330 likes | 1.01k Views
AGAMA NILAI UTAMA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA. By: Syaiful Anam, S.Pd, MM. BAHAN BAHASAN PRAKTIS. A. WHY: Mengapa harus ada pendidikan karakter B. WHAT: Apa karakter Apa pendidikan karakter C. WHEN: Kapan pendidikan karakter tepat diberikan D. WHO:
E N D
AGAMA NILAI UTAMADALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA By: Syaiful Anam, S.Pd, MM
BAHAN BAHASAN PRAKTIS A. WHY: • Mengapa harus ada pendidikan karakter B. WHAT: • Apa karakter • Apa pendidikan karakter C. WHEN: • Kapan pendidikan karakter tepat diberikan D. WHO: • Siapa yang harus diberi pendidikan karakter • Siapa yang harus bertanggung jawab melakukan pendidikan karakter E. HOW: • Bagaimana melakukan pendidikan karakter
I’TIBAR KEHIDUPAN • “Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah di semua penjuru, lalu penduduknya mengingkari nikmat Allah, karena itu lalu Allah membiarkan mereka merasakan pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat” (Q.S. An-Nahl:112). • “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik bagaikan pohon yang baik, akarnya kuat menghunjam ke bumi, (ranting) dan dahannya menjulang ke angkasa; pohon itu terus berbuah setiap saat (tiada henti) atas izin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan seperti itu agar manusia memperoleh peringatan” (QS Ibrahim 24-26)
I’TIBAR KEHIDUPAN • Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Tuhan untuk mengisahkan cerita dalam al-Qur’an tentang para rasul, seperti nabi Musa, Harun, Ismail, Nuh bahwa mereka menyungkur bersujud dan menangis bila ditunjukkan ayat-ayat Allah. Selanjutnya Allah memperingatkan: “Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang jelek, menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka itulah yang jelas akan sesat. Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal salih. Maka mereka itu akan masuk surge dan tidak mungkin dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. (Q.S. Maryam 59-60) • Nabi bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri setiap kalian ada ”mudghoh” (segumpal daging), jika mudghoh itu bersih maka semua yang ditampilkan oleh orang tersebut juga bersih (baik), dan jika mudghoh itu rusak maka yang ditampilkan oleh orang tersebut juga rusak (tidak baik). Ketahuilah bahwa yang disebut mudghoh itu adalah al-qolb (hati). (Al-Hadist)
PEMBANGUNAN KARAKTER . 1.isi/materi 2. Pendekatan/ metode/cara 3.SDM (murid-guru) 4.sarana/prasarana 5.Peraturan 6.Evaluasi 7.Dll PROSES Output/keadaan yang diharapkan -murid -Mahasiswa -Pejabat -Akademisi -Masyakat -Dll Input/kondisi saat ini: -murid -Mahasiswa -Pejabat -Akademisi -Masyakat -Dll
PEMBANGUNAN KARAKTER . • Unkwon activities • -Pendidikan • -Pelatihan • -Pembimbingan • -Pembiasaan • -Dll PROSES Output/keadaan yang diharapkan -murid -Mahasiswa -Pejabat -Akademisi -Masyakat -Dll Input/kondisi saat ini: -murid -Mahasiswa -Pejabat -Akademisi -Masyakat -Dll
PENDAHULUAN (Latarbelakang) • Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang. • Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol dan seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;(6) menurunnya etos kerja;(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
Pengembangan KARAKTER di INDONESIA PEMBENTUKAN: USIA DINI (Banyak diserahkan pada pembantu) PENGEMBANGAN: USIA REMAJA (Lingkungan masyarakat tidak kondusif) PEMANTAPAN: USIA DEWASA (Terbentuknya low trust society)
Akibatdari the existing situation SEMU (Senang Basa Basi & Budaya Abs) TIDAK SINCERE (Tidak Tulus Ikhlas – Tidak Sungguh-sungguh) AKIBATNYA: DATA TIDAK AKURAT, KEBIJAKAN TIDAK TEPAT, TIDAK RELEVAN, DLL
BANGSA INDONESIA MENGALAMI KRISIS KEPRIBADIAN ? Dan perumpamaan kalimat (kebijakan) yang buruk bagaikan pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tegak sedikitpun. (Ibrahim:26) • Timbulkan Akibat Buruk: • Karakter Bangsa Luntur • Bencana Meluas Di Bidang: • Krisis Politik - Ekonomi - Moneter - Kepercayaan – Hukum - Dll
Hakekat Karakter • Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, • Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral. • Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
Hakekat Karakter • Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk. Hal ini didukung oleh Peterson dan Seligman (Gedhe Raka, 2007:5) yang mengaitkan secara langsung ’character strength’ dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan bangsanya
Pendidikan Karakter • Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembang-kan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
Pendidikan Karakter • Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa di Yogyakarta bulan Oktober 1949 pernah berkata bahwa "Hidup haruslah diarahkan pada kemajuan, keberadaban, budaya, dan persatuan”. Sedangkan menurut Prof. Wuryadi, manusia pada dasarnya baik secara individu dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar. Dasar dapat dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis (genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki (teori konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan atau perubahan yang direncanakan atau diprogram.
FUNGSI KARAKTER • Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain. • Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali martabatnya di dunia internasional. • Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan Amerika. • Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi hampir sama. • Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997).
URGENSI PENGEMBANGAN KARAKTER • “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter”(I Gedhe Raka) • ”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu, jadilah manusia yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan cerdas.” • ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik (good character), memilikisikapjujur, sabar, rendah hati, tanggung jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan organisasi pribadi yang harmonis dandinamis. Tanpa nilai-nilai moral dasar(basic moral values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan dimana saja, orang dapat dipertanyakan kadar keimanan dan ketaqwaan
Nilai-nilai itu meliputi : (1). Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. • Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai 5 pilarscharacteristics : 1. Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Darinya akan memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhannya yang Esa. Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu memakmurkannya. 2.Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki potensi. 3.Kebinekaan: Kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan 4.Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Olehnya, tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia. 5.Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional.
Nilai-nilai yang perlu diajarkan pada anak (Dr Sukamto) 1.Kejujuran 2.Loyalitas dan dapat diandalkan3.Hormat 4.Cinta5.Ketidak egoisan dan sensitifitas6.Baik hati dan pertemanan7.Keberanian8.Kedamaian 9.Mandiri dan Potensial10.Disiplin diri dan Moderasi11.Kesetiaan dan kemurnian12.Keadilan dan kasih sayang
MANUSIA PROFETIK Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri,tetapiberpikirbagaimanadapatmemberikansebanyak-banyaknyabagilingkungan. 1.Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi. 2.Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan akan menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya. 3.Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia yang bermoral. 4.Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai kebinekaan. 5.Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai transendensi). Selain itu, dengan penanaman nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan. 6.Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa. 7.Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin.
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN HOLISTIK • Pendidikan holistik membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek/potensi spiritual, potensi emosional, potensi intelektual (intelegensi & kreativitas), potensi sosial, dan potensi jasmani siswa secara optimal. • Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, atau bahkan sejak dilahirkan, dan harus dilakukan secara terus menerus dan terfokus, • Pendidikan holistik juga untuk membentuk manusia pembelajar sepanjang hayat yang sejati (lifelong learners). • Di samping itu, pendidikan karakter juga mengembangkan semua potensi anak sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini, perkembangan anak harus seimbang, baik dari segi akademiknya maupun segi sosial dan emosinya. Pendidikan selama ini hanya memberi penekanan pada aspek akademik saja dan tidak mengembangkan aspek social, emosi, kreatifitas, dan bahkan motorik. "Anak hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun mereka tidak dilatih untuk bisa hidup.
PENDIDIKAN HOLISTIK (1) CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIK • Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran. • Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya. • Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi juga intuitif. • Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan jamak (multiple intelligences). • Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa tentang keterkaitannya dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan yang tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).
PENDIDIKAN HOLISTIK (2) • Pembelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari hubungannya dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis. • Kurikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa. • Pembelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif. • Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan memperluas cakrawala. • Pembelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
URGENSI PENDIDIKAN HOLISTIK • Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat dalam hidup itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. • Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan pendidikan holistik secara baik. • beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam menerapkan model pendidikan karakter. Pertama, "Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal tersebut. "Selama ini banyak orang yang tahu bahwa ini baik dan itu buruk, namun mereka tidak tahu apaalasannya melakukanhal yang baikdan meninggalkanhal-hal yang tidak baik.Jadi masih ada gap antara knowing dan acting,"
9 Indikator Pendidikan Karakter 1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya (love Allah, trust, reverence, loyalty) 2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness) 3. Kejujuran/Amanah dan Arif (trustworthines, honesty, and tactful) 4. Hormat dan Santun (respect, courtesy, obedience) 5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama (love, compassion,caring, empathy, generousity, moderation, cooperation) 6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras (confidence, assertiveness, creativity,resourcefulness, courage, determination, enthusiasm) 7. Kepemimpinan dan Keadilan (justice, fairness, mercy, leadership) 8. Baik dan Rendah Hati (kindness, friendliness, humility, modesty) 9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness, unity)
Pendekatan Pendidikan Holistik • Suasana belajar yang efektif, menyenangkan, dan dapat mengembangkan seluruh aspek dimensi manusia secara holistik harus menjadi prioritas untuk diterapkan. • Caranya dapat menggunakan pendekatan • Student ActiveLearning, • Integrated Learning, • Developmentally Appropriate Practices, • ContextualLearning, • Collaborative Learning, dan • Multiple Intelligences
FUNGSI DAN PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN KARAKTER MURID Pendidik (guru) profesional dengan tugas utama: - mendidik, - mengajar, - membimbing, - mengarahkan, - melatih, - menilai, dan - mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan pendidikan menengah
Apa yang harus mulai dilakukan oleh guru ? Merubah sikap/kepribadian menjadi lebih baik & profesional, sehingga dapatmembe-rikan manfaat besar dalam mencerdaskan bangsa .
IndikatorGuru Berkarakter Memiliki pengetahuan keagamaan yang luas dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara aktif Meningkatkan kualitas keilmuan secara berkelanjutan Zuhud dalam kehidupan, mengajar dan mendidik untuk mencari ridha Tuhan Bersih jasmani dan rohani Pemaaf, penyabar, dan jujur Berlaku adil terhadap peserta didik dan semua stakeholders pendidikan
IndikatorGuru … lanjutan 7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah yang tercermin dalam pola pikir, ucapan, dan tingkah laku 8.Tegas bertindak, profesional, dan proporsional 9. Tanggap terhadap berbagai kondisi yang mungkindapat mempengaruhijiwa, keyakinan, dan pola pikir peserta didik 10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i
PENUTUP Ciri orang yang kuatimannya, antara lain: (1) secara tulus dia patuh pada Tuhannya; (2) dia tertib dan disiplin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan, secara mahdhoh/ritual; (3) memahami dan menghargai ajaran agama lain, sehingga tercipta kehidupan yang toleran; (4) memperbanyak kerjasama dalam bidang kehidupan social. (5) memilikiprilakubaikberdasarkannilai agama yang dianautnya (6) menghindarkandiridariprilaku yang tidaksejalandengannilai agama yang dianutnya. (7) dll.