310 likes | 1.77k Views
Lisa Andina , S.Farm , Apt. RESPON IMUN SPESIFIK. Repon imun spesifik merupakan serangkaian proses yang saling berkaitan yang diatur oleh suatu sistem yang terpadu. Apabila antigen masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi 2 macam respon imun, yaitu: Respon imun humoral Respon imun selular.
E N D
Lisa Andina, S.Farm, Apt. RESPON IMUN SPESIFIK
Repon imun spesifik merupakan serangkaian proses yang saling berkaitan yang diatur oleh suatu sistem yang terpadu. • Apabila antigen masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi 2 macam respon imun, yaitu: • Respon imun humoral • Respon imun selular
Respon imun humoral • Proses respon imun humoral dimulai dari masuknya antigen ke dalam tubuh, yang dapat merangsang pembentukan antibodi. • Antibodi yang terbentuk dapat masuk ke dalam peredaran darah dan cairan tubuh tubuh lainnya (antibodi humoral) • Untuk menimbulkan respon imun, sel B dan sel T harus saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Limfosit T yang bertanggung jawab terhadap atas respon imun seluler, terangsang untuk memproduksi sejumlah zat yang diperlukan untuk memacu reaksi imunitas. • Aktifasi sel B mengakibatkan sel B berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk sel plasma. • Sel plasma yang terbentuk akan memproduksi antibodi yang spesifik terhadap hanya satu jenis antigen tertentu. • Ketika antibodi mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga terbentuk kompleks melalui antigen binding site
Antibodi tidak dapat merusak antigen • Pembentukan kompleks antigen-antibodi tersebut dapat dimusnahkan oleh sel-sel fagosit dan sistem komplemen. • Beberapa proses untuk memusnahkan antigen yang telah diikat oleh antibodi adalah dengan cara: • Aglutinasi • Opsonisasi • Netralisasi • Aktifasi sistem komplemen • Inflamasi dan hipersensitifitas lambat (delayed type hypersensitivity)
Aglutinasi • Merupakan proses dimana antigen dan antibodi saling mengikat sehingga dapat dengan mudah ditelan (fagositosis) oleh sel-sel fagosit yaitu makrofag.
Opsonisasi • Antibodi IgG dan IgM dapat menyelimuti permukaan bakteri sehingga memudahkan eliminasi oleh sel fagosit (yang memiliki reseptor untuk Fc dari Ig) • Ikatan dengan makrofag tersebut memudahkan fagositosis (opsonin)
Netralisasi • Proses untuk mencegah pelekatan virus pada sel-sel hospes. • Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) terhadap epitop pada permukaan virus akan mencegah ikatan virus dengan sel mukosa sehingga mencegah infeksi • Sel-sel Natural Killer dapat menghancurkan sel yang diinfeksi virus. • Proses netralisasi juga terjadi terhadap toksin • Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) untuk toksin bakteri atau bisa serangga/ular dapat mengikat antigen dan mengnaktifkannya. • Kompleks ikatan antigen antibodi tersebut selanjutnya dapat dimusnahkan oleh sistem fagosit yaitu makrofag
Aktifasi sistem komplemen • Beberapa kelas antibodi (IgG, IgM, IgA) dapat mengaktifkan sistem komplemen • Bila epitop pada permukaan sel misalnya bakteri, maka komplemen yang diaktifkan dapat menghancurkan sel tersebut melalui efek enzim yang disekresi. • Beberapa komponen komplemen (C3b, C4b) juga memiliki sifat opsonin • Opsonin akan berikatan dengan kompleks antigen-antibodi dan akhirnya dengan reseptor pada permukaan makrofag sehingga memudahkan fagositosis. • Beberapa komponen komplemen bersifat sebagai kemotaksis (C3a, C5a) untuk neutrofil dan ada yang mengaktifkan mastosit dan basofil (anafilatoksin) untuk melepas histamin. • Beberapa bakteri seperti E.coli dan S.aureus dapat mengaktifkan komplemen langsung melalui jalur alternatif.
Inflamasi dan Hipersensitivitas lambat • Proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi mikroba akan membentuk suatu protein reaktif yang dapat menyelubungi mikroba sehingga dapat meningkatkan aktifitas sel-sel fagosit dan sel imun yang lain • Presentasi antigen oleh APC mengaktifkan sel Th melepas limfokin yang mengerahkan dan mengaktifkan makrofag dan menimbulkan reaksi inflamasi • Respon inflamasi ini disebut lambat oleh karena memerlukan waktu 24-28 jam • Inflamasi mempunyai efek baik dan buruk oleh karena disamping eliminasi bahan asing juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan
Respon Imun Seluler • Antigen yang dapat menstimulasi terjadinya respon imun seluler pada umumnya adalah antigen yang mampu menyerang sel hospes secara intraseluler. • Imunitas seluler tidak dapat dipndahkan melalui plasenta sebagaimana imunitas humoral • Respon imun seluler sangat tergantung pada aktivitas sel-sel limfosit tertentu, terutama sel T • Mekanisme respon imun seluler lebih kompleks dibandingkan dengan respon imun humoral
Sel T penolong (Th) berperan penting dalam respon imun seluler. • Sekali sel Th ini diaktifasi oleh antigen, sel Th dapat mengaktifkan sel-sel imun lainnya. • Sel Th akan berdiferensiasi menjadi 2 subpopulasi yaitu Th 1 dan Th 2, menghasilkan senyawa sitokin yang spesifik. • Senyawa sitokin yang diproduksi oleh Th1 umumnya dapat mengaktifkan sel-sel yang berhubungan dengan respon imun seluler antara lain sel makrofag, sel CD8, dan sel natural killer • Sedangkan sitokin yang dilepaskan oleh sel Th2 dapat merangsang sel B untuk memproduksi eosinofil, IgM dan IgE.