220 likes | 674 Views
Diagnosis dan penatalaksanaan psikologis pada anak autis. Ratna Kurniasari, M.Psi. SMF Bag. Psikiatri Anak RSUD. Dr. Soetomo . A U T I S M A . Istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak
E N D
Diagnosis dan penatalaksanaan psikologis pada anak autis Ratna Kurniasari, M.Psi. SMF Bag. Psikiatri Anak RSUD. Dr. Soetomo
A U T I S M A • Istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis gangguan perkembangan pervasif pada anak • Mengakibatkan gangguan atau kendala pada bidang kognitif, emosi, dan perilaku • Kendala yang paling mencolok adalah interaksi sosial dan komunikasi
Deteksi dini • Sangat penting, sehingga intervensi dapat dilakukan pula sedini mungkin • Penanganan dini, hasil yang dicapai akan lebih baik • Keterlambatan penanganan, persoalan menjadi semakin kompleks dan mempengaruhi optimalisasi kemampuan.
G e j a l a 3 kelompok gejala yang perlu diperhatikan : • Kemampuan interaksi sosial • Kemampuan komunikasi • Aktivitas dan minat
5 Poin Penting untuk deteksi dini autisma • Apakah anak pernah bermain “seolah-olah”, seperti misalnya seolah-olah membuat membuat minum baik dengan alat permainan ataupun dengan peragaan tangannya ? Ya / Tidak Kemampuan Imajinatif
Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke sesuatu, untuk mengindikasikan “tertarik” pada sesuatu sehingga orang lain melihat ke sana ? Ya / Tidak Producing / Following a point
Apakah anak sulit beradaptasi dengan suasana baru ? Ya / Tidak
Apakah anak senang memperhatikan benda-benda bulat atau yang berputar ? Ya / Tidak Repetitiveness
Apakah anak suka menggerakkan tangan seperti burung mengepakkan sayap ? Atau perilaku stereotip lainnya ? Ya / Tidak Flappy
Kriteria Diagnostik(berdasarkan DSM-IV) Kriteria A Total 6 (atau lebih) dari poin 1,2,3 memenuhi kriteria, dengan sekurang-kurangnya (minimal) dua dari poin 1, dan masing-masing satu dari poin 2 dan 3 memenuhi kriteria.
Kriteria A – 1 • Adanya gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, ditunjukkan sekurangnya dua dari berikut : • Gangguan yang nyata dalam perilaku non verbal, seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur, dan gerak-gerik tubuh. • Ketidakmampuan menjalin hubungan sosial dengan teman, yang sesuai dengan tingkat perkembangannya • Tidak ada spontanitas untuk menunjukkan kesenangan, minat, atau keberhasilan pada orang lain (misal ; memamerkan atau menunjukkan sesuatu). • Tidak ada timbal balik dalam interaksi sosial atau emosional.
Kriteria A – 2 • Adanya gangguan kualitatif dalam komunikasi, ditunjukkan dengan sekurangnya satu dari berikut : • Keterlambatan (atau sama sekali tidak ada) dalam perkembangan berbahasa verbal (tidak disertai dengan usaha untuk menggunakan bahasa non-verbal). • Pada individu yang dapat berbicara, gangguan yang nyata pada kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain. • Pemakaian bahasa atau bahasa idiosinkratik secara stereotipik dan berulang.
Kriteria A – 3 • Pola perilaku, minat, dan aktivitas terbatas, berulang, dan stereotipik ditunjukkan sekurangnya satu dari berikut : • Preokupasi dengan salah satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas, abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya. • Ketaatan yang kaku, menyukai rutinitas, atau ritual spesifik • Mannerism motorik yang stereotipik dan berulang • Ketertarikan yang berlebih pada bagian tertentu dan benda.
Kriteria B Keterlambatan atau fungsi yang abnormal sekurang-kurangnya pada satu bidang berikut, dengan onset sebelum 3 tahun : • Interaksi sosial • Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial • Permainan simbolik atau imajinatif
Kriteria C Tidak sesuai dengan kriteria pada sindroma Rett atau gangguan disintegratif masa anak.
Kemampuan Inteligensi • Retardasi mental, rata-rata, superior sampai jenius • Kemampuan memori (mengingat) sangat baik • Pemeriksaan inteligensi (tes IQ) sangat penting, tetapi tidak mudah dilaksanakan • Autis dengan IQ tinggi, dapat sangat berbakat dalam bidang tertentu dan berprestasi lebih dari anak normal. Biasanya dalam bidang non-verbal.
E m o s i • Sebenarnya memiliki ragam perasaan seperti anak normal • Keterbatasan dalam mengenali dan memahami emosi sendiri atau orang lain. • Ekspresi emosi sering tidak sesuai • Dibutuhkan kepekaan dan kedekatan dengan anak untuk mengenali emosinya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diagnosa • Kesalahan atau ketidak tepatan diagnosis / over diagnosis sering terjadi • Autis – Gangguan Perkembangan Berbahasa- GPP/H – Giftedness – masalah perkembangan lain • Penggunaan skala ukur (CARS atau CHAT) • Anak masih dalam masa perkembangan • Perlu pemantauan secara berkesinambungan • Diagnosis berjalan
Pengelolaan psikologis • Tidak dapat terlepas dari ahli / bidang lain : terapis, pendidik, dokter, orangtua, masyarakat/lingkungan komprehensif – terpadu • Berdasarkan dengan analisis potensi individual profile disusun program individual • Pendampingan keluarga, terapi mediasi • Terapi perilaku.
Terapi perilaku • Behavior modification, behavior shaping • Merupakan kesatuan dan kesinambungan dalam terapi terpadu (sensitivity training, sensory integrasi therapy, metode Lovaas, dll) • Didahului analisis potensi kemampuan • Pendekatan bersifat individual • Disusun program terapi sesuai dengan kondisi anak • Evaluasi dan penyusunan program kembali berkala.