190 likes | 710 Views
OM SWASTIASTU. PENILAIAN KARYA SENI. Bila kita menilai suatu karya seni adalah tidak cukup kalau kita sebutkan karya itu baik, baik sekali, jelek, atau jelek sekali. Khalayak ramai meminta agar kita bisa mempertanggungjawabkan pendapat kita.
E N D
Bila kita menilai suatu karya seni adalah tidak cukup kalau kita sebutkan karya itu baik, baik sekali, jelek, atau jelek sekali. Khalayak ramai meminta agar kita bisa mempertanggungjawabkan pendapat kita.
METAKRITIK menurut Beardsley adalah kegiatan falsafi yang menganalisa dan mencari penjelasan tentang konsep-konsep mendasar yang kita pergunakan dalam pembahasan dan penilaian karya seni.
Dalam ilmu esetetika dikenal adanya tiga dasar atau unsur keindahan yaitu: • keutuhan, • penonjolan, dan • keseimbangan
Teori Evaluasi Kesenian yang dikembangkan oleh Beardsley meliputi dua tahap: • The General Criterion Theory • The Instrumentalist Theory of Aesthetic Value
Dalam The General Criterion Theory disebutkan bahwa ada 3 sifat estetik pokok yang menentukan mutu kesenian yaitu: • Unity (keutuhan, kebersatuan, kekompakan, tidak ada cacatnya). • Complexity (kerumitan, keanekaragaman). • Intensity (intensitas, kekuatan, keyakinan, kesungguhan)
The Instrumentalis Theory of Aesthetic Value adalah teori instrumental tentang keindahan dalam seni yang melibatkan sifat-sifat pengukuran yang memberi rasa kuantitatif.
Bahan Diskusi Cobalah merumuskan perbedaan antara tiga dasar keindahan (keutuhan, penonjolan, keseimbangan) dengan tiga dasar mutu seni(keutuhan, complexity, intensity)
Metode Ganzheit mengajarkan kepada kita bahwa sewaktu kita melihat sesuatu hasil seni maka yang tampak adalah totalitas, bukan detail.
Teori Penilaian Intuitif (Moore, 1903) • Intuisi atau bisikan hati diartikan sebagai ”daya batin untuk mengerti atau mengetahui sesuatu tidak dengan berfikir atau belajar”. Menurut teori ini ”rasa tahu” tentang ada atau tidaknya mutu seni dalam suatu karya hanya terwujud pada orang yang memiliki kemampuan ”intuisi”.
Memang harus diakui tidak semua orang memiliki intuisiyang sama tajamnya. Ada yang lebih, ada yang kurang, dan ada yang sama sekali tidak mempunyainya.
Teori Penilaian Emotivis (Ayer, 1936)Teori ini berdasarkan falsafah ”Emotivisme” yang beranggapan bahwa apa kita manusia mengetahui didunia ini adalah hasil dari dua jenis kegiatan mental yaitu: • Empiri • Tautologi
Empiri adalah ”pengalaman” yang diartikan dalam arti yang seluas-luasnya. Bukan saja yang dialami dengan panca indria, tetapi juga semua pengetahuan setelah pengalaman-pengalaman itu diproses oleh intelektual kita.
Tautologi adalah cara mendapatkan pengetahuan dengan cara yang tidak merupakan ”pengalaman” yang kita tidak bisa alami dengan panca indria maupun renungan. Pengetahuan yang seperti ini didapatkan dengan ilmu pasti, ilmu alam, ilmu kimia.
Teori Penilaian Relativis (Bernard heyl, 1943) • Teori ini mengemukakan bahwa kriteria dasar yang diajukan oleh Beardsley tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang pasti, karena hasil penilaian masih sangat tergantung dari pendapat masing-masing penilai relativisme (kenisbian).