890 likes | 2.99k Views
SEMINAR PERBANKAN SYARIAH Disampaikan oleh Abdul Gofur BANK MUAMALAT . Definisi Bank. Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (pasal 5 UU 7/92)
E N D
SEMINAR PERBANKAN SYARIAH Disampaikan oleh Abdul Gofur BANK MUAMALAT
Definisi Bank • Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (pasal 5 UU 7/92) • Kegiatan Usaha Perbankan : • Penghimpunan dana • Penyaluran dana • Jasa keuangan perbankan
Konsep & Sistem Perbankan Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan Proses Penghimpunan Dana Masyarakat Pemilik Dana Bank Masyarakat Pengguna Dana Proses Penyaluran Dana
Konsep & Sistem Bank Konvensional Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran Dana Bank Konvensional Masyarakat Pemilik Dana Masyarakat Pengguna Dana Penetapan Imbalan Penetapan Beban
Konsep & Sistem Perbankan Syariah BAGI HASIL Proses Penghimpunan Dana Proses Penyaluran Dana Masyarakat Pemilik Dana Bank Syariah Masyarakat Pengguna Dana BAGI HASIL Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik) Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah
Karakteristik Bank Syariah (pr 2-5) • Berdasarkan prinsip syariah • Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri: • pelarangan riba dalam berbagai bentuknya • Tidak mengenal konsep “time-value of money” • Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan. • Beroperasi atas dasar bagi hasil • Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa • Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan • Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal • Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor riil=> dapat melakukan transaksi-2 sektor riil
Syarat transaksi sesuai syariah a.l :(pr 7) • Tidak mengandung unsur kedzaliman • Bukan riba • Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain. • Tidak ada penipuan (gharar) • Tidak mengandung materi-materi yg diharamkan • Tidak mengandung unsur judi (maisyir)
Penghimpunan dana : • Prinsip wadiah • Prinsip mudharabah MANAGER INVESTASI • Penyaluran dana • Prinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb) • Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah) TAMWIL INVESTOR • Produk jasa • Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh • Hawalah, Rahn dsb JASA LAYANAN • Dana kebajikan • Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan • Penghimpunan dan penyaluran ZIS MAAL SOSIAL FUNGSI BANK SYARIAH Aplikasi produk Fungsi
Produk dan jasa Bank Syariah Penghimpunan Penyaluran Jasa keuangan • Prinsip jual beli • Murabahah • Istishna • Salam • Prinsip wadiah • Giro • Tabungan • Wakalah • Kafalah • Hiwalah • Rahn • Qardh • Sharf • Prinsip bagi hasil • Mudharabah • Musyarakah • Prinsip mudharabah • Deposito • Tabungan • Ujroh • Ijarah • Ijarah Muntahiah • Bitamlik
Prinsip Wadiah • Akad titipan pihak yang mempunyai barang atau uang kepada pihak yang diberi kepercayaan untuk keselamatan, keamanan serta keutuhan harta titipan tersebut. • Berdasarkan jenisnya : • Wadiah Yad Amanah, aplikasi di perbankan Safe Deposit Box • Wadiah Yad Dhamanah, aplikasi di perbankan Giro dan tabungan.
Skema Wadiah Yad Amanah 1. Titip barang/uang • Wadiah Yad al Amanah • Penyimpan tidak boleh memanfaatkan barang/uang titipan. • Penyimpan dapat mengenakan biaya penitipan. Nasabah (Penitip) Bank (Penyimpan) 2. Bebankan biaya penitipan
Skema Wadiah Yad Dhamanah 1. Titip Barang/uang Nasabah (Penitip) Bank (Penyimpan) • Wadiah Yad adh Dhamanah • Penyimpan boleh memanfaatkan barang/uang titipan. • Keuntungan sepenuhnya menjadi milik penyimpan. • Penyimpan dapat memberikan insentif (bonus) kepada penitip. 4. Beri Bonus 2. Pemanfaatan Barang/uang 3.Bagi Hasil Pengguna Dana
Prinsip Mudharabah • Merupakan akad antara pemilik dana sebagai “Shahibul Maal” dengan Bank sebagai pengelola dana atau “Mudharib” untuk mengelola dana dan memperoleh keuntungan serta dibagi sesuai nisbah yang disepakati pada awal akad • Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada mudharib : • Mudharabah Mutlaqah, aplikasi di perbankan merupakan investasi tidak terikat berupa deposito atau tabungan • Mudharabah Muqayyadah, Investasi terikat
Skema Mudharabah Mutlaqah Perjanjian Bagi Hasil Nasabah (Shahibul Maal) Bank (Mudharib) Modal 100% Keahlian Proyek/Usaha Nisbah Y% Nisbah X% Pembagian Keuntungan Modal Pengembalian Modal Pokok
Mudharabah Muqayyadah BANK Mudharib (Pengelola) 1 Proyek Tertentu SPECIAL PROJECT 4 Penyaluran Dana 5 Bagi Hasil 6. Bagi Hasil 2 Hubungi Investor 3 Inv dana INVESTOR Shahibul Maal (Pemilik modal)
Contoh perhitungan Bagi Hasil B 1 E = --- X D X --- X 1.000 C A
Contoh Perhitungan Bagi Hasil Contoh : Tuan Ahmad memiliki deposito Mudharabah di BMI sebesar Rp. 10 juta dengan nisbah nasabah 55 dan BMI 45, dan masa pengendapatan selama satu bulan F G H = ------- X E X ------ 1.000 100
Kesimpulan • Sistem bagi hasil tidak dapat memastikan keuntungan di muka, karena harus memperhitungkan hasil investasi • Secara finansial tidak ada kepastian sistem bagi hasil lebih besar/kecil dari bunga dan sebaliknya, tergantung pada besar indeks hasil investasi dari Bank ybs. • Sistem bunga akan lebih ringkas tapi tidak adil dan potensi memberatkan
Prinsip Jual beli • MURABAHAH • Merupakan akad jual beli antara bank dengan • nasabah, Bank membeli barang dan menjual • kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah • dengan keuntungan yang disepakati. • Aplikasi, diterapkan untuk pembiayaan investasi
Skema Murabahah 1. Negosiasi & Persyaratan 2. Akad Jual Beli BANK SYARIAH NASABAH 6. Bayar 5. Terima Barang 3. Beli PENJUAL (SUPPLIER) 4. Kirim
ISTISHNA • Akad jual beli (mashnu’) antara pemesan (mustashni’) • dengan penerima pesanan (shani) • spesifikasi (jenis, macam, ukuran, mutu, jumlah) dan • harga barang pesanan disepakati diawal akad dengan • pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan ( dimuka, • cicilan dan dibelakang) • Apabila bank bertindak sebagai shani’ kemudian • menunjuk pihak lain untuk membuat barang disebut • istishna paralel • Aplikasi di perbankan, manufaktur, industri kecil • menengah dan konstruksi
Skema Istishna PRODUSEN (PEMBUAT) 3.Kirim BarangPesanan 1.Negosiasi Pesan 2. Tagih BANK SYARIAH
Skema Istishna Paralel 5.Kirim BarangPesanan PRODUSEN (PEMBUAT) KONSUMEN (PEMBELI) 6.Bayar 2.Negosiasi Pesan 3. Tagih 4. Tagih 1.Negosiasi dan Pesan BANK SYARIAH
SALAM • Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) • antara pembeli (muslam) dengan penjual • (muslam ilaih) • Spesifikasi (jenis, ukuran, jumlah, mutu) dan • harga barang disepakati diawal akad dan • pembayaran dilakukan dimuka secara penuh • Apabila bank bertindak sebagai penjual, • kemudian memesan kepada pihak lain untuk • menyediakan barang disebut salam paralel. • Aplikasi, diterapkan untuk produk agribisnis
Skema Salam PENJUAL (PETANI) 3.Kirim BarangPesanan 1.Negosiasi Bayar 2. Kirim Dokumen BANK SYARIAH
Skema Salam Paralel 5.Kirim BarangPesanan PENJUAL (PETANI) PEMBELI 3.Negosiasi Bayar 2.Bayar 4. Kirim Dokumen 1.Negosiasi dan Pesan BANK SYARIAH
Prinsip bagi hasil • MUDHARABAH (BANK SEBAGAI SHAHIBUL MAAL) • Akad antara pemilik modal dan pengelola dana untuk • berusaha guna mendapatkan keuntungan dan akan • dibagi sesuai nisbah yang disepakati diawal akad • Prinsip bagi hasil usaha terdiri dari revenue sharing • atau profit sharing • MUSYARAKAH • Akad untuk usaha patungan untuk membiayai usaha • yang halal dan produktif
Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal) Perjanjian Bagi Hasil Bank (Shahibul Maal) Nasabah (Mudharib) Modal 100% Keahlian Proyek/Usaha Nisbah Y% Nisbah X% Pembagian Keuntungan Pengembalian Modal Pokok Modal
Skema Musyarakah Perjanjian Bagi Hasil Bank (Mitra) Nasabah (Mitra) Modal Modal Proyek/Usaha • Nisbah X% • Porsi modal Nasabah • Nisbah Y% • Porsi modal bank Pembagian Keuntungan • Porsi modal Nasabah Pembagian Kerugian • Porsi modal bank Pengembalian Modal Pokok Modal
Prinsip ujroh (ijarah) • IJARAH • Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir) • dengan penyewa (mustajir) setelah masa sewa • berakhir barang sewaan dikembalikan kepada muaajir • IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK • Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir) • dengan penyewa (mustajir) yang diikuti janji bahwa • pada saat yang ditentukan kepemilikan barang sewa • akan berpindah kepada mustajir.
Skema Ijarah Muntahiyyah Bittamlik Penjual/ Supplier Nasabah Obyek Sewa 3. Sewa Beli 2. Beli Obyek Sewa 1. Butuh Obyek Sewa Bank Syariah Milik Nasabah Setelah Pelepasan Milik Bank Syariah selama masa sewa
JASA PERBANKAN • WAKALAH • Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (muwakil) • kepada penerima kuasa (wakil) untuk melaksanakan • suatu kegiatan (taukil) atas nama pemberi kuasa
Skema al-Wakalah Nasabah Muwakil KONTRAK + FEE • Transfer • Kliring • Collection • L/C • Dll • TAUKIL BANK WAKIL
KAFALAH • Akad pemberian jaminan (makful alaih) yang • diberikan satu pihak kepada pihak lain dimana • pemberi jaminan (kafiil) bertanggung jawab atas • pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi • hak penerima jaminan.
Skema al-Kafalah PENANGGUNG BANK DITANGGUNG NASABAH TERTANGGUNG (Jasa/Objek) JAMINAN KEWAJIBAN
HIWALAH • Akad perpindahan piutang nasabah (muhil) kepada • bank (muhal’alaih) dari nasabah lain ( muhal) • Muhil meminta muhal’alaih untuk membayar terlebih • dahulu piutang yang timbul dari jual beli • Pada saat jatuh tempo muhal akan membayar ke • muhal’alaih • Muhal’alaih memperoleh imbalan sebagai jasa • pemindahan
Skema al-Hiwalah MUHAL’ALAIH (BANK) 2 Dokumen 5 Bayar 3 Bayar 4 Tagih MUHIL (PENYUPLAI) MUHAL (PEMBELI) 1 Suplai Barang
RAHN • Akad penyerahan fisik barang/ harta (marhun) dari • nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai • jaminan atas pinjaman yang diterima
Skema ar-Rahn Marhun Bih Pembiayaan 2 Permohonan Pembiayaan 1 c 3 Akad Pembiayaan Murtahin Bank Rahin Nasabah 4 Utang + fee 1 a Marhun Jaminan 1 b Titipan/Gadai Pembiayaan
QARDH • Akad pinjaman dari Bank (muqridh) kepada pihak • tertentu (muqtaridh) untuk tujuan sosial yang wajib • dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai • dengan pinjamannya.
Skema al-Qardh PERJANJIAN QARDH NASABAH BANK TENAGA KERJA MODAL 100 % PROYEK USAHA KEMBALI MODAL 100 % KEUNTUNGAN
SHARF Akad jual beli Valuta asing yang dilakukan secara tunai maupun non tunai dengan tujuan tidak untuk berspekulasi
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA (Jakarta, 16 Desember 2003 / 22 Syawal 1424 H) MEMUTUSKAN/MENETAPKAN • Pengertian Bunga (Interest) dan Riba • Bunga (interest): “….. Tambahan yang dikenakan untuk transaksi • pinjaman uang yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa • mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut, berdasar- • kan tempo waktu, dan diperhitungkan secara pasti dimuka berdasar- • kan persentase…..” • Riba adalah : Tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena • penangguhan dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya, dan • inilah yang disebut riba nasi’ah. Riba jenis kedua yang disebut riba • fadhl ialah pertukaran dua barang yang sejenis dengan kelebihan. • Riba yang dimaksud dalam fatwa ini adalah riba nasi’ah.
Hukum Bunga (Interest) Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria ribayang Terjadi pada zaman Rasulullah SAW, baik riba nasi’ah maupun riba Fadhl. Dengan demikian praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya. Praktek pembungaan uang ini banyak dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya maupun individu. • Bermu’amalah dengan Lembaga Keuangan Konvensional • Untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan Lembaga Keuangan • Syariah, tidak diperbolehkan melakukan transaksi yang didasarkan • kepada perhitungan bunga • Untuk wilayah yang belum ada kantor/jaringan Lembaga Keuangan • Syariah, diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga • keuangan konvensional berdasarkan prinsip dlarurat/hajat
Dasar - dasar Penetapan • Bunga bank memenuhi kriteria ribayang diharamkan Allah SWT, • seperti dikemukakan oleh : • Imam Nawawy dalam al – Majmu’ • Ibn Al - ’Araby dalam Ahkam al Qur’an • Al – ‘Aini dalam ‘Umdah al Qary • Al – Sarkhasyi dalam al – Mabsuth • Ar – Raghib al – Isfahani • Yusuf al- Qardhawy dalam Fawaid al – Bunuk • Muhammad Abu Zahrah • Muhammad Ali al – Shabuni • Wahbah al – Zuhaily dalam al – Fiqh al – ISlamy wa Adillatuh • 2. Bungauang dari pinjaman/simpanan yang berlaku diatas lebih buruk dari • riba yang diharamkan Allah SWT dalam al-Qur’an, karena riba hanya di- • kenakan tambahan pada saat si peminjam tidak mampu mengembalikan • pinjaman pada saat jatuh tempo. Sedangkan bunga bank sudah langsung • dikenakan tambahan sejak terjadinya transaksi.