690 likes | 1.84k Views
Teori Struktur Modal dan Kebijakan Dividen. Nama Kelompok : Matthew Gomies 37408003 Venny Dwiyanti 37408010 Inge Talia 37408018 Gentry DSG 37408039. Teori Struktur Modal. Struktur Modal.
E N D
TeoriStruktur Modal danKebijakanDividen NamaKelompok: Matthew Gomies 37408003 VennyDwiyanti 37408010 Inge Talia 37408018 Gentry DSG 37408039
Struktur Modal • Struktur Modal (Capital Structure) adalahkombinasihutangdanekuitasdalamstrukturkeuanganjangkapanjangperusahaan. • Jikakitamengetahuiapakahbenarstruktur modal dapatmempengaruhinilaiperusahaandanfaktor-faktorapa yang mempengaruhistruktur modal optimal , makakeputusanfinansialakandapatdibuatdenganakurat.
TemuanPolaStruktur Modal Temuan-temuanpolastruktur modal seperti yang dirangkumolehMegginson (1997) : • Ditemukanpolastruktur modal yang berbedadisetiapnegara. • Ditemukanpolastruktur modal yang berbedaantarindustridisemuanegara. • Dalamsatuindustri leverage berhubunganterbalikdenganprofitabilitas. • Pajakmemangmempengaruhistruktur modal namunbukanpajaksaja yang menentukanstruktur modal.
Leverage ratio nampaknyaberhubunganterbalikdenganperkiraanbiaya financial distress. • Existing shareholder konsistenmenganggapmeningkatnyahutangsebagaiperistiwabaikdansebaliknya. • Biayaemisisekuritasbarutidakbanyakberpengaruhterhadappolastruktur modal.
Strukturkepemilikannampaknyamempengaruhistruktur modal namunhubungan yang sebenarnyadarikeduanyabelumjelas. • Perusahaan yang terpaksamengubahstrukturmodalnyakarenasuatusebabakankembaliberusahakestruktur modal semula.
PenjelasanteoritisatastemuanStruktur Modal • Agency Cost/Tax Shield Trade-Off Model • Struktur modal suatuperusahaanditentukandenganmempertimbangkanmanfaatpenguranganpajakketikahutangmeningkatdisatusisidanmeningkatnya agency cost karenameningkatnyahutangdisisi yang lain.
Pecking Order Hypothesis(Myers,1984) Dibangundenganlandasanasumsi : • AdanyaAssymetric Information. • Manajerbertindakuntukkepentingan existing shareholder. • Teoriinimengatakanbahwaperusahaanakanmemprioritaskanpenggunaansumberpendanaanberdasar principle of least effort (Internal Financing-Debt-Equity) dan equity financing dianggapsebagaijalanterakhirpendanaan. • Jadi internal funds akandigunakanpertama kali untukpendanaan , setelahhabismakaperusahaanakanmenggunakanhutanguntukpendanaan , dansetelahhutangperusahaandianggapsudahmencapaibatasnyamakabarulahdilakukanpendanaandariekuitas.
Signaling Model of Financial Structure Teoriinidibangunberdasarkanasumsiadanya asymmetric information. • KarenaadanyaAssymetric Information makamanajerakanberusahamemberisinyalkepada investor bahwaperusahaanmemilikikinerja yang handal. • Sinyal yang diberikanadalahdipakainyaporsihutang yang lebihbesardiperusahaan ,karenahanyaperusahaan yang kuat yang beranimenanggungresikomengalamikesulitankeuanganketikaporsihutang yang relatiftinggi. • Investor kemudianakanmenilaiperusahaan yang lebihtinggiporsihutangnyadenganharga yang lebihmahal.
Irrelevance Theory Dibangunoleh Modigliani dan Miller (1958) Asumsi : • Pasar modal bersifat frictionless (tidakadapajakdanbiayatransaksi , jualbeliterjadisecarainstan) • Perusahaan hanyamenerbitkan 2 jenissekuritasyaitu risky equity dan risk-free debt. • Perusahaan dapatpinjamataumeminjamkandanadengantingkatbungabebasresiko. • Investor memiliki homogeneous expectation tentangaliranlabaperusahaandimasamendatang. • Semuaperusahaandiklasifikasikandalam “equivalent return classes” sehingga return atassahamdalamsatukelasakansalingberkolerasisempurna.
Preposisi I Misalsuatuperusahaan j. • Dj= NilaipasarHutang • Sj = NilaipasarEkuitas • Vj= Total nilaiSekuritas • Vj= Dj + Sj Preposisi yang dinyatakan MM adalahsbb: • Vj = Dj + Sj= NOIj/pk • Nilaipasarsuatuperusahaantergantungpadanilaikapitalisasi (present value) dariekspektasi return padatingkat p danbukantergantungpadastruktur modal perusahaan.
MM membuktikanbahwaakanadaproses arbitrage jikaadaperbedaannilaipasarantarasuatuperusahaan yang memilikihutangdengannilaipasar yang tidakpunyahutang, padahalkeduaperusahaanberadadalamkelas yang sama. • Tetapikarenasemuaorangakanmemanfaatkanpeluang arbitrage yang terjadimakapeluang arbitrage akanmenjadisangatkecil , danjikapasarberfungsisecarabaikmakaproses arbitrage akanmembuatberlakunya (Law of one price)
Equilibrium • NOI = 100,000 • P = 10% • Du =0 , DL = 500,000 • r = 6% • k = NI/S
Disequilibrium • Misal k perusahaan L menjadi 12.5% • Return saham investor yang memiliki 1% saham L adalah 12.5%*5,600 = 700 Arbitrage yang dapatdilakukan : • Investor menjualsemuasahamperusahaan L danmemperoleh 5,600 • Meminjam 1% darihutangperusahaan L (5000) denganbunga 6%. Sehinggaharusmembayarbunga 300 • Dari caratersebut investor telahmemperoleh 10600. Gunakan 10,000 untukmembeli 200 lembarsaham U (1%) @50. Sehinggasekarang investor mempunyaiportofolio 10,000 saham U dan 5000 hutangdisaham L. saham U akanmenghasilkan return 10%*10,000 = 1,000 danmengharuskan investor membayarbunga 300 . Sehingga return bersihnya 700 • Namun investor masihmemilikisisadana 600 yang dapatdiinvestasikankembalimembelisaham L danmemperoleh 12.5%*600 = 75 tanpaadaresiko.
Jadiproses Arbitrage iniakanmembawanilaisaham L turunkembaliketitikkeseimbanganyaitu 500,000 .Hal inidikarenakan investor akanberbondong-bondongmenjualsaham L danmembelisaham U, sehinggahargasaham U akannaikdanproses arbitrage akanberhentisaatnilaisaham L dannilaisaham U telahmenjadisama.
Preposisi II • Preposisiinidikemukakan MM untukmengetahuiberapabesarekspektasi return dariperusahaan yang berhutangdalamkeadaan equilibrium. • kj = pc+ [(pc-r)*Dj]/Sj Sesuaidengancontohtabel equilibrium 14%= 10% +[(10%-6%)*500,000]/500,000
Preposisi II sebenarnyamenyatakanbahwa required return pada levered equity haruslahmembuat total nilaipasarperusahaantidakberubahdenganberubahnyastruktur modal. • Denganpreposisi I dan II, MM membuktikanbahwanilaiekonomissuatuperusahaanditentukansepenuhnyaolehaliran Operating Profit danNilaiperusahaantidakakanturunataunaikhanyakarenaperubahanproporsihutangdalam modal perusahaan. • Keputusanstruktur modal adalah irrelevance.
Dalam sub bab ini diuraikan secara berturut- turut pelonggaran asumsi model irrelevance MM dgn memasukkan adanya: • Pajak pendapatan perseroan • Pajak perseorangan atau pendapatan investasi baik berupa dividen, capital gain, atau bunga • Beban biaya kebangkrutan dan financial distress • Masalah dan biaya agensi antara manajer, pemegang saham, dan bondholders • Biaya kontrak terkait dengan pembuatan dan pemaksaaan berlakunya financial agreements • Karateristik asset, earning volatility dan investment opportunity set perusahaan • Strukstur kepemilikan dan corporate control
1. Struktur Modal dengan Adanya Pajak Pendapatan Perseroan • Diasumsikan ada 2 perusahaan, yaitu U ( yang memakai 100% ekuitas ) dan L ( yang memakai 50% ekuitas dan 50% hutang ), dengan nilai pasar perusahaan yang sama, yaitu 1.000.000 • Bagaimanakah pengaruh adanya pajak perseroan bagi nilai perusahaan?
Laporan Laba Rugi Perusahaan U dan L dengan adanya pajak perseroan
Nilai Perusahaan U ( 100% Ekuitas) • Utk menghitung nilai perusahaan U ( Vu), kita perlu mengganti NOI menjadi NI, dengan ekspektasi return setelah pajak tetap 10%,maka VU : • VU = [NOI- ( 1 –Tc )]/p = NI/p = Rp 65.000/ 0,10 = Rp 650.000 • Dgn demikian,dapat disimpulkan,dgn adanya pajak perseroan sebesar 35%, akan menurunkan nilai perusahaan U sebesar Rp 350.000 ( Rp 1.000.000 – Rp 650.000 )
Nilai Perusahaan L ( 50% Ekuitas 50% Hutang ) • Pv Interest Tax Shield = ( Tc x rD )/ r = Tc x D = 0,35 x Rp 500.000 = Rp 175.000 • Dengan demikian, nilai perusahaan L, VL, adalah sama dengan nilai VU ditambah dgn PV Tax Shield : • VL = VU + PV Tax Shield = VU + TcD = Rp 650.000 + Rp 175.000 = Rp 825.000
2. Struktur Modal dengan Adanya Pajak Perseroan dan Pajak Perseorangan • GL = {1 – [(1 – Tc)(1- Tps)]/(1 – Tpd)} DL • Di mana : • Tc = Tarif pajak pendapatan perseroan • Tps = Tarif pajak individu atas pendapatan dari saham ( capital gain dan dividen ) • Tpd = Tarif pajak individu atas pendapatan dari hutang ( pendapatan bunga ) • DL = Nilai pasar dari hutang perusahaan
Utk perusahaan yang tidak membagikan dividen dan tdk secepatnya merealisasikan capital gain, maka : • GL = { 1 – [(1 – 0,35 )(1-0)/ ( 1 – 0,40)} DL = ( - 0,083) DL
3. Struktur Modal dengan Adanya Biaya Kebangkrutan dan Financial Distress • Secara rinci, Megginson mensyaratkan bahwa biaya kebangkrutan dan financial distress akan menghambat hutang jika : • Adanya kesulitan keuangan akan berakibat menurunnya permintaan produsen perusahaan atau meningkatkan biaya produksi • Adanya kesulitan keuasngan akan mendorong manajer untuk melakukan tindakan yang dpt mengurangi nilai perusahaan secara keseluruhan • Proses kebangkrutan akan memunculkan biaya yang jika perusahaan tidak dalam proses bangkrut maka biaya tersebut tidak perlu ada, di mana biaya tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu langsung dan tidak langsung Karena biaya kebangkrutan dinilai berpengaruh sangat besar pada struktur modal, maka : VL = VU + PV Tax Shield – PV Bankruptcy Cost
4. Struktur Modal dan Agency Cost Dalam teori agensi, manajer dianggap tidak selalu bertindak sesuai dgn kepentingan pemegang saham >> dibutuhkan suatu mekanisme >> Menambah porsi hutang, mengapa? • Dengan meningkatkan hutang, semakin kecil porsi saham yang harus dijual perusahaan >>> meminimalisir masalah agensi antara pemegang saham dan manajer • Semakin besar hutang perusahaan, semakin kecil dana yang menganggur yg dpt dipakai manajer untuk pengeluaran yang dianggap kurang perlu
Jika meningkatkan hutang akan mengurangi masalah agensi antara manajer dan pemegang saham, mengapa tidak menggunakan hutang sebesar- besarnya ( meskipun tidak 100%) ? • Karena ada masalah agensi antara pemberi hutang dan manajer >>> Dikhawatirkan manajer akan menyalahgunakan kekayaan bondholder untuk kepentingan pribadi dan pemegang saham • Menyadari kemungkinan tersebut, dibuatlah covenants yang sayangnya membuat gerak manajer kurang bebas sehingga tidak dapat mengoptimalkan keputusan bagi perusahaan, hambatan dari pemegang obligasi ini dinamakan sebagai agency cost of debt • VL = VU + PV Tax Shield – PV Bankruptcy Cost + PV Agency Cost of Outside Equity – PV Agency Cost Of Outside Debt
Pecking Order Hypothesis • Model ini berusaha menjawab beberapa temuan penting yang tidak dapat dijelaskan dalam metode trade-off : • Pertama, fakta bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi,justru memiliki debt ratio rendah ( bertentangan dengan trade off) • Ke 2, peningkatan porsi hutang seperti stock repurchasing dan debt-for-equity exchange selalu berkaitan dengan positive abnormal return bagi pemegang saham, sementara peristiwa penurunan porsi hutang akan mendorong menurunnya harga saham • Ke 3, perusahaan menerbitkan surat hutang secara reguler namun penerbitan saham baru sangat jarang dilakukan oleh perusahaan
Asumsi yang mendasari Pecking Order Hypothesis : • Kebijakan deviden perusahaan bersifat sticky • Perusahaan lebih menyukai sumber dana internal ( laba ditahan dan depresiasi ) dibanding sumber dana eksternal ( hutang dan ekuitas ) • Jika harus memakai sumber dana eksternal, perusahaan akan memilih sekuritas teraman • Ketika kebutuhan dana eksternal cukup besar, maka perusahaan akan memilih menerbitkan sekuritas dengan urutan hutang yang paling aman sampai ke hutang beresiko tinggi ( convertible securities, prefrerred stock, dan terakhir saham biasa )
Temuan pecking order model dilandasi oleh adanya asymmetric information, di mana diasumsikan, yang pertama manajer lebih mengetahui kinerja perusahaan dan kesempatan investasi dibandingkan dengan investor, dan yang ke- 2 manajer bertindak sesuai kepentingan pemegang saham lama.
Implikasi dari Hipotesis Pecking Order : • Penerbitan saham baru direspon negatif pasar • Pengunguman kenaikan porsi hutang direspon positif oleh pasar • Diperlukannya financial intermediaries untuk mengatasi asymmetric information
Kelemahan Pecking Order Hypothesis : • Tidak menjelaskan bagaimana pajak,biaya kebangkrutan, investment opportunity set dalam mempengaruhi debt ratio • Mengesampingkan biaya agensi ketika financial slack semakin besar
Pendahuluan • Dahulukebijakandividenmerupakankeputusanperusahaanmengenaiberapabesardividenkas yang harusdibayarkandanberapa kali dividentersebutdibayarkandalamsatutahun. • Duapertanyaanpokok yang mendasar: • Apakahnilaiperusahaanakandipengaruhiolehperubahanbesardividen? • Jikadividenmemangberpengaruhterhadapnilaiperusahaan, faktorapa yang menentukan level dividend payout yang optimal?
PolaKebijakanDividen Perusahaan diBerbagai Negara • MenurutMegginson (1997), berikutadalahringkasanpolakebijakandividendiberbagaainegara: • Ditemukanpolakebijakandividen yang berbeda-bedadiberbagainegara • Ditemukanpolakebijakandividen yang berbedaantarindustridaniniterjadidisemuanegara
PolaKebijakanDividen Perusahaan diBerbagai Negara 3. Dalamsatuindustri, dividend payout berkorelasipositifdengan size dan asset intensity danberkorelasinegatifdengantingkatpertumbuhan. 4. Hampirsemuaperusahaanmenjagadividen per share yang konstanuntukperiode yang cukup lama. 5. Pasar modal bereaksipositifterhadap dividend initiation danpeningkatandividendanbereaksisangatnegatifterhadappenurunandanpenghapusandividen.
PolaKebijakanDividen Perusahaan diBerbagai Negara 6. Perubahandividenmemberikaninformasitentangekspektasi manager terhadap earnings saatinidan yang akandatang. 7. Pajakjelasakanmempengaruhi dividend payout, namunefekbersihnyamasihmembingungkandanpajaktidakmenyebabkanataumencegahperusahaanmembayarkandividen. 8. Meskipunsudahdilakukanriset yang intensif, bagaimanapengaruhpembayarandividenterhadap required return atassahambiasamasihbelumjelas.
PolaKebijakanDividen Perusahaan diBerbagai Negara 9. Perubahanbiayatransaksidantingkatefisiensipasar modal hanyaberpengaruhsedikitterhadap dividend payout. 10.Struktur kepemilikanmempengaruhidividen.
PenjelasanTeoritisatasTemuanPolaKebijakanDividen • Agency Cost/ Contracting Model of Dividends (Agency Cost Model) • Pembayarandividendidorongolehupayauntukmengurangimasalahagensi yang munculkarenadiperusahaanadapemisahanantarapemilikdan manager. • Dividend Signaling Model Dividendiperlukanuntukmemberikaninformasipositifdari manager yang well-informed kepemegangsaham yang poorly informed
KebijakanDividendalamPasar Modal yang Frictionless • Asumsi yang digunakan Modigliani dan Miller (1961): • Semuapembelidanpenjualsekuritastidakada yang dapatmempengaruhihargapasar • Semuapedagangsekuritasmemilikiakses yang samadantanpabiayaatassemuainformasi yang relevan • Tidakadabiayatransaksisepertibiaya broker ataubiaya transfer yang terkaitdenganperdagangansekuritas • Tidakadaperbedaantarifpajakatasdividendan capital gain atauantaralaba yang didistribusikandantidakada yang didistribusikan • Investor lebihmenyukaikekayaan yang banyakdaripada yang sedikit
KebijakanDividendalamPasar Modal yang Frictionless • Investor tidakmempermasalahkanapakahkenaikankekayaanberasaldaridividenataudari capital gain • Setiap investor sangatyakinakankeberhasilan program investasidanlabaperusahaandimasadepan • Karenaadanyakepastiantentangmasadepan, semuaperusahaanmengeluarkansatujenissekuritasyaitusahambiasa
ρ(t) = [dj(t) + pj(t+1) – pj(t)] / pj(t) dimana: • dj(t) = dividend per share yang dibayarperusahaan j padaperiode t • pj(t) = hargasahamperusahaan j padaawalperiode t ρj(t) = [dj(t) + pj(t+1)] / [1+ ρ(t)]
DividendanNilaiAgregat Perusahaan V(t) = [D(t) + n(t)p(t+1)] /[1+ ρ(t)] Misaladaduaperusahaan yang assetnyasama-sama 20 M, danlabaoperasinya 2 M/ periode(atau ROI 10%) dantiapperusahaanmemilikikesempataninvestasi yang memperoleh NPV sebesar 1 M padaperiode t. Asumsikanjugapadaawalperiode t jumlahsaham yang beredaradalah 100 jutalembarsehingganilai per lembarsahamnya adalah Rp200. Perusahaan P akanmembagikanseluruhlabanyasebagaidividendanakan menerbitkansahambarusenilai Rp2M (yaitusebesarlaba yang dibagikan) untuk membiayaikesempataninvestasi. Sementaraperusahaan R menahanseluruhlabadan menggunakannyauntukmendanaikesempataninvestasi. Denganberbedanyakebijakan dividen, apakahnilaikeduaperusahaanberbeda?
PERUSAHAAN R • ρ(t) = [dj(t) + pj(t+1) – pj(t)] / pj(t) = [0 + Rp220 – Rp200] / Rp200 = 10% • V(t)= [D(t) + n(t)p(t+1)] /[1+ ρ(t)] = [0 + 100juta (Rp220)] / 1.10 = Rp20 M PERUSAHAAN P • ρ(t) = [dj(t) + pj(t+1) – pj(t)] / pj(t) = [Rp20 + Rp200 – Rp200] / Rp200 = 10% • V(t)= [D(t) + n(t)p(t+1)] /[1+ ρ(t)] = [Rp2M + 100juta (Rp200)] /1.10 = Rp20M
EfekKetidaksempurnaanPasar Modal • PengaruhPajakPendapatanIndividu • Ada 2 metodeuntukmengujipengaruhpajak • Model CAPM • Mencermati rata-rata perubahanhargasahampadahari ex-dividend 2. PengaruhBiayaTransaksi • Biayatransaksidilihatdarisudut investor • Biayatransaksidarisudutpandangperusahaan yang membayarkandividen
3.Teori Residual Dividenhanyaakandibayarkanjikamasiadauangtersisasetelahsemuainvestasi yang menghasilkan NPV positifdidanai. Teoriinimenjelaskanbahwaperusahaanlebihmementingkankebijakanstrukturmodalnyaketimbangdividen.
4.Dividen SebagaiPenyampaiInformasi KebijakanDividendapatmenjadipenilaianbagi Investor tentangkinerjaperusahaan Dividennaik labaperusahaanmeningkat Dividenturun /tidakmembayarkansamaskali Kesehatanperusahaansedangmemburukdantidaktahukapanmenjadisehatkembali
PenelitianAharonydanSwary (1980) • Respon investor dipasar modal terhadappeningkatan,penurunan,dantidakberubahnyadividen Dividennaik 0.35% hargasahammeningkat rata-rata 0.35% Dividentidakberubah hargasahamtidakmengalamiperubahan Dividenturun hargasahammengalamipenurunarelatifbesarantara 1.13% - 1.46%
5. StrukturKepemilikandanKebijakanDividen Strukturkepemilikanmempengaruhibesarnyapembayarandividendari 2 sisi • Kepemilikanperusahaanterkonsentrasi,pembayarandividenkecil • Tingkat kepemilikandankontrol yang rendahpadaperusahaanterkonsentrasikecil ,pembayarandividenkecil