390 likes | 1.28k Views
Strategi Pemenangan Partai Dalam Pemilu. Oleh: Prof.Dr.H.Nur Syam, M.Si. Data Penelitian 1 KECENDERUNGAN PERILAKU POLITIK SANTRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN 2008 (Agustus 2007). Masalah penelitian:
E N D
Strategi Pemenangan Partai Dalam Pemilu Oleh: Prof.Dr.H.Nur Syam, M.Si.
Data Penelitian 1KECENDERUNGAN PERILAKU POLITIK SANTRI DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR TAHUN 2008(Agustus 2007) Masalah penelitian: Bagaimana kecenderungan politik santri dalam pemilihan gubernur Jawa Timur tahun 2008 ?
Politik santri dilihat dari segi : • Pengetahuan politik santri. • Pengetahuan santri tentang cagub Jatim. • Media kiai dalam politik. • Luas pengaruh kharisma kiai. • Pengaruh politik kiai. • Perilaku politik santri.
METODE PENELITIAN • Jenis Survey research • Populasi dan sampel penelitian: • Populasi: Pesantren di Jatim • Sampel: teknik area sampling. 13 Pesantren di Jawa Timur dengan 486 responden • PP Lirboyo, Kediri • PP Tebuireng, Jombang • PP Darussalam, Banyuwangi • PP Raudlatul Ulum, Jember • PP Darul Ulum, Jombang • PP at Taqwa, Pasuruan • PP Nurul Jadid, Probolinggo • PP Syafi’iyah, Situbondo • PP Langitan, Tuban • PP Sunan Drajat, Lamongan • PP Sidoresmo, Surabaya • PP an Nuqoyah, Sumenep • PP Syaikhona Cholil, Bangkalan
Teknik Pengumpulan Data: wawancara berpedoman (guide interview) • Teknik Analisa Data: Prosentase
DATANYA Darimana santri mendapat informasi tentang pilgub Jatim 2008 ? SURAT KABAR 178 Santri (36,6%) TEMAN 108 Santri (22,2%) MASYARAKAT 78 Santri (16%) TELEVISI 52 Santri (10,7%) RADIO 21 Santri (4,32%) USTADZ 16 Santri (3,29%) KIAI 11 Santri (2,26%)
Apa pentingnya berpartisipasi dalam pilgub Jatim 2008 ? 21 Santri (4,32 %) 26 Santri (5,35 %) 73 Santri (14,8%) 289 Santri (59,5 %) 77 Santri (15,8%)
Kecenderungan Santri ikuti arahan kiai dalam Pilgub Jatim 2008 46,9% 49,8%
Apakah pilihan politik kiai cocok dengan kriteria santri ? 316 Santri (65%) 154 Santri (37%)
Salahkah jika tidak mengikuti pilihan politik kiai ? 193 Santri (40%) 278 Santri (57%)
Data Penelitian 2SIKAP POLITIK SANTRI GERBANGKERTOSUSILO DALAM PILGUB JATIM 2008(maret 2008) Penelitian ini dilakukan pada 20 pesantren di Surabaya dan sekitarnya yang biasa disebut kawasan GERBANGKERTOSUSILO.Masing-masing pesantren akan diambil 30 santri/santriwati untuk mengisi angket penelitian, sehingga dari jumlah 20 pesantren, akan ditemukan sampel sejumlah 600 santri/santriwati.
Nama pesantren lokasi penelitian • PP Manba’ul Husnah Sidayu Gresik • PP Manba’us Sholihin Gresik • PP Daruttaqwa Gresik • PP Qomaruddin Gresik • PP Syaichona Cholil Bangkalan • PP As Shomadiyah Bangkalan • PP Ibnu Cholil Bangkalan • PP Hidayatul Hikmah Mojokerto • PP Bidayatul Hidayah Mojokerto • PP Hikmah Hidayah Mojokerto • PP Amanatul Ummah Surabaya • PP Nurul Huda Surabaya • PP An Najiyah Surabaya • PP Al Fitroh Surabaya • PP Al Hikmah Hidayah Sidoarjo • PP An Nidhomiyah Sidoarjo • PP Al Khoziny Sidoarjo • PP Sunan Drajat Lamongan • PP Al Fattah Lamongan • PP Tarbiyatut Tholabah Kranji Lamongan
Dari 600 santri di GERBANGKERTOSUSILO, sejumlah 350 orang yang mengaku tahu tentang akan diadakannya pilgub Jatim 2008, 129 mengaku tidak tahu sedangkan ada 121 orang yang tidak menjawab ketika disodorkan pertanyaan apakah mereka tahu akan pilgub Jatim 2008. Ini berarti ada 58% santri yang tahu, 22% tidak tahu, dan 20% tidak berkomentar.
Dari 600 santri, 194 atau 35% responden menjawab yakin akan ikut melakukan pemilihan, 133 orang atau 24% responden kurang yakin kalau akan ikut memilih. Sejumlah 103 atau 14% tidak yakin sama sekali akan ikut memilih, dan 170 atau 27% responden tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Santri juga mengemukakan pendapat tentang pentingnya faktor pengalaman dalam kepemimpinan yang dijalankan seseorang ketika memegang jabatan tertentu. Tertulis sebanyak 419 orang (69,83%) menjawab bahwa pengalaman menentukan kualitas kepemimpinan seseorang, 16 orang atau (2,67%) menjawab tidak, dan 165 orang (27,50%) tidak menjawab.
Pertanyaan selanjutnya, santri diminta pendapat apakah kedekatan dengan kiai dan pesantren menentukan pilgub Jatim 2008. Dari 600 santri, 189 orang (31%) mengiyakan pertanyaan tersebut, 205 orang (34%) menolak pendapat bahwa kedekatan dengan kiai dan pesantren menentukan pilgub Jatim 2008. Selebihnya, 206 (34,33%) tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Ketika ditanya tentang model atau bentuk kampanya terbaik yang selayaknya dilakukan oleh cagub/cawagub dalam menghadapi pilgub Jatim 2008, santri mengajukan jawaban bervariatif. Ada 10 orang (3%) mengusulkan bentuk publikasi, 155 orang (47%) menawarkan bentuk kampanye terbuka, 96 orang (30%) menawarkan model terjun langsung (silaturrahim), dan 64 orang (20%) menawarkan model bakti sosial. Berarti ada 4 bentuk kampanye yang layak dilakukan oleh seorang cagub/cawagub, yaitu publikasi, kampanye terbuka, silaturrahim dan baksos.
Berkaitan dengan program unggulan yang seharusnya dilakukan karena menjadi kebutuhan Jawa Timur, ada tujuh program unggulan menurut santri. Program tersebut adalah peningkatan program keagamaan 58 orang (9%), 209 orang (34,83%) memilih program peningkatan ekonomi , 160 orang (26,67%) memilih program pendidikan, 39 orang (6,50%) memilih pentingnya pembangunan sarana dan prasarana, 72 orang (12%) memilih program pembinaan lingkungan dan sosial budaya, 56 orang (9,33%) memilih program penegakan hukum, dan 20 orang (3,33%) memilih program peningkatan kesehatan.
Ketika ditanyakan program apa yang layak untuk diteruskan, 160 orang (26,67%) menjawab program kerukunan umat beragama, 54 orang (9%) menjawab peningkatan kualitas keagamaan, 45 orang (7,50%) menjawab peningkatan sarana dan prasarana keagamaan, sedangkan 341 orang (56,83%) menjawab tidak mengetahui program apa yang harus diteruskan dari seorang gubernur dan wakil gubernur Jatim.
Dalam hal ekonomi, santri ditanya program apa yang layak untuk dilanjutkan. Sejumlah 63 orang (11%) menjawab program pemberian akses usaha, 65 orang (11%) menjawab program pemberian bantuan teknis usaha, 144 orang (24%) menjawab program pemberian bantuan modal usaha, dan 328 orang (54%) menjawab tidak tahu.
Dalam hal pendidikan, 106 orang (18%) menjawab program penyetaraan madrasah diniyah, 40 orang (7%) menjawab program menyekolahkan guru-guru diniyah, 76 orang (13%) menjawab program memperbanyak sekolah kejuruan di pesantren, dan 378 orang (62%) menjawab tidak tahu.