310 likes | 1.3k Views
PENDIDIKAN MORAL. OLEH: Rukiyati , M.Hum PRODI ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN FIP UNY. Situasi Pendidikan Moral: Subjek didik mencoba mengafeksi : tindakan moral, struktur kognitif , nilai , emosi moral pihak lain. Komponen pokok yang mempengaruhi perilaku moral:
E N D
PENDIDIKAN MORAL OLEH: Rukiyati, M.Hum PRODI ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN FIP UNY
SituasiPendidikan Moral: Subjekdidikmencobamengafeksi: tindakan moral, strukturkognitif, nilai, emosi moral pihak lain
Komponenpokok yang mempengaruhiperilaku moral: • Moral sensitivity or interpreting the situation • Moral judgement or judging which action is morality right/wrong • Moral motivation or prioritizing moral values relative to other values • Moral character or having, courage, persisting, overcoming, implementing skill (J. Rest & D. Narvaez, 1994:23)
Model MAS oleh Henry Melalui model inidiperolehpengertian yang lebihbaiktentangperanan: Social-interaction context for learning of what or who is important when making moral judgement Tujuan: memperolehinformasitentang what/who yang mempengaruhipertimbangan moral individu
COMPONENTS OF GOOD CHARACTER • MORAL KNOWING • Moral awareness • Knowing moral values • Perspective-taking • Moral Reasoning • Decision-making • Self-knowledge • MORAL FEELING • Conscience • Self-esteem • Empathy • Loving the good • Self-control • Humility • MORAL ACTION • Competence • Will • Habit
A COMPREHENSIVE APPROACH TO VALUES AND CHARACTER EDUCATION • Classroom Strategies • The acher as caregiver, model and mentor • A moral classroom community • Moral discilpin • A democratic classroom environment • Teaching values through the curriculum • Cooperative learning • Conscience of craft • Moral reflection • Teaching conflict resolution • Schoolwide Strategies • Caring Beyond the classroom • Creating positive moral culture in the school • School,parents, and communities as partner • Character • Moral Knowing • Moral Feeling • Moral Action
Tigaasumsiperkembangan moral: Menyangkutperubahan-perubahandasardalamstrukturkognitif Hasildariprosesinteraksiantarastruktur, organisme, danlingkungan Mengarahpadaterciptanya equilibrium yang semakinbesardalaminteraksiantaraorganismedanlingkungan
TEORI “SOCIAL LEARNING” Faktorlingkungan paling menentukantingkahlaku moral seseorang. Seseorangterikatdalamtindakan moral karenahadiahdaridirisendiri. TEORI KESADARAN MORAL: Norma-normamoral seseorangadalahbagianinstrinsikdirinya Patokan-patokanmoral yang diinternalisasikanmenjadikanseseorangpekaterhadaptekananeksternaldangodaan-godaan
TEORI ATRIBUSI Prinsipkecukupan minimal (menurutLepper): Internalisasimoral akandimudahkandengandisiplinorangtua yang meletakkantekanan minimal padaanak MenurutDienstbier: hukumandariorangtuaakanmemunculkanemosi
INDOKTRINASI DALAM PENDIDIKAN MORAL Indoktrinasidikonotasikannegatif Metodeindoktrinasidianggap “haram” Ironis: dalampelaksanaanseringdilakukan
Utilisme-Rasional John Wilson PerbedaanAfeksi: Pendidikansebagaiupayapenerapanaktivitas yang dikehendaki Indoktrinasisebagaiupayapenerapanaktivitas yang tidakdikehendaki,bahkantidakdisukai TujuanPendidikan moral: Membentukmanusiabebasuntukmerefleksidanmemilih komitmenmoralnyasendiri-sendiri
Kritiknya: Indoktrinasi: • Upayamenanamkankepercayaansecaratidaksah, pembenaransesuatukepercayaan yang tidak fair. • Menjauhkanagen moral yang independen, reflektif, danmampumengambilkeputusan moral sendiri.
Indoktrinasimerefleksikanusahauntukmemaksakankondisitanpakebenarankesatukondisitanpabukti. Kenyataan yang sulitditerimadalampendidikan.
Indoktrinasitidakmempedulikanpesertadidik: Ketidakpedulianpraktekindoktrinasiterhadapfaktabahwapendidikanberimplikasikepadapertumbuhandanperkembangan yang bersumberdaridaridiripesertadidik. Jadi, bukanpemaksaandariluar.
Kohlberg tidaksepenuhnyamenolakindoktrinasi. • Iamengakuipentingnyamengajarkanisinilaitertentukepadapesertadidik. • Sekolahsebagaiagensosialisasimaupunadvokasi, dapatsajamemanfaatkanpendekatan-pendekatanindoktrinasi
SOSOK PRIBADI YANG TERDIDIK SECARA MORAL Guru pendidikan moral menghasilkan “sesuatu”, yaitupribaditerdidiksecara moral. Emile Durkheim: sosokpribadi yang terdidiksecaramoral bervariasiantaramasyarakat yang satudenganmasyarakatlainnya. Kesan: tidakadasatu model ideal Tawaranpandangan: Pribadiyang bertindakselarasdenganiklim, cita-citadanidealisasimasyarakatnyasendiri
Satukualitas formal yang harusdipenuhi, yaituketrampilandanwatak yang memangsengajadikembangkansekolah, yang mampumendorongsertamenumbuhkankebutuhanpesertadidikuntukberfungsisebagaiagen moral bagimasyarakatnya Tigakemampuandasar yang harusdimiliki: 1. disiplin 2. memasyarakat 3. otonomidiri
Sosok ideal pribadibermoral: Socrates Mampuberkorbandemiperwujudantanggung-jawabterhadapperjuanganmenegakkankebenaran Bukansebagaipemberontak, tetapisebagai “jurubicara” yang mampumewakilimoralitassosialdalamarti yang sebenarnya. “Pemberontakan” nyabukanantisosial, tetapiatasnamavisimasyarakat yang lebihbenardanlebihbaik 3.Figur yang mampumenyadari, menerimadanmenghargaiide-idebesarsecarabebasdanotonom.
PENDIDIKAN MORAL DI NEGARA –NEGARAASIA 1. JEPANG PRINSIP MORAL TRADISI JEPANG: ANAK HARUS MEMILIKI RASA HORMAT THD ORANG TUA DAN GURU PENDIDIKAN MORAL DIPERKENALKAN SEBAGAI ALAT UTK MENGUATKAN NILAI-NILAI REMAJA AGAR TIDAK BER- PERILAKU MENYIMPANG PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH DILAKUKAN SEJAK TAHUN 1958.
SEBELUM PERANG ADANYA ORIENTASI PENDIDIKAN BARAT (1872) MENGAKIBATKAN PRIORITAS PADA IPTEK DAN MENGABAIKAN PEND. MORAL. TH. 1890 KEMBALI KE KONSERVATIF SEKOLAH MENJADI TEMPAT PENDIDIKAN POLITIK DAN MORAL SECARA SISTEMATIS BERLANJUT SAMPAI DENGAN AKHIR PERANG DUNIA II
2. SETELAH PERANG TH. 1951 MENTERI PENDIDIKAN JEPANG MENYIAPKAN “A GUIDE TO MORAL EDUCATION” YANG MENDORONG GURU-GURU MEMASUKKAN PENDIDIKAN MORAL DALAM PELAJARAN ILMU-ILMU SOSIAL ORANG TUA BINGUNG KARENA BANYAK PERUBAHAN/KEBIJAKAN ORANG TUA TETAP MENGINGINKAN ADA PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
EMPAT ASPEK POKOK PENDIDIKAN MORAL • DI SEKOLAH JEPANG • TUJUAN DAN PRAKTEK PENDIDIKAN MORAL • SBG MATA PELAJARAN BEBAS • 2. CIRI-CIRI UTAMA DARI TOPIK SOSIAL SBG • DASAR PENDIDIKAN MORAL • 3. PROMOSI TTG PERILAKU SUSILA MELALUI • KEGIATAN KELOMPOK • 4. PELAKSANAAN PERATURAN KELAKUAN SISWA • DI SEKOLAH MENENGAH
2. PENDIDIKAN MORAL DI KOREA TRADISI KOREA (DINASTI YI) 1392-1910: PENDIDIKAN MORAL MENJADI PELAJARAN PENTING DI SEKOLAH. NILAI-NILAI KONFUSIUS MENJADI ACUAN: KESETIAAN THD KEBENARAN, KELUARGA DAN RAJA PENDIDIKAN MORAL = PELAJARAN DISIPLIN DIRI (SHUSIN). DIMASUKKAN DALAM ILMU SOSIAL DENGAN PENEKANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGA- RAAN YANG BAIK 1956 PENINGKATAN PENDIDIKAN MORAL
SETIAP REZIM SELALU MEMPERHATIKAN • PENDIDIKAN MORAL. • SD CORRECT LIFE • SMP DEMOCRATIC LIFE • SMA & PT NATIONAL ETHICS • 1964: • PENEKANAN PADA EMPAT BUTIR MORAL: • COURTEOUS LIFE (SOPAN SANTUN) • INDIVIDUAL LIFE • SOCIAL LIFE • NATIONAL LIFE
3. PENDIDIKAN MORAL DI RRC • a. 1949 – REVOLUSI KEBUDAYAAN • SEBELUMNYA (PERIODE NASIONALIS) • DIGUNAKAN MODEL AMERIKA DAN EROPA. • REFORMASI PENDIDIKAN BERDASAR SLOGAN • MAO: ON NEW DEMOCRACY: • MEMPERKUAT IDEOLOGI POLITIK PEND. • PENTINGNYA TENAGA KERJA PRODUKTIF • PENGEMB. SPESIALISASI TEKNIK • BERPIKIR DAN BERTEORI SESUAI IDEOLOGI • RRC • 5. UNIFORMITAS DAN SENTRALISASI