602 likes | 3.77k Views
Perkembangan Moral dan Nilai Agama.
E N D
Perkembangan Moral dan Nilai Agama • Perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku. Piaget (1965) membagi perkembangan moral dalam 3 tahap yaitu: (1) premoral, (2) moral realism, (3) moral relativisme. Menurut Black, Puckett dan Bell (1992) anak usia di bawah enam tahun masih dalam tahap pramoral karena keterbatasan pemahamanannya terhadap aturan yang berlaku (Suyanto, 2005).
Capaian Perkembangan Anak pada aspek pengembangan Moral dan Nilai Agama
STRATEGI PENGEMBANGAN KECERDASAN JAMAK DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA TK • Kecerdasan Jamak (Multiple Inteligences) • Kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi (kepandaian, ketajaman fikiran) Gardner membagi kecerdasan manusia kepada 8 kecerdasan yang terdiri dari: • World Smart (kecerdasan linguistik) • Logic Smart (kecerdasan logika) • Body Smart (kecerdasan fisik) • Picture Smart (kecerdasan visual spasial) • Self Smart (kecerdasan intrapersonal) • People Smart (kecerdasan interpersonal) • Music Smart (kecerdasan musikal) • Nature Smart (kecerdasan naturalis) Dikenal dengan sebutan kecerdasan jamak (Multiple Inteligences)
1. Kecerdasan Linguistik (Word Smart)adalah kecerdasan dalam mengolah kata atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik lisan maupun tertulis. Dapat dilakukan dengan cara: 1) Membacakan cerita 2) Bermain huruf 3) Merangkai cerita 4) Berdiskusi 5) Bermain peran 6) Memperdengarkan lagu anak-anak 2. Kecerdasan Logika-Matematika (Logic Smart)adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Dapat dikembangkan dengan cara: 1) Menyelesaikan puzzle 2) Mengenal bentuk geometri 3) Mengenal bilangan melalui sajak berirama dan lagu 4) Eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan 5) Pengenalan pola 6) Eksperimen di alam 7) Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika 8) Games penuh strategi dan eksperimen (untuk anak 0-5 th)
3. Kecerdasan Fisik (Body Smart)adalah kecerdasan dimana saat menggunakannya anak mampu melakukan gerakan-gerakan yang teratur dan bertujuan. Beberapa cara yang dapat dilakukan: 1) Menari 2) Bermain peran 3) Drama 4) Latihan fisik 5) Pantomin 6) Berbagai olahraga 4. Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)adalah kecerdasan yang berhubungan erat dengan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam pikiran seseorang. Dapat dilakukan dengan cara: 1) Menggambar dan melukis 2) Mencoret-coret 3) Menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu konsep 4) Membuat prakarya 5) Mengunjungi berbagai tempat 6) Melakukan permainan konstruktif dan kreatif 7) mengatur dan merancang
4. Kecerdasan Interpersonal (Self Smart)adalah kemampuan diri seseorang untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaran reflektif. Cara-cara untuk pengembangan kecerdasan intrapersonal yang dapat dilakukan di sekolah: 1) Menciptakan citra diri positif 2) Menciptakan suasana sekolah yang mendukung pengembangan. Cara-cara yang dapat dilakukan di rumah: 1) Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi 2) Bercakap-cakap memperbincangkan kelemahan 3) Memberikan kesempatan menggambar diri sendiri dari sudut pandang anak. 4) Membayangkan diri di masa datang 5) Mengajak berpimajinasi menjadi suatu tokoh dari sebuah cerita 6. Kecerdasan Interpersonal (People Smart)adalah berpikir dengan cara berkomunikasi dengan orang lain, yang mengacu “keterampilan manusia”. Cara mengembangkan kecerdasan interpersonal: 1) Mengembangkan dukungan kelompok 2) Menetapkan aturan tingkah laku 3) Melakukan kegiatan sosial di lingkungan 4) Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman 5) Melatih kesabaran menunggu giliran
7. Kecerdasan Musikal (Music Smart)adalah kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal . Cara yang dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan musikal: 1) Beri kesempatan anak didik melihat kemampuan yang ada pada diri mereka 2) Berikan stimulus ringan untuk mereka agar termotivasi 3) Pengalaman empiris yang praktis. 8. Kecerdasan Natural(Nature Smart)yaitu keahlian mengenali dan mengategorisasikan spesies (flora, fauna) di lingkungan sekitar. Cara yang dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan musikal: 1) Beri kesempatan anak didik melihat kemampuan yang ada pada diri mereka 2) Ceritakan kondisi akhir sebagai keteladanan dan inspirasi bagi mereka 3) Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukkan ke dalam kecerdasan naturalis.
Penerapan pengembangan kecerdasan jamak dalam kegiatan belajar bermain Tabel kecenderungan kecerdasan yang dimiliki anak
PENANAMAN NILAI-NILAI KEIMANAN, KETAKWAAN DAN AKHLAK BAGI ANAK TK A. Ruang Lingkup Penanaman Nilai-nilai Keimanan kepada Allah SWT bagi Anak TK Pengembangan nilai-nilai agama untuk anak usia TK hanya berkisar pada kegiatan hidup anak sehari-hari, mulai dari kegiatan di lingkungan sekolah, bersosialisasi dengan teman sebaya, dan pembiayaan pada kegiatan rutin yang berhubungan dengan pembiasaan aturan agama bagi diri sendiri. Secara khusus penanaman nilai-nilai keagamaan bagi anak TK dapat dirumuskan sebagai berikut: a. meletakkan dasar-dasar keimanan b. meletakkan dasar-dasar kepribadian/budi pekerti yang terpuji c. meletakkan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan anak (Ellis S. 2003:5)
B. Perkembangan Nilai-nilai Keagamaan Anak Faktor yang mempengaruhi nilai-nilai keagamaan pada diri anak: 1. Faktor pembawaan (internal) 2. Faktor lingkungan (eksternal) Secara khusus penanaman nilai-nilai keagamaan bagi anak TK dapat dirumuskan sebagai berikut: a. meletakkan dasar-dasar keimanan b. meletakkan dasar-dasar kepribadian/budi pekerti yang terpuji c. meletakkan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan anak (Ellis S. 2003:5)
C. Sifat-sifat Pemahaman Anak Taman Kanak-kanak pada Nilai-nilai Keagamaan 1. Unreflective (tidak mampu memahami konsep agama dengan mendalam,). 2. Egosentris (lebih mementingkan dirinya sendiri dalam segala hal) 3. Misunderstanding (anak akan mengalami salah pengertian dalam memahami suatu ajaran agama yang banyak bersifat abstrak) 4. Verbalis dan Ritualis (kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri mereka dengan cara memperkenalkan istilah, bacaan dan ungkapan yang bersifat agamis. Seperti latihan menghafal, mengucapkan dan memperagakan). 5. Imitatif (anak banyak belajar dari apa yang mereka lihat langsung. Mereka meniru dari apa yang pernah dilihatnya sebagai sebuah pengalaman belajar.)