560 likes | 1.02k Views
P E N AN GGU LA N GA N K L B D I F T E R I DI JA WA TI MU R SITUASI S/D 2 Maret 2012. D I P H T E R I. D I F T E R I. penyakit infeksi toksik akut , menular disebabkan Corynebacterium diphtheriae ditandai pembentukan pseudo membran pada kulit dan / atau mukosa.
E N D
PENANGGULANGANKLB DIFTERI DI JA WA TIMUR SITUASI S/D 2 Maret 2012
D I F T E R I penyakitinfeksitoksikakut, menulardisebabkanCorynebacteriumdiphtheriaeditandaipembentukanpseudomembranpadakulitdan/ataumukosa
PATOGENESIS C diphtheriae masuk melalui hidung & mulut (tipe GRAVIS, MITIS, INTERMEDIUS, BELFANTI) Basil tetap pada permukaan mukosa saluran nafas, kadang mukosa mata/genitalia Setelah masa tunas 2 - 4 hari strain lysogenized menghasilkan toksin Bakteri membuat toxin (racun) bila terinfeksi oleh virus (pembawa tox gen)
GEJALA KLINIS • Bervariasidaritanpagejala fatal • Lesikhassebagaisuatumembranasimetrik (taksimetri) keabu-abuandikelilingiolehdaerahinflamasi • Tenggorokansakit (Nyeritelan), Kelenjarlimfemembesar & melunak. Penyumbatanjalannafas / sesaknafas • Adanyaoedema & pembengkakandileher pd kasussedang & berat (BULLNECK) • Keluhandangejalatergantung : • tempatinfeksi • status imunitaspenjamu • distribusitoksinkedalamsirkulasi
PENULARAN • Penyakit “ re emerging “ (meningkat kembali) • Masa Penularan beragam, tetap menular sampai hilangnya bakteri di lesi. Biasanya berlangsung 2 minggu atau kurang. • Carrier kronis ( pengidap tapi tak sakit ) dapat menularkan penyakit sampai 6 bulan
DEFINISI OPERASIONAL (1) Kasus Suspek • adalah orang dengan gejala Laringitis, Nasofaringitis atau Tonsilitis ditambah pseudomembraneputih keabuan yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring, tonsil.
DEFINISI OPERASIONAL (2) • Kasus Probable : • adalah orang dengan suspek difteri ditambah salah satu dari : • Pernah kontak dengan kasus (<2 minggu) • Ada didaerah endemis difteria • Stridor , Bullneck • Pendarahan Submucusa atau petechiae pada kulit • Gagal jantung toxic, • Gagal ginjal akut • Myocarditis and/or kelumpuhan motorik 1 s/d 6 • minggu setelah onset • Mati
DEFINISI OPERASIONAL (3) Kasus konfirmasi • orang kasus probable yang hasil isolasi ternyata positivC difteriae yang toxigenic (dari usap hidung, tenggorok, ulcus kulit, jaringan, conjunctiva, telinga, vagina) • atau • serum antitoxin meningkat 4 kali lipat atau lebih (hanya bila kedua sampel serum diperoleh sebelum pemberian toxoid difteri atau antitoxin)
LANGKAH-LANGKAH PENANGGUL. KLB DIPHTERI DI JATIM Jangan ada Kontak yg lolos W1 ADS gratis ADS belisendiri konfirmasi TAK MAMPU MAMPU IDENTIFIKASI KONTAK PE KONTAK TATALAKSANA KASUS (RUJUK) KASUS Utamakan Yg kontak erat PROPHILAKSIS AMBIL SPES ERYTROMISIN 50 mg/Kg.BB/Hari LINGKUNGAN IDENTIFIKASI RISTI SURVEY CAKUPAN • PENGAWASAN • SIDE EFEK SURVEILANS INTENSIV BUFFER STOCK DI PROPINSI TINDAK LANJUT DPT, DT & dT
SITUASI DIPHTERI DI DUNIA tahun 1980 - 2008 JATIM - 36 32 18 16 11 5 15 52 44 44 77
Vaccine Preventable Diseases SEAR, 2009 TH 2009 : JATIM ( 140 / 8 )
Vaccine Preventable Diseases SEAR, 2010 TH 2010 = JATIM ( 304 / 21 ) Updated on 28 Mar 2011
Vaccine Preventable Diseases SEAR, SEPT - 2011 8 OKT 2011 = JATIM ( 323 / 12 ) Updated on 26 Sep 2011
Distribution and Age Group of Diphtheria Cases by Province Indonesia, 2010-2011 2010: 432 cases 2011: 302 cases Source: Integrated VPD Surveillance data Data as of 31 August 2011- www.surveilans.org : 1 Diphtheria case *Dots are randomly placed within provinces
DISTRIBUSI KLB DIPHTERI DI JATIM TH 2000–2012 (2 Maret 2012 ) Jml Kasus Jml Mati bwk keren Tahun
DISTRIBUSI KLB DIPHTERI DI JATIM TH 2000–2012 (2 Maret ) Jml Kab/Ko Jml kasus bwk keren Tahun
SEBARAN KASUS DIPHTERI DI JATIM TH 2011 (2 JAN 2012) 24/3 23 13 24/1 35/4 …? 7 4/1 77/1 7 3 7 38 9 2 2 14 3/1 5 3 1 41/1 2 11 6 1 26/3 47/3 65 15 3 9 38 5 1 8 3 49 7 24/2 Jml kasus = 665 / 20 Jml kab/ko = 38 N : 31 N = 31
SUMBER LAPORAN PENEMUAN KASUS DIFTERI TAHUN 2010 - 2011 ( 5 JAN 2012) RS RS
TREND BULANAN KASUS DIPHTERI DI JATIM 2008 – 2012 ( 27Peb 2012 ) ORI-BLF Statement KLB
TREN MINGGUAN DIFTERI DI JATIM TAHUN 2011 – 2012 (mggu ke 7) ORI-BLF Statement KLB
DISTRIBUSI PENDERITA DIFTERI MENURUT “ GOL UMUR “ DI JAWA TIMUR TAHUN 2005 – 2011 ( 14 des ) >15 TH 10-14 TH 5 - 9 TH 1 - 4 TH <1 TH
SUMBER LAPORAN PENEMUAN KASUS DIFTERI TAHUN 2010 - 2011 (14 DES 2011) RS RS
DISTRIBUSI UMUR KASUS DIFTERI TAHUN 2010 - 2011 DI JATIM (11 Nop) JML KASUS BIAS TH. 2010 TH. 2011 UMUR
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN ORI – Td ( SMP KELAS 8,9,10 ) > 15 th ORI – Td ( SD KELAS 4,5,6 ) 10 th 9 th BIAS – DT ( SDKELAS 1 ) 8 th BIAS MAJU 7 th 6 th ORI - DT 5 th 4 th 3 th BLF - DPT 2 th 1 th <1 th
SEBARAN “ C difteriae – Toxigenic “ PADA KASUS DIPHTERI DI JATIM TH 2011 (26 DES) 63 1 N : 31 N = 31
SEBARAN “ C difteriae – Toxigenic “ DI JATIM S/D TH 2012(29 feb 2012) 1 N : 31 N = 31
SEBARAN KASUS DIPHTERI DI JATIM TH 2012 (6 Maret) 1 N : 31 N = 31
Apa yang dilakukan saat klb • Menekankematiankasus(short term) • Deteksidinidanrujukan • Manajemenkasus • Menekantransmisi & kasusbaru(short term) • PE • ORI didaerahkasus • Mencegah KLB (long term) • Meningkatkancakupan • Meratakancakupan, meniadakankantong
mengapa ada yang tidak kebal • Sebelum vaccine era transmisikumansangatkuat, sehinggadapatmenimbulkankekebalanalamiah • Transmisiberkurangakibat • Perbaikansanitasidanlingkunganhidup • kekebalanmanusiaakibat vaccine • Kegagalanimunisasi • Tidakimunisasi • Gagalimunisasi • Mempertahankan UCI • Cakupankurangtinggi
M A S A L A H (1) • Profilaksis tidak optimal, • 1) Hanya sebagian kecil kontak yg kena profilaksis • 2) Pemantauan minum obat sulit • 3) Efek samping obat • 4) Kemungkinan DO besar • Kasus masih tinggi • 1) sosialisasi aktif kasus meningkat • 2) intervensi terbatas tidak optimal • 3) kerier sudah menyebar dimana-mana • 4) profilaksis tidak optimal • 5) Masih muncul kasus baru di wil. Non ORI wil.ORI • kurang luas • 6) Masih muncul kasus baru di wil. ORIstatus “D“ MASIH < 3X