320 likes | 690 Views
BAB 6 . KESENJANGAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL. Oleh : Dr. Ir. herien Puspitawati , M.SC., m.sC. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2014. Tingkat Masyarakat. Tingkat Keluarga. Kesenjangan Gender dalam Pembangunan.
E N D
BAB 6. KESENJANGAN GENDER DALAMPEMBANGUNAN NASIONAL Oleh: Dr. Ir. herienPuspitawati, M.SC., m.sC. DepartemenIlmuKeluargadanKonsumen FakultasEkologiManusia InstitutPertanian Bogor 2014
Tingkat Masyarakat Tingkat Keluarga Kesenjangan Gender dalam Pembangunan • Pengangguran & Ketenagakerjaan • Bid. Pendidikan APS, APK, APM • Tingkat PendapatanJenisPekerjaan • PengambilanKeputusan • PembagianPeran • PretasiAkademikSiswa • Politik (Eksekutif, Yudikatif) • Kesenjangan Gender • KeadilanTrafficking, KDRT • AlokasiWaktu • HDI, GDI, GEM • ButaAksara • Kemiskinan
Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Rata-rata Pengangguran Dunia 1998-2009 (persen)(Jalal 2010).
Kesenjangan Gender dalam Pembangunan 1 2 3 4 5
Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Posisi HDI Indonesia terhadapnegaratetanggaTahun 2011
Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Tren HDI dan GDI Indonesia Tahun 1999-2011
Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Jumlah rata-rata partisipasi perempuan dan laki-laki dalam ketenagakerjaan nasional (2001-2008).
Kesenjangan Gender dalam Pembangunan Rata-rata penghasilan bulanan pekerja perempuan dan laki-laki di sektor non-agrikultur (2001-2008)
Kesenjangan Gender dalam Politik • Pada Tahun 1987 persentase keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif adalah 13 persen dari 565 anggota DPR. • Pada Tahun 1999 persentase keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif adalah 9 persen dari 546 anggota DPR. • Pada Tahun 2004 persentase keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif adalah 11,3 persen dari 550 anggota DPR. • Tahun 2009, jumlah calon legislatif perempuan adalah 3.910, dan hal ini memenuhi 35 persen dari total pemilihan. • Data menunjukkan bahwa terjadi penurunan partisipasi perempuan di bidang Legislatif dari 12,5 persen (1992-1997) ke 9.2 persen (1999-2004).
Kesenjangan Gender dalam Politik • Pada tahun 2004-2009: 13% (65 orang) anggota parlemen adalah perempuan. Ini diprediksi akan terus meningkan hingga 18% pada periode 2009-2014. • Terdapat 5 dari 33 provinsi di Indonesia (Aceh, Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Bali dan NTB) yang tidak memiliki wakil perempuan di parlemen. • Provinsi yang memiliki wakil perempuan dengan proporsi yang cukup signifikan di parlemen adalah Jawa Timur (23), Jawa Barat (20) dan Jawa Tengah (8).
Kesenjangan Gender dalam Politik • Proporsi perempuan sebagai Pejabat Eselon Iadalah 9,1persen (2007). • Proporsi perempuan sebagai Pejabat Eselon 1 adalah8,71persen(2008). • Proporsi perempuan sebagai Pejabat Eselon 2adalah 6,87persen (2007). • Proporsi perempuan sebagai PNSadalah 43,63persen (2008). • Proporsi perempuan sebagai Wakil Gubernuradalah 1 orang (2009). • Proporsi perempuan sebagai Bupatiadalah 10 orang (2009). • Proporsi perempuan sebagai Pengacaraadalah 40,2persen (2009). • Proporsi perempuan sebagai pejabat di Pengadilan Agamaadalah 15persen.Dari 246.993 orang yang menduduki jabatan Eselon I sampai Eselon V di Indonesia adalah 21.40 persen yang dijabat oleh perempuan.
Kesenjangan Gender dalam Politik • Peran perempuan pada Lembaga Yudikatif masih rendah, yaitu: • Pejabat Hakimperempuansebanyak 20 persen. • Pejabat HakimAgungperempuansebanyak 18 persen. • Pejabat Jaksa perempuan sebanyak 26,8 persen.
Kesenjangan Gender dalam Politik Partisipasi perempuan di anggotalegislatifDPR-RI
Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Masih terjadinya kesenjangan gender dalam hal akses, manfaat, partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap sumberdaya, terutama antarprovinsi dan antar kabupaten/ kota. • Belum memadainya kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG), terutama sumberdaya manusia dan ketersediaan serta penggunaan data terpilah menurut jenis kelamin dalam siklus pembangunan. • Belumoptimalnya pemahaman mengenai konsep dan isu gender serta manfaat PUG dalam pembangunan, terutama di kabupaten/ kota
Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Mulai munculnya kecenderungan bahwa siswa laki-laki agak tertinggal dibandingkan dengan perempuan baik akses maupun prestasi akademiknya. Solusinyaadalah: • Perlumenjagabahwaanakperempuantetapbersekolahdanmemastikanbahwaanaklaki-lakitidakdrop-outdarisistempersekolahan. • Perlu memastikan agar anak laki-laki maupun perempuan dari kelompok. 20 persendan 40 persen strata ekonomikeluargaterendahuntukdapatbersekolah. • Perlumemberiperhatiankhusus agar anaklaki-lakidanperempuandidesauntukmendapataksespendidikan yang makinserupadenganaksessebayanyadidaerahperkotaan. • Perludicarisebabtertinggalnyaanaklaki-lakidalammengaksespendidikan (misalnyafaktorbudayaataukemiskinan).
Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Mulaiterlihatkecenderunganprestasiakademikanaklakilakitertinggaldarianakperempuan. Solusinyaadalah: • Perludiperhatikanprosesbelajarmengajar yang memotivasianaklaki-lakiuntukbelajardenganlebihsungguhsungguh. • Perludiperhatikankemampuan guru dantenagakependidikandalammelaksanakantugaspembelajarantermasukpemahamanmengenaiperbedaankebutuhansecaraspesifiksiswaperempuandanlaki-laki.
Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Masihtingginyabutaaksarapendudukperempuandibandingkanlakilaki. Solusianyaadalah: • Perludilanjutkanpemihakanpenyediaanpendidikankeaksaraanbagiperempuanbutaaksara yang berusia 15 tahun. • Priotitaspadakelompokpendudukusia 25 – 44 tahun.
Permasalahan Gender dalam BidangPendidikan • Kesenjangandalamperbedaan status sosialekonomi, latarbelakangbudayadangeografis; sehinggamengakibatkansemakintinggijenjangpendidikansemakinbesarkesenjanannya. • Dalamhalmutupendidikanprosespembelajaranmasihnetralatau bias gender, halinikarenapemahaman guru, kepalasekolahdanpengelolapendidikanbelumresponsif gender. • Dalamhasilbelajar, angkakelulusananakperempuanlebihtinggidbandinganaklaki-lakisejakTahun 2005. • Kualifikasi guru perempuanjauhdibawahlaki-laki, haliniberdampakterhadaphasilsertifikasidimana guru perempuanjauhtertinggaldibanding guru laki-laki (25% berbanding 75%). • Rendahnyapartisipasiperempuandalamperumusankebijakandanpegambilankeputusanbidangpendidikan.
KesenjanganGender dalam BidangPendidikan • TerjadikesetaraandalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangsekolah SD antaralaki-lakidanperempuan yang relatifkonstandenganrasio 100 mulaiTahun 1990 sampaiTahun 2008. • Terjadikesenjangan gender dalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangsekolah SLTP dengankondisiperempuanlebihtinggidarilaki-lakiterutamadariTahun 1995 sampai 2001, danmenurunmenujukesetaraanpadaTahun 2008. • Terjadikesenjangan gender dalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangsekolah SLTA dengankondisilaki-lakilebihtinggidariperempuanterutamadariTahun 1990 sampai 1995.
KesenjanganGender dalam BidangPendidikan • Terjadikesenjangan gender dalamAngkaPartisipasiMurni (APM) jenjangPerguruanTinggidengankondisilaki-lakilebihtinggidariperempuanterutamadariTahun 1990 sampai 1994 kemudianbervariasinaikdanturunmenujukesetaraanpadaTahun 2005. Bahkanterjadikecenderungan ‘backward” bahwalaki-lakisudahmulaitertinggaldariperempuandalampartisipasisekolahdijenjangperguruantinggi. • Terjadikesenjangan gender dalamjenjangpendidikantertinggi yang ditamatkanantaralaki-lakidanperempuandengankesenjanganberadapadapihakperempuan (Tabel 6.6)
KesenjanganGender dalam BidangPendidikan Persentasependudukberusia 10 tahunkeatasmenurutjeniskelamindanjenjangpendidikantertinggi yang ditamatkanTahun 2008
KesenjanganGender dalam BidangPendidikan • Adanyavariasikesenjangan gender berdasarkan strata ekonomi. Secaragarisbesardapatdikatakanbahwasemakintinggi strata ekonomikeluargamakakesenjangan gender antaralaki-lakidanperempuansemakinkeciluntuksemuakohortumur (7-12; 13-15; 16-18; dan 19-24 tahun). Dengankata lain, semakinkayakeluargadi Indonesia, makasemakinsetaradalammenyekolahkan anaknya.6.2 • Berbagaialasandikemukakanbaikberupaalasanekonomimaupunekonomi. Sebagianbesarpendudukmenyatakanalasanekonomi (tidakadabiaya, bekerjamencarinafkah, yang lebihmendominasiuntuktidaksekolahdibandingkandenganalasan non-ekonomi (menikahmengurus/ rumahtangga, tidakditerima, sekolahjauh, merasapendidikancukup, cacat, menunggupengumuman).
Perkembangan nilai dan angka kelulusan menurut jenis kelamin Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2005-2008
PerkembangannilaimenurutjeniskelamindiSekolahMenengahAtas (SMA) 2005-2008
PerkembangannilaimenurutjeniskelamindiSekolahMenengahAtas (SMA) 2005-2008 Jumlahguru berdasarkan gender di Indonesia Tahun 2009
KesenjanganGender dalam BidangPendidikan Perkembanganpendudukbutaaksaradandisparitas gender, Tahun 1971-2008