500 likes | 1.04k Views
Peranan Karantina Ikan Dalam Menunjang Perkembangan Usaha Perikanan di Prop. Kepri. LATAR BELAKANG :. LUAS PERAIRAN DAN LETAK PROPINSI KEPRI YANG STRATEGIS DI JALUR LALU LINTAS PERDAGANGAN YANG PADAT. POTENSI SEKTOR PERIKANAN YANG EKONOMIS. PERDAGANGAN GLOBAL WTO.
E N D
Peranan Karantina Ikan Dalam Menunjang Perkembangan Usaha Perikanan di Prop. Kepri
LATAR BELAKANG : • LUAS PERAIRAN DAN LETAK PROPINSI KEPRI YANG STRATEGIS DI JALUR LALU LINTAS PERDAGANGAN YANG PADAT • POTENSI SEKTOR PERIKANAN YANG EKONOMIS • PERDAGANGAN GLOBAL WTO • PRASARANA DAN SARANA TRANSPORTASI • KONSEKWENSI LOGIS DARI PENGEMBANGAN ADALAH MENINGKATNYA LALU LINTAS IKAN
LATAR BELAKANG : • KEMUNGKINAN MASUK DAN TERSEBARNYA HPI BERBAHAYA ATAU KELUARNYA HPI TERTENTU MENINGKAT • DAMPAKNYA ADALAH PENURUNAN HASIL PRODUKSI & MUTU PRODUK, SERTA DAPAT MENGANCAM KELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PEROKONOMIAN
MENCEGAH MASUKNYA HPIK • MENCEGAH TERSEBARNYA HPIK ANTAR AREA • MENCEGAH KELUARNYA HPI TERTENTU • ORGANISASI & PERATURAN YG KUAT • SARANA DAN PRASARANA • SISTEM DAN METODA • SUMBER DAYA MANUSIA • KARANTINA IKAN SESUAI DENGAN UU. No. 16 TAHUN 1992, MENYELENGGARAKAN FUNGSI : • INDONESIA HARUS MEMENUHI KEWAJIBAN INTERNASIONALNYA MELAKSANAKAN KEPUTUSAN “AGREEMENT ON THE APPLICATION OF SANITARY AND PHYTOSANITARY MEASURES” • AGAR DAPAT MELAKSANAKAN FUNGSINYA SECARA OPTIMAL, KARANTINA IKAN PERLU DILENGKAPI :
BEBERAPA ISTILAH MEDIA PEMBAWA adalah IKAN dan / atau BENDA LAIN yang dapat membawa HAMA dan PENYAKIT IKAN
Pasal 1 angka 3 Kepmen : KP.18 / 2003 IKAN adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau mati, termasuk bagian-bagiannya BENDA LAIN adalah media pembawa selain IKAN yang mempunyai potensi penyebaran HAMA dan PENYAKIT IKAN KARANTINA
► Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Bab I Ketentuan Umum pasal 1 angka 10 bahwa pengertian ikan meliputi: a. Ikan bersirip (Pisces) b. Udang, rajungan, kepiting dan sebangsanya (Crustaceae) c. Kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (Mollusca) d. Ubur-ubur dan sebangsanya (Coelenterata) e. Tripang, bulu babi dan sebangsanya (Echinodermata) f. Kodok dan sebangsanya (Amphibia) g. Buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (Reptilia) h. Paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya (Mammalia) i. Rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (Algae) j. Biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut di atas, termasuk ikan yang dilindungi.
TUGAS POKOK KARANTINA IKAN TUGAS POKOK KARANTINA IKAN MELAKSANAKAN PENCEGAHAN MASUK DAN KELUARNYA HAMA DAN PENYAKIT IKAN KE DAN DARI WILAYAH NEGARA RI ATAU ANTAR DAERAH / AREA DI DALAM WILAYAH NEGARA RI SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU
V i s i : Mewujudkan Karantina Ikan Modern yang Tangguh, Profesional dan terpercaya M i s i : • Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya hayati perikanan. • Mendukung keberhasilan program akua-bisnis dan ketahanan pangan nasional. • Mengembangkan dan meningkatkan teknologi perkarantinaan nasional dalam rangka meningkatkan daya saing produk perikanan melalui sertifikasi karantina sesuai standar Internasional. • Memfasilitasi kelancaran perdagangan atau pemasaran produk-produk akua-bisnis. • Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui sumber daya manusia profesional. • Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan.
Peranan Karantina Dalam Perdagangan Produk Perikanan HAMBATAN AKSES PASAR PRODUK PASAR TARIF NON TARIF TEKNIS NON TEKNIS NON SPS SPS PREFERENSI KONSUMEN BEA MASUK PAJAK LINGKUNGAN HIDUP ISU AGAMA / MORAL TATA NIAGA KEAMANAN PANGAN LINGKUNGAN HIDUP KARANTINA GRADING KARANTINA SERTIFIKASI TINDAKAN KARANTINA IDENTIFIKASI BEA CUKAI
Pemeriksaan Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan Pelaksanaan Tindakan Karantina Ikan Tindakan Karantina berupa 8 P : 1 2 3 4 5 6 7 8
Dasar Hukum Penyelenggaraan Karantina Ikan • UU. No. 16/1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. • PP. No. 15/2002 tentang Karantina Ikan. • Kep Men Pertanian No. 375/KPTS/IK.250/5/1995 tentang Larangan Penangkapan Ikan Napoleon Wrasse. • Kep Men DKP No. 04/MEN/2003 tentang Persyaratan Pengeluaran Nener (Benih Dendeng) dari Wilayah Negara Republik Indonesia • Kep Men KP. No. 17/MEN/2006 tentang Penetapan Jenis-Jenis HPIK, Golongan, Media Pembawa, dan Sebarannya. • Kep Men KP. No. 41/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Kawasan Karantina. • Per Men KP No. 03/MEN/2005 tentang Tindakan Karantina Ikan oleh Pihak Ketiga. • Per Men KP No. 05/MEN/2005 tentang Tindakan Karantina Ikan untuk Pengeluaran Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina. • Kep Men DKP No. 16/MEN/2006 Tentang Penetapan Tempat-Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media HPIK. • Kep Men DKP No. 33/MEN/2007 Tentang Penetapan jenis-jenis penyakit ikan yang berpotensi menjadi wabah penyakit ikan
Dasar Hukum Penyelenggaraan Karantina Ikan • Kep Men DKP No. 09/MEN/2007 Tentang Ketentuan Pemasukan Media Pembawa Berupa ikan Hidup sebagai Barang Bawaan ke Dalam Wilayah Negara RI • Kep Men DKP No. 13/MEN/2007 Tentang Sistem Pemantauan Karantina Ikan • Kep Men DKP No. 20/MEN/2007 Tentang Tindakan Karantina untuk pemasukan media pembawa hPIK dari Luar Negeri dari dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI • Kep Men DKP No. 26/MEN/2008 Tentang Kewenangan Penerbitan, Format, Dan Pemeriksaan Sertifikat Kesehatan Di Bidang Karantina Ikan Dan Sertifikat Kesehatan Di Bidang Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan • Kep Men DKP No. 27/MEN/2008 Tentang Instalasi Dan Tempat Penimbunan Sementara Karantina Ikan • Kep Men DKP No. 28/MEN/2008 Tentang Jenis, Tata Cara Penerbitan,Dan Format Dokumen Tindakan Karantina Ikan • Kep Men DKP No. 29/MEN/2008 Tentang Persyaratan Pemasukan Media Pembawa Berupa Ikan Hidup
DATA LALU LINTAS KOMODITI PERIKANAN Ekor Ekor Kg Kg
DATA LALU LINTAS KOMODITI PERIKANAN Kg Kg Ekor Ekor
DATA LALU LINTAS KOMODITI PERIKANAN Ekor Ekor Kg Kg
DATA LALU LINTAS KOMODITI PERIKANAN Kg Kg Ekor Ekor
PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG DAPAT DILAKUKAN • PEMERIKSAAN PARASIT DAN JAMUR • PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI • PEMERIKSAAN BIOLOGI MOLEKULER (PCR) pada VNN (Viral Nervous Necrosis) • PEMRERIKSAAN IMONOHISTOKIMIA PADA KHV (Koi Herpes Virus)
Potensi Beberapa Penyakit Di Prop. Kepri • Viral Nervous Necrotic (VNN) Syn: Viral Encephalopathy and Retinopathy Spesies yang rentan + 30 jenis, terutama: • Sea bass (Lates calcarifer) • Groupers (Epinephelus akaara, E. moara, E.fuscogutatus, E. molabaricus, E. septemfasciatus, E. tauvina, E. coioides, Cromileptes altivelis)
Gejala klinis: • terutama menyerang benih – ikan kecil kurang 20 g • merusak sistem syaraf berenang abnormal, • muter-muter, membalik • Limpa membesar
2. GROUPER IRIDOVIRAL DISEASE Syn: Sleepy Grouper Disease (SGD) Grouper Iridovirus (GIV) Grouper Iridovirus of Taiwan (GIVT) Singapore Grouper Iridovirus (SGIV) Spesies rentan: Sea bass (Lates calcarifer) • Groupers: E. coioides, E. tauvina, E. awoara, E. malabasicus, E. akaara, Cromileptes altivelis
3. Sleepy grouper disease (Iridovirus) Penyebab: Iridovirus ds DNA Ikan rentan: ikan air laut (kerapu) Penyebaran: Asia dan pasifik • Gejala klinis: • terutama menyerang ikan besar (lebih dari 50 g) • ikan seprti tidur • badan gelap • Hati dan limpa membengkak
4.KHV Des 01 – Jan 02: impor koi dari China melalui Hongkong INDONESIA OCT-NOV 2004 AUG 2002 JUL 2002 FEB 2003 MAR 2002 APR-MAY 2002 AUG 2002
Keramba di Cirata • Keramba ganda • Ikan mas • Ikan nila
Pola Penularan dan Penyebaran • Di farm: • Kontak lgs ikan sakit-ikan sehat, ikan mati, karkas • Air & peralatan terkontaminasi • Penyebaran Lokal: • Air terkontaminasi • Transportasi ikan mas sakit • Penyebaran jarak jauh: • Transportasi ikan sakit (koi show) • Transportasi ikan mas sakit dari Cirata ke Sumatera 1. Di farm
Kerugian ekonomi & sosial • 3 bulan di Blitar : 5,000 petani koi = Rp 5 M • Juli 2002 : Rp 50 M • Desember 2002: Rp 100 M • Desember 2003: Rp 150 M
5. Bercak putih Patogen: white spot syndrome virus(WSSV)
W.S.S.V. 1993 1997 1995 1992 1999 1995 1998-2000
Pola penyebaran WSSV: • Impor induk: • dari China ke Japan tahun 1993 (benur) • di negara-negara Amerika (induk & benur) • Impor benur: • dari Thailand ke India & Malaysia (benur) 3. Impor udang beku: • dari Asia ke Amerika • Philipina bebas WSS karena pelarangan impor udang segala ukuran.1999 kena WSS karena impor ilegal
Kerugian ekonomi penyakit pada Udang • Wabah di China (1993): penurunan produksi 135,000 30,000 MT kerugian ekonomi US$ 1 milyar • Thailand (1995) US$ 500 juta • Indonesia: • 80% tambak udang tidak operasional • kerugian US$ 300 juta/tahun • Estimasi global: 1 juta MT produksi udang Indonesia selama 10 tahun
Pulau Batam • . P. Fluorescens 2. Vibrio spp 3. Hiydrophilla 4. V. Algynoticus 5. Dactylogyrus 6. Gyrodactylus • Pulau Stokok • . V. Algynoticus • Pulau Rempang • . V. Algynoticus 2. Vibrio spp • Pulau Galang • . V. Algynoticus 2. Vibrio spp PEMANTAUN HAMA PENYAKIT IKAN KARANTINA TAHUN 2008
Always be ready for any surprises in life... SEKIAN danTERIMA KASIH