E N D
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Saudara yang budiman, berikut ini pelajaran singkat tentang manasik haji mengacu kepada Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana beliau telah bersabda: “Ambillah manasikmu dariku” (HR. Muslim). Pelajaran ini kami sajikan dalam bentuk presentasi dengan harapan bisa membantu saudara dalam memahami dan mengingat tata cara ibadah haji berikut hukum-hukumnya. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberi taufiq serta berkenan menerima amalan kita. Amin. Muhammad Hamid Alwi (0503400178) Maaf apabila dalam presentasi ini terdapat beberapa kekurangan.
Pendahuluan Pengertian haji Kedudukan haji dalam agama Islam Perhatian Haji secara bahasa bermakna: menuju. Sedang secara istilah syari’at: beribadah kepada Allah dengan perkataan dan perbuatan tertentu pada waktu-waktu tertentu di tempat-tempat tertentu yang dilakukan oleh orang tertentu dengan syarat tertentu. Haji adalah rukun Islam yang kelima, hukumnya wajib dilakukan sekali dalam seumur hidup bagi orang yang memenuhi syarat. Kewajiban haji ini berdasarkan kepada Al Qur’an dan Sunnah Bagi anda yang telah memenuhi syarat hendaklah segera melakukan ibadah haji agar segera lepas dari tanggungan sebelum ada halangan atau ajal menjemput. Perlu diketahui bahwa haji adalah termasuk ibadah yang mulia. Dan setiap ibadah tidak akan diterima Allah Ta’ala sampai memenuhi dua syarat: ikhlas dan mutaba’ah.
Keutamaan Ibadah Haji Ibadah haji mempunyai Keutamaan yang agung. Diantaranya adalah: Tiada balasan bagi haji mabrur kecuali surga. Penghapus dosa-dosa yang telah lalu. Sebagai sarana seseorang dibebaskan dari neraka. Haji termasuk amalan yang paling mulia. Haji adalah jihad bagi wanita muslimah.
Syarat-Syarat Haji Islam adalah syarat sah, maka orang kafir tidak akan sah ibadahnya sampai dia memeluk Islam. Allah berfirman: وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُوراً “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan” . QS. Al Furqan: 23
Syarat-Syarat Haji Berakal juga syarat sah, maka tidak akan sah ibadah orang gila, ayan, mabuk dan yang lainnya sampai kembali akalnya. Karena orang yang tidak berakal tidak akan melakukan ibadahnya dengan niatnya dan tidak akan melakukan ibadah dengan benar.
Syarat-Syarat Haji Baligh adalah syarat wajib, anak yang belum baligh tidak berkewajiban melakukan ibadah haji, karena Allah hanya membebankan kewajiban bagi hamba-Nya yang telah baligh, hanya saja apabila dia melakukannya tetap diterima. Dan ini belum menggugurkan kewajiban hajinya. Bila menginjak baligh dan memenuhi syarat, tetap berkewajiban melakukan ibadah haji. Hadits
Syarat-Syarat Haji Merdeka artinya bukan budak. Ini juga merupakan syarat wajib. Budak tidak diwajibkan haji sampai merdeka. Namun apabila mengerjakannya pada saat masih budak hajinya sah tetapi belum menggugurkan kewajiban dia. Maka apabila dia kemudian merdeka tetap berkewajiban melakukan haji lagi. Hadits
Syarat-Syarat Haji • Yang dimaksud dengan mampu dalam syarat haji adalah: • Berbadan sehat dan mempunyai tenaga untuk melakukan perjalanan dan amalan haji. • Mempunyai biaya maupun bekal yang cukup semenjak awal perjalanan sampai kembali. • Mempunyai nafkah yang cukup untuk keluarga yang menjadi tanggungannya selama ditinggalkan. • Aman dalam perjalanan. • Adanya mahram, syarat ini hanya untuk perempuan • Orang yang tidak mampu tidak berkewajiban haji,namun apabila dia memaksa diri untuk melaksanakannya hajinya sah dan telah gugur darinya kewajiban haji. HADITS
Perlu Diketahui Menghajikan orang lain. • Diperbolehkan seseorang menghajikan orang lain laki-laki maupun perempuan dengan syarat: • Sudah pernah melakukan haji untuk dirinya. • Yang dihajikan adalah orang yang telah meninggal atau tidak mampu melakukan ibadah haji disebabkan tua renta atau sakit yang tidak memungkinkan lagi dia melakukan ibadah haji.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ وَلاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ ». فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ امْرَأَتِى خَرَجَتْ حَاجَّةً وَإِنِّى اكْتُتِبْتُ فِى غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا. قَالَ « انْطَلِقْ فَحُجَّ مَعَ امْرَأَتِكَ ». “Seorang laki-laki tidak boleh menyendiri dengan seorang wanita kecuali bersamanya mahram, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali bersama dengan mahram”. Seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, istriku akan bepergian melakukan ibadah haji, sedang aku mendapatkan tugas ikut dalam peperangan ini dan itu”. Maka Nabi shallahu alaihi wa sallambersabda: “Pergilah dan berhajilah bersama istrimu!”. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim. kembali
Abdullah bin Abbasradhiyallahu ‘anhumameriwayatkanbahwapadasaathajiadaseorangperempuan yang menunjukkanbayididepanRasulullahshallallahu ‘alaihiwasallamkemudianmengatakan: “Apakahbayiinibisamenunaikanhaji?” Beliaumenjawab: • « نَعَمْ وَلَكِ أَجْرٌ ». • “Iya, dankamumendapatkanpahala”. Haditsriwayat Muslim • Abdullah bin Abbasradhiyallahu ‘anhumameriwayatkanbahwaRasulullahshallallahu ‘alaihiwasallambersabda: • أيما صبي حجّ ثم بلغ الْحِنْثَ فعليه أن يحج حَجَّة أخرى • “barangsiapa yang telahmelakukanibadahhajipadasaatiamasihkecil, kemudianbalighmakawajibmelakukanhajilagi”. HaditsriwayatIbnuKhuzaimah, Hakim danBaihaqisertadishahihkanoleh Al AlbanididalamIrwaulGhalil
Abdullah bin Abbasradhiyallahu ‘anhumameriwayatkanbahwaRasulullahshallallahu ‘alaihiwasallambersabda: وأيما عبد حج ثم عتق فعليه حجة أخرى Artinya: “Barangsiapa (budak) telahmelakukanibadahhaji, kemudianmerdeka, makawajibmelakukanhajilagi”. Hadits Al Baihaqidan Al Hakim dandishahihkanoleh Al AlbanididalamIrwaulGhalil
MIQAT Miqat terbagi menjadi dua: 1. Miqat Zamani 2. Miqat Makani Yaitu bulan-bulan yang telah ditentukan untuk melakukan amalan ibadah haji yang apabila dilakukan diluar waktu tersebut tidak sah. Bulan-bulan itu ialah: Syawwal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. • Yaitu tempat-tempat yang telah ditentukan untuk memulai ihram bagi yang ingin melakukan haji maupun umrah. Tempat-tempat itu ialah: 1.Dzulhulaifah(Bir Ali), bagi penduduk Madinah,2.Al Juhfah, bagi penduduk Syam, Mesir, dan Maroko. Al Juhfah dekat dengan Rabigh yang sekarang dijadikan miqat sebagai gantinya. 3.Qarnul Manazil, bagi penduduk Najd, dikenal dengan Wadi Sail (daerah Taif).4.Yalamlam, bagi penduduk Yaman.5.Dzatu ‘Irqin, bagi penduduk Irak dan yang datang dari daerah timur. • Bagi penduduk Mekkah dan yang berada diantara miqat dengan Mekkah memulai ihram dari rumah masing-masing. Sedang yang melewati selain miqat hendaklah disejajarkan dengan miqat terdekat. Ini berdasarkan hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim.
Dari Al Qur’an: وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنْ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً (آل عمران: 97) “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah”. QS. Ali Imran: 97) Dari As Sunnah : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam dibangun atas lima dasar: bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunuaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim Dalil Tentang Kewajiban Haji kembali
Manasik Haji • Manasik haji terbagi menjadi tiga:
Manasik Haji Yaitu memulai ihram dengan berniat haji mengatakan: “AllahummaLabbaika hajjan”, kemudian melakukan amalan-amalan haji saja. Orang yang melakukan haji ifrad ini tidak berkewajiban menyembelih hadyu.
Manasik Haji Yaitu memulai ihram berniat melakukan ibadah haji dan umrah bersamaan seraya mengatakan: “Allahumma Labbaika hajjan wa ‘umratan”. Kemudian melakukan ibadah haji yang itu juga ibadah umrah. Dalam haji qiran diwajibkan menyembelih hadyu.
Manasik Haji Yaitu memulai ihram dengan berniat umrah mengatakan: “Allahumma Labbaika ‘umratan”, kemudian melakukan amalan-amalan umrah sampai tahallul. Kemudian tinggal di Makkah dalam keadaan tidak berihram. Lalu ihram lagi untuk haji ketika tanggal 8 Dzulhijjah dan melakukan amalan haji hingga selesai. Dalam hajia tamattu’ diwajibkan menyembelih hadyu
Rukun Haji Rukun haji ada empat: • Ihram • Wukuf • Thawaf Ifadhah • Sa’i Rukun-rukun ini wajib dilakukan. Barangsiapa meningalkannya maka dia berdosa dan hajinya tidak sah serta harus mengulang pada tahun berikutnya.
Wajib-Wajib Haji Wajib-wajib haji ada 7: • Ihram dari miqat • Wukuf di Arafah sampai matahari tenggelam • Mabit (bermalam) di Muzdalifah • Mabit di Mina pada malam-malam hari Tasyriq • Melontar jumrah • Menggundul kepala atau memendekkannya. • Thawaf Wada’ Barangsiapa yang meninggalkan kewajiban haji dengan sengaja maka dia berdosa dan harus membayar dam
kembali Dua Syarat Ibadah • Ikhlas, yaitu mengerjakan amal ibadah hanya kepada Allah Ta’ala saja bukan kepada yang lain. Serta amalan itu ditujukan untuk mencari ridha Allah, bukan untuk tujuan duniawi seperti ingin dipuji dan sebagainya. Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallambersabda: قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ Allah Tabaroka wa Ta’alaberfirman: “Aku Maha tidak butuh kepada sekutu, barangsiapa beramal suatu amalan yang dia menyekutukan-Ku di dalamnya, maka Aku tinggalkan amalan itu bersama apa yang dia sekutukan”. Hadits riwayat Muslim • Mutaba’ah, yaitu amalan ibadah tersebut hendaklah sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallambersabda: مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ “Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada asalnya dari agama kita maka amalan itu tertolak”. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ“Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga”(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ“Barangsiapa yang berhaji tanpa berbuat rafats dan kefasikan, maka akan kembali dalam keadaan sebagaimana dia dilahirkan ibunya” .(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim) Rafats: perkataan, perbuatan cabul dan yang semacamnya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّار مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ“Tiada suatu haripun yang di situ Allah membebaskan hamba-Nya dari neraka lebih banyak dari hari Arafah”. Hadits riwayat Muslim
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang amalan apa yang mulia:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ فَقَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌAbu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : “Amalan apa yang paling agung?” Beliau bersabda: “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”. “Kemudian apa? “ “Berjihad di jalan Allah”. ”Kemudian apa?”. ”Haji mabrur”.Hadits riwayat Bukhari dan Muslim
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamditanya oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:“Wahai Rasulullah, aku melihat jihad adalah amalan yang paling utama, bagaimana kalau kita berjihad?”, beliau menjawab:لَا, لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ “Jangan, tetapi jihad yang paling utama (bagi kalian para wanita) adalah haji mabrur”. Hadits riwayat Bukhari
Islamic Cultural Center (ICC) Dammam 1428 H و الله أعلم و صلى الله على نبينا محمد و آله و صحبه و الحمد لله رب العالمين