320 likes | 789 Views
SIKLUS JASA PERSONALIA. Audit Siklus Jasa Personalia. Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi pimpinan dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, insentif lembur, komisi, dan berbagai bentuk tunjangan lainnya.
E N D
Audit Siklus Jasa Personalia Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi pimpinan dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, insentif lembur, komisi, dan berbagai bentuk tunjangan lainnya.
Transaksi mempengaruhi berbagai rekening berikut: • Biaya gaji • Berbagai bentuk tunjangan, seperti tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua • Utang gaji • Pajak penghasilan pegawai • Rekening kasda
Tujuan audit siklus jasa personalia, yaitu untuk mendapatkan keyakinan atas : 1. Asersi keberadaan dan keterjadian 2. Asersi kelengkapan 3. Asersi hak dan kewajiban 4. Asersi penilaian dan pengalokasian 5. Asersi pelaporan dan pengungkapan
Asersi keberadaan dan keterjadian • apakah seluruh saldo biaya gaji, utang gaji, tunjangan, dan saldo rekening lain yang terkait benar-benar ada pada tanggal neraca dan tidak ada transaksi pembayaran gaji fiktif. 1
Transaksi biaya gaji tercatat menggambarkan kompensasi atas jasa yang dihasilkan pegawai dalam suatu periode, dan seperti yang tercantum dalam laporan rugi laba. Asersi keberadaan dan keterjadian 2
Pajak penghasilan gaji tercatat menggambarkan pajak penghasilan yang harus dipotong dan dibayarkan sesuai jumlah kompensasi yang diterima pegawai dalam suatu periode. Asersi keberadaan dan keterjadian 3
Saldo utang gaji dan utang pajak menggambarkan jumlah yang harus dibayar entitas pada tanggal neraca. 4 Asersi keberadaan dan keterjadian
Asersi kelengkapan • Seluruh transaksi dan saldo yang apakah semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan disajikan. • Auditor akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran gaji yang belum tercatat.
Asersi kelengkapan • Biaya gaji, dan pajak penghasilan pegawai, yang tercatat, meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan sebagai imbalan atas jasa pegawai selama satu periode
Pajak penghasilan gaji tercatat meliputi seluruh pajak penghasilan pegawai yang harus dipotong dan dibayarkan atas seluruh kompensasi yang diterima pegawai dalam suatu periode. Asersi kelengkapan
Asersi kelengkapan • Saldo utang gaji, dan pajak penghasilan, yang tercatat, meliputi semua jumlah yang menjadi kewajiban entitas pada tanggal neraca.
Asersi hak dan kewajiban • Memastikan apakah entitas mempunyai kewajiban legal atas biaya gaji, utang gaji, dan pajak penghasilan pegawai. • Tujuan asersi hak dan kewajiban adalah bahwa utang gaji, serta pajak penghasilan yang dibebankan merupakan kewajiban legal entitas pada tanggal neraca.
Asersi penilaian dan pengalokasian • Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperolen bukti mengenai apakah saldo biaya gaji, tunjangan, utang gaji, dan pajak penghasilan pegawai telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Berikut rincian tujuan audit asersi penilaian atau pengalokasian: • Biaya gaji merupakan ringkasan jumlah akurat dari penerimaan bruto pegawai yang dihitung secara tepat untuk setiap periode pembayaran. • Biaya pajak penghasilan pegawai telah dihitung secara tepat dengan menggunakan tarif pajak penghasilan yang tepat. • Utang biaya gaji, dan biaya pajak penghasilan pada tanggal neraca telah ditentukan secara tepat
Asersi pelaporan dan pengungkapan Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut di atas, auditor perlu menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca.
Berikut rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan: • Biaya gaji, pajak penghasilan pegawai, telah diidentifikasikan dan dikelompokkan secara tepat dalam laporan rugi laba • Rekening utang biaya gaji, dan utang pajak penghasilan pegawai telah diidentifikasikan dan dikelompokkan secara tepat dalam neraca sebagai utang lancar.
Pengujian Subtantif Saldo Jasa Personalia • Tentukan tingkat resiko deteksi yang diterima untuk masing-masing asersi terkait signifikan. Tinggi rendahnya resiko deteksi tergantung pada besarnya resiko audit yang ditetapkan, resiko bawaan, dan resiko pengendalian.
MATERIALITAS, RESIKO DAN STRATEGI AUDIT • Komponen biaya operasi terbesar. • Resiko bawaan asersi penilaian mungkin saja tinggi karena kompleksitas perhitungan biaya gaji. • Kebanyakan organisasi memperluas struktur pengendalian intern atas transaksi gaji. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material. Oleh karena itu, auditor menerapkan pendekatan tingkat resiko kontrol yang ditetapkan lebih rendah untuk beberapa asersi.
Pemahaman SPI Siklus Jasa Personalia Review pendahuluan Dokumentasi sistem Menganalisa alur transaksi Identifikasi pengendalian untuk memperoleh keyakinan
PERTIMBANGAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN • Pemahaman struktur pengendalian siklus jasa personalia meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian.
Lingkungan pengendalian meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian yaitu: • Pertanggungjawaban urusan pegawai ada pada kepala bagian personalia • Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standard dan anggaran serta perhitungan varians • Adanya internal auditor • Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan
Otorisasi yang sehat Pemisahan tugas yang memadai Penggunaan dokumen dan catatan yang memadai Pengendalian atas akses Pelaksanaan pemeriksaan independent Prosedur pengendalian
PENETAPAN RESIKO PENGENDALIAN • proses pengevaluasian efektivitas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern • mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan.
Identifikasi salah saji potensial, pengendalian yang perlu, dan pengujian pengendalian yang mungkin dilakukan.
Salah saji dan pengendalian yang perlu dikembangkan auditor berdasar pengetahuannya atas pengolahan transaksi pembelian atau checklist standar milik kantor akuntan publiknya. Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien, auditor dapat mengetahui apakah pengendalian yang diperlukan, telah dirancang dan dijalankan oleh klien.
Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai efektivitas rancangan dan operasi pengendalian dalam transaksi pembelian. Bukti tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan risiko pengendalian untuk setiap asersi yang signifikan yang terkait dengan transaksi investasi.
Dalam primarily substantive approach, pemahaman struktur pengendalian intern dipakai untuk perencanaan audit dan perancangan pengujian subtantif. • Auditor menggunakan pemahaman yang diperoleh untuk mengidentifikasi salah saji yang potensial. • Pengidentifikasian salah saji tersebut digunakan untuk merancang pengujian subtantif.