170 likes | 477 Views
RENCANA PERKULIAHAN MSDM PENDIDIKAN 2010. KEPEMIMPINAN DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Definisi kepemimpinan dalam pendidikan Tipe kepemimpinan dalam pendidikan Syarat kepemimpinan dalam pendidikan. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN.
E N D
KEPEMIMPINAN DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Definisi kepemimpinan dalam pendidikan Tipe kepemimpinan dalam pendidikan Syarat kepemimpinan dalam pendidikan
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ”Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat ’Aku hendak jadikan Khalifah di muka bumi’”. (QS. Al-Baqarah Ayat 30) Definisi: • Kepemimpinan (leadership) berbeda dengan pemimpin (leader). Manager? Kepemimpinan proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapain tujuan (Ralp M. Stogdill). • Kepemimpinan keseluruhan aktivitas untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan (George R. Terry). • Kepemimpinan kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok dengan maksud mencapai suatu tujuan yang dinginkan bersama. • Pemimpin seseorang atau sekelompok orang seperti kepala, komandan, ketua dan sebagainya. • terjadi proses interaksi antara pemimpin, yang dipimpin, dan situasi. • proses kepemimpinan dapat dirumuskan melalui formula berikut: L = F (l, f, s) Keterangan : L = Leadership (kepemimpinan) F = Function (fungsi) l = Leaders (pemimpin) f = Follower (pengikut/yang dipimpin) s = Situation (situasi)
Tipe dan syarat kepemimpinan dalam pendidikan Tipe kepemimpinan, sebagaimana tipe kepemimpinan secara konseptual terdapat beberapa tipe yaitu: 1. Tipe otoriter 2. Tipe “Laissez-faire” 3. Tipe Demokratis 4. Tipe Pseudo-demokratis Syarat kepemimpinan dalam pendidikan: 1. Rendah hati dan sederhana 2. Bersifat suka menolong 3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi 4. Percaya kepada diri sendiri 5. Jujur, adil dan dapat dipercaya 6. Keahlian dalam jabatan Tugas: Cari dan kembangkan model kepemimpinan yang lain
Peningkatan Mutu Pendidikan Peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan peningkatan mutu pendidikan pengembangan guru ditingkatkan dan diselenggarakan secara terpadu mutu dan jumlah guru cukup peningkatan produktivitas pendidikan efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan Efisiensi proses memanfaatkan sumberdaya dengan lebih hemat dari ke 5 M faktor produksi (MAN, MONEY, MACHINE, MATERIAL, METHODE) Efektifitas hasil pemanfaatan sumberdaya dalam mencapai tujuan pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Pendidikan Kab/Kota tujuan Sekolah TIUTIK prestasi siswa prestasi guru, sekolah, orang tua Kaitkan peningkatan kinerja guru, sekolah, diknas dengan pendekatan BSC
Total Quality Management • Beberapa IstilahTotal Quality Mangement (TQM)Total Quality Education (TQE),Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). • Pengertian Total Quality Mangement 1. Pengertian Mutu a. Performance to the standard expected by the customer b. Meeting the customer's needs the first time and every time c. The meaning of excellence d. The best product that you can produce with the materials that you have to work with e. Continuous good product which a customer can trust. Dan lain-lain. • Goetsch dan Davis (1994): "Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan". • Tom Peters dan Nancy Austin (1985): Mutu adalah sebuah hal yang menghubungkan dengan gairah dan harga diri. Meskipun tidak ada definisi yang diterima secara universal, dari definisi-definisi tersebut terdapat beberapa kesamaan elemen-elemen sebagai berikut:1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.2) Kualitas mencakup prouk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap ber kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang)
Total Quality Management (cont’d) 2. Pengertian Total Quality Mangement- Ishikawa: Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan.- Santoso: TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.- Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab, berdasarkan TQM, tolok ukur keberhasilan usaha bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya.- Untuk memudahkan pemahaman, maka pengertian TQM dapat dikemukakan sebagai berikut:"Total Quality Managemen merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha dengan memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Total Quality Management (cont’d) III. Goetsch dan Davis: 10 unsur utama (karakteristik) TQM:1.Fokus Pada Pelanggan2.Obsesi Terhadap Kualitas3.Pendekatan Ilmiah4.Komitmen jangka Panjang5.Kerja sama Team (Teamwork)6.Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan7.Pendidikan dan Pelatihan8.Kebebasan Yang Terkendali9.Kesatuan Tujuan10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan IV. Sejarah Singkat Perkembangan TQMEvolusi gerakan total quality management (TQM) berawal pada time & motion studi bapak manajemen ilmiah Frederick Taylor pada tahun 1920, dari aspek fundamental manajemen ilmiah pemisahan perencanaan dan pelaksanaan.Berasal dari Amerika Serikat dikembangkan di jepang berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. TQM mengintegrasikan keterampilan teknikal dan analisis dari Amerika, keahlian implementasi dan pengorganisasian Jepang, serta tradisi keahlian dan integritas dari Eropa dan Asia.
Total Quality Management (cont’d) V. Landasan TQMLandasan TQM adalah statistical process control (SPC) yang merupakan model manajemen manufactur, yang pertama-tama diperkenalkan oleh Edward Deming dan Joseph Juran sesudah PD II guna membantu bangsa Jepang membangun kembali infrastruktur negaranya. Ajaran Deming dan Juran itu berkembang terus hingga kemudian dinamakan TQM oleh US Navy pada tahun 1985. Kita ketahui bahwa TQM terus mengalami evolusi, menjadi semakin matang dan mengalami diversifikasi untuk aplikasi di bidang manufactur, industri jasa, kesehatan, dan dewasa ini juga di bidang pendidikan.Oleh karen itu mengikuti ajaran Deming, Juran dan Philip Crosby dalam mengimplementasikan TQM memang perlu, tetapi belumlah cukup. Sebab TQM terus mengalami evolusi, maka untuk menghayati state-of-the-art TQM perlu diketahui juga kontribusi bidang manajemen dan organizational effectiveness dalam membangun TQM sebagai dimensi yang lain. Kontribusi bidang tersebut merupakan satu dimensi tersendiri yang dapat disebut sebagai akar TQM, antara lain terdiri dari group dynamics, organization development (OD), sosiotechnical system dan lain-lain. TQM yang dikenal sekarang ini banyak berbeda tekniknya dengan apa yang dikembangkan di Jepang (1950-an) dan yang pertama-tama dikembangkan di Amerika (1980-an). Penerapan TQM di berbagaii bidang membutuhkan kerangka sendiri dalam manajemen kualitas.
Total Quality Management (cont’d) VI. Tokoh-Tokoh Mutu1. W. Edwards Deming, Out of the Crisis, dipublikasikan pada tahun 1982. Deming melihat bahwa masalah mutu terletak pada masalah manajemen.2. Joseph Juran juga pelopor lain revolusi mutu Jepang. Pada tahun 1981, kaisar Jepang memberikan anugerah bergengsi, Order of the Sacred Treasure. Juran terkenal karena keberhasilannya menciptakan "kesesuaian dengan tujuan dan manfaat". Ia dikenal sebagai "guru" manajemen pertama dalam menghadapi isu-isu manajemen mutu yang lebih luas. Dia yakin (sebagaiman juga Deming) bahwa kebanyakan masalah mutu dapat dikembalikan pada masalah keputusan manajemen.3. Philip Crosby selalu diasosiasikan dengan dua ide yang sangat menarik dan sangat kuat dalam mutu. Yang pertama adalah ide bahwa mutu itu gratis. Menurutnya, terlalu banyak pemborosan dalam sistem saat mengupayakan peningkatan mutu. Kedua adalah ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu – serta semua hal yang "tidak bermutu" lainnya – bisa dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk itu. Ini adalah gagasan "tanpa cacat" (Zero Defects)-nya yang kontroversial. Kedua ide tersebut sangat menarik jika diterapkan dalam dunia pendidikan. VII. PRINSIP DAN UNSUR POKOK DALAM TQMMenurut Hensler dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:1. Kepuasan Pelanggan2. Respek Terhadap Setiap Orang3.Manajemen Berdasarkan Fakta4.Perbaikan Berkesinambungan
IIX. Implemetasi Total Quality Mangement Dalam Dunia Pendidikan • Menurut Slamet PH (2000), sumber penyebab rendahnya kualitas pendidikan adalah aspek pengelolaan atau manajemen. Secara internal hal tersebut disebabkan oleh penerapan pendekatan input-output yang keliru. Terlalu mengedepankan aspek input pada penyelesaian hampir semua kasus pendidikan di sekolah. Ada satu faktor yang terlupakan, yaitu bagaimana berbagai input tersebut dipertemukan dan berinteraksi di dalam proses belajar-mengajar. • Pengertian TQM Dalam Konteks Pendidikan dan AplikasinyaEdward Sallis mengatakan; TQM adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang.Gerakan mutu terpadu dalam pendidikan baru, sedikit literatur sebelum tahun 1980-an. Inisiatif untuk menerapkan metode ini berkembang di Amerika di Inggris, di awal 1990-an kedua negara tersebut betul-betul dilanda gelombang metode ini. • Manajemen pendidikan mutu terpadu berlandaskan pada kepuasan pelanggan utama (Internal Customer penglola institusi pendidikan, guru, staff, dan penyelenggara institusi dan External Customer masyarakat, pemerintah dan dunia industri). Institusi pendidikanbermutu bila pelanggan internal dan eksternal puas, gembira, bahagia atas jasa yang diberikan.
IIX. Implemetasi Total Quality Mangement Dalam Dunia Pendidikan (cont’d) Secara operasional, mutu ditentukan oleh faktor terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa.1. Quality In Fact (mutu sesungguhnya)- Standar mutu produksi dan pelayanan diukur dengan kreteria sesuai dengan spesifikasi, cocok dengan tujuan pembuatan dan penggunaan, tanpa cacat (Zero Defects) dan selalu baik sejak awal (Right First Time and Everytime).- Dalam penyelenggaraannya, Quality In Fact merupakan profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik.2. Quality In Perception (mutu persepsi).- Mutu dalam persepsi diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna, meningkatkan minat, harapan dan kepuasan pelanggan.- Sedangkan pada Quality In Perception pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya minat pelanggan eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan. Pokok-pokok TQM dalam Pendidikan a. Perbaikan Secara Terus Menerus (Continuous Improvement).b. Menentukan Standar Mutu (Quality Assurance)c. Perubahan Kultur (Change Of Culture)d. Perubahan Organisasi (Upside- Down Organization)e. Mempertahankan Hubungan Dengan Pelanggan (Keeping Close To The Customer)
IIX. Implemetasi Total Quality Mangement Dalam Dunia Pendidikan (cont’d) KENDALA-KENDALA KETIKA MEMPERKENALKAN TQMUntuk mengembangkan sebuah kultur mutu, diperlukan waktu dan kerja keras. Karena jika kedua hal tersebut tidak berjalan dengan baik, maka perjalanan mekanisme kerja mutu akan terhambat. TQM membutuhkan mental juara yang mampu mengahadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. Peningkatan mutu merupakan proses yang membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Karena diam di tempat saat para pesaing terus berkembang adalah tanda-tanda kegagalan. 1.TQM mengharuskan kesetiaan jangka panjang staf senior terhadap institusi. 2.Kekhawatiran manajer senior dalam mengadopsi metode dan pendekatan yang baru adalah kendala utamanya. 3.Volume tekanan eksternal juga bisa menghalangi upaya sebuah organisasi dalam menerapkan TQM. 4.Dalam hal ini, perencanaan strategis memiliki peranan penting, untuk membantu staf memahami misi institusi dan menjembatani jurang dalam komunikasi. 5.Manajemen senior harus mempercayai stafnya untuk bersama-sama mengusung visi institusi mereka ke depan. 6.Ketakutan manajer senior untuk mendelegasikan bawahannya, maka peningkatan dan pengembangan mutu akan menjadi suatu yang mustahil. 7.Masalah utama yang sering dialami oleh banyak institusi adalah peran yang dimainkan oleh manajemen menengah. 8.Manajer senior harus konsisten dalam bersikap dan bertindak ketika menganjurkan dan mengkomunikasikan pesan peningkatan mutu. 9.Beberapa staf yang terlalu khawatir salah terhadap konsekwensi pemberdayaan juga bisa menghalangi mutu.
SEBAB-SEBAB KEGAGALAN MUTU • Sebab-Sebab Umum Kegagalan Mutu Dalam Pendidikan:Kegagalan sistem,desain kurikulum yang lemah,bangunan yang tidak memenuhi syarat,lingkungan kerja yang buruk,sistem dan prosedur yang tidak sesuai,jadwal kerja yang serampangan,sumber daya yang kurang,dan pengembangan staf yang tidak memadai. • Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu:prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati, kegagalan komunikasiatau kesalah-pahaman, anggota individu staf yang tidak memiliki skil, pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan Tony Henri, kepala sekolah Birmingham College mengungkapkan; Mutu lebih menekankan pada kegembiraan dan kebahagiaan pelanggan dan bukan sekedar kepuasan pelanggan. di Indonesia ’PAIKEM GEMBROT’ Lebih menekankan pada keterlibatan seluruh staf dan tidak bersifat hirarkis. Lebih menekankan pada perbaikan mutu secara terus-menerus dan bukan sekedar lompatan mutu yang temporal. Mutuadalah: hidup, cinta, hasrat, perjuangan, pemeliharaan, tangis, tawa, dan seterusnya.Institusi yang efektif membutuhkan strategi-strategi yang bertujuan dan kuat agar mampu meraih hasil yang kompetitif. Agar efektif, institusi memerlukan proses untuk mengembangkan strategi mutunya, yang mencakup:1. Misi yang jelas dan distingtif;2. Fokus pelanggan yang jelas;3. Strategi untuk mencapai misi;4. Keterlibatan seluruh pelanggan, baik internal maupun eksternal, dalam mengembangkan strategi;5. Pemberdayaan staf dengan cara menghilangkan kendala dan membantu mereka dalam memberi kontribusi maksimum pada institusi melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif;6. Penilaian dan evaluasi efektifitas institusi dalam mencapai tujuan yang berhubungan dengan pelanggan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) K3upaya Pengusaha/manajemen +Karyawan +Pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi kecelakaan ditempat kerja (kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja); ciptakan suasana kerja aman, nyaman, sehat sehingga tingkatkan efisiensi, produktivitas naker. Keselamatan Kerja aman/selamat, tidak ada kemungkinan malapetaka/bebas dari bahaya cegah dan tanggulangi kecelakaan Kesehatan Kerja kesehatan fisik dan mental, terbebas dari rasa sakit akibat penyakit, stres atau ketegangan Dit.Binwas norma K3 Depnaker RIFilosofi K3 ”pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya menuju masyarakat adil dan makmur”. Sudut keilmuan: “Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat kerja”. Tujuan K3Aspek: kemanusiaan, teknis, ekonomis, sosial, hukum. Sasaran K3lindungi Tenaga Kerja dan bahan/peralatan produksi , dapat dipakai/digunakan dengan aman, efisien melalui: pencegahan, pengamanan dan penciptaan lingkungan yang kondusif.
Ruang Lingkup K3 Tempat kerja, tenaga kerja, bahaya kerja. Landasan Hukum K3 (1) UUD 1945, pasal 27 ayat (2), “tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang Iayak bagi kemanusiaan”, (2) UU 14 th 69, tentang ketentuan pokok naker, bab IV ps 9, ”Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengat martabat manusia dan moral agama”, (3) UU no. 1 th 70, tentang keselamatan kerja, dan (4) UU RI No. 3 th 92 tentang Jamsostek Faktor-faktor yang mempengaruhi K3: Lingk.fisik, manusia, sistem manajemen Peranan Manajemen dalam mencapai tujuan K3Kebijaksanaan Manajemen Puncak, susun prosedur kerja (SOP)