450 likes | 734 Views
Penentuan Tinggi dan Waktu Tempuh Penjalaran Gelombang Tsunami Menggunakan Model Numerik Linier TUNAMI N1 di Pantai Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman Sumatera Barat. Ketua : Dwi Pujiastuti Pembimbing: Daz Edwiza Anggota : Meli Muchlian.
E N D
PenentuanTinggidanWaktuTempuhPenjalaranGelombang Tsunami Menggunakan Model Numerik Linier TUNAMI N1 diPantaiKabupaten Padang Pariamandan Kota PariamanSumatera Barat Ketua : Dwi Pujiastuti Pembimbing: Daz Edwiza Anggota : Meli Muchlian Jurusan Fisika FMIPAUniversitas Andalas
PENDAHULUAN DAMPAK TSUNAMI (TAHUN 1833) DI KAB. PADANG PARIAMAN DAN KOTA PARIAMAN SUMATERA BARAT PENENTUAN TINGGI DAN WAKTU TEMPUH SERTA PEMODELAN PENJALARAN GELOMBANG TSUNAMI EARLY WARNING SYSTEM
BATASAN MASALAH • Sistemkoordinatderajatdan UTM (Universal Tranvers Mercator) • Jarakantar grid 810 m • Data Batimetri GEBCO “(General Bathymetric Chart of the Oceans)” Data Topografi SRTM “(Shuttle Radar Topography Mission)” • Model Numerik Tsunami Linier TUNAMI N1 • DaerahtinjauanKab. PadangPariamandan Kota Pariaman (S. Limau, PariamanTengah, Ketaping) • Skenariogempabumi 7,5; 8,0; 8,5 Mw
Tsunami dankarakteristiknya TsunamiRangkaian gelombang laut yang menjalar dengan kecepatan tinggi, memiliki panjang gelombang yang sangat panjang dan periode yang lama, dipicu oleh gangguan impulsif di dasar laut .
PENYEBAB TIMBULNYA TSUNAMI Aktivitasvulkanik Gempabumibawahlaut Faults: Dip Slip Tumbukanbendaluarangkasa Longsoranbawahlaut
MEKANISME PEMBANGKITAN TSUNAMI II. Terbentuk gelombang tsunami III. Pembesaran gelombang tsunami IV. Run-up (limpasan ke daratan) I . Kondisi awal /(dislokasi di dasar laut)
METODOLOGI PENELITIAN Pre processing Processing (running program) Post processing
Pre processing Pembuatan file input data kedalamanlautdanketinggiandaratan Luas daerah kajian Menentukan batas daerah kajian Pengolahan data topografidangarispantai SRTM & Data topografi & batimetri Menginterpolasi data topo+gp+bati Penyimpanan data domain (.txt) Menampilkan data numerik
Konsepnumerik TUNAMI N1 Processing (running program) }
Processing (running program) A. PenentuanPusatgempa Domain daerahtinjauan
Processing (running program) B. Initial Condition Parameter sesarsumbergempa di mana: XoLongitude Epicenter (deg), YoLatitude Epicenter (deg), MMagnitude (Mw), HHFocal depth (km), DDislocation (m), L Panjang fault (km), W Lebar fault (km), THStrike (derajat), DLDip (derajat) dan RD Slip (derajat).
Processing (running program) C. Program linier penjalarangelombang tsunami INPUT Data Batimetri & Topografi • Input parameter fault & ukuran grid masing-masing domain • Penetapan total time model, yaitu 3 jam (10800 detik) • Penentuantitikpasangsurut tsunami • titik 1 Sungai Limau(S 0,51 E 100,05) • titik 2 Pariaman Tengah(S 0,65 E 100,09) • titik 3 Ketaping(S 0,80 E 100,27) SETUP MODEL
Post processing Penyajian grafik pasang surut Membuat profil pantai Mengkorversi data (.txt) menjadi (.bmp) Mengkorversi data (.bmp) menjadi (.avi) Video animasi penjalaran tsunami
Data HasilPemodelan Data skenariopemodelantinggidanwaktutempuhpenjalarangelombang tsunami
Sungai Limau Pemodelan Tsunami Mw 7,5 Pemodelan Tsunami Mw 8 Pemodelan Tsunami Mw 8,5 Profilpantai
Pariaman Tengah Pemodelan Tsunami Mw 7,5 Pemodelan Tsunami Mw 8 Pemodelan Tsunami Mw 8,5 Profilpantai
Ketaping Pemodelan Tsunami Mw 7,5 Pemodelan Tsunami Mw 8 Pemodelan Tsunami Mw 8,5 Profilpantai
HasilSimulasi Gel. Tsunami Awal Di daerah pembangkitan, gelombang tsunami menunjukan perubahan ketinggian muka air positif dan negatif dengan lembah gelombang mengadap daerah pantai barat Pulau Mentawai. Skenario Mw 7,5 Skenario Mw 8 Skenario Mw 8,5
VisualisasiPenjalaranGelombang Tsunami Simulasi model menghasilkan data matrik ketinggian muka air di daerah kajian untuk langkah waktu yang telah ditentukan besarannya. Dalam hal ini, pencetakan hasil dibuat tiap 20 detik satu data. Dengan demikian, selama kurun waktu 3 jam atau 10.800 detik akan dihasilkan data sejumlah 540 file. Skenario Mw 7,5 1000 dt setelah gempabumi 4200 dt setelah gempabumi
VisualisasiPenjalaranGelombang Tsunami Skenario Mw 8 1000 dt setelah gempabumi 5000 dt setelah gempabumi 2240 dt setelah gempabumi
VisualisasiPenjalaranGelombang Tsunami Skenario Mw 8,5 500 dt setelah gempabumi 3060 dt setelah gempabumi 2300 dt setelah gempabumi
KESIMPULAN • Padadaerahtinjauanpasangsurut tsunami, (setelahterjadigempabumidansebelumterjadinya tsunami mencapaipantai) terjadipenurunanmuka air laut. • Tinggigelombang tsunami paling besarskenariopemodelan Mw 8,5. Daerah yang mengalamitinggigelombang tsunami paling besaradalahKetaping (4,50 m), selanjutnyadisusulolehPariaman Tengah (3.85 m) danterakhir Sungai Limau (3,09 m). • Daerah yang paling cepatdihantamgelombang tsunami adalahKetaping (2545 detik), selanjutnyadisusulolehPariaman Tengah (2659 detik), danterakhir Sungai Limau (3057 detik). • Bentukgeometridanprofilpantaijugamempengaruhitinggigelombang tsunami yang menerjangpantaidaerahtinjauan.
Gempa yang bagaimana yang akanmenimbulkan Tsunami?(danberdampakkerusakan) • GempaBesardengan Magnitude Mw >7 • LokasidiLaut • Kedalamandangkal • < 40km. • Terjadideformasivertikaldasarlaut
Karakteristik Tsunami • Panjanggelombangnyalebihpanjangdibandingkandengankedalamanlaut • Kecepatan gelombang tergantung pada kedalaman air pusat terjadinya gangguan seismik, kecepatan gelombang bisa mencapai900 km/jam (560 mile/jam dan melambat sampai kira-kira 50 km/jam (31 mile/jam) saat gelombang mencapai pantai • Waktu tempuhpenjalaran tergantung pada jarak dari pusat gempa ke pantai • Dampakumumnya ditandai dengan surutnya air pada batas normal yangmenandakan kedatangan gelombang raksasa. • Tinggigelombang tsunami bisa mencapai30 m (yang pernah tercatat
UTM UTM“UNIVERSAL TRANSVERS MERCATOR” (SILINDER MELINTANG MERCATOR) Jarak antar 2 garis bujur = 6 derajat Zona Indonesia berada di zona 46-54 (sumatera barat zona 47)
CIRI-CIRI PROYEKSI UTM • Proyeksi bekerja pada setiap bidang Elipsoide yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar 6º yang disebut Zone.ZONE :Penomoran Zone merupakan suatu kesepakatan yang dihitung dari Garis Tanggal Internasional (IDT) pada Meridian 180º Geografi ke arah Barat - Timur, Zone 1 = 180ºW sampai dengan 174ºW). Wilayah Indonesia dilingkup oleh Zone 46 sampai dengan Zone 54 dengan kata lain dari Bujur 94º E(ast) sampai dengan 141 E(ast) • Proyeksi garis Meridian Pusat (MC) merupakan garis lurus vertical pada tengah bidang proyeksi. • Proyeksi garis lingkar Equator merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang Proyeksi.
CIRI-CIRI PROYEKSI UTM • Grid merupakan perpotongan garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada butir 2 dan 3 dengan interval sama. Jadi, garis pembentuk grid bukan hasil proyeksi dari garis Bujur atau garis Lintang Elipsoid (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator). • Faktor skala garis (scale factor) di Pusat peta adalah 0.9996, artinya garis horizontal di tanah pada ketinggian muka air laut, sepanjang 1 km akan diproyeksikan sepanjang 999.6 m pada Peta. Catatan : Faktor skala tidak sama dengan skala peta. • Penyimpangan arah garis meridian terhadap garis utara Grid di Meridian Pusat = 0º, atau garis arah Meridian yang melalui titik diluar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta, simpangan ini disebut Konfergensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu tampilan simpangan ini dapat diabaikan karena kecil (tergantung posisi terhadap garis Ekuator).
PERSAMAAN MATEMATIKA Persamaan Gerakgelombang tsunami diekspresikan dengan Teori Gelombang Perairan Dangkal (Dean dan Dalrymple, 1984)
PERSAMAAN MATEMATIKA Dengan mengintegrasikan persamaan di atas dari dasar sampai permukaan menggunakan aturan Leibnitz, diperoleh persamaan di bawah yang terintegrasi (Imamura, 1994)
PERSAMAAN MATEMATIKA Persamaan kontinuitas
PERSAMAAN MATEMATIKA Persamaan gelombang suku linier
G R I D D O M A I N