550 likes | 877 Views
Muhammad Ridwan. Tata Cara Shalat menurut sunnah Rasul.
E N D
Muhammad Ridwan Tata Cara Shalat menurut sunnah Rasul
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan semesta alam, Yang Maha Suci lagi Maha Agung. Hanya kepada-NYA kita menyembah dan kepada-NYA pula kita memohon belas kasihan. Salam dan shalawat senantiasa kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, Nabi kita sebaik-baik manusia sebagai pemimpin. Berbagai macam ragam cara shalat yang diajarkan oleh para ulama, kyai, dai, ustadz dan muallim. Namun masih saja banyak perbedaan satu dengan lainnya. Bahkan perbedaan itu membawa perselisihan umat. Padahal sumber utama yang mengajarkan shalat itu hanya satu orang, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Jadi seharusnya yang menjadi panutan itu adalah Rasulullah, bukannya ulama/kyai/ustadz/dai. Jadi marilah kita bersatu dalam sunnah Rasul. Insya ALLAH, presentasi ini menjelaskan tata cara setiap gerakan zahir dalam shalat sesuai sunnah yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Semoga dengan shalat yang benar maka ALLAH akan membuka hijab tabir antara kita dengan-NYA, sehingga segala doa yang terpanjat akan sampai ke hadapan ALLAH Penguasa Langit dan Bumi, dan DIA berkenan mengabulkan doa kita karena DIA Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Urutan gerakan zahir dalam shalat: • Niat, berdiri • Takbiratul ihram • bersedekap • Membaca iftitah • Membaca taawudz dan fatihah • Membaca surah/ayat Quran • Ruku’ • I’tidal • Sujud ke-1 • Duduk dua sujud • Sujud ke-2 • Duduk istirahat sebelum bangkit berdiri • Melanjutkan ke rakaat berikutnya (dimulai dari membaca fatihah hingga sujud ke-2) • Duduk tahiyat awwal dan membaca doa • Duduk tahiyat akhir dan membaca doa • Mengucapkan salam
Berniat untuk mengerjakan shalat fardhu/sunat, kemudian berdiri tegak menghadap kiblat.Niat cukup dalam hati saja, Atau diucapkan (untuk Menguatkan Hati). Pandangan mata hanya diarahkan ke tempat sujud agar dapat shalat dengan khusyu’.
DALIL TENTANG NIAT Rasulullah SAW bersabda: Pekerjaan-pekerjaan itu tidak lain hanyalah dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan apa yang diniatkannya. [Bukhari & Muslim] An Nawawi mengatakan didalam Raudhatu ‘th Thalibin Al Maktab Al Islami, bahwa niat adalah maksud (keinginan). Orang shalat hendaklah menghadirkan didalam ingatannya akan shalat itu sendiri beserta kewajiban-kewajiban (rukun) dalam shalat. Kemudian memaksudkan pengetahuan dan ingatan itu secara sengaja dan menghubungkannya dengan awal takbir. Kemudian mereka berpendapat bahwa niat itu sudah cukup dalam hati saja. Lafadz “ushalli…” tidak ada satupun dalil yang mengajarkannya, tidak pernah Rasulullah memulai shalatnya dengan mengucap sebarang kata, selain takbir.
Takbiratul ihram dengan cara mengangkat kedua tangan setinggi bahu/pundak secara bersamaan sambil membaca takbir “ALLAHU AKBAR” • dimana jari-jari tangan dirapatkan dan telapak tangan diarahkan ke kiblat Allah Maha Besar
DALIL TENTANG TATA CARA TAKBIRATUL IHRAM Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: Aku melihat Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami] Dari Salim bin Abdullah bin Umar, katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri hendak shalat, maka diangkatnya kedua tangannya hingga setentang dengan kedua bahunya sambil membaca takbir. Apabila beliau hendak ruku’ dilakukannya pula seperti itu, begitu pula ketika bangkit dari ruku’. Tetapi beliau tidak melakukannya ketika mengangkat kepala dari sujud. [Muslim] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memulai shalat dengan kata-kata “Allahu akbar” (ALLAH Maha Besar). [Muslim & Ibnu Majah] Rasulullah mengeraskan suaranya dengan takbir sehingga terdengar oleh orang-orang yang berada di belakangnya. [Ahmad & Hakim, dishahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIRATUL IHRAM Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya tidak lah sempurna shalat salah seorang diantara manusia, sehingga ia berwudu dan meletakkan wudhu pada tempatnya, lalu berkata “Allahu Akbar”. [Thabrani, dengan isnad yang shahih] Rasulullah SAW bersabda: Kunci shalat itu adalah suci, pembukanya adalah takbir dan penutupnya adalah salam. [Abu Dawud, Tirmizi dan dishahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi] Diriwayatkan bahwa: Beliau SAW mengangkat keduatangannya sambil meluruskan jari-jemarinya, tidak merenggangkannya dan tidak pula menggenggamnya. [Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah, Tamam, Al Hakim dan disahihkan olehnya dan disepakati oleh Adz Dzahabi]
Setelah bertakbiratul ihram kemudian meletakkan tangan di dada dengan telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri (sedekap).
DALIL TENTANG BERSEDEKAP Dari Wa’il bin Hujr katanya dia melihat Nabi SAW mengangkat kedua tangan pada permulaan shalat setentang dengan kedua telinganya sambil membaca takbir. Kemudian dilipatkannya bajunya lalu diletakkannya tangan kanan diatas tangan kiri. Ketika beliau hendak ruku’ dikeluarkannya kedua tangannya dari lipatan bajunya, kemudian diangkatnya sambil membaca takbir, lalu beliau ruku’. Ketika beliau membaca “sami’Allahu liman hamidah” diangkatnya pula kedua tangannya. Ketika sujud, beliau sujud antara kedua telapak tangannya. [Muslim] Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya kami sekalian para Nabi telah diperintahkan untuk menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan makan sahur, dan untuk meletakkan tangan-tangan kanan kami di atas tangan-tangan kiri kami pada waktu shalat. [Ibnu Hibban dan Adh Dhiya, dengan sanad yang shahih] Beliau melarang untuk meletakkan tangan di atas lambung (perut) di dalam shalat. [Bukhari & Muslim]
Setelah bersedekap kemudian Membaca Doa Iftitah. • Ada banyak bacaan iftitah yang diajarkan oleh Rasulullah, boleh memilih salah satunya saja, atau menggabungkannya (jika shalat sendirian/sunat).
DALIL TENTANG BACAAN IFTITAH Dari Ibnu Umar bin Khattab katanya: Ketika kami sedang shalat bersama-sama Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seorang laki-laki dalam jamaah membaca: “ALLAH maha besar sebesar-besarnya, pujian yang tak terhenti bagi ALLAH, maha suci ALLAH sepanjang pagi dan petang” Maka bertanya Rasulullah SAW: Siapa yang membaca kalimat itu tadi? Jawab laki-laki itu: Saya, wahai Rasulullah! Sabda Rasulullah SAW: Aku kagum dengan kalimat itu, karenanya dibukakan segala pintu langit. Kata Ibnu Umar: Aku tidak pernah lupa membacanya sejak kudengar Rasulullah SAW membacanya. [HR. Muslim]
5. Setelah membaca doa Iftitah kemudian membaca ta’awudz (berlindung daripada syetan) kemudian melanjutkannya dengan membaca Surah Al Fatihah.
DALIL TENTANG KEWAJIBAN MEMBACA AL FATIHAH Sebelum memulai bacaan dalam shalat, Nabi SAW mengucapkan: “Aku berlindung kepada ALLAH dari setan yang terkutuk, dari kesombongannya dan sihirnya serta godaannya.” [Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Baihaqi] ------ Dari Ubadah bin Shamit ra: Bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak sah shalatnya orang yang tidak membaca surat Al Fatihah.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed & Ad Darami]
6. Setelah membaca Surah Al Fatihah kemudian Membaca salah satu Ayat atau Surah dari Al Qur’an
DALIL TENTANG MEMBACA AYAT Dari Abu Hurairah katanya Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sempurna shalat, melainkan dengan membaca bacaan (ayat).” kata Abu Hurairah, “Karena itu apa yang dibacanya (Nabi SAW) nyaring, kami baca pula nyaring kepadamu. Dan apa yang dibacanya perlahan, kami baca pula perlahan kepadamu.” [HR. Muslim] Dari Atha’ katanya Abu Hurairah berujar: “Dalam setiap shalat Rasulullah SAW selalu membaca bacaan (ayat). Karena itu bacaan yang dinyaringkannya kepada kami, kami nyaringkan pula, dan bacaan yang perlahan-lahan dibacanya kami perlahankan pula kepadamu.” Lalu seorang laki-laki bertanya, “Bagaimana kalau tidak kutambah lagi bacaanku selain membaca Al Fatihah?” Jawabnya (Abu Hurairah), “Jika anda tambah lebih baik, jika tidak maka Al Fatihah sudah cukup. [HR. Muslim]
7. Setelah selesai membaca ayat kemudian bertakbir sambil mengangkat kedua tangan seperti ketika bertakbiratul ihram dengan membaca kalimat takbir “ALLAHU AKBAR”
DALIL TENTANG TAKBIR RUKU Hadis tentang takbir ruku adalah hadis shahih muttafaq ‘alaih, sehingga seluruh Mazhab mengganggapnya termasuk rukun shalat, jika terlupa membacanya, maka membatalkan shalatnya, dan ia harus mengulang shalatnya. Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat Malik bin Huwairits ketika ia shalat, ia bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ketika mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ia (Malik) bercerita bahwa Rasulullah SAW dahulu berbuat seperti itu. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami]
8. Setelah selesai membaca takbir, kemudian RUKUK dengan cara membungkukkan badan dengan posisi tangan diletakkan di atas lutut, dan punggung rata atau lurus, kemudian membaca tasbih RUKUK sebanyak 3 kali. Maha Suci Tuhan yang Maha Agung
TATA CARA RUKUK Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai salat beliau dengan takbir. Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’ beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang buas duduk. Dan beliau menyudahi salat dengan membaca salam.” [Muslim] Mush’ab bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku (yaitu Saad bin Abu Waqash). Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah berkata: Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku melakukan hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya berkata: Kita dilarang melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah untuk menempelkan tangan kita pada lutut saat rukuk. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad bin Hanbal & Ad Darami]
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH RUKU Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW rukuk dengan mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang Maha Agung.” Tiga kali. ------ Rasulullah SAW bersabda: Apabila salah seorang dari kamu mengucapkan “Subhana rabii al adzim” tiga kali, maka telah sempurna rukuknya. [Tirmizi, Abu Dawud, Nasai & Ibnu Majah]
Setelah membungkuk ruku, kemudian bangkit berdiri tegak sambil mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir IKTIDAL • Setelah itu diam sekejap sambil meluruskan kedua tangan kemudian membaca tasbih IKTIDAL Maha Mendengar ALLAH kepada yang memujinya Ya Tuhan, bagi-Mu segala puji
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR DAN TASBIH IKTIDAL Dari Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya imam itu untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah kalian. Bila ia rukuk, maka rukuklah kalian. Bila ia membaca “sami’allahu liman hamidah”, maka bacalah “Allahumma rabbanaa lakal hamdu”. Bila ia sujud, maka sujudlah kalian. Dan bila ia shalat sambil duduk, maka shalatlah kalian sambil duduk. [HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah] Dalam hadis muttafaq alaihi ini terdapat tambahan Allahumma. Sedangkan Rabbana… itu kita ambil dari hadis Bukhari dan Muslim lainnya. Jika kita artikan maka Allahumma rabbana berarti “Ya ALLAH, ya Tuhan kami”.
10. Setelah membaca tasbih tuma’ninah kemudian ber-SUJUD dengan cara membungkuk meletakkan wajah ke sajadah, kemudian membaca tasbih SUJUD sebanyak 3 kali. Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi
DALIL TENTANG BACAAN TASBIH SUJUD Dari Hudzaifah katanya ia melihat Rasulullah SAW sujud dengan mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang Maha Tinggi.” [Muslim] ------ Rasulullah SAW mengajarkan: Apabila salah seorang dari kamu bersujud, hendaklah ia mengucapkan “Subhana rabii al a’la” tiga kali, dan itulah yang paling sedikit. [Tirmizi, Abu Dawud, Nasa’i & Ibnu Majah]
TATA CARA SUJUD Dari Al Barra’ katanya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau sujud, letakkan telapak tanganmu dan tinggikan kedua sikumu.” [Muslim] Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya: “Apabila Rasulullah SAW sujud direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim] Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Nabi SAW diperintahkan untuk sujud dengan tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian. [Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami] HR. Muslim dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Tujuh anggota badan itu ialah: (1) wajah yaitu dahi dan hidung ; (2-3) kedua belah telapak tangan ; (4-5) kedua ujung lutut ; (6-7) kedua ujung kaki.
11. Setelah bersujud kemudian bangkit duduk dengan cara bangkit dari sujud sambil membaca takbir “Allahu Akbar” tetapi membaca takbir ini tidak dengan mengangkat kedua tangan. Kemudian duduk dengan menekukkan ujung kaki kanan dan setelah duduk tegak sempurna kemudian membaca zikir DOA DUDUK ANTARA DUA SUJUD Ya Tuhan, ampunilah aku ; 2 (dua) kali
DALIL TENTANG BACAAN DUDUK ANTARA DUA SUJUD Perlu diketahui, tidak ditemukan dalil-dalil dari kitab sahih dari Bukhari dan Muslim yang menerangkan tentang bacaan duduk antara dua sujud. Sehingga seluruh mazhab sepakat berpegang pada kitab hadis dibawahnya yaitu dari kitab-kitab Sunan. Menurut para sunan, diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa Rasulullah SAW mengucapkan diantara dua sujud: Ya Tuhan, ampuni aku, ya Tuhan ampuni aku. [HR. Tirmizi, Abu Dawud, Nasai & Baihaqi]
12. Setelah membaca doa zikir duduk antara dua sujud kemudian kembali membaca takbir sambil membungkuk untuk ber-SUJUD dan kembali membaca tasbih SUJUD 3 kali. Maha Suci (Allah) Tuhan yang Maha Tinggi
DALIL TENTANG SUJUD YANG KEDUA Dari Barra bin Azib, ia berkata: Aku mengamati shalat Muhammad SAW. Aku perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk antara dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai shalat, (aku perhatikan) satu dengan lainnya saling sama. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ahmed bin Hanbal & Ad Darami] Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah shalat mengimami para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia berkata: “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan shalatnya Rasulullah SAW.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
13. Setelah bangkit dari sujud yang kedua, hendaknya duduk tuma’ninah sekejap dua atau 5 detik kemudian kembali berdiri untuk mengerjakan rakaat selanjutnya sambil membaca takbir, setelah berdiri dengan sempurna kemudian memulai rakaat selanjutnya dengan kembali membaca Fatihah.
DALIL TENTANG BACAAN TAKBIR BANGKIT DARI SUJUD Dari Abu Hurairah katanya: Apabila Rasulullah SAW berdiri untuk raka’at kedua, beliau langsung membaca Fatihah, tanpa diam sebentar terlebih dahulu. [Muslim] Dari Mutharrif bin Abdullah, ia berkata : Aku dan Imran bin Hushein shalat di belakang Ali Bin Abi Thalib. Ketika sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat kepala beliau bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai shalat Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah mengingatkan aku dengan shalat Muhammad SAW. [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal, Malik & Ad Darami]
Perintah dari Nabi Muhammad SAW untuk ber-tuma’ninah dalam shalat Hadis riwayat Abu Hurairah ra : Bahwa Rasulullah SAW masuk mesjid. Lalu seorang laki-laki masuk dan melakukan shalat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda : Ulangilah shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum shalat. Lelaki itu kembali shalat seperti shalat sebelumnya. Setelah shalatnya yang kedua ia mendatangi Nabi SAW dan memberi salam. Rasulullah SAW menjawab : Wa’alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi : Ulangi shalatmu, karena sesungguhnya engkau belum shalat. Sehingga orang itu mengulangi shalatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata : Demi Zat yang mengutus anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda : Bila engkau melakukan shalat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al Quran yang engkau hafal. Setelah itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakan semua itu dalam seluruh shalatmu. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
Duduk Tahiyat atau Duduk Tasyahud Duduk setiap dua rakaat atau duduk pada rakaat terakhir.
14. Duduk tahiyat awal adalah duduk sesudah sujud kedua pada setiap dua rakaat, dengan cara meluruskan ujung kaki kiri dan menegakkan ujung kaki kanan, kemudian membaca “attahiyatullillahi…”. Sesudah sampai pada membaca syahadat, kemudian bangkit berdiri sambil bertakbir untuk melanjutkan rakaat selanjutnya.
TATA CARA DUDUK TAHIYAT Dari Maimunah isteri Nabi SAW katanya : “Apabila Rasulullah SAW sujud direnggangkannya kedua sikunya dari rusuk, sehingga kelihatan putih ketiak beliau. Dan apabila beliau duduk antara dua sujud dan pada tasyahud awal, beliau duduk tenang di atas pahanya yang kiri.” [Muslim] Dari ‘Aisyah katanya : “Rasulullah SAW memulai shalat beliau dengan takbir. Sesudah itu beliau baca surat Al Fatihah. Apabila beliau Ruku’ kepalanya tidak mendongak dan tidak pula menunduk, tetapi pertengahan (sehingga kepala beliau kelihatan rata dengan punggung). Apabila beliau bangkit dari Ruku’ beliau tidak sujud sebelum beliau berdiri lurus terlebih dahulu. Apabila beliau mengangkat kepala dari sujud (pertama), beliau tidak sujud (kedua) sebelum duduknya antara dua sujud itu tepat benar (sempurna) lebih dahulu. Tiap-tiap selesai dua rakaat, beliau membaca tahiyat sambil duduk menghimpit kaki kiri dan menegakkan kaki kanan. Beliau melarang duduk seperti cara setan duduk atau seperti binatang buas duduk. Dan beliau menyudahi shalat dengan membaca salam.” [Muslim] Dari Amir bin Abdullah bin Zubair dari bapaknya, katanya : “Apabila Rasulullah SAW duduk mendoa (tasyahud dalam shalat) diletakkannya tangan kanan diatas paha kanan, tangan kiri diatas paha kiri. Beliau menunjuk dengan telunjuk, meletakkan ibu jari di jari tengah serta meletakkan telapak tangan kiri di atas lutut.” [Muslim]
DALIL TENTANG BACAAN TASYAHUD AWAL Dari Abdullah bin Mas’ud ra dia berkata: Ketika kami bermakmum di belakang Rasulullah SAW kami membaca : “Keselamatan tetap kepada Allah, keselamatan tetap kepada si fulan.” Suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepada kami : Sesungguhnya Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi apabila salah seorang di antara engkau duduk (membaca tasyahud) hendaknya membaca : “Segala kehormatan, semua rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada para hamba Allah yang saleh.” Apabila dia telah membacanya, maka keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang saleh baik yang di langit maupun yang di bumi. “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad hamba-NYA dan Rasul-NYA”, kemudian berdoalah sesukanya. [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
15. Duduk tahiyat akhir adalah duduk pada rakaat terakhir, dengan cara meluruskan ujung kaki kiri dan menegakkan ujung kaki kanan, kemudian membaca “attahiyatullillahi…”.
DALIL TENTANG TATA CARA DUDUK TASYAHUD AKHIR Dari Muhammad bin Amr bin Atha’, bahwasanya ia duduk dengan sekelompok sahabat Nabi SAW. Lalu kami menyebutkan tentang shalat Nabi SAW, maka Abu Humaid As Sa’idi berkata: “Aku adalah orang yang paling hafal di antara kalian tentang shalat Rasulullah SAW, aku melihat beliau bertakbir seraya menempatkan kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya. Apabila ruku’ beliau menempatkan kedua tangannya pada kedua lututnya, kemudian beliau meratakan belakangnya (punggungnya). Apabila mengangkat kepalanya, beliau tegak hingga setiap ruas tulang belakang kembali pada tempatnya. Apabila sujud, beliau meletakkan kedua tangannya tanpa menelungkupkan dan tidak pula merapatkannya, dan menghadapkan jari-jarinya ke kiblat. Apabila duduk pada dua rakaat, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya. Apabila duduk pada rakaat terakhir beliau memajukan kaki kirinya dan menegakkan kaki yang satunya, seraya duduk dengan pantatnya. [Bukhari]
DALIL TENTANG SALAWAT NABI Dari Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah menemuiku dan berkata: Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah SAW pernah menemui kami, lalu kami berkata: “Kami telah mengetahui cara membaca salam untuk baginda, lalu bagaimana kami membaca selawat untuk anda?” Beliau SAW bersabda: Bacalah, “Ya Allah, limpahkan kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha mulia.” [Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed bin Hanbal]
16. Sesudah selesai membaca tahiyat akhir, kemudian mengakhiri shalat dengan mengucapkan SALAM sambil menolehkan wajah ke sebelah kanan, kemudian menoleh ke sebelah kiri seraya membaca SALAM.
DALIL TENTANG SALAM Dari Abu Ma’mar ra. Katanya : “Seorang Amir (pemimpin) dari Makkah menyudahi shalat dengan dua kali salam. Maka bertanya Abdullah, “Dari mana anda peroleh cara begitu?” Kata Al Hakam didalam hadisnya, “Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan seperti itu.” [Muslim] Dari Amir bin Sa’ad dari bapaknya (Sa’ad bin Abi Waqash ra), katanya : “Aku melihat Rasulullah SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga terlihat olehku putih pipi beliau.” [Muslim]
HADIS TENTANG QUNUT Dari Abu Hurairah katanya: Demi ALLAH, akan aku ajarkan kepada kamu cara shalat Rasulullah SAW. Maka Abu Hurairah berqunut ketika shalat Zuhur, Isya dan Subuh mendoakan kebaikan bagi orang-orang mukmin dan mengutuk orang-orang kafir. [Bukhari, Muslim, Nas’ai, Abu Dawud, Ahmad] Dari Muhammad, dia bertanya kepada Anas, katanya: Adakah Rasulullah SAW qunut dalam shalat subuh? Jawab Anas: Ada, yaitu sesudah ruku. [Muslim] Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’il, Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA. [Muslim] Dari Al Barra bin Azib, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut dalam shalat Subuh dan Maghrib. [Muslim]
IJTIHAD PARA ULAMA TENTANG QUNUT • Menurut Mazhab Syafii membaca qunut dalam shalat subuh adalah sunat muakkad. Andaikata ditinggalkan baik sengaja atau karena lupa, maka tidak batal shalatnya, akan tetapi harus melakukan sujud sahwi. • Diriwayatkan oleh Al Hakim, bahwa Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW tetap melakukan qunut diwaktu Subuh hingga beliau meninggal dunia. Dikatakan oleh Al Hakim bahwa ini adalah hadis sahih. • Maka akan timbul pertanyaan: Apakah boleh berqunut selain shalat subuh? • Menjawab hal ini Imam Syafii mempunyai 3 (tiga) pendapat: • 1) Boleh berqunut pada setiap shalat apabila timbul bencana alam atau bahaya peperangan, atau wabah penyakit atau gangguan (intimidation) kepada kaum muslimin. Jika tidak ada bencana, maka tidak boleh berqunut selain pada shalat subuh. • 2) Mazhab mereka selalu membaca qunut pada semua shalat fardu, tidak terkecuali baik dalam keadaan bahaya ataupun tidak • 3) Qunut boleh tidak dibaca sama sekali • Qunut dibaca pada separuh terakhir bulan Ramadan pada rakaat terakhir shalat Witir. Ini masih menurut Imam Syafii dan Imam Nawawi. • Menurut Mazhab Syafii dengan fatwa dari Imam Nawawi, saat membaca qunut dalam shalat subuh adalah sesudah mengangkat kepala dari rukuk (sesudah iktidal) dalam rakaat kedua. • Dan menurut mazhab Syafii, bacaan qunut tidak ditentukan bacaannya. Artinya boleh membaca doa manapun atau doa-doa yang ada dalam Quran.
DOA QUNUT Adapun lafaznya, maka bacaan qunut yang terpilih adalah mengucapkan seperti yang diriwayatkan dalam hadis sahih dalam kitab sunan (Abu Dawud, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi serta lainnya), dengan isnad (sanad) sahih: Dari Hasan bin Ali: Rasulullah SAW mengajari aku kata-kata yang kuucapkan dalam shalat Witir: Ya ALLAH, tunjukilah aku sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk. Dan bebaskanlah aku (dari kekurangan lahir batin) sebagaimana orang yang Engkau bebaskan. Dan jadikanlah aku sebagai orang yang menuju hanya kepada-MU semata. Dan berkatilah aku dalam rezeki yang engkau berikan. Karena sesungguhnya Engkaulah yang mentakdirkan dan bukan Engkau yang ditakdirkan. Tidaklah hina orang yang mencintaiMU. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami yang Maha Tinggi.
PENDAPAT YANG MENGANGGAP QUNUT ADALAH SUNAT • 1) Sebelumnya Qunut dibaca oleh Rasulullah untuk mendoakan suatu kaum: • Dari Anas bin Malik, katanya: Rasulullah SAW pernah qunut sebulan lamanya dalam shalat Subuh sesudah rukuk yaitu mengutuk kabilah-kabilah Ri’lin, Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA. [Muslim] • 2) Tetapi kemudian doa Rasulullah itu ditolak oleh ALLAH ta’ala: • Dari Abu Hurairah, katanya: Pernah setelah Rasulullah SAW selesai membaca “sami’allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu”, kemudian beliau masih berdiri membaca doa sebagai berikut: • “Ya ALLAH, selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam, Iyasy bin Abi Rabi’ah dan orang-orang mukmin yang lemah-lemah. Ya ALLAH, perberat siksa-MU atas kabilah (suku) Mudhar, dan jadikanlah tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun yang berat bagi Yusuf. Ya ALLAH, kutuklah kabilah-kabilah (ethnic group) Lihyan, Ri’lan, Dzakwan dan Ushayyah karena mereka mendurhakai ALLAH dan Rasul-NYA.” • Kemudian kami dapat kabar bahwa beliau meninggalkan doa itu setelah turun ayat ALLAH: • “Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.”[QS:3 Ali Imran: 128] • [Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad & Ad Darami]
DALIL TENTANG SUJUD SAHWI Ketahuilah bahwa sujud sahwi adalah kesepakatan semua aliran tanpa terkecuali. Banyak hadis sahih yang menerangkannya. Diantaranya adalah hadis sahih muttafaq alaih: Dari Abu Hurairah, katanya Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu shalat, datanglah setan mengganggumu sehingga kamu lupa telah berapa raka’at kamu shalat. Apabila kamu mengalami hal yang demikian itu, maka sujudlah dua kali ketika duduk (tasyahud akhir). [Muslim] Dari Abdullah bin Buhainah, ia berkata: Rasulullah SAW shalat dua rakaat bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. Para sahabat yang lainpun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan shalatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum salam. Kemudian beliau salam. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmed, Malik & Ad Darami]