240 likes | 675 Views
Sintesis Eter Metil Histidin Sebagai Inhibitor Korosi Pada Baja Karbon Dalam Larutan NaCl 1%. Oleh : Adia Putra Wirman 20505009 Pembimbing : Dr. Sadijah Achmad, DEA Deana Wahyu Ningrum, S.Si, M.Si. AGENDA. Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Hasil dan Pembahasan
E N D
Sintesis Eter Metil Histidin Sebagai Inhibitor Korosi Pada Baja Karbon Dalam Larutan NaCl 1% Oleh : Adia Putra Wirman 20505009 Pembimbing : Dr. Sadijah Achmad, DEA Deana Wahyu Ningrum, S.Si, M.Si
AGENDA • Pendahuluan • Tinjauan Pustaka • Metodologi Penelitian • Hasil dan Pembahasan • Kesimpulan
PENDAHULUAN • Latar Belakang • Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam di berbagai macam kondisi lingkungan. Jadi dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair, asam dan oksigen.
Pendahuluan… • Milyaran Dolas AS telah dibelanjakan setiap tahunnya untuk mengatasi masalah korosi ini umumnya berkisar antara 1,5-5,0 % dari GNP. • Korosi juga banyak terjadi pada pipa baja karbon penyulingan minyak bumi, sehingga merusak kualitas dari minyak bumi tersebut. • Perlu suatu senyawa yang dapat menghambat laju korosi tersebut, yang efektif dan ramah lingkungan
Pendahuluan… • Senyawa inhibitor korosi organik lebih ramah lingkungan, serta lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan inhibitor korosi anorganik. • Contoh garam kromat dan garam titan yang susah terdegradasi sert tidak ramah terhadap lingkungan.
Turunan imidazol (imidazoline oleat) merupakan salah satu kelompok senyawa yang dilaporkan mempunyai daya inhibisi korosi.
Histidin merupakan salah satu asam amino yang mengandung gugus fungsi imidazol, amina dan asam karboksilat, sehingga histidin dapat digunakan sebagai inhibisi korosi dengan mekanisme sebagai berikut :
Pendahuluan…Mekanisme inhibisi korosi dari histidin Permukaaan logam
Pendahuluan… • Masalah : mencari senyawa turunan histidin yang mempunyai daya inhibisi korosi yang tinggi. • Hipotesis : apakah perubahan gugus fungsi asam karboksilat menjadi alkohol dan eter mempunyai korelasi dengan daya inhibisi korosi. • Tujuan : Pada penelitian dilakukan sintesis dengan memodifikasi rantai samping asam karboksilat histidin menjadi gugus alkohol dan eter.
TINJAUAN PUSTAKA • Histidin : esensial asam amino • Rumus molekul : C6H9N3O2 • BM :155
Tinjauan Pustaka…Reaksi Esterifikasi • Reaksi Esterifikasi : reaksi esterifikasi asam amino dengan menggunakan reagen SOCl2 dan Metanol (www.alsnotebook.org )
Tinjauan Pustaka…Reaksi Reduksi Ester Metil Histidin • Pereaksi umum yang dipakai dalam reaksi reduksi adalah AlLiH4 dan NaBH4. • NaBH4 lebih mild dibandingkan AlLiH4 • Mekanisme reaksi yang disarankan :
Tinjauan Pustaka…Reaksi Eterifikasi • Reaksi pembutan eter yang umum digunakan adalah reaksi sintesis Williamson : menggunakan reagen alkil halida dan suatu alkoksida atau fenoksida. • Mekanisme reaksi yang disarankan :
Pendahuluan…Karakterisasi Senyawa Hasil Sintesis • Spektroskopi infra merah dan Titik leleh • Uji inhibisi korosi dengan metoda Tafel. • Daya inhibisi diukur • % inhibisi = {(b-a)/b} x 100% • Dimana : • a = base line • b = keadaan dimana R menjadi konstan untuk terakhir kali Iapp = Icor{exp[2.3(E-Ecor)/a-exp[-2.3(E-Ecor)/c} + D(dE/dt)
METODOLOGI PENELITIAN • Alat-alat yang digunakan • Satu set peralatan destilasi • Rotary evaporator • Corong penyaring • Pengaduk magnetic • Pemanas elektrik (Hot plate) • Thermometer • Corong buchner • Pengisap vakum • Peralatan gelas standar yang digunakan dalam laboratorium • voltalab • Karakterisasi • Spektrofotometerinfra merah • Melting Block
Metodologi Penelitian… • Bahan-bahan yang digunakan • L-Histidin.HCl, SOCl2, NaBH4, NaCl, H2SO4,, Ninhidrin. • Metanol , etanol, Aseton, DMF • Kloroform, etil asetat, Dimetil eter. • Plat KLT • KBr(s)
HASIL DAN PEMBAHASAN • Senyawa ester metil histidin berupa kristal putih dengan titik leleh 188-190oC • Puncak serapan infra merah ada pada bilangan gelombang 1748 cm-1(ulur C=O ester) • Serapan lain pada 1227,7-1086,6 cm-1 (ulur C-O eter) • Daya inhibisi 13,66%
Hasil dan pembahasan • Histidinol berupa kristal putih dengan titik leleh 251-253 oC. • Spektrum infra merah : terbentuknya histidinol ditandai dengan hilangnya serapan pada bilangan gelombang 1748 cm-1(ulur C=O ester) dan munculnya puncak 3360,3 cm-1 (ulur O-H) • Daya inhibisi korosi 67,43 %
Hasil dan pembahasan • Eter metil histidin berupa kristal putih dengan titik leleh diatas 300oC • Spektroskopi infra merah : ditandai dengan hilangnya ulur O-H pada bilangan gelombang 3360,6 cm-1, serta munculnya serapan metil pada 1404,1 dan ulur C-O pada 1106,1 cm-1. • Daya inhibisi korosi sebesar 16,50 %.
Senyawa hasil sintesis Titik leleh Gugus fungsi yang berperan Daya inhibisi L-histidin.HCl 287 oC Imidazol, amina dan asam karboksilat 10,20 % Ester Metil Histidin 188-190 oC Imidazol, amina dan ester Histidinol 251-253 oC Imidazol, amina dan hidroksil alkohol 67,43% Eter Metil Histidin Imidazol, amina dan eter 16,50 % 13,67% Hasil dan pembahasan…
Kesimpulan… • Terdapat korelasi antara Gugus fungsi pada histidin terhadap daya inhibisi korosi. • Makin banyak jenis gugus fungsi yang tidak bersifat asam akan meningkatkan daya inhibisi korosi. • Halangan sterik mempengaruhi daya inhibisi korosi.
Ucapan terimakasih kepada : Ibu Dr. Sadijah Achmad, DEA dan Ibu Deana Wahyuningrum, S.Si, M.Si yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. Serta rekan-rekan lab. Kimia organik sintesis/bioorganik untuk kerjasamanya. terimakasih wassalam