah yang tidak mampu, sesuai dengan tingkat kegagalan Daerah-daerah
Langkah strategis • Reposisi Peran Pemerintah Pusat dan daerah.
Perlu ada suatu reposisi peran pemerintah pusat dalam hal pembiayaan kesehatan. • Alokasi pemerintah pusat perlu memperhatikan situasi fiskal daerah • Pemerintah pusat perlu mendukung berbagai daerah yang terbukti tidak mampu atau sulit mencapai standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh bangsa..
Daerah yang mempunyai kekuatan fiscal tinggi dan masyarakatnya mampu, diharapkan lebih mendanai sektor kesehatan; • pemerintah pusat diharapkan lebih membantu dalam hal pembinaan teknis atau dukungan peraturan yang dibutuhkan
Pemda, Masyarakat? SiapaPemberi DanaKesehatan PemerintahPusat?
Catatan:DepartemenKesehatan pernah merencanakan (Budihardja, 2007)
Harapan terimakasih • Semoga pemerintah pusat dan daerah lebih bekerjasama dalam melaksanakan pembanungna kesehatan berdasarkan kebijakan desentralisasi