420 likes | 1.24k Views
LEMBAGA, MASYARAKAT, DAN ORGANISASI. Dr. Lala M. Kolopaking. P okok Bahasan. Kecenderungan Tumbuhnya Organisasi Kontinuum Lembaga Ke Organisasi Perkembangan K elembagaan dan Organisasi Dalam Era Globalisasi Pengembangan Kelembagaan: Perubahan Berencana Penutup.
E N D
LEMBAGA, MASYARAKAT, DAN ORGANISASI Dr. Lala M. Kolopaking
Pokok Bahasan Kecenderungan Tumbuhnya Organisasi Kontinuum Lembaga Ke Organisasi Perkembangan Kelembagaan dan Organisasi Dalam Era Globalisasi Pengembangan Kelembagaan: Perubahan Berencana Penutup
Kecenderungan Pengorganisasian Masyarakat (Himes, 1976 dan Giddens, 2000) • MemudarnyaFungsiKekerabatan • Manusiasemakinmengenalspesialisasidalammemenuhikeperluanhidup • CenderungSekulerdanmengunggulkanRasionalitas • Masyarakat Makin Bersandarpada media massa • Hambatanmelakukanlintaskawasansemakinkecil • Mengunggulkandemokratisasi • ArusBalikPerubahan
2. KontinuumKelembagaanKeOrganisasi • Teori kontinuum
3. PerkembanganLembagadanOrganisasi PadaGlobalisasi KONTINUM ‘SEJUMLAH ORANG’ A B C D 1. Kesadaran bersama (rasa satu – jenis, nasib, tujuan) 2. Interaksi anggota 1. Interaksi terpola 2. Ada struktur peranan Ciri-ciri formalitas (Bierstedt, 1982) Enam Asaz Max Weber Kelompok Asosiasi Organisasi Formal Birokrasi Kerumunan orang(crowd)
Makna Pengembangan Kelembagaan • Mengacu pada proses untuk memperbaiki kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam menginternalisasi nilai-nilai dan norma untuk mengefektifkan penggunaan sumberdaya demi pemenuhan kebutuhan • Mengacu pada proses untuk mengorganisasikan pola hubungan antar pihak (kelompok, organisasi)
PerkembanganKelembagaanEkonomidalamPerspektifSosiologi • Adam Smith dalam bukunya ”Wealth of Nation”, mengatakan bahwa tidak ada bentuk yang berbeda antara pemaknaan ekonomi dan sosial. Invisible Hand akan mengatur ketidakteraturan akibat perkembangan ekonomi • Max Weber yang dikenal sebagai tokoh sosiologi adalah pendiri ilmu Sosiologi Ekonomi . Weber kelembagaan ekonomi berfungsi saling menguatkan antar unit sosial, sebagaimana ia lakukan dalam analisis hubungan industrial (Buku”Economic and Society” dan ”General Economic Histroy”). • Menurut Granvetter dan Swedberg (1992), analisis sosiologi perlu dilakukan secara bersamaan dengan ekonomi, karena 3 alasan: • economic action is a form of social action, • economic action is a socially situated, dan • economic institutions are social construction.
Lanjutan: • Awalnya Ilmu ekonomi dan sosiologi sepakat, bahwa: perilaku ekonomi adalah suatu tipe perilaku dengan memilih alat yang terbatas dengan berbagai alternatif penggunaannya. • Namun, mengikuti pandangan sosiolog (yang utamakan pilihan rasional), perilaku sering dimaknai pilihan individu, padahal perilaku ekonomi juga dapat dipahami berada dalam situasi sosial, yang tidak dapat diterangkan hanya sebagai individual belaka. • Analisis ekonomi berhubungan lagi dengan sosiologi ketika membahas ekonomi kelembagaan
Lanjutan: • Ekonomi Neoklasik menyatakan bahwa efisiensi yang tinggi hanya dapat dicapai melalui persaingan sempurna, bukan kerjasama sempurna. Inilah awal “ideologi” ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan lagi sosiologi ekonomi ajaran Max Weber. • Padahal ajaran Max Weber ini sebenarnya sesuai dengan ajaran awal Adam Smith (Theory of Moral Sentiments, 1759) dan ajaran ekonomi kelembagaan dari John Commons. Kelembagaan ekonomi merupakan hal yang fundamental dalam struktur suatu masyarakat. • Bahkan, Karl Marxmengatakan kekuatan ekonomi merupakan hal sentral dalam masyarakat, yang pembentukannya dipengaruhi oleh struktur sosial. Namun, Marx tidak percaya kekuatan ekonomi itu selalu berfungsi dan berkembang untuk memakmurkan masyarakat secara merata.
Lanjutan: • Menurut Karl Polanyi= “..... the economy is embedded in social institutions which is vital so that the market does not destroy other aspects of human life”. • Saat ini, perhatian economic sociology adalah pada “... the social consequences of economic exchanges, the social meanings they involve and the social interactions they facilitate or obstruct”. • Beberapa tokoh sosiologi : George Simmel, Thorstein Veblen, dan Joseph Schumpeter • Berkembang Ekonomi Kelembagaan • Douglass C. North = kelembagaan ekonomi dibentuk oleh formal constraints berupa rules, laws, dan constitutions; dan informal constraints berupa norma, kesepakatan, dan lain-lain.
Lanjutan: • Institution adalah “the rules of the game”, sedangkanorganizations adalah “their entrepreneurs are the players”. • Lionel Robin, institutions = “the rules of the game in economic, political and social interactions. • Kelembagaanmerupakanwadahtempatorganisasi-organisasiekonomihidup. • Tahun 1980-an, banyaknegaraberkembang yang ekonominyaambruk, laludiobatidengankonsepstructural adjustment IMF dan WB. Disepakati, pasarharusmenjadipenggerakekonomi. Hasilnyanegara-negaratimurjugabergerakkearahekonomipasar. Pemikiranklasik/neoklasiksemakinmendapattempat. • Neoliberalisme-----Mengutamakanpertumbuhanekonomidanmengabaikanpemerataankesejahteraan. Kelembagaanekonomiberwajahkapitalisme, dankoperasisebagaikelembagaanekonomiberwataksosialtersingkirkan !!!
Makna Kelembagaan dalam Perspektif Ekonomi • Menurut Commons, kelembagaan = pencapaian dari proses formal dan informal dari resolusi konflik. • Menurut North, kelembagaan = aturan-aturan yang membatasi perilaku menyimpang dari manusia untuk membangun struktur interaksi politik, ekonomi, dan sosial. • Menurut Manig, kelembagaan = merefleksikan sistem nilai dan norma dalam masyarakat, tetapi nilai dan norma itu bukanlah kelembagaan itu sendiri. • Tiga komponen dalam kelembagaan = aturan formal, aturan informal, dan mekanisme penegakan.
Pengembangan Kelembagaan : Perubahan Berencana • Pembangunan yang dilakukan tetap memelihara perbedaan kontras antara cara—cara produksi yang modern dan tradisional, sektor industri - kekotaan berbanding dengan agraris—pedesaan. • Industrialisasi lamban mengubah sifat statis tatanan pedesaan, gagal menyerap angkatan kerja perkotaan merusak SDA, sehingga di kota pun terlihat dualisme antara kekumuhan dan kemewahan
Dualistik Desa dan Kota PedesaanPerkotaan Kemiskinan Kesejahteraan Kemewahan Tidak Optimal Usaha/Kerja Optimal Lemah/Fatalis KelembagaanKuat/Optimis Sikap Sosial Lemah Sokongan Negara Kuat Sokongan Kesejahteraan
Tantangandan Tentangan Atas Globalisasi Bung Hatta 1946 “….bagaimanamengaturperekonomian Indonesia supayapembangunanitusejalandanbersambungandenganseluruhdunia…” • Dinamikakelembagaankemasyarakatantidaklepasdaridinamikafree market capitalism • TranformasiEkonomibersamaandengantransformasisosial!
Masalah Sosial di Kota dan Desa • Tingkah laku yang melanggar atau bertentangan dengan norma yang menjaga kelangsungan kesejahteraan bersama • Situasi Sosial yang tidak dikehendaki, berbahaya, merugikan orang banyak • Kriminalitas, Perjudian, Korupsi, Pelacuran, Kekalutan dan Kekacauan Mental
PerluMeresponGlobalisasidengan mempertimbangkankepentingan “rakyat” • TigaRespon: - Mengagumi - Berhati-hati - Menolak • PerluPengembangan Modal Sosial
Modal SosialDalamBangunanSosial • Modal sosial didefinisikan sebagai norma-norma dan hubungan sosial yang melekat dalam struktur sosial dari masyarakat yang menumbuhkan hubungan saling percaya sehingga anggota masyarakat mampu mengkoordinasikan aksi meraih tujuan-tujuan yang diinginkan • Modal sosial dikembangkan secara bertahap dan akumulatif, mulai dari tahap inisiasi, tahapan partisipatif, dan tahap emansipatif, serta pemeliharaan.
Spektrum Pengelolaan Pembangunan MunculGagasanPemberdayaan
Kawasan Kerjasama Antar Desa/Kec. PEMERINTAH DAERAH Stakeholders* Lain Kuatkan Kerjasama Antar Desa Kerjasama Kreatif Desa Desa Desa Desa Kelembagaan Desa Kelembagaan Desa Kelembagaan Desa Kelembagaan Desa Kuatkan Masyarakat Desa PengembanganKelembagaanSalingMemberdayakan
5. Penutup Mana yang saudaranilaitepatdalampengembangankelembagaandidekatimelalui RekayasaSosial Atau PendekatanPartisipatif ?