160 likes | 361 Views
Model Linier Klasifikasi 2 arah. Model Linier Program Pasca Statistika UB. Pada Kasus CBR berdasarkan Social Setting dan Family Planning Effort. Faktor 1: Setting, dengan 3 level (Low, Medium, High) Faktor 2: Effort, dengan 3 level (Weak, Moderate, Strong).
E N D
Model Linier Klasifikasi 2 arah Model Linier Program Pasca Statistika UB
Pada Kasus CBR berdasarkan Social Setting dan Family Planning Effort • Faktor 1: Setting, dengan 3 level (Low, Medium, High) • Faktor 2: Effort, dengan 3 level (Weak, Moderate, Strong)
Model 2 faktor aditif dengan interaksi • Dengan asumsi yang sama seperti model-model sebelumnya: • Di mana nilai tengah dari sebaran normal tersebut diasumsikan: Parameter efekInteraksi Parameter efekfaktor kolom level ke j Parameter baseline/reference Parameter efekfaktor baris level ke i
Dengan pendekatan regresi dummy, faktor interaksi adalah perkalian dari variabel dummy yang menggambarkan kombinasi semua level faktor baris dan semua level faktor kolom • # parameter: 1 + #level faktor baris + #level faktor kolom + (#level faktor baris × #level faktor kolom) • Digunakan pendekatancell referenced
Struktur pendugaan model: • Contoh: respons di kolom 2 relatif terhadap kolom 1 tidak sama untuk setiap baris. • Perbedaan terletak pada faktor interaksi.
Interpretasi • µ adalah nilai duga dari sel yang menjadi referensi • αi adalah efek level i dari faktor baris relatif terhadap level 1 • βj adalah efek level j dari faktor kolom relatif terhadap level 1 • (αβ)i j: efek tambahan dari level i faktor baris relatif terhadap level 1 ketika berada di level j faktor kolom daripada di level 1.
Model 2 faktor aditif dengan interaksi pada data CBR • Interpretasi interaksi secara grafis • Ada indikasi perbedaan pola pergerakan dari Weak – Moderate – Strong pada seteiap level Setting
Kasus khusus pada contoh ini adalah kombinasi yang tidak lengkap • Tidak ada respons yang mempunyai kombinasi low settingdan strong effort • Interaksi pada kasus seperti ini memang tidak ada dan tidak perlu didefinisikan pada matriks model X • Akibat penggunaan cell referenced secara otomatis interaksi untuk kombinasi ini akan = 0 • Efek, sel tersebut tidak dapat digunakan untuk referensi bagi baris-baris lainnya
Interaksi: • Efek tambahan pada perbedaan respons pada strong effort relatif terhadap weak effortpada setiap setting (penduga pada kolom strong – penduga pada kolom weak) Low Medium High • Karena kombinasi Low-Strong memang tidak ada, tidak dapat dijadikan referensi untuk perbandingan pengaruh interaksi • Interaksi pada medium setting yang dijadikan referensi.
Tambahan batasan selain: • Interaksi medium – strong dibuat sebagai referensi: • Parameter: 5 faktor utama, dan 3 faktor interaksi
Matriks X • Dengan 8 parameter, matriks X berukuran 8 × 8
Hasil Pendugaan • Perbedaan respons pada moderate effort relatif terhadap weak effort pada medium setting lebih rendah 14.58 daripada low setting • Perbedaan respons pada moderate effort relatif terhadap weak effort pada high setting lebih rendah 6.58 daripada low setting • Perbedaan respons pada strong effort relatif terhadap weak effort pada high setting lebih tinggi 0.33 daripada medium setting
Analisis ragam • Hanya efek utama yang nyata, sedangkan faktor interaksi tidak mempunyai efek yang nyata.