510 likes | 1.9k Views
PERKEMBANGAN AFEKTIF. PTIK adriyantog@yahoo.com. PENGERTIAN AFEKTIF. Afektif menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan.
E N D
PERKEMBANGAN AFEKTIF PTIK adriyantog@yahoo.com
PENGERTIAN AFEKTIF • Afektif menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang menunjukkan perasaan. • Perbuatan atau perilaku yang disertai perasaan tertentu disebut warna afektif kadang-kadang kuat, lemah atau tidak jelas. • Pengaruh dari warna afektif akan berakibat perasaan menjadi lebih mendalam. Perasaan ini di sebut emosi (Sarlito, 1982).
EMOSI • Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah sebagai berikut : “ An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his overt behavior”. (Pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud tingkah laku yang tampak)
EMOSI • Jadi, emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak.
EMOSI DAN AFEKTIF • Emosiadalahwarnaafektif yang kuatdanditandaiolehperubahan-perubahanfisik, antara lain : 1. Reaksielektrispadakulit : meningkatbilaterpesona 2. Peredarandarah : bertambahcepatbilaterkejut 3. Denyutjantung : bertambahcepatkalaukecewa 4. Pernapasan : Bernapaspanjangkalaukecewa 5. Pupil mata : membesarkalaumarah 6. Liur : mengeringkalautakutdantegang 7. Buluroma : berdirikalautakut 8. Pencernaan : buang-buang air kalautegang 9. Otot : ketegangandanketakutanmenyebabkanototmenegangataubergetar 10. Komposisidarah : kompisidarahakanikutberubahkarenaemosional yang menyebabkankelenjar-kelenjarlebihaktif
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI • Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “ badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan keterangan emosional sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. • Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Perbedaannya terletak pada macam dan deajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI • a. Cinta / kasih sayang Kemampuan untuk menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya. Perasaan ini dapat disembunyikan. • b. Gembira Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya belangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau ia jatuh cinta
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI (2) • c. Kemarahandanpermusuhan Rasa marahmerupakangejala yang pentingdiantaraemosi-emosi yang memainkanperanan yang menonjoldalamperkembangankepribadian. Melalui rasa marahnyaseseorangmempertajamtuntutannyasendiridanpemilikanminatnyasendiri. • d. Ketakutandankecemasan Banyakketakutan-ketakutanbarumunculkarenaadanyakecemasan-kecemasandan rasa berani yang bersamaandenganperkembanganremaja. Tidakadaseorang pun yang menerjunkandirinyadalamkehidupandapathiduptanpa rasa takut.
CIRI-CIRI EMOSIONAL REMAJA MenurutBiehler (1972) • Ciri-ciriemosionalremajaberusia 12-15 tahun : 1) Banyakmurungdantidakdapatditerka 2) Bertingkahlakukasar 3) Ledakankemarahan 4) Cenderungtidaktoleranterhadaporang lain danmembenarkanpendapatnyasendiri 5) Mulaimengamatiorangtuadan guru-guru secaralebihobjektif • Ciri-ciriemosionalremajaberusia 15-18 tahun : 1) Pemberontakan 2) Mengalamikonflikdenganorangtuamereka 3) Sering kali melamun, memikirkanmasadepanmereka
FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI • Perkembangan emosi bergantung pada faktor kematangan dan faktor belajar (Hurlock, 960 : 266). • Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi.
METODE BELAJAR PENUNJANG PERKEMBANGAN EMOSI 1) Belajar dengan cara coba-coba Lebih umum digunakan pada masa kanak-kanak awal, dibandingkan sesudahnya. 2) Belajar dengan cara meniru Dengan cara mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati. 3) Belajar dengan cara mempersamakan diri Anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.
METODE BELAJAR PENUNJANG PERKEMBANGAN EMOSI (2) 4) Belajarmelaluipengkondisian Dilakukandengancaraasosiasi, setelahmelewatimasakanak-kanak. Penggunaanmetodeinisemakinterbataspadaperkembanganmasasukadantidaksuka. 5) Pelatihanataubelajardibawahbimbingandanpengawasan, terbataspadaaspekreaksi Anakdiajarkancarabereaksi yang dapatditerimajikasuatuemositerangsang. Banyakkondisi-kondisisehubungandenganpertumbuhananaksendiridalamhubungannyadenganorang lain yang membawaperubahan-perubahanuntukmenyatakanemosi-emosinyaketikaiamerasaremaja. Bertambahnyapengetahuandanpemanfaatan media massaataukeseluruhanlatarbelakangpengalamanberpengaruhterhadapperubahan-perubahanemosionalini.
HubungaAntaraEmosidanTingkahLakusertaPengaruhEmosiTerhadapTingkahLakuHubungaAntaraEmosidanTingkahLakusertaPengaruhEmosiTerhadapTingkahLaku Seseorang yang tidakmudahtergangguemosinyacenderungmempunyaipencernaan yang baik. Gangguanemosijugadapatmenjadipenyebabkesulitanberbicara. Sikapmalu-malu, takutatauagresifdapatmerupakanakibatdariketeganganemosiataufrustasidandapatmunculdenganhadirnyaindividutertentuatausituasitertentu. Rangsangan yang menghasilkanperasaan yang tidakmenyenangkan, akansangatmempengaruhihasilbelajardanrangsangan yang menyenangkanakanmempermudahsiswabelajar.
Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi • Dalam perkembangan emosi terdapat dalam segi frekuensi, intensitas, serta jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga saat pemunculannya. Perbedaan ini terlihat mulai sebelum masa bayi berakhir. Ekspresi emosional anak-anak, berbeda-beda disebabkan oleh keadaan fisik anak, taraf intelektual dan kondisi lingkungan.
UpayaPengembanganEmosiRemajadanImplikasinyadalamPenyelenggaraanPendidikanUpayaPengembanganEmosiRemajadanImplikasinyadalamPenyelenggaraanPendidikan Emosiremajaawalcenderungbanyakmelamundansulitditerka, cara yang dapatdilkukan guru adalahkonsistendalampengelolaankelasdanmemperlakukansiswasepertiorangdewasa yang penuhtanggungjawab. Untukmengatasiledakankemarahankitadapatmengubahpokokpembicaraandanmemulaiaktivitasbaru. Cara yang paling baikuntukmenghadapipemberontakanpararemajaadalahmencobauntukmengertimerekadanmelakukansagalasesuatu yang dapatdilakukanuntukmembantusiswaberhasilberprestasidalambidang yang diajarkan.
PERKEMBANGAN NILAI, MORAL DAN SIKAP • Nilai-nilaikehidupanadalahnorma-norma yang berlakudalammasyarakat, misalnyaadatkebiasaandansopansantun. • Moral adalahajarantentangbaikburukperbuatandankelakuan, akhlak, kewajibandansebagainya. Moral merupakan control dalambersikapdanbertingkahlakusesuaidengannilai-nilaihidup yang dimaksud. • Menurut Gerung, sikapsecaraumumdiartikansebagaikesediaanbereaksiindividuterhadapsesuatuhal. • Keterkaitanantaranilai, moral, sikap, dantingkahlakuakantampakdalampengamalannilai-nilai. Nilai-nilaiperludikenalterlebihdulu, kemudiandihayatidandidorongoleh moral, baruakanterbentuksikaptertentuterhadapnilai-nilaitersebutdanberwujudtingkahlaku.
Karakteristik Nilai, Moral, dan Sikap Remaja • Tiga tingkat perkembangan moral menurut Kohlberg, yaitu tingkat : I Prakonvensional II Konvensional III Post-konvensional
Tingkat I ; Prakonvensional Pada stadium 1, anakberorientasikepadakepatuhandanhukuman Pada stadium 2, BerlakuprinsipRelativistik-Hedonism. Relativismeiniartinyabergantungpadakebutuhandankesanggupanseseorang (hedonistik). Bahwasetiapkejadianmempunyaibeberapasegi. Tingkat II : Konvensional Stadium 3, orientasimengenaianak yang baik, anakmemperlihatkanorientasiperbuatan-perbuatan yang dapatdinilaibaikatautidakbaikolehorang lain. Stadium 4, yaitutahapmempertahankannorma-normasosialdanotoritas.
Tingkat III : Pasca - Konvensional Stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara dirinya dengan lingkungan sosial, hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Stadium 6. Tahap ini disebut prinsip universal, pada tahap ini ada norma etik disamping norma pribadi dan subjektif. Ada unsur-unsur subjektif yang menilai apakah suatu perbuatan itu baik atau tidak baik.
Faktor-faktor yang MempengaruhiPerkembanganNilai, Moral, danSikap • Di dalamusahamembentuktingkahlakusebagaipencerminannilai-nilaihiduptertentuternyatabahwafaktorlingkunganmemegangperananpenting, yang sangatpentingadalahunsurlingkunganberbentukmanusia yang langsungdikenalataudihadapiolehseseorangsebagaiperwujudandarinilai-nilaitertentu. Makin jelassikapdansifatlingkunganterhadapnilaihiduptertentudan moral makinkuat pula pengaruhnyauntukmembentuk (ataumeniadakan) tingkahlaku yang sesuai. • Teoriperkembangan moral yang dikemukakanoleh Kohlberg menunjukkanbahwasikap moral bukanhasilsosialisasiataupelajaran yang diperolehdarikebiasaandanhal-hal lain yang berhubungandengannilaikebudayaan. Tahap-tahapperkembangan moral terjadidariaktivitasspontanpadaanak-anak. Moral yang sifatnyapenalaranmenurut Kohlberg, perkembangannyadipengaruhiolehperkembangannalarsebagaimanadikemukakanoleh Piaget.
Perbedaan individual dalamPerkembanganNilai, Moral, danSikap • Pengertian moral dannilaipadaanak-anakumursepuluhatausebelastahunberbedadengananak-anak yang lebihtua. Pengertianmengenalaspek moral padaanak-anaklebihbesar, lebihlenturdannisbi. Untuksebagianremajasertaorangdewasa yang penalarannyaterhambatataukurangberkembang, tahapperkembanganmoralnyaadapadatahapprakonvensional. • Menurut Kohlberg, faktorkebudayaan yang mempengaruhiperkembangan moral, terdapatberbagairangsangan yang diterimaolehanak-anakdaninimempengaruhi tempo perkembangan moral. Dalamkenyataansehari-hariselalusajaadagradasidalamintensitaspenghayatandanpengamalanindividumengenainilai-nilaitertentu, apa pun nilaitersebut. Perbedaan-perbedaan individual dalampemahamannilai-nilaidan moral sabagaipendukungsikapdanperilakunya. Jadimungkinterjadiindividuatauremaja yang tidakmencapaiperkembangannilai, moral, dansikapsertatingkahlaku yang diharapkanpadanya.
Upaya Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja serta Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan • Perwujudan nilai, moral dan sikap tidak terjadi dengan sendirinya. Proses yang dilalui seseorang dalam pengembangan hidup tertentu adalah sebuah proses yang belum seluruhnya dipahami oleh para ahli (Surakhmad, 1980 : 17). • Tidak semua individu mencapai tingkat perkembangan moral seperti yang diharapkan, maka kita (guru/ orang tua) dihadapkan dalam masalah pembinaan.
Upaya-upaya Yang Dilakukan dalam Mengembangkan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja adalah : a. Menciptakan Komunikasi Dalam komunikasi didahului dengan pemberian informasi tentang nilai-nilai dan moral. Anak-anak harus dirangsang supaya lebih aktif. Di sekolah para remaja hendaknya diberi kesempatan berpartisipasi untuk mengembangkan aspek moral misalnya dalam kerja kelompok.
b. Mencitakan Iklim Lingkungan yang Serasi Usaha pengembangan tingkah laku yang merupakan pencerminan nilai hidup hendaknya tidak hanya mengutamakan pendekatan-pendekatan intelektual semata-mata tetapi juga mengutamakan adanya lingkungan yang kondusif dimana faktor-faktor lingkungan itu sendiri, merupakan penjelmaan yang konkret dari nilai-nilai tersebut. Lingkungan sosial terdekat yang terutama terdiri dari mereka yang berfungsi sebagai pendidik dan pembina yaitu orang tua dan guru.