420 likes | 2.15k Views
TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN : TEORI NILAI GUNA (UTILITY). Mengapa mempelajari tingkah laku konsumen :. Karena konsumen lebih banyak membeli banyak barang jika harganya rendah dan menguranginya saat harganya tinggi .
E N D
Mengapamempelajaritingkahlakukonsumen: Karenakonsumenlebihbanyakmembelibanyakbarangjikaharganyarendahdanmenguranginyasaatharganyatinggi. Karenainginmelihatbagaimanakonsumenmenentukanjumlahdankomposisidaribarang yang akandibelidaripendapatan yang diperolehnya. Akandilihatmenggunakanteoritingkahlakukonsumen: pendekatannilaiguna (utiliti) kardinaldanpendekatannilaiguna ordinal
TingkahLakuKonsumen Tingkahlakukonsumen (Consumer Behavior) dapatdianalisisdenganmelakukankuantifikasikepuasan yang diperolehdarimengkonsumsibarang. MetodeinidisebutdenganpendekatanKardinal, dimanakeseimbangankonsumendalammemaksimumkankepuasanataskonsumsiberbagaimacambarang, dilihatdariseberapabesaruang yang dikeluarkanuntukmembeli unit tambahandariberbagaijenisbarangakanmemberikannilaiguna marginal yang samabesarnya.
DefinisiTeoriNilaiGuna Teori nilai guna (utilitas) yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai guna semakin rendah pula.
PendekatanNilaiGuna (utiliti) Kardinal Bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Bahwa konsumen akan memaksimalkan kepuasan yang dapat dicapainya Jika semakin tinggi kepuasan terhadap barang, maka akan semakin tinggi nilai utiliti (nilai kegunaan) barang tersebut
TeoriNilaiGuna (utility) Nilaigunadibedakandiantaraduapengertian: • Nilaiguna total Dapatdiartikansebagaijumlahseluruhkepuasan yang diperolehdarimengkonsumsikansejumlahbarangtertentu. • Nilaigunamarjinal Nilaigunamarjinalberartipertambahan (ataupengurangan) kepuasansebagaiakibatdanpertambahan (ataupengurangan) penggunaansatu unit barangtertentu.
KonsepNilaiGuna kelemahanberupaparadokantarakegunaansuatubarangdenganharganya. Sepertitelahdicontohkantentang durian, dimanasampaititiktertentuAndatidakmaulagimemakannya, bahkanjikabuah durian itudiberikansecara gratis. Hal inimenunjukkanbahwatambahankepuasan yang diberikandaritiaptambahan unit barang yang dikonsumsisemakinberkurang. Inilah yang disebut Law of Diminishing Marginal Utility.
TeoriTingkahLakuKonsumenDapatDibedakanDalamDuaMacamPendekatanTeoriTingkahLakuKonsumenDapatDibedakanDalamDuaMacamPendekatan Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif Pendekatan nilai guna ordinal Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi
Hipotesis Utama Teori Nilai Guna Menyatakanbahwatambahannilaiguna yang diperolehseseorangdarimengkonsumsikansuatubarangakanmenjadisemakinsedikitapabilaorangtersebutterusmenerusmenambahkonsumsinyakeatasbarangtersebut. Padaakhirnyatambahannilaigunaakanmenjadinegatifyaituapabilakonsumsikeatasbarangtersebutditambahsatu unit lagi, makanilaiguna total akanmenjadisemakinsedikit. Padahakikatnyahipotesistersebutmenjelaskanbahwapertambahan yang terus-menerusdalammegkonsumsisuatubarangtidaksecaraterus-menerusmenambahkepuasan yang dinikmatiorang yang mengkonsumsikannya.
Cara MemaksimumkanNilaiGuna Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama.
SyaratPemaksimumanNilaiGuna Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.
TeoriNilaiGunadanTeoriPermintaan Denganmenggunakanteorinilaigunadapatditerangkansebabnyakurvapermintaanbersifatmenurundarikiriataskekananbawah yang menggambarkanbahwasemakinrendahhargasuatubarang, semakinbanyakpermintaankeatasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkanpermintaankeatassuatubarangberubahapabilahargabarangitumengalamiperubahan: EfekpenggantiandanEfekpendapatan.
EfekPenggantian Perubahansuatubarangmengubahnilaigunamarjinal per rupiah daribarang yang mengalamiperubahanhargatersebut. Kalauhargamengalamikenaikan, nilaigunamarjinal per rupiah yang diwujudkanolehbarangtersebutmenjadisemakinrendah. Misal, hargabarang A bertambahtinggi, makasebagaiakibatnyasekarang MU barang A/PA menjadilebihkecildarisemula. Kalauhargabarang-baranglainnyatidakmengalamiperubahanlagimakaperbandingandiantaranilaigunamarjinalbarang-barangitudenganharganya (ataunilaigunamarjinal per rupiah danbarang-barangitu) tidakmengalamiperubahan. Dengandemikian, untukbarang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarangadalahsamadengansebelumnya. Berartisesudahhargabarang A naik, keadaan yang berikutberlaku:
EfekPendapatan Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Surplus Konsumen Teorinilaigunadapat pula menerangkantentangwujudnyakelebihankepuasan yang dinikmatiolehparakonsumen. Kelebihankepuasanini, dalamanalisisekonomi, dikenalsebagaisurplus konsumen. Surplus konsumenpadahakikatnyaberartiperbedaandiantarakepuasan yang diperolehseseorangdidalammengkonsumsikansejumlahbarangdenganpembayaran yang harusdibuatuntukmemperolehbarangtersebut. Kepuasan yang diperolehselalulebihbesardaripadapembayaran yang dibuat.
Contoh Surplus Konsumen Contoh: Seorangkonsumenpergikepasarmembelimanggadanbertekadmembelisatubuah yang cukupbesarapabilaharganya Rp.1500. Sesampainyadipasariamendapatibahwamangga yang diinginkannyahanyaberharga Rp.1000. jadi, iadapatmemperolehmangga yang diinginkannyadenganharga Rp.500 lebihmurahdaripadaharga yang bersediadibayarkannya. Nilai Rp.500 inidinamakan Surplus Konsumen.