10 likes | 369 Views
tertentu. Kontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri individu sedang pada kondisi lemah (Brigham, 1991). Ketiga komponen di atas, menunjukan bahwa baik yang berasal dari dalam diri maupun pengaruh orang lain, akan memunculkan niat (intensi) untuk
E N D
tertentu. Kontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri individu sedang pada kondisi lemah (Brigham, 1991). Ketiga komponen di atas, menunjukan bahwa baik yang berasal dari dalam diri maupun pengaruh orang lain, akan memunculkan niat (intensi) untuk melakukan suatu perilaku ( behavioral intention). Komponen ini berisi niat untuk melakukan suatu perilaku. Secara teoretis, niat terbentuk karena adanya interaksi antara komponen sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan kontrol terhadap perilaku. Niat inilah yang akan memunculkan perilaku nyata ( behavior) sebagai suatu reaksi dari niat. Fishbein dan Ajzen (1975) memandang sikap sebagai suatu predisposisi yang bersifat umum, laten, dan berpengaruh pada perilaku, sedangkan intensi merupakan predisposisi yang lebih spesifik bagi terjadinya suatu perilaku tertentu, yang mempunyai sifat kesegeraan dan kesiapan bagi dilakukannya suatu perilaku. Atas dasar itulah disimpulkan bahwa intensi lebih dapat digunakan sebagai prediktor terbaik untuk menjelaskan munculnya suatu perilaku dibandingkan dengan sikap. Menggunakan sikap sebagai prediktor terjadinya perilaku spesifik (dalam situasi spesifik pula) akan menemui kesulitan, sebab antara sikap dan perilaku spesifik terdapat komponen mediator, yaitu intensi (Fishbein dan Ajzen, 1975). Spesifikasi yang dimiliki oleh intensi mengandung empat komponen, yaitu perilaku, target, situasi, dan waktu. a. Perilaku , yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan dilakukan. b. Target, yaitu orang atau orang-orang yang menjadi sasaran perilaku, komponen ini dapat dibedakan atas particular object (orang tertentu), class of