280 likes | 509 Views
Pertemuan 19-20. Kebijaksanaan DIVIDEN & RIGHT. Kebijaksanaan DIVIDEN. Kebijaksanaan dividen diartikan secara umum sebagai pembayaran laba perusahaan kepada pemegang sahamnya
E N D
Pertemuan 19-20 Kebijaksanaan DIVIDEN & RIGHT
Kebijaksanaan DIVIDEN
Kebijaksanaan dividen diartikan secara umum sebagai pembayaran laba perusahaan kepada pemegang sahamnya • Kebijaksanaan dividen adalah keputusan keuang an, yaitu dengan mempertimbangkan apakah pembayaran dividen akan meningkatkan kemak- muran pemegang saham • Kebijaksanaan dividen (men. Fuad husnan) dapat diartikan : a. Apakah laba yang diperoleh seharusnya dibagi- bagikan atau tidak. b. Apakah laba sebaiknya dibagi dengan konsekuensi harus mengeluarkan saham baru, ataukah tidak per lu dibagi sehingga tidak perlu mengeluarkan
Untuk emiten di Indonesia akan dikenakan sanksi delisting apabila tidak melakukan : - Selama 3 tahun ber-turut2 tidak membayar dividen tunai (untuk saham) - Melakukan 3 kali cidera janji (untuk obligasi) • Di USA pemerintahnya menekankan 3 masalah pokok dalam hal pembagian dividen, yaitu : a. Peraturan laba bersih, menyatakan bahwa dividen dapat dibayar dari laba tahun ini atau tahun lalu b. Larangan pengurangan modal untuk melindungi kreditur, untuk membayar dividen dengan mengu- rangi modal diartikan bukan membagikan laba c. Peraturan kepailitan menyatakan bahwa perusaha - an tidak dapat membayar dividen pada saat pailit, kalau tidak, berarti memberi kepada pemegang saham dana yang berasal dari kredit
Pertimbangan Tentang Membagi Dividen : • Kalau perusahaan bisa mencari dana dari luar, maka keputusan untuk membagikan laba dan me nerbitkan saham baru, sama saja akibatnya, jika tidak ada biaya penerbitan dan pajak • Kalu ada biaya penerbitan, maka alternatif mena han laba dan tidak membagikan dividen akan le- bih baik • Tarif pajak yang lebih besar dibandingkan de - ngan pajak atas capital gain, alternatif menahan laba bersih lebih menarik, sejauh memberikan tingkat keuntungan memadai
Jenis Kebijaksanaan Dividen 1. Dividen persaham yang stabil. Dividen yang dibayarkan jumlahnya tetap meskipun perusahaan mengalami kerugian, misalnya Rp 1.500 per-saham. Investor akan aman dengan jumlah yang tetap diterimanya , sesuai dengan motivasi mereka. 2. Dividend Pay-Out (DPO) yang stabil. Dividen yang dibayarkan berfluktuasi tergantung besar nya keuntungan bagi pemegang saham. Misalnya DPO 60% dari keuntungan. Jika keuntungan Rp 1 M maka dividen yang dibayarkan 60% x Rp 1 M = Rp 600 juta 3. Kombinasi Disamping jumlah dividen yang tetap, perusahaan membayar dividen tambahan, jika keuntungan dan kondisi perusahaan memungkinkan
4. Dividen Residual Dividen dibayar jika kesempatan investasi perusahaan atau dana yang dibutuhkan telah terpenuhi. PT. ABC memperkirakan laba bersih dan rencana investasi 5 tahun mendatang sbb. : ( 1: Rp 1 M) Th.1Th. 2Th. 3Th. 4Th. 5 - Laba bersih 2 1,5 2,5 2,3 1,8 - Rencana Investasi 1 1,5 2,0 1,5 2,0 Jika perusahaan memiliki 1 juta lembar saham dengan harga pasar Rp 1.000, maka dividen menurut kebijak- sanaan risidu sbb. :
Tahun Laba Invest. Dividen EPS Dana Ekstern 1 2 1 1 1.000 0 2 1,5 1,5 0 0 0 3 2,5 2,0 0,5 500 0 4 2,3 1,5 0,8 800 0 5 1,8 2,0 0 0 200
Dividen Saham (stock Dividen) • Dividen saham sebagai ganti dari dividen tunai, yai- tu mengeluarkan saham tambahan bagi pemegang saham lamanya. • Hal ini dilakukan bila posisi kas /likuiditas perusa - haan tidak memungkinkan atau diperlukan oleh perusahaan • Investor dalam hal ini akan memiliki lebih banyak saham tetapi laba per lembar saham akan menjadi lebih rendah • Proporsi kepemilikan investor tidak mengalami perubahan
Contoh : Struktur modal PT. Betha sebelum penerbitan dividen saham sbb. : - Saham biasa nominal Rp 5.000 - 400.000 lbr = ……………………….. Rp 2.000 juta - Agio saham …………………………. Rp 1.000 juta - Laba ditahan …………………………. Rp 7.000 juta Modal sendiri bersih …………. Rp 10.000 juta • PT. Betha membayar dividen saham 5% atau sebanyak 5% x 400.000 = 20.000 lembar • Nilai pasar saham Rp 40.000 • Setiap pemegang 20 lembar saham menerima 1 lembar dividen saham (20 : 1)
Struktur modal PT. Betha setelah dividen saham sbb. : - Saham biasa nominal Rp 5.000 - 420.000 lbr = ……………………….. Rp 2.100 juta - Agio saham …………………………. Rp 1.700 juta - Laba ditahan …………………………. Rp 6.200 juta Modal sendiri bersih …………. Rp 10.000 juta Keterangan : • Laba ditahan berkurang Rp 800 juta, yaitu dividen saham 20.000 lembar x harga pasar Rp 40.000 • Saham biasa ditambah Rp 100 juta, yaitu 20.000 saham baru x nominal saham biasa Rp 5.000 • Agio saham bertambah Rp 700 juta, yaitu 20.000 sa - ham saham baru x (harga pasar - harga nominal) atau (Rp 40.000 - 5.000) • Jika laba setelah pajak Rp 1.000 juta, EPS = Rp 2.500 (Rp 1.000 juta/40.000 saham) Setelah dividen saham menurun menjadi Rp 2.350 ( Rp 1.000 juta /420.000 saham)
Pemecahan Saham (stock Split) • Melakukan pemecahan, yaitu menambah jumlah saham dengan cara mengurangi nilai nominal. • Pada contoh diatas, jumlah saham 400.000 lembar dengan nominal Rp 5.000 per-lembar, dipecah 1 menjadi 2. Maka lembar saham menjadi 2 x 400.000 lembar = 800.000 lembar. Dan harga no - minal saham menjadi Rp 5.000 : 2 = Rp 2.500 • Dengan demikian struktur modal tidak berubah dan nilai jual saham biasa, agio saham dan laba ditaham tidak mengalami perubahan. Tetapi harga nominal dan lembar saham berubah proporsional
Tujuan dari Stock Split : • Menurunkan harga saham, sehingga mnarik pembeli/investor • Diharapkan harga akan meningkat • Menguntungkan bagi investor, jika dividen yang dibayar lebih besar. • Misalnya sebelum dipecah membayar dividen Rp 2.000 perlembar. Setelah dipecah hanya membayar dividen Rp 1.250 perlembar, maka investor akan menerima dividen 2 x Rp 1.250 = Rp 2.500 dengan nilai penyertaan yang sama besarnya.
Kebijaksanaan R i g h t
Pendahuluan • Right,atau hak membeli saham baru bagi pemegang sa - ham lama dikenal dan diperdagangkan di Pasar Modal • Sekuritas ini dianggap derivatif • Terdapat beberapa cara menghitung Right; di Pasar Modal Indonesia harga Right selalu dikait- kan dengan asumsi kurs pasar = Rp a, asumsi kurs resmi Rp b (disebut harga saham right) • Jika dalam Emisi Right dikatakan tiap 1 lembar berhak beli 2 lembar saham baru, maka dikatakan Harga Teoritis saham baru ( disebut saham right) = (Rp a x 1) + (Rp b x 2) dibagi 3 = Rp c. Disebutkan bahwa Harga Right = Rp c - b
Misal waktu emisi saham PT B & B ditetapkan bahwa 37 saham lama berhak membeli 2 baru, Hal ini berarti 37 saham lama boleh membeli right, atau setiap 18,5 lembar pemegang saham lama dapat membeli right • Dewasa ini selain memberikan hak right kepada pemegang saham lama untuk membeli saham ba- ru, beberapa perusahaan memberi warrant yang disertai pada penawaran right tersebut. Bedanya periode perdagangan dari kedua hak itu saja, di-mana right waktunya lebih singkat • Perdagangan Right atau Rights Certificate untuk saham yang telah listing di BEJ dapat dilakukan setelah memper oleh pernyataan efektif oleh Bapepam dan emitennya harus memberitahukan kepada bursa tentang rencana penerbitannya
Perdagangan right dilakukan secara terpisah selama jam bursa dan harga rights certificate tersebut didasarkan hasil penawaran. • Secara teoritis harga right dapat ditetapkan dengan berpedoman pada harga penawaran mula-mula
Penilaian Right & Harga Saham Ilustrasi : PT. Hans menjual saham dengan hak beli (right on) seharga Rp 7.800 p/lembar. Harga penerbitan Rp 6.000 dan diperlu - kan 5 hak untuk membeli satu lembar saham baru tersebut a. Nilai Hak = (Harga pasar - Harga penerbitan) : (jumlah hak + 1) (Rp 7.800 - 6.000) : ( 5 + 1) = Rp 300 b. Harga Saham tanpa Hak (Ex Right) (Harga Right on - Nilai Hak) (Rp 7.800 - 300) = Rp 7.500
Right & Proporsi Pemegang Saham Lama • Penerbitan Right akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham lama untuk mempertahankan pro - porsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan. Ilustrasi : PT. Kim memiliki 400.000 lembar saham dan me - rencanakan penerbitan 100.000 saham baru melalui hak beli saham, dimana setiap pemegang saham la - ma memperoleh 1 hak. Mr. John salah satu pemegang saham telah memili- ki sebanyak 40.000 lembar saham PT Kim
a. Jumlah lembar saham baru yang dapat dimiliki Mr. John dengan hak yang diberikan : Hak per-lembar = Saham yang Dijual : Saham yang Ada = 100.000 : 400.000 = 1/4 b. Jumlah hak yang diperlukan untuk membeli 1 lembar saham baru : Jumlah hak = Jumlah Saham Lama : Jumlah Penerbitan Baru Harga 400.000 : 100.000 x 1 hak = 4 hak
c. Saham baru yang dapat dimiliki Mr. John : Saham yang Dimiliki x Hak perlembar = 400.000 x 1/4 = 100.000 lembar saham d. Porsi Kepemilikan : (40.000 + 10.000) : (400.000 + 100.000) x 100% = 10%
Dampak Pengunaan/Penjualan Hak Terhadap Kekayaan Investor Ilustrasi : PT. Kim menjual saham dengan hak beli (right on) seharga Rp 7.800 p/lembar. Harga penerbitan Rp 6.000 dan diperlu - kan 5 hak untuk membeli satu lembar saham baru tersebut a. Nilai Hak = (Rp 7.800 - 6.000) : ( 5 + 1) = Rp 300 b. Harga Saham Ex Right = (Rp 7.800 - 300) = Rp 7.500 Mr. John memiliki kekayaan sbb. : - Saham PT. Kim 1.000 lemabar @ Rp 7.800 = Rp 7.800.000 - Uang tunai ………………………………….. Rp 1.200.000 Total Kekayaan ……………… Rp 9.000.000
a. Jika melaksanakan semua hak, yaitu 1.000 : 5 = 200 hak Membeli 200 saham @ Rp 6.000 = Rp 1.200.000 Kekayaan Mr. John : - Saham PT.Kim 1.200 lembar @ Rp 7.500 = Rp 9.000.000 - Uang tunai (Rp 1.200.000 - 1.200.000) = Rp 0 Total Kekayaan Rp 9.000.000 b. Melaksanakan hak 50% dan 50%nya dijual : - 500 hak digunakan = 100 saham baru (500/5) @ Rp 6.000 = Rp 6.000.000 (kas keluar) - 500 hak dijual @ Rp 300 = Rp 150.000 (kas masuk) Kekayaan bersih Mr. John : - Saham PT.Kim 1.000+100 lbr @ Rp 7.500 = Rp 8.250.000 - Uang tunai (Rp 1.200.000 - 1.200.000) = Rp 750.000 Total Kekayaan Rp 9.000.000
c. Tidak melaksanakan haknya dan tidak menjualnya sam - pai masa penawaran hak berakhir : Kekayaan Mr. John : - Saham PT.Kim 1.000 lembar @ Rp 7.500 = Rp 7.500.000 - Uang tunai ……………………………. = Rp 1.200.000 Total Kekayaan Rp 8.700.000
Right dan Nilai Perusahaan & Nilai Hak Ilustrasi : PT. ABC memiliki 600.000 saham beredar. Harga pasar sat ini Rp 100.000 per-saham. Jika perusahaan memerlukan dana Rp 10.500 juta dan menawarkan harga saham dengan hak right (cum right) sebesar Rp 700.000 maka : a. Saham baru yang dijual = Kebutuhan dana : Harga Saham dengan hak Rp 10.500 juta : 700.000 x 1 lembar = 150.000 lembar saham baru
b. Jumlah Hak yang dibutuhkan untuk membeli 1 lembar Saham baru = Jumlah saham semula : Lembar Saham baru 600.000 : 150.000 x 1 hak = 4 hak (right) c. Harga Saham baru = Saham baru (1 lembar) + 4 Right (4 lembar) = Rp 700.000 + 4 Right d. Nilai Teoritis Right : (Harga Saham ex-Right - Saham baru) Jumlah hak setiap 1 lembar saham baru
e. Nilai Saham Perusahaan : Nilai saham lama 600.000 lbr @ Rp 100.000 = Rp 60.000 jt Nilai Saham baru ………………………….. = Rp 10.500 jt Jumlah ……. Rp 70.500 jt Total lembar saham = 600.000 + 150.000 = 750.000 lbr - Nilai Saham = Rp 70.500 juta : 750.000 lbr = Rp 94.000 - Nilai Teoritis Hak = (Rp 94.000 - 70.000) : 4 hak = Rp 6.000 Catatan : - Right-on (cum-right), jika saham baru dijual dengan hak. - Ex-Right, jika saham baru dijual tanpa hak