E N D
Seniman-seniman seni rupa Indonesia masa lampau tidak pernah tergoda untuk melukiskan bentuk-bentuk di alam. Mereka lebih tertarik untuk melukiskan sesuatu yang lebih dalam sifatnya. Contoh, patung-patung Budha dari Borobudur bukanlah gambaran orang yang sedang bersemadi melainkan gambaran akan ketenangan, keluhuran, atau kesempurnaan Sang Budha.
Baru setelah pergaulannya dengan kebudayaan barat masuklah ide seni yang menggambarkan bentuk luar ke dalam seni rupa Indonesia, dengan pengungkapan apa yang kasat mata.
Seni yang berusaha untuk menggambarkan alam sekitar dengan tertib ini bermula dari Yunani sekitar abad keenam sebelum Masehi. Bagi orang-orang Yunani, seni adalah tiruan alam atau ”mimesis”.
Dalam bidang seni rupa kini sudah banyak seni-seni yang terlahir dengan mengambil objek alam sehingga muncul apa yang hingga sekarang kita kenal dengan aliran naturalisme dan realisme.
Aliran naturalisme adalah aliran yang memuja alam, alam digambarkan yang indah-indah, lebih ditujukan pada memuja kebesarannya. Sedangkan aliran realisme adalah menggambarkan alam apa adanya.
Dalam bidang Seni Pertunjukan juga banyak seniman berkarya dengan mengambil inspirasi dari alam.
Contoh karya-karya seni pertunjukan yang berinspirasikan alam: Buaya Mangap, Gadung Kasturi, Gelagah Katunuan, Wahyu Giri Suara, Delatik Nuut Papah, Ngeraja Singa, Kidang Rebut Muring, Kekayonan dll.