200 likes | 529 Views
Pajak Penghasilan Pasal 22. Presented by: Christine, M.Int.Tax. Dasar Hukum. UU No. 36 tahun 2008 KMK No. 254/KMK.03/2001 jo KMK No. 392/KMK.03/2001 jo KMK No. 236/KMK.03/2003 jo PMK No. 154/PMK.03/2007 jo PMK No. 08/PMK.03/2008 jo PMK No. 210/PMK.03/2008 SE-7/PJ.03/2008
E N D
PajakPenghasilanPasal 22 Presented by: Christine, M.Int.Tax
Dasar Hukum • UU No. 36 tahun 2008 • KMK No. 254/KMK.03/2001 jo KMK No. 392/KMK.03/2001 jo KMK No. 236/KMK.03/2003 jo PMK No. 154/PMK.03/2007 jo PMK No. 08/PMK.03/2008 jo PMK No. 210/PMK.03/2008 • SE-7/PJ.03/2008 • KEP DJP No. 401/PJ./2001 • KEP DJP No. 417/PJ./2001 • KEP 523/PJ./2001 jo KEP-25/PJ./2003 jo PER-23/PJ/2009 • PER-23/PJ/2009
Pengertian • PPh Pasal 22 adalah • pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga-lembaga Negara lainnya • berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, • dan badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain
Saat terutangnya pajak • Atas kegiatan impor barang: terutang pada saat pembayaran bea masuk. Jika pembayaran Bea Masuk ditunda/dibebaskan pada saat penyelesaian dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang) • Atas kegiatan pembelian barang: terutang dan dipungut pada saat dilakukan pembayaran
Saat terutangnya pajak (cont..) • Atas penjualan hasil produksi (semen, dll): terutang dan dipungut pada saat penjualan • Atas penjualan hasil produksi atau pengolahan barang (bahan bakar minyak): terutang dan dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order)
Tarif Pajak • AtasImpor: 1. Ada API (AngkaPengenalImpor) 2.5% x nilaiimpor (CIF + BM) 2. Tdkada API 7.5% x nilaiimpor 3. Lelang 7.5% x hargajuallelang
Tarif Pajak (cont..) • Atas pembelian barang yang dipungut oleh Pemungut Pajak: 1.5% x harga pembelian • Atas penjualan hasil produksi atau pembelian yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang tertentu:
Tarif Pajak (cont..) 1. Yang wajib dipungut oleh industri dan eksportir yang bergerak di sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul: 0,25% x harga pembelian (tdk termasuk PPN)
Tarif Pajak (cont..) • Di bidang industri semen: 0.25% x DPP PPN • Di bidang industri baja: 0.3% x DPP PPN • Di bidang industri kertas: 0.1% x DPP PPN • Atas penjualan semua jenis kendaraan bermotor: 0.45% x DPP PPN
Tarif Pajak (cont..) • Tarif PPh Pasal 22 yang ditetapkan untuk Pertamina dan Badan Usaha lainnya yang bergerak di bidang bahan bakar minyak: SPBU SwastaSPBU Pertamina Premium 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan Solar 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan Premix/ 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan Super TT Minyak tanah 0.3% x penjualan Gas LPG 0.3% x penjualan Pelumas 0.3% x penjualan
Tarif Pajak (cont..) • Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API: 0.5% x nilai impor • Atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah : 5% x harga jual
Dikecualikan dari Pemungutan Pajak Lihat KMK No. 236/KMK.03/2003 Pasal 3
Contoh kasus 1 • PT Segara Alam melakukan transaksi pengadaan furniture dengan Pemda DKI dengan nilai pengadaan sebesar Rp 330 juta termasuk PPN. Bagaimanakah pemenuhan kewajiban perpajakan atas transaksi ini?
Solution kasus 1 • PPh Ps. 22 yang harus dipungut oleh PEMDA DKI atas pengadaan furniture: 1.5% x 100/110 x 330 juta = Rp 4,5 juta • Jumlah yang harus dibayarkan oleh PEMDA DKI ke PT Segara Alam : Rp 330 juta – Rp 30 juta (PPN yang dipungut) – Rp 4,5 juta (PPh Ps. 22 yang dipungut) = Rp 295,5 juta
Contoh kasus 2 • Pada bulan Januari 2005, PT Casa de Chantique melakukan impor ornamen untuk hiasan rumah dengan keterangan sebagai berikut: • Cost barang = Rp 100 juta • Insurance = Rp 20 juta • Freight = Rp 25 juta • Bea Masuk = Rp 5 juta • Sewa gudang di pelabuhan = Rp 2 juta • PPN 10%, PPnBM 30% • memiliki Angka Pengenal Impor (API). • Berapakah besarnya PPh pasal 22 atas transaksi impor ini?
Solution kasus 2 • Penghitungan PPh Pasal 22 atas impor adalah dengan mengalikan tarif dengan nilai impor. • Bagi importir yang memiliki API besarnya tarif adalah 2,5%. • Nilai impor adalah jumlah dari cost, insurance, freight ditambah bea masuk resmi berdasarkan Undang-undang. • Dengan demikian besarnya nilai impor adalah Rp 150 juta (100jt+20jt+25jt+5jt). • PPh 22 terhutang = 2,5% x Rp 150 juta = Rp 3.750.000
Contoh kasus 3 • PT Toyota Astra Motor melakukan penjualan mobil kepada para pembeli sebesar Rp10.000.000.000,00. • Atas penjualan tersebut, PT Toyota Astra Motor wajib memungut PPh Pasal 22 sebesar Rp 45.000.000,00 (0,45% x Rp10.000.000.000,00) pada saat penjualan.
Contoh kasus 4 • PT Hutan Jaya merupakan industri pengolah kayu lapis, melakukan pembelian kayu lapis sebesar Rp1.000.000.000,00 dari para pedagang pengumpul dari para petani.
Contoh kasus 4 • Atas pembelian tersebut PT Hutan Jaya harus memungut PPh Pasal 22 sebesar: Rp2.500.000,00 (0,25%x Rp1.000.000.000,00).