901 likes | 5.31k Views
RESENSI NOVEL. LASKAR PELANGI Angkatan “2000” Karya Andrea Hirata.
E N D
RESENSI NOVEL LASKAR PELANGI Angkatan “2000” Karya Andrea Hirata
Novel ini menceritakan begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalm masa kecil para anggota “laskar pelangi” yang beranggotakan Lintang, Ikal, Harun, Mahal, Sahara, Kucai, Trapani, Syahdan, A kiong, Borek, dan Flo. Sebelas orang melayu Belitung yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Seperti lintang, seorang kuli kopra cilik ini yang jenius dan dengan senang hati bersepeda 80 km pulang pergi untuk memuaskan dahahaganya akan ilmu, bahkan hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri diakhir jam sekolah. Atau mahar, seorang pesuruh tukang parud kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehka sahabat – sahabatnya namun berhasil mengangkat drajat sekolah kampung mereka yang setiap tahun di permalukan oleh sekolah PN yang terpaporit dalam karnaval 17 Agustus. Dan 9 orang anggota laskar pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita – cita.
Tema Cerita : Pendidikan Setting cerita : Latar waktu : • Siang hari • Malam Latar Tempat : • Pulau Belitong • SD Muhamadiyah gunung selumar • Pulau Lanun • Jakarta • Zaal batu Latar Suasana : berbagai banyak suka dan duka yang terjadi dalam masa kecil para anggota laskar pelangi, 11 orang anak melayu belitong yang luar biasa ini tak pernah menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka.
Alur : Campuran Sudut Pandang : ke satu(Aku) Gaya penulisan : Ilmiah dan melayu
Tokoh - Tokohnya • Bumus • Pak Harpan : kepala sekolah • Lintang • Sahara • Ikal • Syahdan • Harun • Mahar • Plo • A kiong • Borek / samson • Trapani • Kucai • Aling • Tuk bayan tula • Ami Auw
Alur • SD Muhammadiyah mempunyai sekelompok siswa yang menyebut dirinya “Laskar Pelangi” • Anggotanya Lintang, Ikal, Harun, Mahar, Sahara, Kucai, Trapani, Sahdan, A Kiong, Borek dan Flo. • Lintang pergi ke sekolah menempuh jarak 80 km setiap hari. Ia menaiki sepeda dan melewati rawa, sungai yang dihuni banyak buaya. • Mahar dalam karnaval 17 Agustus dapat mengangkat derajat sekolah mereka.
Sekolah mereka tidak lagi dipermalukan sekolah PN yang favorit dengan membuat tarian sederhana bergaya Afrika dan memukau penonton serta juri. Menurut ibu Ikal, Gila itu ada 44 macam. Semakin kecil nomornya, semakin parah gilanya. Maka orang-orang yang sudah tidak berpakaian dan lupa diri di jalan-jalan itulah gila nomor satu. Gila yang Ikal buat sudah termasuk gila nomor lima kalau tidak pakai akal sehat dalam setiap berperilaku maka angka itu akan segera mengecil. Mahar dan Flo pergi ke Pulau Lanun untuk meminta bantuan Tuk Bayan Tula agar nilai mereka bagus. Sepulang dari Pulau Lanun, surat Tuk Bayan Tula berisi, “Bila ingin nilai baik, belajarlah dengan giat.”
Amanat • Bersemangatlah dalam menjelani hidup dan meraih cita – cita karena pendidikan adalah memberikan hati kita kepada anak – anak, bukan sekedar memberikan intruksi komando, dan bahwa setiap anak memiliki potensi unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang diamasa depan.
Terimakasih By Miranti Sopardi NIM 0605140 Kelas Bahasa B
Kutipan “ Karena penampilan Pak Harpan agak seperti beruang madu maka ketika pertama kali melihatnya kami merasa takut. Anak kecil yang tak kuat mental bisa – bisa langsung terkena sawan. Namun ketika beliau angkat bicara, tak dinyana, meluncurlah mutiara – mutiara nan puitis sebagai prolog penerima selamat datang penuh atmospir suka cita disekolahnya yang sederhana. Kemudian dalam waktu yang amat singkat beliau telah merebut hati kami. Bapak yang jahitan kemejanya telah lepas itu bercerita tentang perahu Nabi Nuh serta pasangan – pasangan binatang yang selamat dari banjir bandang”