370 likes | 872 Views
MEMBANGUN PERPUSTAKAAN. Bagian II-Klasifikasi. Pengertian. Klasifikas i adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek, g agasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1)
E N D
MEMBANGUN PERPUSTAKAAN Bagian II-Klasifikasi
Pengertian Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentuberdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1) Menurut Suwarno(2007: 66), secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis, yaitu:1. Klasifikasi artifisial (artificial classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustakatersebut. Misalnya berdasarkan warna buku atau tinggi buku.2. Klasifikasi fundamental (fundamental classification), yaitu klasifikasi bahanpustaka berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahanpustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah. Klasifikasi fundamental ini yang sering digunakan perpustakaan saat ini. klasifikasi
Jenis Klasifikasi Ada beberapa jenis klasifikasi perpustakaan yang digunakan, diantaranya: 1. Dewey Decimal Classification (DDC) 2. Universal Decimal Classification (UDC) 3. Library of Congress Classification Dari ketiga sistem klasifikasi di atas, yang paling banyak digunakan di perpustakaan adalah Dewey Decimal Classification (DDC). Pada modul ini hanya akandiuraikan Dewey Decimal Classification (DDC). Selain itu, juga akandiuraikan homeclassification dimana sistem klasifikasi ini berbeda dengan sistem klasifikasi yang umum digunakan untuk jenis koleksi tertentu yang dimiliki perpustakaan dengan alasan efisiensi proses temu kembali informasi. klasifikasi
Dewey Decimal Classification Dewey Decimal Classificationdiciptakan oleh seorang pustakawan AmbhersCollege bernama Melvil Dewey pada tahun 1873. Sistem ini membagi ilmu ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi, masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi Sehingga terdapat 10 kelas utama, 100 divisi, dan1000 seksi. klasifikasi
Unsur-Unsur Pokok DDC • Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalamsuatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasartertentu. • Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yangmewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yangterdapat pada bagan. • Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikanpetunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajukyang tercantum dalam indeks bagan. klasifikasi
Unsur-Unsur Pokok DDC d. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapatdalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu,yaitu:i. Tabel 1 Subdivisi Standar ii. Tabel 2 Wilayah iii. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraaniv. Tabel 4 Subdivisi Bahasa v. Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis vi. Tabel 6 Bahasa vii. Tabel 7 tentang Orang/Pribadi e. Di samping itu, sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk Karya Umum, untuk menempatkan karya-karya yang begitu luas cakupannya,sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelas utama manapun. klasifikasi
Kelas Utama Kelas Utama 000 Karya Umum 100 Filsafat 200 Agama 300 Ilmu-ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Ilmu Murni 600 Ilmu Terapan 700 Kesenian 800 Kesusastraan 900 Sejarah dan Geografi klasifikasi
Divisi 300 Ilmu-ilmu Sosial 310 Statistik 320 Ilmu Politik 330 Ilmu Ekonomi 340 Ilmu Hukum 350 Administrasi Negara 360 Layanan Sosial Asosiasi 370 Pendidikan 380 Perdagangan, Komunikasi, Pengangkutan 390 Adat Istiadat & Kebiasaan, Etiket Folklor klasifikasi
Seksi 330 Ilmu Ekonomi 331 Ekonomi Perburuhan 332 Ekonomi Keuangan 333 Ekonomi Tanah 334 Koperasi 335 Sosialisme 336 Keuangan Negara 337 Ekonomi internasional 338 Produksi & Industri 339 Makroekonomi klasifikasi
Indeks Relatif Indeks relatif merupakan sarana yang sangat membantu proses klasifikasi yang disediakan oleh DDC. Indeks relatif ini merupakan daftar subjek yang diurutkan secara alfabetis dengan disertai notasi klasifikasi. Cara penggunaan indeks relatif dalam proses klasifikasi adalah sebagai berikut: • Tentukan subjek dari koleksi • Cari subjek tersebut pada indeks relatif • Cek notasi yang didapatkan dari indeks relatif ke dalam bagan DDC klasifikasi
Indeks Relatif Berikut ini salah satu contoh bagian dari indeks relatif: BitSayur 635.1Tanaman ladang 633.4 BlokadeHukum internasional 341.5Militer 355.4 klasifikasi
PembentukanNotasi Kadangkala suatu subjek dari sebuah bahan pustaka tidak hanya cukup diambil dari notasi dasar yang ada dalam bagan DDC. Dengan demikian, DDC menyediakan tabel pembantu yang dapat digunakan dalam pembentukan notasi-notasi yang tidak hanya cukup dengan notasi dasar DDC. Cara menggabungkan notasi dasar dengan tabel pembantu adalah sebagai berikut: klasifikasi
PembentukanNotasi a. Tabel 1 Subdivisi Standar (T1) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut:-01 Filsafat dan teori-02 Aneka ragam-03 Kamus, ensiklopedi, konkordans-04 Topik-topik khusus-05 Penerbitan berseri-06 Organisasi dan manajemen-07 Pendidikan, penelitian, topic-topik berkaitan-08 Sejarah dan deskripsi berkenaan jenis-jenisorang-09 Pengolahan historis klasifikasi
PembentukanNotasi Cara pembentukan notasi dari tabel subdivisi standar: • Tidak terdapat petunjuk penggunaan 1) Notasi dasar dengan angka terakhir 0 Notasi dasar yang berakhir dengan angka 0 sebelum ditambahnotasi Subdivisi Standar (T1), angka 0 pada notasi dasardihilangkan terlebih dahulu. Contoh:Ilmu Kedokteran 610Kamus (T1) -03Kamus ilmu kedokteran 610 + -03 ? 610.32)Notasi dasar tanpa angka akhir 0Notasi dasar yang tanpa diakhiri angka 0, langsungditambahkan notasi Subdivisi Standar. Contoh:Koperasi 334Majalah (T1) -05Majalah Koperasi 334 + -05 ? 334.05 klasifikasi
PembentukanNotasi ii. Ada petunjuk penggunaan 1)Terdaftar di dalam baganKadangkala di dalam bagan sudah terdapat notasi dasar yangtergabung dengan notasi subdivisi standar. Contoh:101 Teori filsafat102 Aneka ragam filsafat 2) Ada petunjuk tertentu pada baganKadangkala pada bagan ada petujuk dalam pembentukan notasidasar ditambah notasi subdivisi standar. Contoh:300 Ilmu-ilmu sosialGunakan 300.1-300.9 untuk subdivisi standar klasifikasi
PembentukanNotasi b. Tabel 2 Wilayah (T2) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut:-1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya-2 Manusia pada umumnya tanpa mengindahkan wilayah, daerah-3 Dunia jaman purbakala-4 Eropa. Eropa Barat-5 Asia. Timur Jauh-6 Afrika-7 Amerika Utara-8 Amerika Selatan-9 Bagian-bagian lain dari bumi dan dunia lain. Oseania klasifikasi
PembentukanNotasi Cara pembentukan notasi dari tabel wilayah (T2) ini adalah sebagai berikut: i. Ada petunjuk penggunaanKadangkala suatu notasi dalam bagan disertai petunjuk penggunaantabel wilayah. Contohnya:346 Hukum perdata346.3-.9 Jurisdiksi dan wilayah khususTambahkan notasi wilayah 3-9 dari Tabel 2 pada angka dasar 346Indonesia (T2) -598Hukum perdata Indonesia 346 + -598 ? 346.598 ii. Tidak terdapat petunjuk penggunaanJika tidak ada petunjuk pada bagan maka proses pembentukkannotasinya adalah Notasi Dasar + -09 (T1) + T2.Contohnya:Pertanian 630Asia (T1) -5Pertanian di Asia 630 + -09 + -5 ? 630.95 klasifikasi
PembentukanNotasi iii. Menentukan notasi geografi wilayahNotasi geografi suatu wilayah dapat dibentuk dengan:1) Tentukan notasi dasar 910 2) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2. Contoh:Geografi 910Iran (T2) -55Geografi India 910 + -55 ? 915.5 iv. Menentukan notasi sejarah wilayahNotasi sejarah wilayah dapat dibentuk dengan:1) Tentukan notasi dasar 900 2) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2.Contoh:Sejarah 900Italia (T2) -45Sejarah Jepang 900 + -45 ? 945 klasifikasi
PembentukanNotasi c. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan (T3) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut:-1 Puisi-2 Drama-3 Fiksi-4 Esai-5 Pidato-pidato-6 Surat-surat-7 Satir dan humor-8 Aneka ragam tulisanNotasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 800. Cara pembentukan notasinya adalah notasi dasar kelas 800 + T3.Contoh:Kesusastraan Jerman 830Puisi (T3) -1Puisi Jerman 830 + -1 ? 831 klasifikasi
PembentukanNotasi d. Tabel 4 Subdivisi Bahasa (T4) Tabel ini secara ringkas sebagai berikut:-1 Sistem tulisan dan fonologi dari bentuk standar dari bahasa-2 Etimologi dari bentuk standar bahasa-3 Kamus dari bentuk standar bahasa-5 Sistem struktural (tata bahasa) dari bentuk standar bahasa-6 Prosodi-7 Bentuk-bentuk bukan standar dari bahasa-8 Penggunaan standar dari bahasa-9 Lain-lainNotasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 400.Mekanisme pembentukkan notasinya adalah notasi dasar dari kelas 400 + T4. Contoh: Bahasa Inggris 420 Tata bahasa (T4) -5 Tata bahasa Inggris 420 + -5 ? 425Dengan Tabel 4 dapat dibentuk kamus dwibahasa, sebagai berikut:Notasi dasar bahasa (4) + Notasi Bahasa I (T6) + T4 + Notasi Bahasa II (T6)Contoh:Bahasa 400Italia (T6) -51Kamus (T4) -3Spanyol (T6) -61Kamus Italia – Spanyol 400 + -51 + -3 + -61 451.361 klasifikasi
PembentukanNotasi e. Tabel 5 Ras, Bangsa dan Kelompok Etnik (T5) Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut:-1 Ras/etnis Indonesia-2 Ras/etnis Anglo Saxon, Inggris-3 Ras/etnis Nordik-4 Ras/etnis Latin Modern-5 Ras/etnis Italia-6 Ras/etnis Spanyol, Portugis-8 Yunani-9 Kelompok lain klasifikasi
PembentukanNotasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: • Terdapat petunjuk Adakalanya notasi pada bagan terdapat petunjuk penggabungan denganTabel 5. Contoh: 155.84 Etnopsikologi, terdapat petujuk: tambahkan ras, etnik,kelompok kebangsaan 01-99 dari Tabel 5 pada angka dasar 155.84.Etnik Swiss (T5) -35Etnopsikologi Swiss 155.84 + -35 ? 155.843 5 • Tidak terdapat petunjuk Mekanisme pembentukkannya adalahNotasi dasar + -089 (T1) + T5Contohnya:Seni Keramik 738Bangsa Jerman (T5) -31Seni Keramik Bangsa Jerman 738 + -089 + -31 ? 738.089 31 klasifikasi
PembentukanNotasi f. Tabel 6 Bahasa-Bahasa (T6) Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut:-1 Bahasa Indonesia-2 Bahasa Inggris-3 Bahasa Jerman-4 Bahasa Perancis-5 Bahasa Italia-6 Bahasa Spanyol-7 Bahasa Latin-8 Bahasa Yunani-9 Bahasa-bahasa lain klasifikasi
PembentukanNotasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: i. Terdapat petunjukJika terdapat petunjuk pada bagan ikutilah instruksinya. Contoh:2X1.2 Al Qur’an dan TerjemahAda petunjuk: Tambahkan notasi bahasa dari tabel 6 DDC pada notasi 2X1.2. Bahasa Indonesia (T6) -1Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia 2X1.2 + -1 ? 2X1.21ii. Tidak terdapat petunjukJika tidak terdapat petunjuk, mekanisme pembentukan notasinyaadalah sebagai berikut: notasi dasar + -0175 (T1) + T6Contoh:Kitab Injil 220Bahasa Italia (T5) -5Kitab Injil dalam bahasa Italia 220 + -0175 + -5 ? 220.175 5 klasifikasi
Home Classification Home classification adalah sistem klasifikasi yang dibuat khusus oleh petugas untuk mengklasifikasi koleksi tertentu yang dimiliki perpustakaan. Sistem ini dipakai apabila di dalam perpustakaan terdapat koleksi-koleksi khusus yang dipandang lebih efektif menggunakan sistem home classification dari pada sistem klasifikasi yang umum digunakan, seperti DDC. Koleksi-koleksi khusus itu antara lain laporan penelitian,disertasi, tesis, skripsi, dan lain sebagainya. Notasi yang digunakan bersifat fleksibel, bisa berupa angka atau huruf. klasifikasi
Home Classification Beberapa alternatif yang bisa digunakan pada home classification adalah: Alternatif I Menggunakan nomor urut pencatatan, sehingga notasinya001002....... dstAlternatif IIMengelompokkan dulu topik-topik yang sama kemudian diberikan kode huruf. Selajutnya,masing-masing topik yang diberikan kode huruf tadi diikuti nomor urut pencatatan.Sehingga notasi yang terbentuk:A 001A 002B 001B 002C 001C 002....... dst klasifikasi
Referensi Hamakonda, Towa P. & Tairas, J.N.B. (1999). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Suwarno, Wiji. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. klasifikasi