290 likes | 960 Views
GANGGUAN AFEKTIF & BUNUH DIRI. PSIKOLOGI ABNORMAL 2009. Kegiatan Perkuliahan. Mengisi Inventori BDI Presentasi kliping kasus bunuh diri Kuliah dan tanya jawab. GANGGUAN AFEKTIF ( MOOD DISORDER ).
E N D
GANGGUAN AFEKTIF& BUNUH DIRI PSIKOLOGI ABNORMAL 2009
Kegiatan Perkuliahan • Mengisi Inventori BDI • Presentasi kliping kasus bunuh diri • Kuliah dan tanya jawab
GANGGUAN AFEKTIF (MOOD DISORDER) • Mood : situasi emosi internal yang persisten dan bertahan lama, dialami dan dirasakan secara subyektif. Mood mungkin naik / meningkat (elatif), normal atau menurun (depresif) • Afek : ekspresi emosi yang dapat diobservasi, durasi lebih singkat, bisa sesuai atau tidak dengan mood yang dirasakan individu
Gangguan Afektif (2) • Dua macam gangguan afektif • Gangguan Depresif Mayor • Gangguan Bipolar • Gangguan afektif melibatkan masalah emosi yang mengganggu, berkisar antara dysphoria (kesedihan) pada depresi hingga euphoria(elasi/ peningkatan) serta iritabilitas mood pada mania
Gangguan Afektif (3) • Orang yang normal mengalami berbagai mood dan memiliki berbagai ekspresi afektif yang seimbang juga merasa mampu mengontrol mood dan afeknya • Penderita gangguan afektif merasa kehilangan kontrol tersebut dan karena itu mengalami stres berat
CIRI-CIRI DEPRESI • Kehilangan energi • Merasa sedih, tak berharga & merasa bersalah • Sulit konsentrasi • Menarik diri • Hilang minat & kesenangan • Berpikir tentang kematian & bunuh diri. • Perubahan kemampuan kognitif • Perubahan kemampuan bicara • Perubahan dalam fungsi vegetatif Semua gangguan ini menimbulkan masalah dalam hubungan interpresonal, sosial serta pekerjaan
Ciri–Ciri Depresi (2) • Depresi biasanya berhubungan dengan gangguan lain seperti serangan panik, penyalahgunaan obat, gangguan seksual dan gangguan kepribadian. • Cemas dan depresi berkait erat, sering sulit membedakan. Hampir semua penderita depresi juga alami kecemasan, namun tidak semua penderita cemas alami depresi.
CIRI-CIRI MANIA • Peningkatan berlebih pada mood • Mudah marah/ tersinggung • Hiperaktif • Mudah terganggu • Flight of ideas • Kurang tidur • Kepercayaan diri meningkat • Ide ttg kebesaran. Masalah dalam hubungan interpersonal, sosial & pekerjaan.
GANGGUAN DEPRESI MAYOR • Nama lain : gangguan unipolar • Kriteria diagnostik menurut DSM IV: Munculnya 5 atau lebih simtom minimal 2 minggu dan mempengaruhi perubahan dari kondisi sebelumnya. Salah satu simtom minimal adalah (1) mood depresif atau (2) hilangnya minat atau kesenangan
Gangguan Depresi Mayor (2) • Simtom-simtomnya adalah: • Mood depresif sepanjang hari, hampir setiap hari • Hilangnya minat atau kesenangan pada semua aktivitas harian • Hilangnya/ bertambahnya berat badan/ selera makan secara signifikan • Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari • Agitasi atau retardasi psikomotor hampir setiap hari • Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari • Perasaan tidak berdaya atau bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai • Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi atau keragu-raguan hampir setiap hari • Pemikiran tentang kematian yang berulang-ulang, ide bunuh diri tanpa rencana spesifik, atau usaha bunuh diri atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri
Gangguan Depresi Mayor (3) • Prevalensi penderita gangguan depresi mayor : • Lebih banyak pada perempuan • Kelas ekonomi bawah • Usia 20-an • Cenderung kronis dan berulang Semakin sering penderita mengalami gangguan depresi, durasi setiap episode akan bertambah dan keparahan akan meningkat
GANGGUAN BIPOLAR I • Pasien mengalami eposide manik atau episode campuran (simtom mania maupun depresi) • Kriteria Diagnostik DSM IV: Munculnya 1 atau lebih episode manik atau episode campuran, kadang alami episode depresi mayor.
Episode Manik • Periode yang jelas dan persisten dari mood yang naik, meluap-luap atau irritable, minimal 1 minggu. Dalam periode ini ada 3 atau lebih simtom berikut (atau 4 simtom jika mood hanya irritable)
Episode Manik (2) • Simtom-simtom : • Meningkatnya kepercayaan diri atau ide kebesaran • Berkurangnya kebutuhan untuk tidur • Jadi lebih banyak bicara aatau tekanan untuk terus bicara • Flight of ideas atau perasaan subyektif bahwa pikiran seperti berlomba • Distraktibilitas • Peningkatan aktivitas yang mengarah pada tujuan • Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan yang miliki potensi besar untuk timbulkan konsekuensi menyakitkan
Episode Campuran • Minimal 1 minggu terpenuhi kriteria baik untuk episode manik maupun depresi utama, terjadi hampir setiap hari. Penderita alami perubahan mood yang sangat cepat yang disertai simtom dari episode manik maupun depresi utama. • Gangguan ini sangat berat timbulkan masalah nyata dalam fungsi sosial dan pekerjaan, mungkin muncul ciri-ciri psikotik atau perlu hospitalisasi • Onset rata-rata usia 20-an, seimbang pria & wanita (wanita lebih umum episode depresif, pria sebaliknya)
GANGGUAN MOOD LAINNYA • EPISODE CAMPURAN: alami episode mania dan depresi hampir setiap hari • GANGGUAN BIPOLAR II: alami episode hipomania, yaitu perubahan perilaku dan mood yang tak terlalu ekstrim dibanding mania yang full-blown • DIAGNOSIS SEASONAL: gangguan bipolar dan unipolar terjadi berkaitan dengan musim tertentu
Gangguan Mood Lainnya (2) • GANGGUAN MOOD KRONIS: berlangsung lebih dari 2 tahun namun tak pernah cukup parah untuk didiagnosis depresi utama atau episode manik. Terdiri dari • Gangguan Cyclothymic mirip gangguan Bipolar II (ciri : ada episode hipomania (percaya diri meningkat, mencari orang lain, sedikit tidur) dan depresi ringan ( merasa tidak adekuat, menarik diri, banyak tidur)) • Gangguan Dysthymic mood depresif hampir setiap hari, merasa sedih, hilang kesenangan serta gejala lain depresi kebanyakan pernah alami gangguan depresi mayor
Faktor Sosial & Gangguan Mood • Peristiwa hidup yang menimbulkan stres tinggi (stressful life events) : • 42-67% : mengalami peristiwa2 tersebut (seperti kehilangan pekerjaan, persahabatan, atau hubungan romantis) yang akhirnya menyebabkan munculnya depresi • Stressor yang bersifat jangka panjang (seperti kemiskinan) • Model diatesis-stres: • Diatesis dapat bersifat biologis, sosial, atau psikologis • Kurangnya dukungan sosial • Problem interpersonal dalam keluarga : • Ekspresi emosi yang tinggi • Konflik marital
Faktor Sosial & Gangguan Mood • Tingkah laku sosial yang negatif : • Mencari pengyakinan diri secara berlebihan (excessive reassurance seeking) • Rendahnya kompetensi sosial • Bicara yang lambat atau pendiam • Self-disclosures yang negatif • Afek negatif • Kurang adanya kontak mata & sedikitnya ekspresi wajah yang positif
BUNUH DIRI • Perilaku bunuh diri bukan merupakan gangguan psikologis, namun merupakan simtom dari gangguan psikologis lain, umumnya gangguan mood • Umumnya pelaku percobaan bunuh diri tidak segera mencari bantuan profesional setelah upaya bunuh diri dilakukan • Munculnya pemikiran untuk bunuh diri umumnya merefleksikan semakin berkurangnya pilihan yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah dan tidak melihat jalan keluar lain
Bunuh diri (2) • Prevalensi • Pria 4x lebih cenderung melakukan bunuh diri drpd wanita • Angka bunuh diri tertinggi pada usia di atas 65 tahun • Penderita gangguan mood yang parah seperti Depresi Mayor dan Gangguan Bipolar, memiliki resiko yang lebih besar untuk melakukan bunuh diri • Bunuh diri juga dihubungkan dengan gangguan psikologis lain seperti ketergantungan obat dan alkohol, anorexia, skizofrenia, gangguan panik, gangguan kepribadian, PTSD dan gangguan kepribadian ambang
Bunuh diri (3) • “Rational Suicide” keyakinan untuk melakukan bunuh diri dilandasi keputusan rasional bahwa hidup sudah tidak dapat diperjuangkan lagi karena penderitaan yang berkelanjutan • Pelaku bunuh diri mengisyaratkan keinginan mereka, kadangkala secara eksplisit, mengenai pemikiran bunuh diri ataupun memberikan petunjuk yang jelas (misalnya : membuang barang-barang, menyiapkan surat warisan ataupun menyiapkan alat bantu untuk bunuh diri)