270 likes | 765 Views
BAB V (lanjutan). VEKTOR. Vektor-vektor Ortogonal Jika u dan v adalah vektor-vektor yang saling tegak lurus (dapat ditulis dengan lambang u ⊥ v ), maka kedua vektor tersebut dikatakan vektor-vektor ortogonal, dan memenuhi u . v = 0. Sifat-sifat Hasil Kali Titik
E N D
BAB V (lanjutan) VEKTOR
Vektor-vektor Ortogonal Jika u dan v adalah vektor-vektor yang saling tegak lurus (dapat ditulis dengan lambang u⊥v), maka kedua vektor tersebut dikatakan vektor-vektor ortogonal, dan memenuhi u . v = 0. Sifat-sifat Hasil Kali Titik Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada bidang atau ruang, dan k adalah skalar, maka berlaku: u.v = v.u u.(v + w) = uv + uw c) k(u.v) = (ku).v = u.(kv) d)v.v > 0 jika v 0 e) v.v = 0 jika v = 0
Proyeksi Ortogonal Tempatkan vektor u dan a sedemikian rupa sehingga titik-titik awalnya berimpit di Q. Selanjutnya vektor u dapat diuraikan sebagai berikut. –w1 Tarik garis tegak lurus dari ujung u yang memotong a. Gambar vektor w1 dari titik Q yang berimpit dengan a sampai ke perpotongan grs tegak lurus dgn a. u w2 w1 a Q Gambarkan vektor –w1dari ujung vektor u Gambarkan vektor w2 dengan cara menarik garis dari Q tegak lurus vektor –w1
Vektor w1 disebut proyeksi ortogonal u pada a atau komponen vektor u pada a atau ditulis dalam notasi, projau –w1 Vektor w2 disebut komponen vektor u yang ortogonal terhadap a. Karena w2 = u – w1 , maka w2 = u – projau u w2 w1 a Q
Rumus-rumus untuk menghitung projau dan u – projau Jika u dan a adalah vektor-vektor pada bidang atau ruang dan jika a 0, maka berlaku, (komponen ortogonal u sepanjang a) (komponen vektor u yang ortogonal terhadap a)
Contoh 5.8 Misal u = (2, –1, 3) dan a = (4, –1, 2). Tentukan komponen vektor u sepanjang a dan komponen vektor u yang ortogonal terhadap a. Penyelesaian u.a = (2, –1, 3).(4, –1, 2) = (2)(4) + (–1)(–1) + (3)(2) = 15 ||a||2 = 42 + (–1)2 + 22 = 21 Komponen vektor u sepanjang a adalah
Jarak antara sebuah titik koordinat ke garis n(a, b) Misal Q(x1, y1) adalah sembarang titik pada garis ax + by + c = 0 dan titik awal vektor n(a, b) berimpit dengan titik Q. y D Tarik garis proyeksi dari titik P0⊥ n dan garis ax+by+c = 0. P0(x0, y0) Q(x1, y1) Tarik garis dari Q yg sejajar n ke perpotongan garis proyeksi. Garis yang didapat adalah D, yaitu jarak terdekat titik P0 ke garis ax + by + c = 0 D x ax + by + c = 0
Contoh 5.9 Tentukan jarak D dari titik (1, –2) ke garis 3x + 4y – 6 = 0 y (1, –2) Penyelesaian x0 = 1 , y0 = –2 a = 3, b = 4, c = –6 D x O 3x + 4y – 6 = 0
Latihan I. Diketahui a) u = (6, 2) , a = (3, –9) b) u = (–1, –2) , a = (–2, 3) c) u = (3, 1, –7) , a = ( 1, 0, 5) d) u = (1, 0, 0) , a = (4, 3, 8) Tentukan: Proyeksi ortogonal u pada a Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a II. Tentukan lima buah vektor yang ortogonal terhadap (– 5, 4, 6) III. Tentukan jarak antara garis dan titik koordinat berikut a) 4x + 3y + 4 = 0 ; (–3, 1) b) y = 1 – 4 x + 2 ; (2, –5)
5.11 Hasil Kali Silang Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah vektor-vektor pada ruang dimensi 3, maka hasil kali silang (cross product) u x v adalah vektor yang didefinisikan sebagai, (u2v3 – u3v2, u3v1 – u1v3, u1v2 – u2v1) Ingat! Hasil kali silang hanya dapat diterapkan pada ruang (dimensi 3) Untuk mendapatkan rumus diatas, lakukan langkah-langkah sebagai berikut. Bentuk matriks 2 baris 3 kolom. Baris pertama terdiri dari komponen vektor u. Sedangkan baris kedua berasal dari vektor v.
2. Untuk menghitung komponen pertama, hilangkan kolom pertama dari matriks dan hitung determinannya 3. Untuk menghitung komponen kedua, hilangkan kolom kedua dari matriks dan hitung determinannya. 4. Untuk menghitung komponen ketiga, hilangkan kolom ketiga dari matriks dan hitung determinannya. Contoh 5.9 Tentukan u x v jika u = (1, 2, –2) dan v = (3, 0, 1) Penyelesaian uxv
Latihan Misal u = (3, 2, –1), v = (0, 2, –3) , w = (2, 6, 7) Tentukan a) v x w b) u x (v x w) c) u x (v –2w) d) (u x v) x (v x w) 2. Tentukan hasil kali triple skalar u.(v x w) dari vektor-vektor: a) u = (–1, 2, 4), v = (3, 4, –2), w = (–1, 2, 5) b) u = (3, –1, 6), v = (2, 4, 3), w = (5, –1, 2)
Hubungan antara Hasil Kali Silang dan Hasil Kali Titik Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang dimensi 3, maka berlaku: u . (u x v) = 0 (u x v adalah ortogonal terhadap u) v . (u x v) = 0 (u x v adalah ortogonal terhadap v) ||u x v||2 = ||u||2||v||2 – (u . v)2(identitas Lagrange) u x (vxw) = (u.w) v – (u.v) w (hubungan antara hasil kali titik dan hasil kali silang) e) (u x v)xw = (u.w) v – (v.w) u (hubungan antara hasil kali titik dan hasil kali silang)
Sifat-sifat Hasil Kali Silang Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada ruang dimensi 3, dan k adalah sembarang skalar, maka berlaku: (u x v) = – (v x u) b) u x (v + w) = (u x v) + (u x w) c) (u + v) x w) = (u x w) + (v x w) d) k (u x v) = (ku) x v = u x(kv) e) u x 0 = 0 x u = 0 f) u x u = 0
Vektor Satuan Standar Perhatikan vektor-vektor i = (1, 0, 0), j = (0, 1, 0), k = (0, 0, 1) Masing-masing vektor tersebut memiliki panjang 1 dan terletak sepanjang sumbu-sumbu koordinat. Vektor-vektor ini disebut vektor satuan standar pd ruang dimensi 3. Setiap vektor v = (v1, v2, v3) pada ruang dimensi 3 dapat dinyatakan dalam bentuk i, j, dan k, karena kita dapat menulis: z k (0, 0, 1) j i (0, 1, 0) (1, 0, 0) y v = (v1, v2, v3) = v1(1, 0, 0) + v2(0, 1, 0) + v3(0, 0, 1) x = v1i + v2j + v3k
Hasil kali silang vektor satuan Telah diketahui bahwa: i = (1, 0, 0), j = (0, 1, 0), k = (0, 0, 1) Didapat: ixj j x i ixi
Hasil perkalian silang dua vektor yang searah jarum jam adalah vektor berikutnya. Hasil perkalian silang dua vektor yang berlawanan jarum jam adalah negatif vektor berikutnya. Hasil perkalian silang dua buah venktor yang sama adalah nol. j i Hasil perkalian silang lainnya dapat dilihat pada diagram berikut. k i x k = –j k x i = j j x k = i k x j = –i j x j = 0 k x k = 0
Bentuk Determinan dari Hasil Kali Silang uxv Contoh 5.10 Jika u = (1, 2, –2) dan v = (3, 0, 1) uxv
Interpretasi Geometrik dari Hasil Kali Silang (identitas Lagrange) ||u x v||2 = ||u||2||v||2 – (u . v)2 Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, u . v = ||u|| ||v|| cos Jadi (u . v)2 = ||u||2 ||v||2cos2 Sehingga didapat ||u x v||2 = ||u||2||v||2 – ||u||2 ||v||2cos2 = ||u||2||v||2 (1 – cos2) = ||u||2||v||2 sin2 (1) 0 , maka sin 0, sehingga dari (1) dapat ditulis, ||u x v|| = ||u||||v|| sin (2)
Dari gambar diketahui bahwa ||u||||v|| sin adalah luas jajaran genjang yang dibatasi oleh u dan v v ||v||sin ||v|| u ||u|| Dari persamaan (2) dapat disimpulkan bahwa, ||u x v|| adalah luas jajaran genjang yang dibatasi oleh u dan v
Contoh 5.11 Tentukan luas segitiga yang dibatasi oleh titik P1(2, 2, 0), P2(–1, 0, 2), dan P3(0, 4, 3) Penyelesaian z P2(–1, 0, 2) = ((–1 – 2), (0 – 2), (2 – 0) P3(0, 4, 3) = (–3, –2, 2) = ((0 – 2), (4 – 2), (3 – 0) y = (–2, 2, 3) P1(2, 2, 0) x
Contoh 5.11 Tentukan luas segitiga yang dibatasi oleh titik P1(2, 2, 0), P2(–1, 0, 2), dan P3(0, 4, 3) Penyelesaian z P2(–1, 0, 2) P3(0, 4, 3) = (–10, 5, –10) y P1(2, 2, 0) x Luas segitiga = ½ (15) = 15/2