290 likes | 846 Views
TEORI STRUKTUR MODAL. Teori struktur modal dalam Pasar yang Sempurna :
E N D
TEORI STRUKTUR MODAL Teori struktur modal dalam Pasar yang Sempurna : Permasalah yang timbul apakah struktur modal memang berpengaruh bagi harga saham perusahaan. Jadi dalam pembicaraan ini perhatian kita akan dipusatkan pada apa yang terjadi terhadap nilai total perusahaan dan biaya modalnya apabila perbandingan antara hutang dan modal sendiri dirubah. Asumsi dan definisi : Untuk memungkinkan analisis, kita gunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
Kita anggap tidak ada pajak. • Perubahan perbandingan antara hutang dan modal sendiri dilakukan dengan langsung yaitu mengganti saham dengan obligasi dan sebaliknya. • Perusahaan membayarkan seluruh keuntungan sebagai deviden jadi menyingkirkan pengaruh deviden. • Nilai yang diharapkan dari distribusi probalilitas keuntungan perusahaan dianggap sama oleh semua investor. • Keuntungan operasional dianggap tidak berubah (tidak berkembang)
kd = F/B kd = Hasil dari hutang perusahaan(bersifat terus menerus. F = Beban bunga tahunan. B = Nilai pasar hutang yang beredar. • ke = E/S ke = Tingkat keuntungan yang disyaratkan. E= Keuntungan yg tersedia utk pemegang saham. S = Nilai pasar saham yang beredar. 3. Ko = O/V Ko = Tingkat kapitalisasi keseluruhan untuk persh. V = Nilaipasar perusahaan.
Dimana : V = B + S • ko = kd ( B ) + ke ( S ) B + S B + S Dari beberapa rumus tersebut perhatian kita adalah apa yang akan terjadi pada kd, ke dan ko apabila tingkat leverage yang ditunjukkan dari B/S meningkat. Dengan Pendekatan Tradisional : Mengatakan bahwa ada struktur modal yang optimal dan perusahaan lewat penggunaan “Leverage tertentu.
Contoh : I • PT”ABC” semula hutang sebesar Rp 30.000.000 dengan bunga 5% dan laba operasi bersih Rp 10.000.000,- Misalkan tingkat kapitalisasi modal sendiri(tingkat kapitalisasi berarti tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk modal sendiri sebesar 11%. Kalau kita hitung penilaian perusahaan sebagai berikut : O Laba bersih operasi Rp 10.000.000 F Bunga 5% x Rp 30.000.000 Rp 1.500.000(-) E Laba tersedia untuk Rp 8.500.000 pemegang saham ke Tingkat kapitalisasi MS 0,11 (:) S Nilai pasar Saham Rp 77.727.700
B Nilai pasar obligasi Rp 30.000.000(+) V Nilai keseluruhan Persh Rp107.277.000 Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau ko = O = Rp 10.000.000 x 100% = 9,32 % V Rp 107.277.000 Bila perusahaan mempunyai 850 lb saham, maka harga per lb saham = Rp 77.277.000 = Rp 90.910,- 850 2. Sekarang bila perusahaan ingin mengganti obligasi dengan saham.Nilai obligasi pd soal.1 Rp30.000.000, sedang harga saham Rp 90.910/lb, maka diperlukan maka diperlukan Rp 30.000.000 : Rp 90.910 = 330 lb.
Sehingga sekarang obligasi dibelanjai dengan modal sendiri semuanya, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan menjadi lebih rendah yaitu 10%. Maka besarnya ko (tingkat kapitalisasi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut : O Laba operasi Rp 10.000.000 F Bunga Rp 0 (-) E Laba tersedia untuk Rp 10.000.000 pemegang saham ke Tingkat kapitalisasi MS 0,10 (:) S Nilai pasar saham Rp100.000.000 B Nilai pasar obligasi Rp 0 (+) V Nilai keseluruhan persh Rp100.000.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau ko = O = Rp10.000.000 x 100% = 10% V Rp100.000.000 Sehinga harga saham menjadi = Rp 100.000.000 = Rp 84.750,- (850 + 330) Dengan demikian harga saham turun krn perubahan struktur modal. 3. Misalkan sekarang (dari contoh no.1) perusahaan menambah modal asingnya dengan Rp 30.000.000 lagi, sehingga menjadi Rp 60.000.000,- dan saham akan berkurang sebesar 330 lembar (Rp30.000.000 : Rp 90.910), shg saham tinggal 520 lb (850lb – 330lb) Dan tingkat kapitalisasi 14%, bunga obligasi yang
Harus dibayar meningkat 6%. Sehingga besarnya ko(tingkat kapitalisi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut : O Laba bersih operasi Rp 10.000.000 F Bunga 6% x Rp 60.000.000 Rp 3.600.000(-) E Keuntungan untuk Rp 64.000.000 pemegang saham biasa ke Tingkat kapitalisasi MS 0,14 (:) S Nilai pasar saham Rp 45.714.000(+) V Nilai Keseluruhan Rp105.714.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau ko = O = Rp 10.000.000 x 100% = 9,46% V Rp 105.714.000 Harga per lb saham = Rp 45.714.000 =Rp 87.910,- 520 Kesimpulan : Dari hasil perhitungan dengan pendekatan tradisional diatas bahwa struktur modal yang optimal pada contoh no.1 yaitu Rp 107.277.000,- memberikan biaya modal yang terendah 9,32% dan memberikan harga saham yang tertinggi Rp 90.910,- dibandingkan soal no.1 dan no.3
Hal ini disebabkan karena berubahnya tingkat kapitalisasi, baik untuk modal sendiri maupun pinjaman, setelah perusahaan berubah struktur modalnya (Leveragenya). Perubahan tingkat kapitalisasi ini disebabkan karena dirasakan resiko yang berubah(mungkin meningkat mungkin berkurang). Contoh : II PT”Wahana” mempunyai struktur modal yang terdiri dari 100% modal sendiri, laba sebelum bunga dan pajak Rp 4.000.000,-dan tingkat kapitalisasi sebesar 10 % tarip pajak 20 %
Dengan menggunakan anggapan pasar modal yang sempurna, gambarkan biaya modal perusahaan untuk berbagai tingkat hutang (anggap bahwa perusahaan menarik hutang untuk membeli kembali saham yang beredar). Apa yang terjadi dengan biaya modal dengan adanya leverage. • Anggaplah sekarang ada biaya kebangkrutan. Apa yang terjadi dengan biaya modal pada contoh diatas ? Penyelesaian : • Misalkan perusahaan mempunyai hutang dengan biaya modal (cost of debt) sebelum pajak 6%, pada berbagai leverage/hutang Rp 5.000.000 dan Rp 10.000.000,-
Untuk mencari biaya modal, kita harus mencari dulu berapa nilai perusahaan pada berbagai tingkat hutang. Rumus yang digunakan (dengan anggapan hutang bersifat selamanya). VL = VU + t B Dimana : VL = Nilai perusahaan yang menggunakan hutang. VU = Nilai persh yang tidak menggunakan hutang. t = Tarip pajak. B = Nilai hutang
Vu = Laba operasi (1 – t) ke = Rp 4.000.000 (1 – 0,20) = Rp 32.000.000,- 0,10 Dengan demikian mk apabila hutang yg digunakan Rp 5.000.000,- VL = 32.000.000 + (0,20)5.000.000 = Rp33.000.000 Apabila hutang yg digunakan Rp 10.000.000, maka VL = 32.000.000 +(0,20)10.000.000=Rp 34.000.000 Perhitunga selanjutnya bisa dilakukan sbb
Kalau digambarkan dalam suatau grafik dari perhitungan tersebut : 10 % . Biaya Modal 8,89% . 8 % . 0 17,57% 41,67% Hutang/MS
b. Kalau kita perhatikan fakta biaya kebangkrutan, maka biayamodal perusahaan tidak akan terus turun dengan semakin banyaknya proporsi hutang yang dipregunakan tetapi suatu ketika akan naik. Gambar : Tingkat bunga (%) Biaya Modal perusahaan 0 Hutang/MS
Kebijaksanaan Struktur Kapital : Tugas-tugas manajer keuangan secara umum : • Menetapkan akibat faktor-faktor modal luar, dalam struktur modal terhadap laba bagi pemegang saham dan batas-batas resiko yang ditanggung oleh pengusaha. • Mempertimbangkan faktor-faktor modal. • Menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mungkin dapat memberikan keuntungan jangka panjang yang tertinggi bagi pemilik.
Manajemen yang tidak mau meminjam uang akan merugikan pemegang saham karena menghilangan keuntungan dan juga bagi kemungkinan pengembangan perusahaan. Misalkan : Modal pinjaman (leverage) Rp 50.000.000,- Keuntungan10% Rp 5.000.000,- Bunga 5% Rp 2.500.000,-(-) Subsidi yang persh Rp2.500.000,-
Contoh : Perusahaan dapat menarik hutang yang pertama Rp 30.000.000,- yang kedua Rp 60.000.000,- Modal tetap Rp 100.000.000,- Harga per lembar saham Rp 10.000,- dengan tingkat bunga 5% EBIT 10% dan pajak pendapatan 20%. Hitung besarnya EPS(Earning Per share) atau keuntungan per lembar saham dan berapa subsidi yang diberikan pada perusahaan dari hutang ?
Kesimpulan : • Leverage faktor naik dari 30% - 60%, EPS per lembar saham naik karena adanya subsidi dari dari kreditur. • Apabila tingkat pengembalian Investasi (ROI) turun karena adanya bunga yang tinggi sehingga justru pemegang saham atau pemilikperusahaan mensubsidi kepada para kreditur karena sebagai konsekwensi turunnya EPS.