430 likes | 1.02k Views
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN KADAR HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLI RAWAT JALAN ENDOKRIN RSU SAIFUL ANWAR MALANG. Penguji: dr. Sri Sunarti,SpPD Pembimbing 1: dr. Laksmi,SpPD Pembimbing 2: drg. Purwani,MPd Oleh : Dimas Satryo Bagus Santoso
E N D
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN KADAR HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLI RAWAT JALAN ENDOKRIN RSU SAIFUL ANWAR MALANG Penguji: dr. Sri Sunarti,SpPD Pembimbing 1: dr. Laksmi,SpPD Pembimbing 2: drg. Purwani,MPd Oleh: Dimas SatryoBagusSantoso 0910710057
Pendahuluan • Diabetes Mellitus (DM) disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. • Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes ke-4 terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. • Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh DM (Arsono, 2009).
DM ada 4 jenis,yaitu DM tipe I,DM tipe II,DM Gestational,dan DM tipe lain. Tetapi yang tersering adalah DM tipe II. • DM tipe II disebabkan adanya gangguan sekresi insulin pada beta sel dan resistensi insulin.
Salahsatu kriteria untuk pengontrolan DM adalah kadar HbA1C (Glycated Hemoglobin atau Glycosylated Hemoglobin) • HbA1C merupakan pemeriksaan tunggal yang sangat akurat dibanding pemeriksaan yang lain untuk menilai status glikemik jangka panjang. • Tingkat pengetahuan mempunyai peranan penting dalam manajemen DM, terutama dalam mencegah terjadinya komplikasi diabetik.
Rumusan Masalah • Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan tentang DM dengan kadar HbA1C pasien DM di Poli Endokrin RSSA ?
Tujuan Umum • Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kadar HbA1C pasien DM di poli Endokrin RSSA Tujuan Khusus • Identifikasi tingkat pengetahuan tentang DM pada pasien rawat jalan di poli Endokrin RSSA. • Identifikasi kadar HbA1C pada pasien DM di poli rawat jalan Endokrin RSSA. • Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kadar HbA1C.
Manfaat Akademik • Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran. Manfaat Praktis • Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan dan manajemen DM sebagai usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup.
TINJAUAN PUSTAKA • Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakanpenyakitdegeneratif yang memerlukanupayapenanganantepatdanserius. • Penyakitinimerupakanpenyakitmenahun yang timbulpadaseseorangdisebabkankarenaadanyapeningkatankadargulaatauglukosadarahakibatkekurangan insulin baikabsolutmaupunrelatif
Laporanstatistikdari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkanbahwasekarangsudahadasekitar 230 jutapenderita diabetes. Angkainiterusbertambahhingga 3 persenatausekitar 7 juta orang setiaptahunnya. • Tingginyaprevalensi diabetes melitus di Indonesia danperkiraanadanyapeningkatan di tahun-tahunmendatangmenyebabkanperlunyaantisipasidantindakansegeradalampengelolaan diabetes melitus
Etiologi DM tipe II (Non Insuline Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)) • resistensitubuhterhadapefek insulin yang diproduksiolehsel beta pankreas
Patogenesis terjadinya DM Tipe 2 1. Gangguan Sekresi Insulin Pada Sel Beta - Adanya peningkatan UCP2 (uncoupling protein 2) di sel beta - Adanya pengendapan amiloid di islet 2. Resistensi Insulin - Obesitas / kegemukan
Diagnosis • Keluhan khas DM : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. • Keluhan lain : kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensia pada pasien pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita, sering terinfeksi dan lemah.
Penatalaksanaan DM Tipe 2 TUJUAN • Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah. • Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuanakhirpengelolaanadalahturunnyamorbiditasdanmortalitas DM.
Langkah-langkahpenatalaksanaanpenyandang diabetes EVALUASI MEDIS MELIPUTI : • Riwayat Penyakit • PemeriksaanFisik • Evaluasi Laboratoris/penunjang lain • Tindakan Rujukan
Pilar penatalaksanaan DM • Edukasi • Terapi gizi medis • Latihan jasmani • Intervensi farmakologis
Penilaianhasilterapi • Pemeriksaankadarglukosadarah • PemeriksaanHbA1C
Komplikasidari Diabetes Mellitus Tipe 2 Komplikasi akut 1. Hipoglikemia 2. Diabetes Ketoasidosis • Ada tiga gambaran klinik yang penting pada diabetes ketoasidosis : (1) Dehidrasi (2) Kehilangan elektrolit (3) Asidosis 3. Sindroma Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik (SHHNK )
Hipotesis Semakin tinggi tingkat pengetahuan pasien Diabetes Melitus tentang penyakitnya, kadar HbA1C semakin rendah
Metode Penelitian Desain • Penelitiandeskriptifanalitik observasional • VariabelIndependen • Variabelindependenpadapenelitianiniadalahtingkatpengetahuanpasienterhadap DM diPoliRawatJalanEndokrin RSSA • VariabelDependen • VariabelDependenpadapenelitianiniadalahkadar HbA1C Variabel • Kriteria Inklusi : Penderita DM,punya RM HbA1C,tidak ada hambatan komunikasi,bersedia. • Kriteria Eksklusi : Ada gangguan jiwa,tidak bersedia,anemia,menggunakan heparin,riwayat transfusi,riwayat talasemia Kriteria
Hasil Penelitian • 5.1 Data HasilPenelitian
DistribusiFrekuensiRespondenPasien DM BerdasarkanUsiaDari tabelini terlihatbahwahampir sebagian besarrespondenpasien DM dalampenelitianiniberusia 51-65tahun (51,25%)Tabel 5,2
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan PendidikanDari tabelini terlihatbahwahampirsetengahrespondenpasien DM dalampenelitianiniberpendidikan SMP (26,30%) dan SMA (30,00%).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pasien DM Berdasarkan Pekerjaan.Dari tabel ini terlihat bahwa hampir setengah responden pasien DM dalam penelitian ini Ibu Rumah Tangga (35,00%)
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Pasien DM Berdasarkan Tingkat Pendapatan.Dari tabel ini terlihat bahwa sebagian besar responden pasien DM dalampenelitian ini mempunyai tingkat pendapatan sedang 1 Juta-2,5 Juta / Bulan yaitusebesar (51,20%)
Tabel5.6DistribusiFrekuensiRespondenPasienBerdasarkan Tingkat PengetahuanPasienTentang DM.Dari tabelini terlihatbahwahampir seluruhnyarespondenpasien DM dalampenelitianinimempunyaitingkatpengetahuansedangyaitusebesar (76,20%).
Tabel5.7DistribusiFrekuensiRespondenPasienBerdasarkan Tingkat Kadar HbA1C PadaPasien DM.Dari tabel ini terlihat bahwa hampir seluruhnya responden pasien DM dalam penelitian ini memiliki tingkat skor HbA1C dengan katagori tinggi yaitu sebesar (80,00%). Hampir sebanyak 37 responden dari 64 responden kategori tinggi memiliki kadar HbA1C sebesar > 9%.
Tabel 5.8Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan kadar HbA1C pada responden di Poli rawat jalan Endokrin RSU dr. Saiful Anwar
Hasil dari uji korelasi Spearman’s didapatkan hasil nilai P=0,0001 yang berarti terdapat korelasi bermakna antara dua variabel (tingkat pengetahuan dengan kadar HbA1C ) • Spearman’s correlation coefficient (r) bernilai negatif berarti korelasinya berbanding terbalik, yang artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin rendah kadar HbA1C serta menunjukkan korelasi yang sangat kuat
PEMBAHASAN Sesuai TeoriDM Usia tua> DMusia 45-54 (Riskesda, 2007) Perempuan adalah Faktor Resiko DM Kadar Gula Darah Perempuan 2x tidak terkontrol dibanding laki-laki (Laurentia, 2009) Perempuansedentary>>>resiko DM>> Tidak sesuai dengan penelitian Laurentia (2009)Pendidikan yang tinggi 1,4 x lebih beresiko tak terkontrolnya gula darah Pendidikan ↑ekonomi ↑sedentary>>DM>> Sesuai Laurentia (2009)IRT 1,4 kali lebih tak terkontrol gula darahnya IRTcenderung sedentaryresiko DM>> Ekonomi↑komplian berobat↑kadar gula terkontrol Tapi Laurentia (2009)tidak ada hubungan antara ekonomi dengan terkontrolnya kadar gula (p=0,400)
PasienDengan TingkatPengetahuanSedangMemiliki Kadar HbA1C yang Tinggi
Terdapat Korelasi yang Bermakna Antara Tingkat Pengetahuan Responden dengan Kadar HbA1C
Pengaruh Tingkat PengetahuanPasienakan DM dengan Outcome Pasien
Sebesar (76,20%) pasien DM dalampenelitianinimempunyaitingkatpengetahuan yang sedang • Sebesar (80,0%) pasien DM dalampenelitianinimemilikikadar HbA1C yang tinggi • Terdapat hubungankoefisienkorelasibernilainegatif antara tingkat pengetahuan pasien DM di Poli rawat jalan Endokrin terhadap kadar HbA1C dalam penelitian ini sebesar 82,2%. Kesimpulan
Dilakukanpenelitiandengansubyekpenelitian yang lebihbesargunamenambahvaliditaseksternalpenelitian • Padapenelitianselanjutnyadisarankanuntukmelihatfaktor-faktor lain yang berkontribusiterhadapterkontroltidaknyakadarHbA1Cpadapasien DM selaintingkatpengetahuanpasien • Padapenelitianselanjutnyadisarankandilakukan pula investigasifaktor-faktor yang mempengaruhitinggirendahnyapengetahuanpasienakan DM SARAN